Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah di BMT

68

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah di BMT

1. Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Di BMT Ta’awun 1 Dalam pembiayaan mudharabah, BMT Ta’awun mengenakan jaminan untuk menjaga agar nasabah tetap amanah terhadap pembiayaan yang telah diberikan BMT. Prinsip jaminan yang dilakukan oleh BMT Ta’awun diantaranya ada yang dikenakan jaminan dan ada yang tidak dikenakan jaminan. Untuk nasabah corporate oleh BMT Ta’awun dikenakan jaminan yang jumlahnya sepadan dengan nilai pembiayaannya sedangkan untuk nasabah binaan, terkadang BMT Ta’awun tidak mengenakan jaminan. Diantara jaminan yang dikenakan oleh BMT Ta’awun yaitu berupa sertifikatsurat berharga lainnya dan personal garansi. Jika pembiayaan tersebut dikenakan jaminan, maka BMT akan meminta surat kuasa untuk menjual. Jaminan tersebut hanya dapat dicairkan apabila nasabah terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati dalam akad. Dalam pemberian pembiayaan mudharabah, BMT Ta’awun lebih banyak memberikan pembiayaan dalam bentuk dana daripada barang. Jika pembiayaan diberikan dalam bentuk barang, maka mudharib harus menyertakan pembelian bonkwitansi atas pembelian barang tersebut. 1 Wawancara dengan Bapak Subandikot, General Manager BMT Ta’awun. Cipulir. 25 Februari 2011. 69 Batas maksimum jumlah pembiayaan yang diberikan oleh BMT Ta’awun yaitu sebesar Rp. 60.000.000.- sesuai dengan BMPK BMT. Dalam prinsip pembagian hasil usaha mudharabah, BMT Ta’awun menggunakan prinsip profit and loss sharing, dimana perhitungan keuntungan didasarkan atas laba bersih dari usaha net profit dan kerugian ditanggung oleh BMT selama bukan karena kelalaian mudharib. Sedangkan untuk pengakuan pendapatan bagi hasil, BMT Ta’awun mengakuinya secara cash basis yaitu pendapatan diakui pada saat kas diterima. BMT Ta’awun tidak mengakui pendapatan bagi hasil sebelum nasabah menyetorkan imbalan bagi hasilnya meskipun nasabah sudah melaporkan pendapatannya tanpa disertai pembagian bagi hasil untuk BMT. Pada pengembalian dana mudharabah di BMT Ta’awun dilakukan secara bulananper 3 bulan sekali beserta bagi hasilnya. Usaha yang dibiayai oleh BMT Ta’awun harus memiliki syarat minimal usaha tersebut sudah berjalan 1 tahun. Tetapi untuk nasabah binaan, BMT terkadang memberikan pembiayaan untuk usaha yang baru dimulai. Sebelum menyetujui pembiayaan yang diajukan, BMT Ta’awun membuat suatu proyeksi pembiayaan yang berfungsi untuk menilai kelayakan sebuah usaha. Penilaian tersebut berfungsi untuk menentukan nisbah bagi hasil yang akan disepakati antara BMT dengan nasabah. Selain itu, nisbah bagi hasil juga ditentukan berdasarkan tawar menawar antara pihak BMT dengan nasabah. Jurnal yang digunakan BMT Ta’awun berkaitan dengan transaksi pembiayaan mudharabah yang dilakukannya adalah 70 1 Pada saat mengakui biaya yang terjadi sehubungan dengan akad mudharabah: 2 Rekening Debet Kredit Dr.Kas Rp. XXX Cr.Pendapatan administrasi Rp. XXX Cr. BDD persediaan materai Rp. XXX Cr. Titipan premi asuransi pembiayaan Rp. XXX Pada saat pembayaran premi asuransi kepada perusahaan asuransi: Rekening Debet Kredit Dr. Titipan premi asuransi pembiayaan Rp. XXX Cr.Kas Rp. XXX 2 Pada saat penyerahan investasi mudharabah: Rekening Debet Kredit Db.Pembiayaan mudharabah Rp. XXX Cr.Rekening nasabah Rp. XXX 3 Pada saat penerimaan bagi hasil mudharabah beserta angsuran pokok yang dibayarkan: Rekening Debet Kredit Dr. KasRekening nasabah Rp. XXX Cr.Pembiayaan mudharabah Rp. XXX Cr.Pendapatan Bagi hasil Rp. XXX 2 Biaya administrasi BMT Ta’awun sebesar Rp 5000 untuk semua plafond dan Biaya premi asuransi tergantung dari jumlah pembiayaan, dan jangka waktu pembiayaan. 71 4 Pada saat nasabah mampu mengembalikan investasi mudharabah sebelum jatuh tempo: Rekening Debet Kredit Db.Rekening nasabah Rp. XXX Cr.Pembiayaan Mudharabah Rp. XXX 5 Apabila nasabah telat membayar angsuran investasi mudharabah: Tidak dilakukan penjurnalan 2. Perlakuan akuntansi pembiayaan mudharabah di BMT Al-Kariim 3 Dalam pembiayaan mudharabah, pengenaan jaminan tidak mutlak. Tetapi untuk menghindari wanprestasi menjaga kepercayaan kedua belah pihak, BMT Al - Kariim mengenakan jaminan kepada nasabahnya. Syarat jaminan yaitu nilainya kurang lebih sama dengan jumlah pembiayaan yang diberikan. Jaminan yang dikenakan oleh BMT Al-Kariim biasanya berupa benda bergerak kendaraan bermotor, rumah dan personal garansi. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila nasabah terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati dalam akad. Dalam pemberian pembiayaan, BMT Al-Kariim hanya memberikan pembiayaan dalam bentuk dana saja sedangkan batas maksimum pembiayaan yang diberikan oleh BMT Al-Karim yaitu sebesar Rp. 50.000.000.- Prinsip pembagian hasil usaha mudharabah BMT AL-Kariim menggunakan metode revenue sharing laba kotor, sedangkan untuk pengakuan pendapatan 3 Wawancara dengan Bapak Andrie, Manager Marketing. Cileduk, 2 Maret 2011 72 bagi hasil diakui secara cash basis yaitu pendapatan diakui pada saat kas diterima. BMT AL- Kariim tidak mengakui pendapatan sebelum nasabah menyetorkan imbalan bagi hasilnya. Pada pengembalian dana mudharabah di BMT AL-Kariim dilakukan secara bulananper 3 bulan sekali beserta bagi hasilnya. Sebelum menyetujui pembiayaan yang diajukan, BMT AL-Kariim membuat suatu proyeksi pembiayaan yang berfungsi untuk menilai kelayakan sebuah usaha. Penilaian tersebut berfungsi untuk menentukan nisbah bagi hasil yang akan disepakati. Selain itu, nisbah bagi hasil juga ditentukan berdasarkan tawar menawar, cash flow dan usaha nasabah. Jurnal yang digunakan BMT Al-Kariim berkaitan dengan transaksi mudharabah yang dilakukannya adalah: 1 Pada saat mengakui biaya yang terjadi sehubungan dengan akad mudharabah: 4 Rekening Debet Kredit Dr.Kas Rp. XXX Cr.Pendapatan administrasi Rp. XXX Cr. BDD Persediaan Materai Rp. XXX Cr. Titipan notaris pembiayaan Rp. XXX Cr. Titipan dana premi asuransi Rp. XXX Pada saat BMT membayarkan ke notaris: Rekening Debet Kredit Db.Titipan notaris pembiayaan Rp. XXX Cr.Kas Rp. XXX 4 Biaya administrasi ditentukan sebesar 1 dari plafond yang diberikan, biaya notaris tergantung dari jumlah pembiayaan sedangkan premi asuransi tergantung dari jumlah plafond dan jangka waktu pembiayaan. 73 Pada saat BMT membayarkan premi asuransi kepada perusahaan asuransi Rekening Debet Kredit Db.Titipan dana premi asuransi Rp. XXX Cr.Kas Rp. XXX 2 Pada saat penyerahan investasi mudharabah: Rekening Debet Kredit Db.Pembiayaan mudharabah Rp. XXX Cr. Rekening nasabah Rp. XXX 3 Pada saat penerimaan bagi hasil mudharabah beserta angsuran pokok yang dibayarkan: Rekening Debet Kredit Dr. Rekening nasabah Rp. XXX Cr.Pembiayaan mudharabah Rp. XXX Cr.Pendapatan Bagi hasil Rp. XXX 4 Pada saat nasabah mampu mengembalikan investasi mudharabah sebelum jatuh tempo: Rekening Debet Kredit Db. Rekening nasabah Rp. XXX Cr. Pembiayaan Mudharabah Rp. XXX 5 Apabila nasabah telat membayar angsuran investasi mudharabah: Tidak dilakukan penjurnalan 74 3. Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Di BMT El-Syifa 5 Dalam pembiayaan mudharabah, BMT El-Syifa mengenakan jaminan kepada anggotanya yang ingin mengajukan pembiayaan. Pengenaan jaminan tersebut dimaksudkan agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan terhadap pembiayaan yang telah diterimanya. Syarat jaminan yaitu minimal sepadan dengan jumlah pembiayaan yang diberikan. Diantara jaminan yang dikenakan oleh BMT El-Syifa berupa BPKB, surat tanah, personal garansi dan kebanyakan dari jaminan tersebut berupa girik. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila anggota terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati dalam akad. Dalam pemberian pembiayaan, BMT El-Syifa hanya memberikan pembiayaan dalam bentuk dana saja dan batas maksimum jumlah pembiayaan yang diberikan yaitu sebesar Rp 60.000.000.-. Prinsip pembagian hasil usaha mudharabah yang digunakan oleh BMT El- Syifa adalah prinsip profit sharing bagi laba, sedangkan untuk pengakuan pendapatan bagi hasil diakui secara cash basis yaitu pendapatan diakui pada saat kas diterima. BMT El-Syifa tidak mengakui pendapatan sebelum nasabah menyetorkan imbalan bagi hasilnya. Pada pengembalian dana mudharabah di BMT El-Syifa dilakukan secara bulanan, 3 bulan sekali atau dibayar sekaligus 5 Wawancara dengan Bapak Ahmad Ruslan, General Manager BMT El-Syifa. Ciganjur, 11 Maret 2011 75 diakhir pembiayaan sedangkan untuk bagi hasilnya harus dibayar secara bulanan atau mingguan sesuai dengan akad. Usaha yang dibiayai oleh BMT El-Syifa harus sudah berjalan minimal 1 tahun. Sebelum menyetujui pembiayaan yang diajukan, BMT El-Syifa akan membuat suatu proyeksi pembiayaan yang berfungsi untuk menilai kelayakan sebuah usaha. Penilaian tersebut berfungsi untuk menentukan nisbah bagi hasil yang akan disepakati. Jurnal yang digunakan BMT El-Syifa berkaitan dengan transaksi pembiayaan mudharabah yang dilakukannya: 1 Pada saat mengakui biaya yang terjadi sehubungan dengan akad mudharabah: 6 Rekening Debet Kredit Dr.Kas Rp. XXX Cr.Pendapatan administrasi Rp. XXX Cr. Persediaan Materai Rp. XXX 2 Pada saat penyerahan investasi mudharabah: Rekening Debet Kredit Db.Pembiayaan mudharabah Rp. XXX Cr. Rekening nasabah Rp. XXX 3 Pada saat penerimaan bagi hasil mudharabah beserta angsuran pokok yang dibayarkan: 6 Biaya administrasi ditentukan sebesar 2 dari plafond yang diberikan. Pada BMT El-Syifa tidak terdapata biaya notaris ataupun biaya asuransi 76 Rekening Debet Kredit Dr. Rekening nasabah Rp. XXX Cr.Pembiayaan mudharabah Rp. XXX Cr.Pendapatan Bagi hasil Rp. XXX 4 Pada saat nasabah mampu mengembalikan investasi mudharabah sebelum jatuh tempo: Rekening Debet Kredit Db. Rekening nasabah Rp. XXX Cr. Pembiayaan Mudharabah Rp. XXX 5 Apabila nasabah telat membayar angsuran investasi mudharabah: Tidak dilakukan penjurnalan 4. Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah di BMT Daarul Qur’an 7 Dalam pembiayaan mudharabah, BMT Daarul Qur’an mengenakan jaminan yang lebih rendah dibandingkan dengan jumlah pembiayaan yang diberikannya. Pengenaan jaminan ini tidak seperti pembiayaan murabahah yang jaminannya harus sepadan dengan nilai pembiayaannya. Jaminan yang dikenakan oleh BMT Daarul Qur’an antara lain berupa BPKB, sertifikat rumah, dan surat kontrak usaha. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila pengelola dana terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati dalam akad. BMT Daarul Qur’an memberikan pembiayaan mudharabah berupa dana. Batas maksimum jumlah pembiayaan yang diberikan oleh BMT Daarul Qur’an yaitu sebesar Rp. 50.000.000.- 7 Wawancara dengan Bapak Muhammad Lukman, General manager BMT Daarul Qur’an. Menteng dalam tebet, 15 Maret 2011 77 Prinsip pembagian hasil usaha mudharabah BMT Daarul Qur’an menggunakan metode revenue sharing, dimana perhitungan nisbah bagi hasil didasarkan atas laba kotor dari usaha gross profit. Sedangkan untuk pengakuan pendapatan bagi hasil diakui secara cash basis yaitu pendapatan diakui pada saat kas diterima sehingga BMT Daarul Qur’an tidak mengakui pendapatan sebelum nasabah menyetorkan imbalan bagi hasilnya. BMT Daarul Qur’an belum bisa menerapkan profit sharing sebagaimana dengan BMT lainnya karena kendala tenaga dan juga dalam profit sharing terdapat biaya-biaya operasional yg harus diperhitungkan dengan benar. Pada pengembalian dana mudharabah di BMT Daarul Qur’an dilakukan secara bulanan beserta bagi hasilnya dan usaha yang dibiayai oleh BMT Daarul Qur’an kurang lebih harus sudah berjalan lebih dari 3 tahun dan tergantung dari kelayakan usaha tersebut. Sebelum menyetujui pembiayaan yang diajukan, BMT Daarul Qur’an akan membuat suatu proyeksi pembiayaan yang berfungsi untuk menilai kelayakan sebuah usaha. Penilaian tersebut berfungsi untuk menentukan nisbah bagi hasil yang akan disepakati. Penentuan nisbah bagi hasil juga ditentukan berdasarkan tawar menawar anggota dengan pihak BMT Daarul Qur’an. Jurnal yang digunakan BMT Daarul Qur’an berkaitan dengan transaksi mudharabah yang dilakukannya: 78 1 Pada saat mengakui biaya sehubungan dengan akad mudharabah: 8 Rekening Debet Kredit Dr.Kas Rp. XXX Cr.Pendapatan administrasi Rp. XXX Cr. Persediaan materai Rp. XXX Cr. Titipan premi asuransi pembiayaan Rp. XXX Pada saat pembayaran premi asuransi kepada perusahaan asuransi: Rekening Debet Kredit Dr. Titipan premi asuransi pembiayaan Rp. XXX Cr.Kas Rp. XXX 2 Pada saat penyerahan investasi mudharabah: Rekening Debet Kredit Dr.Pembiayaan mudharabah Rp. XXX Cr. Rekening nasabah Rp. XXX 3 Pada saat penerimaan bagi hasil mudharabah beserta angsuran pokok yang dibayarkan: Rekening Debet Kredit Dr. Rekening nasabah Rp. XXX Cr.Pembiayaan mudharabah Rp. XXX Cr.Pendapatan Bagi hasil Rp. XXX 4 Pada saat nasabah mampu mengembalikan investasi mudharabah sebelum jatuh tempo: Rekening Debet Kredit Dr. Rekening nasabah Rp. XXX Cr. Pembiayaan mudharabah Rp. XXX 8 Biaya administrasi BMT Daarul Qur’an ditentukan dari 1 x jumlah plafon dan biaya asuransi tergantung dari jumlah plafon yang diberikan dan jangka waktu investasi. 79 5 Apabila nasabah telat membayar angsuran investasi mudharabah: Tidak dilakukan penjurnalan

B. Analisis Kesesuaian Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada