Pemeriksaan laboratorium rutin. Pemeriksaan Tinja Kultur darah Endoskopi

2.6.1. Pemeriksaan laboratorium rutin.

Pemeriksaan laboratorium dilakukan berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan pisik yang didapat pada pasien. Selain pemeriksaan darah rutin juga diperlukan untuk pemeriksaan komplikasi yang sudah terjadi, seperti gangguan elektrolit, fungsi ginjal, kadar albumin dan kadar zat gizi serta kadar CD4. Ada hubungan antara kadar CD4 dengan kemungkinan patogen penyebab diare kronik pada penderita HIVAIDS. Gambar 1: Hubungan antara patogen saluran cerna sebagai penyebab diare kronik pada penderita HIVAIDS Dikutip dari kepustakaan 27

2.6.2. Pemeriksaan Tinja

Melalui pemeriksaan pada tinja segar dapat diketahui berbagai bakteri, parasit, ova dan toksin Clostridium difficle sebagai penyebab dari diare kronik. Untuk Microspora diperiksa dengan pewarnaan modifikasi trichome dengan chromotrope 2R konsentrasi tinggi. Cryptosporidium dan Cyclospora diperiksa Radar Radius Tarigan : Profil Kuman Diare Kronik Dan Hubungannya Dengan Kadar Cd4 Pada Penderita Aids Yang Dirawat Di Rsup H Adam Malik Medan, 2009 dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen . Strongyloide sp dikultur dengan menggunakan metode Harada-Mori . Kultur tinja untuk pemeriksaan kuman spesifik Mycobacterium dengan metode Lowenstein-Jensen . Salmonella dan Shigella dengan agar enterik Hektoen sedang Escherichia coli dengan eosinmethylene blue lactose saccharose agar . Yersinna diperiksa dengan agar cefsulodine-irgasan-novobiocin . Melalui tinja juga dapat diperiksa rotavirus dengan Slidex Rota Kit 2 latex agglutination kit dan Clostridium difficle didiagnosa bila dijumpai toksin dari C. Difficle. 28,29

2.6.3. Kultur darah

Kultur darah bermanfaat bila telah terjadi penyebaran kuman Mycobacterium Avium Complex MAC. Oleh karena MAC dapat menyebar secara sistemik.

2.6.4. Endoskopi

Indikasi pemeriksaan endoskopi pada pasien HIVAIDS yang mengalami diare kronik adalah diare yang menetap lebih dari 2 minggu setelah mendapat pengobatan empirik. Juga pada pasien dengan kolitis dan pemeriksaan tinja tidak dijumpai bakteri dapat dilakukan kolonoskopi dan biopsi untuk mencari CMV atau entritis inflamasi yang lain. Pada pemeriksaan tinja dengan guaiac yang positif dan disertai dengan penurunan berat badan dapat diakibatkan oleh Sarkoma Kaposi yang secara kolonoskopi terlihat vaskular mukosa yang rusak. Radar Radius Tarigan : Profil Kuman Diare Kronik Dan Hubungannya Dengan Kadar Cd4 Pada Penderita Aids Yang Dirawat Di Rsup H Adam Malik Medan, 2009 Ada kalanya dengan pemeriksaan saluran cerna bagian bawah tidak dijumpai kelainan, maka gastroskopi dapat dilakukan untuk menilai infeksi usus halus bagian proksimal terutama yang disebakan oleh cryptosporidium, microsporidium, histoplasmosis dan MAC . 12,30

2.6.5. I maging