48
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar A.1. Konsep Economic Growth Pertumbuhan Ekonomi
Pada awal tahun 1960 negara di dunia dikategorikan kedalam beberapa kategori yaitu pertama negara maju, seperti negara-negara Eropa, Amerika Utara,
Jepang, Australia, dan New Zealand. Kedua Negara berkembang yang termasuk the rest of the word
, biasanya negara berkembang mengacu kepada negara dunia ketiga the third world yang membedakan mereka dari negara-negara industri
barat the first world dan yang dulu disebut sebagai blok sosialis yaitu negara- negara Eropa barat the second world namun pada tahun 2006, negara dunia tidak
hanya terbagi menjadi tiga bagian, ada negara yang berada dalam posisi antara negara berkembang dan negara maju, seperti negara Korea dan Argentina yang
disebut sebagai new industrialized country. Para ekonom mencoba memahami pertumbuhan ekonomi dan perkembangannya sejak Adam Smith dan David
Ricado pada abad ke 18 dan 19. Biasanya general theory perkembangan ekonomi bisa di gunakan di seluruh negara. terdapat beberapa faktor dasar terbatasnya
pertumbuhan ekonomi negara miskin yaitu kurangnya pembentukan modal, terbatasnya sumberdaya manusia dan kemampuan perusahaan dan kurangnya
modal sosial. Case Fair,2007: 764 Pada dasarnya Pertumbuhan ekonomi terjadi ketika perekonomian
mengalami kenaikan jumlah output, pertumbuhan ekonomi dapat memperbaiki
49
standar hidup dan membawa perubahan. Kenaikan dalam output rill dimulai di dunia barat dengan revolusi industri dan sampai saat ini masih berlanjut dan
dengan cepat mengacu pada periode pertumbuhan ekonomi modern. Pertumbuhan ekonomi memperbaiki satandar hidup tapi juga membawa perubahan dalam cara
berfikir. Beberpa berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi mengikis nilai-nilai tradisional dan mengakibatkan eksploitasi, perusakan lingkungan, dan banyak
terjadi korupsi.Case Fair, Ibid : 663 Seperti yang diungkapkan oleh Munir bahwa Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan output agregat atau
pendapatan riil, khususnya output atau pendapatan riil per kapita, selama jangka waktu yang cukup panjang sebagai akibat peningkatan penggunaan input dalam
arti peningkatan jumlah atau efisiensi. Munir,2008:3 Menurut Kuznets pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari suatu
negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekomoni kepada penduduknya, kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau di mungkinkan oleh
adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi institusional dan ideologis terhadap berbagai keadaan yang ada. Todaro,2000:144
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa suatu proses prekonomian dikatakan mengalami suatu perubahan atau pertumbuhan apabila
tingkat kegiatan ekonomi adalah lebih tinggi daripada yang telah dicapai pada waktu sebelumnya.
Menurut Case dan Fair Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan
ekonomi, pertumbuhan ekonomi terjadi apabila : 1.
Masyarakat memperoleh lebih banyak sumber daya.
50
2. Masyarakat mengetahui cara untuk menggunakan sumber daya
yang tersedia secara lebih efisien. Untuk menaikan standar hidup maka angka pertumbuhaan ekonomi harus
lebih besar dibandingkan dengan angka pertumbuhan populasi. Pada dasarnya
kebangkitan ekonomi berarti pertumbuhan ekonomi, sedangkan Pertumbuhan ekonomi Economic Growth secara umum mempunyai definisi sebagai
pertumbuhan GDP riil perkapita. Dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan GDP atau peningkatan output agregat yang berarti
juga penambahan pendapatan nasional.Case Fair, Opcit : 665 Case dan fair menjelaskan apabila kita melihat pertumbuhan GDP sebagai
fungsi dari tenaga kerja maupun modal, maka Pertumbuhan GDP bisa muncul melalui :
1. Kenaikan penawaran tenaga kerja 2. Kenaikan modal fisik atau SDM
3. Pertumbuhan produktivitas jumlah produk yang diproduksi oleh masing- masing unit modal atau tenaga kerjaCase Fair, Ibid
Pertumbuhan ekonomi merupakan keseimbangan antara sisi agregat permintaan dan sisi agregat penawaran yang menghasilkan suatu jumlah agregat
keluaran tertentu GDP dengan tingkat harga umum tertentu. Selanjutnya agregat keluaran yang dihasilkan di dalam suatu negara akan membentuk pendapatan
nasional Tambunan, 2001:37
51
A.2. Konsep Policy Kebijakan
Secara harifah kebijakan adalah terjemahan langsung dari kata policy, beberapa penulis besar dalam ilmu ini, seperti William Dunn, Charles Jones, Lee
Friedman, dan lain-lain, menggunakan istilah public policy dan public policy analysis
dalam pengertian yang tidak berbeda. Istilah kebijaksanaan atau kebijakan yang diterjemahkan dari kata policy memang biasanya dikaitkan dengan
keputusan pemerintah, karena pemerintahlah yang mempunyai wewenang atau kekuasaan untuk mengarahkan masyarakat, dan bertanggung jawab melayani
kepentingan umum. Ini sejalan dengan pengertian publik itu sendiri dalam bahasa Indonesia yang berarti pemerintah, masyarakat atau umum. Zainal, 2004:67
Dengan demikian perbedaan makna antara perkataan kebijaksanaan dan kebijakan tidak menjadi persoalan, selama kedua istilah itu diartikan sebagai
keputusan pemerintah yang relatif bersifat umum dan ditujukan kepada masyarakat umum. Perbedaan kata kebijakan dengan kebijaksanaan berasal dari
keinginan untuk membedakan istilah policy sebagai keputusan pemerintah yang bersifat umum dan berlaku untuk seluruh anggota masyarakat, dengan istilah
discretion kebijaksanaan, yang dapat diartikan sebagai keputusan yang bersifat
kasuistis untuk sesuatu hal pada suatu waktu tertentu. Keputusan yang bersifat kausitis hubungan sebab akibat sering terjadi dalam pergaulan. Seseorang
meminta “kebijaksanaan” seorang pejabat untuk diperlakukan secara “istimewa” atau tidak diperlakukan secara “istimewa”, ketentuan-ketentuan yang ada, yang
biasanya justru ditetapkan sebagai kebijakan pemerintah public policy. Jones merumuskan kebijakan sebagai “behavioral consistency and
repeatitiveness associated with efforts in and through government to resolve
52
public problems” perilaku yang tetap dan berulang dalam hubungan dengan usaha yang ada di dalam dan melalui pemerintah untuk memecahkan masalah
umum. Definisi ini memberi makna bahwa kebijakan itu bersifat dinamis dalam hubungan dengan sifat dari kebijakan.Zainal, 2004 :12
Sejalan dengan perkembangan studi yang makin maju, William Dunn mengaitkan pengertian kebijakan dengan analisis kebijakan yang merupakan sisi
baru dari perkembangan ilmu sosial untuk pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu dia mendefinisikan analisis kebijakan sebagai ”ilmu
sosial terapan yang menggunakan berbagai metode untuk menghasilkan dan mentransformasikan informasi yang relevan yang dipakai dalam memecahkan
persoalan dalam kehidupan sehari-hari”. Di sini dia melihat ilmu kebijakan sebgai perkembangan lebih lanjut dari ilmu-ilmu sosial yang sudah ada. Metodologi yang
dipakai bersifat multidisiplin. Hal ini berhubungan dengan kondisi masyarakat yang bersifat kompleks dan tidak memungkinkan pemisahan satu aspek dengan
aspek lain. Dunn, 2003 :23
A.3. Konsep International Trade Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional merupakan bagian dari struktur ekonomi politik internasional, sebagai tinjauan, struktur produksi merupakan suatu hubungan
antara suatu negara dan aktor-aktor lain. seperti bisnis internasional yang menentukan apa yang harus diproduksi, dimana, oleh siapa, bagaimana, untuk
siapa dan berapa harganya. Bersamaan dengan keuangan internasional, teknologi, struktur keamanan, perdagangan yang menghubungkan negara bangsa dan aktor-
aktor lain, yang mencerminkan saling ketergantungan dan kerjasama yang saling
53
menguntungkan tapi juga bisa memunculkan ketegangan antara negara dan kelompok yang berbeda. Ballam Veseth, 2005:117
Perdagangan selalu bersifat politik, begitulah kata Robert Kuttner, perdagangan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari aspek politik. Faktanya, banyak
teoritis ekonomi politik internasional yang mengatakan bahwa tidak ada topik yang lebih esensial dibandingkan perdagangan, dan hal itu tidak mengherankan
karena sudah dalam ratusan tahun banyak praktisi yang fokus pada masalah perdagangan. Kuttner mengaris bawahi permasalahan bahwa perdagangan saat ini
lebih politis dibandingkan dengan yang pernah terjadi.Balaam Veseth, Ibid:118
Dalam Sistem perdagangan internasional terdapat konsensus yang besar yang diinginkan oleh sistem perdagangan internasional yang liberal, diantara
struktur yang liberal tersebut bagaimanapun, individu negara bangsa dan aktor- aktor yang berbeda dalam kebijakan-kebijakan ekonomi merkantilis, dihawatirkan
akan menjadi mandiri dan di ekploitasi oleh negara lain, walaupun hal itu sangat mungkin didukung oleh pemimpin negara dan dukungan dari perfektif ekonomi
politik internasional, sebuah sistem global dari perdagangan bebas tetapi tetap menerapkan proteksi bagi perdagangan domestik dan pekerja-pekerja yang
mendapatkan gaji yang tinggi, tanpa melakukan perusakan lingkungan disekitar pasilitas produksi. Maka dari itu tidak heran jika kebijakan perdagangan
internasional menjadi sangat kontroversial. Balaam Veseth, Ibid:119 Apabila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam
negeri, maka perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan
54
kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor. Selain itu, kesulitan lainnya timbul karena
adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan dan hukum dalam perdagangan. Apridar, 2007:116
Ada beberapa manfaat yang dihasilkan dalam perdagangan internasional diantaranya yaitu pertama, memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di
negeri sendiri. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu Kondisi
geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang
tidak diproduksi sendiri. Kedua, memperoleh keuntungan dari spesialisasi. Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh
keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh
negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri. Ketiga, memperluas pasar dan menambah
keuntungan. Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya alat produksinya dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi
kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan
mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri. Keempat, Transfer teknologi modern. Perdagangan luar negeri
memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern. Apridar,Ibid:117
55
Disamping manfaat-manfaat tersebut diatas, terdapat banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya
sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri.
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara.
3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi.
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya
perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi. 6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri. Apridar,Ibid:118
Terdapat perbedaan antara perdagangan domestik dan internasional, yaitu bahwa faktor-faktor produksi seperti modal dan tenaga kerja biasanya lebih
mobile dalam sebuah negara dibandingkan di seluruh negara. Dengan demikian
perdagangan internasional banyak terbatas untuk perdagangan barang dan jasa, dan hanya sebagian kecil untuk perdagangan modal, tenaga kerja atau faktor
produksi lainnya. Kemudian perdagangan barang dan jasa dapat berfungsi sebagai
56
pengganti perdagangan faktor-faktor produksi. Daripada mengimpor faktor produksi, negara bisa mengimpor barang yang intensif menggunakan faktor
produksi dan dengan demikian mewujudkan faktor masing-masing. Contohnya adalah impor barang padat karya oleh AS dari Cina. mengimpor tenaga kerja Cina
ke AS, mengimpor barang dari Cina yang diproduksi dengan buruh di Cina. Perdagangan internasional juga merupakan cabang ilmu ekonomi , yang
bersama-sama dengan keuangan internasional, membentuk cabang yang lebih besar dari ekonomi internasional. Beberapa model yang berbeda telah diajukan
untuk memprediksi pola-pola perdagangan dan untuk menganalisis dampak kebijakan perdagangan seperti tarif dan lain-lain, seperti :
1. Model Ricardian Model Ricardian berfokus pada keunggulan komparatif dan mungkin
merupakan konsep paling penting dalam teori perdagangan internasional. Dalam model Ricardian, negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka
hasilkan yang terbaik. Tidak seperti model lain, kerangka Ricardian memprediksi bahwa negara-negara akan sepenuhnya memproduksi barang. Model Ricardian
tidak langsung mempertimbangkan faktor pendukung seperti jumlah relatif dari tenaga kerja dan modal dalam suatu negara. Kelebihan utama model Ricardin
adalah bahwa menganggap perbedaan teknologi antara negara-negara. Model Ricardian membuat asumsi sebagai berikut:
a. Tenaga Kerja hanya merupakan masukan utama untuk produksi tenaga kerja dianggap sebagai sumber utama dari nilai.
b. Produk Marjinal Konstan Tenaga Kerja MPL produktivitas tenaga kerja adalah konstan, skala hasil konstan, dan teknologi sederhana.
57
c. Jumlah tenaga kerja yang terbatas dalam perekonomian d. Tenaga kerja antar sektor sangat mobile tapi tidak internasional.
e. Pasar persaingan sempurna price-taker. Samuelson, 2001:204 Langkah-langkah model Ricardian dalam jangka pendek, sehingga
teknologi berbeda. Hal ini mendukung fakta bahwa negara-negara mengikuti keunggulan komparatif mereka dan memungkinkan untuk spesialisasi. Model
perdagangan Ricardian dipelajari oleh Graham, Jones, McKenzie dan lain-lain. Semua teori tidak termasuk barang setengah jadi, atau diperdagangkan barang in
put seperti bahan dan barang modal. McKenzie, Jones dan Samuelson
menekankan bahwa keuntungan besar dari perdagangan akan hilang begitu barang setengah jadi dikeluarkan dari perdagangan. Samuelson, Ibid
Baru-baru ini, teori ini telah diperpanjang yang mencakup intermediet perdagangan. Dengan demikian, tenaga kerja hanya asumsi yang telah dihapus
dalam teori tersebut. Jadi teori baru Ricardian, atau model Ricardo-Sraffa, secara teoritis mencakup barang-barang modal seperti mesin dan bahan, yang
diperdagangkan di seluruh negara. Pada masa perdagangan global, asumsi ini jauh lebih realistis daripada model Ohlin Heckscgher, yang mengasumsikan bahwa
modal adalah tetap di dalam negeri dan tidak bergerak secara internasional. Shiozawa, 2007:141-187
Pada awal 1900 teori perdagangan internasional disebut faktor proporsi, teori muncul oleh dua ekonom Swedia, Eli Heckscgher dan Bertil Ohlin. Teori ini
juga disebut teori Heckscgher-Ohlin. Teori Heckscgher-Ohlin menekankan bahwa negara harus memproduksi dan ekspor barang-barang yang membutuhkan sumber
daya faktor yang berlimpah dan barang-barang impor yang membutuhkan
58
sumber daya dalam pasokan pendek. Teori ini berbeda dengan teori keunggulan komparatif dan keunggulan mutlak karena teori ini berfokus pada produktivitas
proses produksi untuk barang tertentu. Sebaliknya, negara-negara yang menggunakan teori Heckscgher-Ohlin bahwa negara harus spesialisasi produksi
dan ekspor dengan menggunakan faktor yang paling banyak, dan dengan demikian yang termurah. Bukan untuk memproduksi, seperti teori sebelumnya
yang menyatakan, menghasilkan barang-barang yang paling efisien. Samuelson, Opcit
Model Heckscgher-Ohlin dibuat sebagai alternatif model Ricardian dasar keunggulan komparatif. Meskipun kompleksitas yang lebih besar ini tidak
membuktikan prediksi yang lebih akurat. Namun dari sudut pandangan teoritis model tersebut tidak memberikan solusi yang elegan dengan memakai mekanisme
harga neoklasik ke dalam teori perdagangan internasional. Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional
ditentukan oleh perbedaan dalam faktor pendukung . Model ini memperkirakan bahwa negara-negara akan mengekspor barang yang menggunakan faktor intensif
berlimpah lokal dan akan mengimpor barang yang intensif menggunakan faktor lokal yang langka. Masalah empiris dengan model Heckscgher-Ohlin, dikenal
sebagai paradoks Leontief, dipaparkan dalam uji empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa AS cenderung untuk mengekspor barang padat karya
walaupun memiliki banyak modal. 2. Model Heckscgher-Ohlin membuat asumsi inti berikut:
a. Tenaga kerja dan arus modal bebas antar sektor
59
b. Produksi sepatu yang padat karya dan produksi komputer adalah padat modal
c. Jumlah tenaga kerja dan modal di dua negara berbeda d. Perdagangan bebas
e. Teknologi sama di seluruh negara jangka panjang f. Selera yang sama.Samuelson, Ibid
Masalah dengan teori Heckscgher-Ohlin adalah bahwa ia tidak termasuk perdagangan barang modal termasuk bahan dan bahan bakar. Dalam teori
Heckscgher-Ohlin, tenaga kerja dan modal tetap entitas dikaruniai untuk setiap negara. Dalam ekonomi modern, barang modal yang tetap diperdagangkan secara
internasional. Keuntungan dari perdagangan barang setengah jadi cukup besar.
B. Penelitian Sebelumnya