Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat 1. Sejarah Diskriminasi Kebijakan Perdagangan AS

93 akan didorong kuat untuk mengubah sistem perbankannya sesuai dengan standar internasional. B. Kebijakan Perdagangan Amerika Serikat B.1. Sejarah Diskriminasi Kebijakan Perdagangan AS Pasca perang dunia II AS telah memainkan peran paradoks dalam perkembangan sistem perdagangan internasional, AS memperjuangkan prinsip tanpa diskriminasi dalam perdagangan dunia, namun tetap diterapkan dalam sistem perdagangannya. Sementara itu AS terus mempromosikan prinsip the most favored nation MFN dalam General Agreement on Tariffs and Trade GATT, perdagangan AS juga memelopori penggunaan langkah perdagangan bilateral, termasuk voluntary export restraints VERs dan orderly marketing agreements OMAs, untuk melindungi industri dalam negeri yang terpengaruh oleh impor yang tumbuh pesat. Secara eksplisit tindakan diskriminatif AS, pertama kali diterapkan kepada Jepang dan kemudian ke negara eksportir lain, sebagian besar eksportir negara Asia Timur ke pasar AS, jelas hal itu melanggar prinsip GATT. Selain itu, AS memilih langkah-langkah di atas non-diskriminatif, namun tindakan perlindungan diperbolehkan sesuai Pasal XIX dari GATT. Perdagangan diskriminasi juga dipupuk melalui dinegosiasikannya VIEs dengan Jepang dan mitra dagang lainnya. diskriminasi kebijakan perdagangan AS tetrhadap Jepang sebenarnya dimulai bahkan sebelum Perang dunia II dengan negosiasi di tahun 1930-an dari VERs Jepang ke AS dalam beberapa jenis tekstil katun Metzger 1971, 170-1. 94 Meskipun impor dari Jepang yang relatif kecil terhadap pasar AS, mereka tetap dianggap ancaman karena volume meningkat pesat dan terkonsentrasi dalam beberapa kategori produk. perjanjian VERs didorong oleh ancaman tindakan sepihak AS. Tapi di awal periode sesudah perang dunia II, dengan ekonomi yang kacau balau, Jepang hampir tidak muncul menjadi suatu ancaman kompetitif bagi industri AS, bahkan AS membantu dalam rekonstruksi industri tekstil Jepang dan juga pada tahun 1955 memperjuangkan Jepang masuk ke dalam GATT yang selanjutnya disebut WTO. Tentu saja, tindakan diskriminasi perdagangan, baik ekspor-impor yang membatasi, memiliki efek eksternal penting pada sektor-sektor lain. Apa yang dimulai dengan VERs Jepang yang membatasi ekspor tekstil katun ke AS akhirnya memuncak pada Pengaturan Multi Fibre global MFA, sebagai produk tidak terbatas dan kemudian negara-negara pengekspor terbatas mengisi kesenjangan impor. Diskriminasi terhadap Cina juga telah tergambar dalam aplikasi AS dalam konsisten undang-undang WTO tentang perdagangan yang tidak adil seperti anti dumping. kriteria elastis telah membuat instrumen hukum dumping, kebijakan yang paling populer untuk industri AS yang mencari perlindungan dari persaingan impor, terutama impor dari transisi ekonomi dikategorikan sebagai pasar non- ekonomi pertahun. Akhir-akhir ini Cina telah menjadi target besar tindakan anti dumping AS dan di seluruh dunia. Messerlin 2004:56 Karena margin dumping untuk Cina dihitung secara berbeda dibandingkan kebanyakan negara lain dan mengakibatkan tugas antidumping adalah biasanya jauh lebih besar, statistik ini dapat mengecilkan dampak tindakan antidumping 95 ekspor Cina ke AS. Bentuk lain dari praktek sanksi WTO yaitu menawarkan pilihan akses pasar ke beberapa negara. sebagian besar preferensi khususnya kekaisaran Inggris mendukung negara-negara Persemakmuran Dam 1970, 14. Respon terhadap tekanan dari penerima manfaat potensial dan United Nations Conference on Trade and Development UNCTAD, sebagai pengabaian WTO pada tahun 1971 memprakarsai Generalized System of Preferences GSP. Berdasarkan GSP, diproduksi ekspor dari less-developed countries LDCs terbatas memperoleh akses khusus ke pasar negara-negara industri maju Pearson 2004, 105. AS awalnya menentang GSP, dengan alasan bahwa itu melemahkan prinsip WTO, dan juga dari praktis kekhawatiran bahwa impor lebih murah dari negara-negara berkembang yang akan membanjiri pasar AS. Sistem versi AS akhirnya diterapkan pada tahun 1976, termasuk sektor sensitif LDC, tidak hanya tekstil dan pakaian tapi juga sepatu dan baja, di mana persaingan eksportir dari negara-negara berkembang sudah memasuki penjualan domestik. Mungkin yang paling penting bagi lingkungan perdagangan saat ini adalah perkembangan di seluruh dunia, yaitu diskriminatif perjanjian perdagangan. Dimulai pada pertengahan tahun 1980-an, Amerika secara agresif mempromosikan free trade area FTA dengan berbagai mitra, yang anggotanya tidak hanya dari negara-negara barat. Meskipun FTA awalnya mucul dari prustasi AS dengan lambatnya upaya multilateral dalam WTO, upaya terus berlanjut selama dan bahkan setelah negosiasi multilateral Putaran Uruguay. perjanjian perdagangan tersebut telah disetujui berdasarkan Pasal XXIV WTO, awalnya dimaksudkan untuk memfasilitasi serikat ekonomi di Eropa tetapi yang muncul adalah sebagai jalan utama dengan prinsip WTO. 96 AS saja telah banyak melakukan negosiasi mengenai FTA, di samping Perdagangan Bebas Amerika Utara dan juga berpartisipasi dalam berbagai perjanjian. Setiap negara dikecualikan dari akses khusus adalah jelas merugikan. Memang, perjanjian khusus telah menjadi penentu keberhasilan ekspor pasar utama. Mitra dagang AS, termasuk Association of Southeast Asian Nations ASEAN, saat ini FTA ASEAN denga AS mulai merasa stagnan dan kurang untuk memperluas akses pasar daripada mempertahankan akses mereka saat ini Naya dan Plummer, 2005:87. B.2. Kebijakan Perdagangan AS Terhadap Cina Banyak faktor yang terlibat dalam penentuan kebijakan perdagangan AS terhadap Cina, Tujuan Utama dari bagian ini adalah untuk menggambarkan pengaruh dari beberapa faktor penting dalam penentuan kebijakan perdagangan AS terhadap Cina. Dalam hal ekonometrik, faktor-faktor tersebut menanggung variabel yang lebih besar daripada yang lain. Sebagian besar mengusulkan model yang ada variabel-variabel berikut sebagai penentu utama trade policy : industry size, employment, concentration ratio, level sof imports, and changes in import level Gawande dan Krishna, 2001:78. Bahkan, variabel tersebut sangat penting bagi faktor-faktor penentu kebijakan perdagangan, tetapi hanya di level industri. Seperti model teoritis yang mencoba untuk menghubungkan variabel-variabel tertentu untuk penentuan kebijakan perdagangan di tingkat industri, tanpa pertimbangan untuk melakukan kerja sama, ketika merujuk kepada determinasi kebijakan perdagangan AS terhadap Cina pada tingkat industri atau tingkat 97 nasional, ada beberapa variabel baru yang harus dipertimbangkan. Variabel ini sebagian besar diabaikan dalam model yang ada yaitu : 1. Strategi Politik Meskipun tidak dapat diklaim dengan pasti bahwa strategi politik mutlak atas pertimbangan ketika memutuskan sebuah kebijakan perdagangan AS terhadap Cina, namun cukup jelas bahwa faktor politik sering dianggap lebih penting daripada masalah ekonomi. Kebijakan Perdagangan AS terhadap Cina berkonsentrasi pada beberapa tujuan, tidak semua dari hal tersebut kompatibel, sering ada konflik antara tujuan-tujuan tersebut, tujuan politik diletakkan di daftar atas dengan mengorbankan tujuan ekonomi dan kepentingan lainnya. Contoh khas politik yang berorientasi dalam memutuskan kebijakan perdagangan terhadap Cina, seperti Cina mengakuisisi perusahaan AS, Untuk bebrapa pembuat kebijakan di AS, usaha-usaha perusahaan dengan kepemilikan Cina yang besar, membuat tawaran untuk mengambil alih perusahaan utama AS merupakan risiko untuk kepentingan keamanan nasional AS. Mereka percaya bahwa Pemerintah Cina memiliki rencana untuk menjadikan perusahaan dibawah kontrolnya, makadari itu pembelian perusahaan internasional besar oleh Cina dengan tujuan untuk memperoleh nama dan merek mereka sehingga menjadi perusahaan global. Liang, 2007 : 56 Kekhawatiran lain AS adalah Cina sebagai pengguna energi yang dimiliki perusahaan negara mendapatkan suplai energi melalui akuisisi perusahaan AS bisa menyebabkan pembatasan akses ke energi dan menaikkan harga. Sebagai akibat dari kekhawatiran pembuat kebijakan AS, akuisisi tersebut telah dikenakan beberapa hambatan, meskipun banyak orang percaya, dari perspektif ekonomi, 98 bahwa kedua belah pihak bisa menimbulkan manfaat langsung dari akuisisi tersebut. Akuisisi perusahaan AS oleh perusahaan Cina akan terus menjadi masalah sensitif selama orientasi tujuan politik yang berlaku. Selama perang teluk, pembatasan perdagangan AS dengan Cina sedikit dikurangi untuk mendapatkan dukungan dari Cina dalam perang melawan Irak, Dengan menjanjikan untuk melaksanakan perdagangan yang lebih aktif. Liang, Ibid : 57 2. Pengaruh Kelompok Kepentingan Mekanisme dan logika pengaruh kelompok-kelompok kepentingan khusus pada kebijakan perdagangan AS sangat berpengaruh Gawande dan Krishna, op.cit. Kadang-kadang kebijakan perdagangan AS terhadap Cina disebut-sebut sebagai orientasi kelompok kepentingan, menunjukan bahwa sebenarnya kebijakan perdagangan AS terhadap Cina adalah hasil implementasi dari perjuangan dan tawar-menawar antara kepentingan yang berbeda. Byall mengidentifikasi bahwa partisipasi kelompok-kelompok kepentingan dalam proses kebijakan perdagangan telah berkembang pesat di AS, Jumlah organisasi yang terlibat dalam proses pembuatan kebijakan di AS telah berkembang. sebagaimana jumlah sumbangan kampanye oleh Komite Aksi politik media iklan politik tampaknya akan meningkat, dan media Laporan yang lebih sering pada pengaruh dugaan kelompok-kelompok kepentingan khusus dan perlunya reformasi kampanye. ekonom dan ilmuan politik memahami peran yang lebih baik bahwa kelompok-kelompok kepentingan bermain dalam proses pembuatan kebijakan Grossman and Helpman, 2002:98. Selama bertahun-tahun, Boeing Corporation dan General Electricals telah stabil untuk mendukung perdagangan yang lebih aktif dengan Cina, Boeing 99 Corporation memperkirakan bahwa Cina akan menjadi pasar terbesar untuk perjalanan udara komersial luar AS untuk tahun berikutnya, selama periode ini, Cina akan membeli pesawat sebesar 2300 US Morrison, 2005:67. Jika boeing coorperation tidak komitmen dengan perjanjiannya dengan Cina, Cina bisa berbelok ke Eropa Airbus Corporation untuk transaksi yang sama. Tentu saja, masih ada cukup banyak perusahaan AS yang menguntungkan dari diperpanjangnya perdagangan dengan Cina, namun peran penting dalam proses kebijakan perdagangan yang berbeda dari perusahaan ke perusahaan seperti industri manufaktur yang menyatakan bahwa industri mereka sangat sulit dari Cina atas logika dalam arah yang berlawanan, dan meningkatkan hambatan untuk impor Cina. 3. Kendala Eksternal Kebijakan Perdagangan AS terhadap Cina Selama bertahun-tahun, model teoritis menekankan variabel internal endogen variabel sebagaimana disebut dalam ekonometrik sambil menerapkan variabel eksternal Variabel eksogen dalam hal ekonometrik dalam hal penentuan kebijakan perdagangan Ball, 1967:183-187 Pada dasarnya, terdapat tiga jenis kendala eksternal dalam kebijakan perdagangan AS terhadap Cina, yaitu ketidak leluasaan rezim perdagangan multilateral, ketidak leluasaan rezim regional dan hubungan perdagangan bilateral, kendala perdagangan multilateral yang mengacu pada sistem perdagangan multilateral dan kerangka negara yang berbeda di bawah prinsip- prinsip tersebut yaitu WTO. Kendala eksternal selanjutnya, yang signifikan dalam kebijakan perdagangan AS terhadap Cina adalah mekanisme Asia-Pacific Economic 100 Cooperation APEC. Dalam prakteknya, AS telah berusaha untuk mendorong APEC menjadi organisasi regional ekonomi formal yang menuntut semua perusahaan menaati hukum obligasi, tapi Cina dan beberapa negara berkembang memilih untuk mempertahankan status APEC yang sekarang untuk saat ini, sehingga mereka dapat memiliki perode yang lebih lama dalam pemulihan ekonomi sehingga mereka memiliki kapabilitas yang sama dengan negara maju dalam APEC sebelum perubahan substansial APEC. Liang, Ibid : 58 Kendala eksternal terakhir terhadap kebijakan perdagangan AS terhadap Cina merupakan kendala bilateral, terutama terdiri dari serangkaian kontrak dan perjanjian perdagangan ditandatangani antara Cina dan AS. Ternyata, kendala ini lebih keras daripada yang sebelumnya, tetapi AS dapat membuat perubahan penting bagi kontrak dan perjanjian dalam tempo waktu sesuai dengan situasi yang dinamis. 4. Pengaruh Tindakan Strategis dari Cina Kebijakan Perdagangan, sampai batas tertentu, keseimbangan antara permainan antara dua negara atau lebih. Oleh karena itu, tindakan strategis Cina terikat untuk mempengaruhi penentuan perdagangan AS. Ketika kita mengatakan bahwa kebijakan perdagangan suatu negara di bawah rezim demokrasi maka perwakilan adalah akibat atau hasil dari perjuangan dan negosiasi antara kelompok-kelompok yang berbeda dan cabang pemerintah, kita benar-benar mengabaikan pengaruh tindakan tersebut yang strategis dari mitra dagang Sejak masuknya Cina kedalam WTO, AS telah menempatkan lebih banyak tekanan pada Cina untuk memastikan segala sesuatunya sesuai dengan aturan perdagangan internasional USTR, 2006, http:www.ustr.gov diakses tanggal 23 April 2010, 101 tapi sangat jelas terhadap kebijakan perdagangan AS bahwa ada batas untuk pendekatan ini. kebijakan Perdagangan AS sebenarnya sangat berhati-hati ketika menerapkan kebijakan terhadap Cina, yang telah terbukti berhasil di masa lalu. Secara khusus, AS harus memastikan bahwa apa yang dilakukannya tidak akan totally break mengikat dengan Cina. Ketika AS menekankan ketergantungan besar impor Cina di pasar AS, Cina juga menekankan kepercayaan konsumen AS pada produk-produk buatan Cina. Sebagai fakta, terdapat sebuah saling ketergantungan ekonomi antara kedua negara, meskipun beberapa anggota Kongres AS enggan untuk mengakui kenyataan ini. Dalam Laporan tahun 2006 oleh USTR, itu ditekankan dalam hal pentingnya interaksi politik dan ekonomi antara Cina dan AS bahwa: integrasi Cina ke dalam ekonomi global mengalami progresif dari prinsip-prinsip pasar yang telah didorong oleh lebih dari 25 tahun, politik AS dan keterlibatan ekonomi, mengejar pada dasar partisan sebagian besar di pemerintahan. Perkembangan ini telah membantu memperluas dan memperdalam hubungan antara AS dan Cina di semua tingkatan, untuk kepentingan kedua negara. Hubungan perdagangan antara kedua negara telah menjadi semakin penting untuk ekonomi kedua negara. Liang, Ibid : 57 Sejarah singkat negosiasi perdagangan antara kedua negara sejak 1979 menunjukkan bahwa keseimbangan kerjasama lebih stabil daripada konfrontasi, menunjukkan bahwa kerjasama adalah pilihan yang disukai kedua belah pihak di akhir pertandingan dalam banyak kasus. Implikasi dari game balancing juga menunjukkan bahwa kerjasama kedua negara mengarah ke banyak manfaat bagi kedua negara sedangkan hasil konfrontasi menghasilakn kerugian bagi keduanya. 102 5. Siklus Bisnis dan Siklus Politik terhadap Kebijakan Perdagangan AS terhadap Cina Ada hubungan kuat antara siklus bisnis dan kebijakan perdagangan AS terhadap Cina, istilah siklus bisnis mengacu pada perilaku rentan waktu bersama dari berbagai ekonomi seperti harga, output, kesempatan kerja, konsumsi dan investasi. Keseimbangan modal perdagangan kemungkinan akan berbeda di seluruh siklus bisnis. Dalam memimpin pertumbuhan ekspor, dalam modal perdagangan akan meningkatkan selama ekspansi ekonomi. Namun, dengan pertumbuhan permintaan domestik, neraca perdagangan akan memburuk pada saat yang sama dalam tahap siklus bisnis. Dinamika neraca perdagangan AS sesuai dengan kasus terakhir, yang menunjukkan bahwa ekonomi AS dengan volume perdagangan untuk akuntansi persentase sangat kecil dari total PDB, pengaruh siklus bisnis pada neraca perdagangan AS sejak 1970-an sangant dramatis. Dalam setiap periode resesi, neraca perdagangan meningkat dan permintaan impor berkurang. Setiap kali merecovery ekonomi, neraca perdagangan memburuk lagi. Ketika pemulihan ekonomi dimulai pada 1992- 1993, impor meningkat dan neraca perdagangan dengan cepat memburuk. Kemudian, ketika AS menjadi pertumbuhan ekonomi tercepat selama periode 1995-2000, ia mengalami rekor defisit perdagangan melebihi US 452 b. Cohen, 2003:82-83. Sementara meningkatkan neraca perdagangan AS, resesi ekonomi juga mengurangi permintaannya untuk produk asing dengan penurunan konsumsi dan pertumbuhan Tingkat pengangguran. Selama resesi ekonomi, konflik antara 103 serikat buruh dan administrasi mengintensifkan perusahaan, sebagai penyebab konflik antara eksekutif dan legislatif AS. Kebijakan perdagangan AS terhadap Cina berfluktuasi seiring dengan fluktuasi siklus bisnis, karakteristik friksi fluktuasi yang lebih tinggi dari perdagangan dengan Cina selama periode resesi, Sebagai tanggapan terhadap siklus bisnis, frekuensi friksi perdagangan antara AS dan Cina menjadi lebih rendah bila ekonomi AS mengalami buming. Menariknya, sebagian besar perjanjian perdagangan antara Cina dan AS Telah ditandatangani pada periode buming ekonomi AS, yang menjelaskan banyak fluktuasi dalam Kebijakan perdagangan AS terhadap Cina oleh Karena itu, ada positif dan negatif dampak dari resesi ekonomi di AS terhadap kebijakan perdagangan dengan Cina. Ketika defisit perdagangan AS dengan Cina mengalami perbaikan karena resesi ekonomi, efek negatif dari resesi ekonomi pada kebijakan perdagangan AS terhadap Cina berkurang. Liang, Ibid : 59 perdagangan AS dengan Cina sangat memungkinkan hanya merupakan bagian dari strategi AS dan merupakan Alasan di balik ajakan kerjasama dengan Cina dibidang ekonomi, diplomatik, informasi, dan militer untuk membantu AS mencapai tujuan-tujuan keamanan nasional seperti mencegah nuklir, memberantas terorisme, konflik regional, pembinaan pertumbuhan ekonomi global, dan memperjuangkan aspirasi untuk HAM. tujuan untuk mencapai kepentingan nasional AS dan memproyeksikan nilai-nilai AS di luar negeri.http:www. whitehouse.gov diakses pada tanggal 23 April 2010 104 Kebijakan Perdagangan AS terhadap Cina didasarkan pada asumsi bahwa perdagangan antara kedua negara telah memberikan manfaat dalam segi ekonomi dan politik, yaitu sebagai berikut : 1. secara umum, manfaat perdagangan AS dengan Cina yaitu kedua belah pihak memungkinkan tersedianya daya untuk alokasi lebih yang efisien. 2. Cepatnya perkembangan ekonomi Cina merupakan sebuah kesempatan langka dalam bisnis AS, Cina bisa menjadi bagian dari pasar yang besar. 3. Keanggotaan Cina di WTO memaksa RRC untuk memenuhi peraturan perdagangan internasional dan memacu pengembangan kekuatan pasar dalam negara. 4. Perdagangan asing dan investasi menciptakan ketergantungan pada ekspor, impor, dan investasi asing dan interaksi lainnya dengan dunia luar Cina, yang pada gilirannya memperkuat hubungan dengan dunia Barat, menciptakan sentral-sentral kekuasaan di luar Partai Komunis Cina, dan membina ekonomi dan tekanan sosial untuk demokrasi. 5. negara yang signifikan seperti Cina dengan akuntansi seperempat penduduk dunia, dipersenjatai dengan senjata nuklir, dan anggota dewan keamanan PBB merupakan alasan untuk Cina tidak bisa diabaikan atau terisolasi. Menurut beberapa ahli, globalisasi dan kepentingan ekonomi dapat menanamkan pengaruh yang moderat di Beijing yang menerapkan kebijakan terhadap keamanan nasional yang melindungi kepentingan Cina, Namun, Partai Komunis Cina yang bertekad untuk mempertahankan legitimasi politik melalui pertumbuhan ekonomi juga menciptakan 105 ketegangan dengan negara-negara lain dan dengan aktor-non Partai politik.Lum Nato, 2007:7 Kemungkinan masalah atau tantangan yang diajukan oleh strategi ekonomi AS terhadap Cina termasuk menyesuaikan diri dengan persaingan di sektor ekonomi di mana Cina memiliki keunggulan komparatif, menanggapi praktek perdagangan tidak adil RRC, dan China economically powerful akan menjadi lebih tegas dalam urusan global seperti : 1. Impor dari Cina mungkin akan memasuki pasar AS dan hal tersebut adalah penyebab penting dari ancaman serius, untuk bersaing dalam industri AS. 2. Impor dari Cina mungkin disubsidi, oleh pemerintah di Cina, yang masih punya pengaruh yang cukup besar dalam ekonomi. 3. Menurut beberapa ekonom dan politsi defisit perdagangan AS dengan Cina sebagian besar berasal dari kebijakan Beijing mempertahankan mata uangnya. 4. Cina memiliki catatan buruk mengadopsi atau menegakkan standar yang diakui secara internasional untuk kondisi kerja dan peraturan kepedulian terhadap lingkungan. 5. AS dapat menyediakan perusahaan-perusahaan Cina dengan keunggulan kompetitif yang tidak adil, dan kerjasama ekonomi dengan Cina dapat dikatakan memberikan kontribusi legitimasi pemerintah.Lum Nato, Ibid Sebagai tanggapan perdagangan Cina yang dianggap tidak adil, AS mengambil langkah-langkah untuk menanggulanginya, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : 106 Tabel 3 Kebijakan AS terhadap Cina No Tahun Kebijakan 1 Desember 2006 Dalam pertemuan Strategis Dialog Ekonomi pertama Cina-AS dipimpin oleh Sekretaris AS Treasury Henry Paulson dan Cina Wu Yi. Pembicaraan diarahkan pada kegiatan masalah: Tingkat fleksibilitas tukar Cina, ketidak seimbangan perdagangan bilateral RRC, pelanggaran hak kekayaan intelektual, energi, dan lingkungan. 2 13 Januari 2006 pemerintahan Bush mengumumkan bahwa akan menerapkan yang disebut military catch sehingga merangkap semua item pada Daftar Commodity Control yang memerlukan lisensi untuk ekspor barang ke Cina yang dapat digunakan untuk memperkuat militer Cina. 3 8 November 2005 Perwakilan Perdagangan AS USTR mengumumkan bahwa AS dan Cina, setelah tiga bulan perundingan intensif, mencapai kesepakatan luas mengenai tekstil perdagangan. Perjanjian ini berlangsung melalui WTO, Tekstil Cina pada tahun 2008, mencakup lebih dari 30 individu produk, dan berisi kuota yang dimulai pada tingkat rendah. 4 21 Juli 2005 berdasarkan tekanan dari AS pemerintah RRC mengumumkan bahwa mata uang, akan direvaluasi dari 8,3 yuan menjadi 8,11 yuan dan nilai pada masa depan akan direferensikan. 5 May 2005 pemerintahan Bush menerapkan kuota pengamanan pada 16 kategori pakaian Cina dalam menanggapi gelombang impor setelah pencabutan kuota tekstil dan pakaian menjadi keseluruh dunia pada bulan Januari 2005. 6 Desember 2004 pemerintah AS menerapkan anti-dumping perdagangan Cina. Kasus ini, merupakan tindakan anti-dumping yang terbesar terhadap Cina. 7 April 2004 pemerintahan Bush menolak Bagian 301 permohonan yang diajukan oleh AFL-CIO dugaan praktek perdagangan yang tidak adil berdasarkan pada eksploitasi buruh di RRC dan menyerukan tarif sampai 77 pada barang-barang yang diimpor dari Cina. 8 Maret 2004 pemerintahan Bush mengajukan keluhan AS terhadap Cina penyelesaian sengketa dibawah mekanisme WTO, yang berisi bahwa RRC tidak adil dikenakan pajak impor semi konduktor. Yang pada akhirnya Pada bulan Juli 2004, Cina dieliminasi dari keringanan pajak untuk diproduksi di dalam negeri semi konduktor. Sumber : Palmer, 2004 dan Buckley, 2004 diolah oleh penulis 107

BAB IV ANALISIS DAMPAK KEMAJUAN EKONOMI CINA TERHADAP