Dasar Perhitungan Kompensasi N

uang penghargaan masa kerja. Dalam beberapa putusan hakim juga menambahkan kekurangan-kekurangan upah dari pekerja yang dipangkas oleh majikannya, seperti pada perkara Nomor 92G2006PHI Medan, perkara Nomor 147G2007PHI Medan, dan perkara Nomor 101G2006PHI Medan, tetapi khusus perkara ini ada ditambahkan upah cuti melahirkan. Selanjutnya dalam perkara Nomor 110G2006 PHI Medan hakim juga menambahkan upah yang dibayar selama skorsing dan juga selama berjalannya proses persidangan. Akan tetapi pada perkara Nomor 139G2006PHI Medan, penggugat hanya menuntut upah setiap bulannya sampai ada putusan dari PHI.

C. Dasar Perhitungan Kompensasi

Tujuan utama didirikannya perusahan swasta oleh pemiliknya adalah memperoleh laba. Walaupun demikian perusahaan tetap diharapkan memperhatikan kepentingan keseluruhan stakeholder, yaitu: pemegang saham, manajemen, karyawan, pelanggan, supplier, pemerintah dan masyarakat. Disamping itu, memenangkan persaingan juga merupakan suatu hal yang tidak boleh diabaikan perusahaan. Berkaitan dengan itu, semua volume, biaya dan harga adalah 3 tiga variabel yang memainkan peranan penting dalam memperoleh laba dan memenangkan persaingan. Variabel biaya akan mempunyai dampak yang lebih cepat mempengaruhi laba dibandingkan variabel volume dan harga, sebab penghematan biaya se-Rupiah akan Peranan pengadilan hubungan industrial dalm memberikan kepastian hukum terhadap perkara pemutusan hubungan kerja studi terhadap putusan pemutusan hubungan kerja pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negri medan. USU e-Repository © 2008. langsung berdampak pada tambahan keuntungan yang sama. Oleh karena itu, struktur dan tingkat biaya operasional menjadi perhatian setiap perusahaan. 72 Pekerja melihat gajiupah dalam kerangka hidup layak bagi diri dan keluarganya, dan untuk itu pekerja bersedia memberikan jasa pada pemberi kerja dengan mengharapkan peningkatan gajiupah, perkembangan karier, dan rasa aman akan hari depannya. Perusahaan didirikan pada dasarnya untuk mencari untung, perusahaan akan berusaha meningkatkan penjualan, mengatur strategi harga dan menekan biaya operasional keseluruhan, termasuk biaya tenaga kerja, dengan mengikuti mekanisme pasar tenaga kerja. Bagi industri tertentu yang padat karya, kenaikan upahgaji pekerja langsung mempunyai dampak besar kepada keuntungan perusahaan secara keseluruhan. 73 Pemerintah mengharapkan tercapainya keseimbangan dan perkembangan yang optimal, di antara kepentingan pekerja dan perusahaan serta keseluruhan stakeholders. Mengingat pasar tenaga kerja yang menempatkan pekerja dalam posisi lemah, maka disinilah peran utama pemerintah menjaga keseimbangan agar jangan sampai gajiupah turun pada tingkat yang tidak manusiawi. Pemerintah menetukan konsep dan besarnya upah minimum sebagai patokan dasar yang harus diikuti perusahaan dalam pengupahan. 72 F. Winarni dan G. Sugiyarso, Op. Cit, hal. 13. 73 Ibid, hal. 14, bahwa dalam keadaan seperti itu, perusahaan cenderung menekan biaya di segala aspek termasuk biaya tenaga kerja. Dalam keadaan jumlah pencari kerja masih jauh lebih banyak dari kesempatan kerja yang tersedia, maka perusahaan lebih leluasa dalam mencari pekerja dengan upah rendah dan pekerja selalu berada dalam posisi lemah. Peranan pengadilan hubungan industrial dalm memberikan kepastian hukum terhadap perkara pemutusan hubungan kerja studi terhadap putusan pemutusan hubungan kerja pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negri medan. USU e-Repository © 2008. Upah minimum telah ditetapkan pada tahun 1996, namun sampai sekarang, masih ada yang menafsirkan upah minimum propinsi UMP, dahulu disebut UMR sebagai upah standar, sehingga setiap kali ditetapkan UMP selalu mengundang protes yang datang dari kalangan organisasi, pekerjaburuh, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD, tidak menyetujui atau menolak besarnya UMP yang ditetapkan dengan alasan terlalu kecil atau tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup pekerja beserta keluarganya. 74 Sesuai dengan ketentuan Permen Nomor 01MEN1999 jo. Kepmen Nomor 226MEN2000 tentang upah minimum dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, dinyatakan bahwa setiap tahun pemerintah dalam hal ini Pemerintah Propinsi menetapkan UMP dengan tujuan kesejahteraan atau upah yang diterima pekerjaburuh tidak merosot atau lebih rendah dari perkembangan harga-harga di pasar dan inflasi atau dengan kata lain,upah yang diterima pekerjaburuh sesuai dengan Kebutuhan Hidup Minimum KHM seorang pekerjaburuh. Berdasarkan Permen Nomor 01MEN1999, dinyatakan bahwa UMP hanya berlaku bagi seorang pekerjaburuh dengan masa kerja kurang dari 1 satu tahun, sedangkan dengan masa kerja lebih dari 1 satu tahun, besarnya dirundingkan secara bipartit antara pengusaha dengan SPSB untuk disepakati dan sebagai standar untuk menetapkan upah yang hasilnya dimuat dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, dan PKB. Bagi perusahaan yang belum berdiri SPSB, diharapkan supaya pekerja 74 Thoga M. Sitorus, Op. Cit, hal. 52. Peranan pengadilan hubungan industrial dalm memberikan kepastian hukum terhadap perkara pemutusan hubungan kerja studi terhadap putusan pemutusan hubungan kerja pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negri medan. USU e-Repository © 2008. membentuk tim 5 – 10 orang mewakili para pekerja untuk berunding dengan pihak pengusaha dan sesuai dengan prinsip hubungan industrial, pengusaha sebagai mitra pekerja harus secara terbuka menerima permintaan pekerja untuk berunding. 75 Pemberian kompensasi sebagai akibat dari berakhirnya hubungan kerja, dipengaruhi oleh masa kerja pekerjaburuh yang di PHK. Menurut ketentuan Pasal 156 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2004, dasar penetapannya adalah sebagai berikut: 76 1. Masa kerja kurang dari 1 satu tahun, mendapatkan uang pesangon 1 satu bulan upah; 2. Masa kerja 1 satu atau lebih namun kurang dari 2 dua tahun, mendapatkan uang pesangon sebesar 2 dua bulan upah; 3. Masa kerja 2 dua tahun atau lebih kurang dari 3 tiga tahun, mendapatkan uang pesangon sebesar 3 tiga bulan upah; 4. Masa Kerja 3 tiga tahun atau lebih namun kurang dari 4 empat tahun, mendapatkan uang pesangon sebesar 4 empat bulan upah; 5. Masa kerja 4 empat tahun atau lebih namun kurang dari 5 lima tahun, mendapatkan uang pesangon, sebesar 5 lima bulan upah; 75 Ibid, hal. 56. 76 Lihat, Pasal 156 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Peranan pengadilan hubungan industrial dalm memberikan kepastian hukum terhadap perkara pemutusan hubungan kerja studi terhadap putusan pemutusan hubungan kerja pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negri medan. USU e-Repository © 2008. 6. Masa kerja 5 lima tahun atau lebih namun kurang dari 6 enam tahun, mendapatkan uang pesangon sebesar 6 enam bulan upah; 7. Masa kerja 6 enam tahun atau lebih namun kurang dari 7 tujuh tahun, mendapatkan uang pesangon sebesar 7 tujuh bulan upah; 8. Masa kerja 7 tujuh tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 delapan tahun, mendapatkan uang pesangon sebesar 9 sembilan bulan upah; 9. Masa kerja 8 delapan tahun atau lebih, mendapatkan uang pesangon sebesar 9 sembilan bulan upah. Untuk pemberian uang penghargaan masa kerja Pasal 156 Ayat 2, ketentuannya adalah: 1. Masa kerja 3 tiga tahun atau lebih namun kurang dari 6 enam tahun, mendapatkan uang penghargaan kerja sebesar 2 dua bulan upah; 2. Masa kerja 6 enam tahun atau lebih namun kurang dari 9 sembilan tahun mendapatkan uang penghargaan masa kerja sebesar 3 tiga bulan upah; 3. Masa kerja 9 sembilan tahun atau lebih namun kurang dari 12 dua belas tahun, mendapatkan uang penghargaan masa kerja sebesar 4 empat bulan upah; Peranan pengadilan hubungan industrial dalm memberikan kepastian hukum terhadap perkara pemutusan hubungan kerja studi terhadap putusan pemutusan hubungan kerja pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negri medan. USU e-Repository © 2008. 4. Masa kerja 12 dua belas tahun atau lebih, namun kurang dari 15 lima belas tahun mendapatkan uang penghargaan masa kerja sebesar 5 lima bulan upah; 5. Masa kerja 15 lima belas tahun atau lebih namun kurang dari 18 delapan belas tahun, mendapatkan uang penghargaan masa kerja sebesar 6 enam bulan upah; 6. Masa kerja 18 delapan belas tahun atau lebih namun kurang dari 21 dua puluh satu tahun, mendapatkan uang penghargaan masa kerja sebesar 7 tujuh bulan upah; 7. Masa kerja 21 dua puluh satu tahun atau lebih namun kurang dari 24 dua puluh empat tahun, mendapatkan uang penghargaan masa kerja sebesar 8 delapan bulan upah; 8. Masa kerja 24 dua puluh empat tahun atau lebih, mendapatkan uang penghargaan masa kerja sebesar 10 sepuluh bulan upah. Untuk pemberian uang penggantian hak yang seharusnya diterima diatur dalam Pasal 156 Ayat 4, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur; 2. Biaya atau ongkos pulang untuk pekerjaburuh dan keluarganya ketempat dimana pekerjaburuh diterima bekerja; Peranan pengadilan hubungan industrial dalm memberikan kepastian hukum terhadap perkara pemutusan hubungan kerja studi terhadap putusan pemutusan hubungan kerja pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negri medan. USU e-Repository © 2008. 3. Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15 lima belas persen dari uang pesangon danatau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat; 4. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau PKB. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, pemberian kompensasi bagi pekerjaburuh yang hubungan kerjanya terputus dengan perusahaan, diatur dengan memperhatikan alasan-alasan PHK, baik alasan yang terletak pada diri pekerjaburuh atau yang terletak pada diri pengusaha itu sendiri. Terhadap putusan-putusan PHI pada Pengadilan Negeri Medan terhadap kasus-kasus PHK yang dibahas dalam tesis ini, maka hakim menggunakan dasar perhitungan kompensasi sesuai dengan yang diatur oleh Undang-Undang dengan tetap mengacu pada Pasal 156 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Adapun dasar perhitungan kompensasi upah yang dikabulkan hakim didalam putusan-putusannya, antara lain: 1. Pada Perkara Nomor 92G2006PHI Medan, penggugat Juni Susi Manulang A.md yang telah bekerja selama 5 tahun 4 bulan mulai dari tanggal 6 Februari 2001 sd 15 Februari 2006, dengan upah sebesar Rp 450.000,-bulan yang bertentangan dengan UMP Sumatera Utara tahun 2005 dan Upah Minimum Kota UMK 2006, dimana UMP tahun 2005 sebesar Rp 600.000,-bulan dan UMK Peranan pengadilan hubungan industrial dalm memberikan kepastian hukum terhadap perkara pemutusan hubungan kerja studi terhadap putusan pemutusan hubungan kerja pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negri medan. USU e-Repository © 2008. tahun 2006 sebesar Rp 750.000,-bulan. Maka kekurangan upah penggugat selama tahun 2005 adalah Rp 150.000,-bulan dan untuk tahun 2006 sebesar Rp 300.000,- bulan. Maka sesuai dengan Pasal 156 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, majelis hakim memberikan putusan agar tergugat membayar hak-hak normatif penggugat, dengan perincian sebagai berikut: a. Uang Pesangon, dimana masa kerja penggugat 5 tahun 4 bulan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 156 Ayat 2 Huruf F yang menyebutkan ”Masa kerja 5 lima tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 enam tahun, 6 enam bulan upah”, maka: 6 x Rp 750.000,- x 2 = Rp 9.000.000,- b. Uang Penghargaan Masa Kerja, berdasarkan ketentuan Pasal 156 Ayat 3 Huruf A bahwa ”masa kerja 3 tiga tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 enam tahun, 2 dua bulan upah”, maka: 2 x Rp 750.000,- = Rp 1.500.000,- c. Uang penggantian hak, dalah hal ini penggantian perumahan serta perobatan sebesar 15 dari uang pesangon danatau uang penghargaan masa kerja, yakni: uang pesangon + Uang Penghargaan masa kerja Rp 9.000.000,- + Rp. 1.500.000,- = Rp 10.500.000,-, maka: 15 x Rp 10.500.000,- = Rp 1.575.000,- d. Kekurangan upah tahun 2005 adalah 12 bulan x Rp 150.000,- = Rp 1.800.000,- e. Kekurangan upah tahun 2006 adalah 6 bulan x Rp 300.000,- = Rp 1.800.000,- Peranan pengadilan hubungan industrial dalm memberikan kepastian hukum terhadap perkara pemutusan hubungan kerja studi terhadap putusan pemutusan hubungan kerja pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negri medan. USU e-Repository © 2008. f. Oleh karena itu keseluruhan hak penggugat yang harus dibayar tergugat adalah Rp 9.000.000 + Rp 1.500.000,- + Rp 1.575.000,- + Rp 1.800.000,- + Rp 1.800.000,- = Rp 15.675.000,- 2. Perkara Nomor 101G2006PHI Medan, penggugat adalah Mastalina yang bekerja mulai tanggal 22 Februari 2002 sd 17 Juli 2006 dengan masa kerja 4 tahun 5 bulan, menerima upah terakhir pada pertengahan Mei 2006 sebanyak Rp 21.500,-hari atau setara dengan Rp 537.500bulan.. Kemudian Mastalina di PHK secara sepihak oleh Direktur perusahaan tempat ia bekerja setelah ia tidak mau menandatangani kontrak. Penggugat Mastalina membawa persoalan ini ke PHI dan menuntut perusahaan untuk membayar hak-haknya. Maka majelis hakim memutuskan kompensasi yang harus dibayarkan tergugat adalah a. Uang Pesangon 5 x Rp 750.000,- x 2 = Rp 7.500.000,- b. Uang penghargaan masa kerja 2 x Rp 750.000,- = Rp 1.500.000,- c. Uang penggantian hak perumahan dan perobatan 15 x Rp 9.000.000,- d. Uang cuti hamilmelahirkan 3 x Rp 750.000,- e. Kekurangan upah tahun 2005 12 bulan sebesar 12 x Rp 62.500,- = Rp 750.000,- f. Kekurangan upah tahun 2006 5 bulan sebesar 5 x Rp 212.500,- = Rp 1.062.500,- Peranan pengadilan hubungan industrial dalm memberikan kepastian hukum terhadap perkara pemutusan hubungan kerja studi terhadap putusan pemutusan hubungan kerja pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negri medan. USU e-Repository © 2008. g. Maka jumlah keseluruhannya adalah Rp 14.412.500,- 3. Perkara Nomor110G2006PHI Medan, penggugat Jhonseri Hutasoit mulai bekerja pada bulan Oktober 1999 sd Januari 2006 dengan masa kerja lebih kurang 7 tujuh tahun dengan gaji Rp 750.000,-bulan, maka berdasarkan putusan hakim PHI, besar kompensasi upah yang diberikan akibat PHK oleh perusahaan berdasarkan Pasal 156, antara lain: a. Uang Pesangon, dengan masa kerja 7 tujuh tahun, maka berdasarkan Pasal 156 Ayat 2 Huruf H ”masa kerja 7 tujuh tahun atau lebih, tetapi kurang dari 8 delapan tahun, 8 delapan bulan upah, maka: 6 x Rp 750.000,- x 2 = Rp 12.000.000,- b. Uang penghargaan masa kerja sesuai dengan ketentuan Pasal 156 Ayat 3 Huruf B ”masa kerja 6 enam tahun atau lebih, tetapi kurang dari 9 sembilan tahun, 3 tiga bulan upah, maka: 3 x Rp 750.000,- = Rp 2.250.000,- c. Uang penggantian hak perumahan dan perobatan adalah Rp 12.000.000,- + Rp 2.250.000,- = Rp 14.250.000,-, maka: 15 x Rp 14.250.000,- = Rp Rp 2.137.500,- d. Selama Skorsing, upah bulan Januari 2006 = Rp 750.000,- e. Upah selama proses persidangan berjalan, bulan Februari sd Desember 2006 adalah 11 bulan x Rp 750.000,- = Rp 8.250.000,- Peranan pengadilan hubungan industrial dalm memberikan kepastian hukum terhadap perkara pemutusan hubungan kerja studi terhadap putusan pemutusan hubungan kerja pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negri medan. USU e-Repository © 2008. f. Total yang harus dibayar oleh tergugat adalah Rp 25.387.500,- 4. Perkara Nomor 139G2006PHI Medan, dengan penggugat Ramnita Arifa yang merupakan pekerja kontrak, yang mulai bekerja tanggal 1 Juli 2002 sd 31 Oktober 2006 kurang lebih 4 tahun 3 bulan, dengan upah terakhir Rp 795.000,- bulan. Penggugat hanya menggugat tergugat untuk membayar upah setiap bulan sampai selesainya proses persidangan, dimana putusan hakim jatuh pada tanggal 13 Februari 2007, maka perhitungannya: a. Untuk bulan November 2006 sd Desember 2006 adalah Rp 795.000,- + Rp 795.000.000 = Rp 1.590.000,- b. Untuk bulan Januari 2007 sd Februari 2007 dengan UMK tahun 2007 sebesar Rp 820.000,-,maka upah yang dibayarkan sebesar Rp 1.640.000,- c. Total yang harus dibayar tergugat adalah Rp 3.230.000,- 5. Pada Perkara Nomor 147G2007PHI Medan, adalah mengenai perselisihan hubungan industrial antara Hwang Jang Suk yang menjabat sebagai Project Manager pada PT. Victor Jaya Raya yang berkedudukan sebagai penggugat dengan 10 orang PHL sebagai tergugat. Di dalam posita gugatan penggugat tidak disebutkan secara rinci dalil mengenai penyebab terjadinya PHK terhadap tergugat dan didalam petitumnya tidak secara eksplisit menyebutkan hak-hak yang harus diterima oleh tergugat, akan tetapi maksud penggugat disini melakukan PHK sehubungan dengan terjadinya pengalihan perusahaan dan penyegaran Peranan pengadilan hubungan industrial dalm memberikan kepastian hukum terhadap perkara pemutusan hubungan kerja studi terhadap putusan pemutusan hubungan kerja pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negri medan. USU e-Repository © 2008. sistem manajemen. Rata-rata masa kerja tergugat di atas 6 enam tahun, maka menurut Pasal 59 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 jo. Kepmenaker RI Nomor 100 Tahun 2004, status dari para pekerja adalah pekerja tetap dengan perjanjian kerja waktu tidak tertentu. Hubungan kerja antara penggugat dengan tergugat tidak dapat dikatakan terputus kerena terjadinya pengalihan manajemen dan tidak dilakukan terlebih dahulu proses PHK pada saat pengalihan tersebut. Hal ini mengacu pada Pasal 163 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Akan tetapi hubungan kerja ini putus karena penggugat melakukan efisiensi. Selama ini para pekerja hanya menerima upah sebesar Rp 525.000,- bulan. Untuk itu, maka sesuai dengan Pasal 156, penggugat diwajibkan untuk membayar upah terhadap 10 orang pekerja yang di PHK ditambah dengan kekurangan upah selama 2 dua tahun terakhir serta upah dar bulan Juli 2007 sd Desember 2007. UMP Sumatera Utara tahun 2005 adalah Rp 640.000,-, UMK tahun 2006 adalah Rp 750.000,- dan UMK tahun 2007 sebesar Rp 820.000,- . Adapun perincian upah yang diberikan kepada pekerjanya, sebagai berikut: a. Heppy Tiurlina Marbun, dengan masa kerja 9 tahun 10 bulan, diberikan uang pesangon sebesar 9 x Rp 820.000,- x 2 = Rp 14.760.000,-, uang penghargaan masa kerja 4 x Rp 820.000,- = Rp 3.280.000,-, uang penggantian perumahan dan perobatan 15 x Rp 18.040.000,-, kekurangan upah tahun 2005 6 bulan adalah UMR 2005 – Upah pekerja = Rp 640.00,- - Rp 525.000,- = Rp 115.000,- x 6 = Rp 690.000, kekurangan upah tahun 2006 12 bulan = Rp Peranan pengadilan hubungan industrial dalm memberikan kepastian hukum terhadap perkara pemutusan hubungan kerja studi terhadap putusan pemutusan hubungan kerja pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negri medan. USU e-Repository © 2008. 1.500.000,-, kekurangan upah tahun 2007 6 bulan = Rp 1.170.000,-, upah bulan Juli sd Desember 2007 6 bulan = 6 x Rp 820.000,- = Rp 4.920.000,-. Jadi jumlah keseluruhannya adalah Rp 29.026.000,- b. Helesa Debata Raja, dengan masa kerja 6 tahun 10 bulan, menerima uang pesangon = 7 x Rp 820.000,- x 2 = Rp 11.480.000,-, uang penghargaan masa kerja 3 x Rp 820.000,,- + Rp 2.460.000,-, uang penggantian perumahan dan perobatan 15 x Rp 13.940.000,- = Rp 2.091..000,-, kekurangan upah tahun 2005 = Rp 690.000,-, kekurangan upah tahun 2006 = Rp 1.500.000,-, kekurangan upah tahun 2007 = Rp 1.171.000,-, upah bulan Juli sd Desember 2007 6 x Rp 820.000,- = Rp 4.920.000. Jumlah keseluruhannya adalah Rp 24.311.000,- c. Irma, masa kerja 6 tahun 10 bulan, maka komponen upah yang diberikan kepadanya sama dengan keseluruhan hak normatif daripada Helesa Debata Raja sebesar Rp 24.311.000,- d. Bernike Hutagaol, Lina Hutagaol, Rasmita Br. Ginting Saragih, Rosmanisa Br. Purba dan Nurkaya Br. Nainggolan, masa kerjanya 9 tahun 11 bulan terkecuali bagi Nurkaya dengan masa kerja 11 tahun, memperoleh hak-hak normatifnya sama besar dengan yang diperoleh oleh Heppy Tiurlina Marbun, yaitu sebesar Rp 29.026.000,- Peranan pengadilan hubungan industrial dalm memberikan kepastian hukum terhadap perkara pemutusan hubungan kerja studi terhadap putusan pemutusan hubungan kerja pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negri medan. USU e-Repository © 2008. e. Dedi Harianto, masa kerja 8 bulan akan memperoleh uang pesangon sebesar 1 x Rp 820.000,- x 2 = Rp 1.640.000,-, uang penggantian perumahan dan perobatan 15 x Rp 1.640.000,-, kekurangan upah tahun 2006 2 bulan = Rp 250.000,-, kekrangan upah tahun 2007 6 bulan = Rp 1.170.000,-, upah bulan Juli sd Desember 2007 = 6 x Rp 820.000,- = Rp 4.920.000,-. Jadi total upah yang diperolehnya sebesar Rp 8.226.000,- f. Suriati Br. Tarigan, masa kerja 8 tahun 9 bulan memperoleh upah pesangon 9 x Rp 820.000,- x 2 = Rp 14.760.000,-, upah penghargaan masa kerja 3 x Rp 820.000,- = Rp 2.460.000,-, uang penggantian perumahan dan perobatan 15 5 x Rp 17. 220.000,- = Rp 2.583.000,-, kekurangan upah tahun 2005 6 bulan = Rp 690.000, kekurangan upah tahun 2006 12 bulan = Rp 1.500.000,-, kekurangan upah tahun 2007 6 bulan = Rp 1.170.000,-, upah bulan Juli sd Desember tahun 2007 = 6 x Rp 820.000,- = Rp 4.920.000. Maka upah yang akan dieproleh sebesar Rp 28.083.000,- g. Jadi, apabila dijumlahkan maka rekapitulasi yang harus dibayarkan tergugat kovensipenggugat rekonpensi PT. Victor Jaya Raya sebesar Rp 259.087.000,- Peranan pengadilan hubungan industrial dalm memberikan kepastian hukum terhadap perkara pemutusan hubungan kerja studi terhadap putusan pemutusan hubungan kerja pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negri medan. USU e-Repository © 2008.

D. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Memberikan Kompensasi Upah Kepada PekerjaBuruh

Dokumen yang terkait

Prosedur Pengajuan PHK Melalui Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) Studi Atas Putusan UU Nomor 2 Tahun 2004

3 65 95

PERAN HAKIM AD HOC PADA PERADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (Studi pada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Tanjung Karang)

0 17 49

PENULISAN HUKUM/ SKRIPSITINJAUAN YURIDIS PROSES PENYELESAIAN SENGKETA TINJAUAN YURIDIS PROSES PENYELESAIAN SENGKETA PERSELISIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PADA PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (Analisis Putusan Pengadilan Hubungan Industrial No. 4/ G/ 2010/

0 4 15

PENDAHULUAN TINJAUAN YURIDIS PROSES PENYELESAIAN SENGKETA PERSELISIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PADA PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (Analisis Putusan Pengadilan Hubungan Industrial No. 4/ G/ 2010/ PHI.YK).

0 3 17

PROSES PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI PADANG.

0 0 7

PERLINDUNGAN HUKUM TERAHADAP PEKERJA DALAM PERSELISIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA OLEH PT. BUANA AGUNG LESTARI INDAH INTERNASIONAL (Studi Kasus Putusan Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Denpasar Nomor: 05/PHI/2013/PN.DPS).

0 4 73

STUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI BANDUNG NOMOR: 90/G/2012/PHI/PN.Bdg TENTANG PERSELISIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA ANTARA DEWI YANTI DENGAN PT JAKARAN.

0 1 1

KEDUDUKAN SERIKAT PEKERJA SEBAGAI KUASA HUKUM DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL KARENA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA MELALUI PENGADILAN.

0 1 13

PELUANG MEDIASI DI PENGADILAN TERHADAP PERKARA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

0 0 7

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL SEMARANG TENTANG PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (STUDI KASUS TENTANG PUTUSAN PERKARA NOMOR 27/PDT.S

0 0 12