BMT Daarul Qur’an

61

D. BMT Daarul Qur’an

1. Sejarah Berdirinya BMT Daarul Qur’an Tumbuhnya Bank Syariah di awal tahun 90-an, ketika itu dimulai oleh sejumlah BPRS di Jawa Barat dan Bank Muamalat Indonesia di Jakarta, meski didukung oleh banyak kalangan, namun dipastikan tidak dapat serta merta menyentuh ummat yang justru sebagian besar berada dilapisan bawah, karena sifat perbankan yang pada umumnya tidak membuka akses pendanaan bagi mereka yang secara tradisional digolongkan sebagai “unbankable”. Kondisi ini memberikan inspirasi bagi sejumlah kalangan untuk menumbuhan Lembaga Keuangan Mikro Non Bank dengan prinsip bagi hasil, yang di kemudian hari dikenal dengan nama Baitul Maal Wat Tamwil disingkat BMT. Pendirian BMT secara fantastis terjadi di masa orde baru memberi sedikit ruang kepada umat Islam untuk berpartisipasi dalam mengatasi masalah-masalah bangsa, dalam hal ini kemiskinan dan pengangguran. Kala itu, melalui PINBUK Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil yang berafiliasi pada ICMI, pemerintah mencanangkan Gerakan 10.000 BMT. Saat ini tidak ada data yang pasti atau meyakinkan berapa BMT yang telah didirikan, berapa yang masih beroperasi dan berapa yang masih beroperasi dan sehat. Begitu pula jumlah nasabah atau mitra yang telah dibiayai dan lalu berkembang usahanya, hanya berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh beberapa pihak BMT-BMT dan Lembaga pendamping BMT dapat diketahui bahwa: 62 a. Sebahagian besar BMT memilih badan hukum koperasi meski tidak benar- benar efektif sebagai koperasi. Selebihnya menjadi salah satu unit usaha sebuah koperasi seperti kopontren atau KJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah banyak juga yang belum berbadan hukum. b. Persoalan yang seringkali diutarakan adalah rendahnya kualitas SDM termasuk pemahaman tentang fiqh-muamalah, terbatasnya akses pendanaan, bahkan terhadap bank-bank di daerah-daerah; prosedur operasi yang tidak standar serta lemahnya fungsi pengawasan baik keuangan maupun segi syariahnya. Sementara itu ditingkat nasabahmitra, keluhan yang dirasakan dimana-mana adalah hampir tidak bisa membedakan praktek sistem bagi hasil dengan bunga-konvensional. Dibalik berbagai kelemahan yang ada, BMT setidaknya telah ikut berpartisipasi di dalam menguatkan usaha-usaha mikro, bahkan menjadi penyangga yang sangat berarti di masa krisis bagi ratusan ribu bahkan mungkin jutaan keluarga berpenghasilan rendah sehingga tidak jatuh miskin atau menjadi sangat miskin. Keberhasilan ini cukup menjadi indikasi bahwa BMT sesungguhnya menyimpan potensi yang sangat besar untuk berperan aktif atau berkontribusi banyak dalam memulihkan dan mengembangkan ekonomi rakyat. Karena hal itulah maka Yayasan Daarul Quran yang bergerak dibidang bantuan pendidikan bagi para dhuafa, santunan fakir-miskin dan anak-anak yatim-piatu, atas prakarsa Alm. KH. Masyhuri Syahid, M.A sebagai pimpinan dan pengasuh 63 Yayasan pada Januari 2005 mendirikan BMT Daarul Quran bekerjasama dengan mahasiswa Program Pasca Sarjana Ekonomi Keuangan Syariah Universitas Indonesia Angkatan V. 2. Produk yang ditawarkan BMT Daarul Qur’an a. Produk penghimpunan dana BMT Daarul Qur’an terdiri dari: 1 Simpanan Wadi’ah Daarul Quran Simpanan Titipan Dana Pihak Ketiga di BMT Daarul Qur’an DQ, dimana Nasabah anggota akan mendapat bonus dari pendapatan atas dana tersebut, namun jumlahnya tidak diperjanjikan sebelumnya. Simpanan ini dapat diambil setiap saat. Setoran awal minimum Rp. 20.000,- dan selanjutnya Rp 1.000 2 Simpanan Idul Fitri Simpanan ini diperlukan bagi nasabah anggota yang berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan Idul Fitri dan nasabah akan mendapatkan bagi hasil dari pendapatan atas dana yang diinvestasikan. Pengambilan simpanan hanya dapat dicairkan 2 dua minggu mendekati hari raya Idul Fitri. Setoran awal minimum Rp. 50.000; porsinisbah bagi hasil BMT : Nasabah = 60 : 40. 3 Simpanan Qurban Simpanan ini diperuntukkan bagi nasabah anggota yang ingin melaksanakan ibadah qurban dan nasabah anggota akan 64 mendapatkan bagi hasil atas dana yang diinvestasikan. Pengambilan simpanan ini hanya dapat dilakukan 1 satu minggu menjelang hari raya Qurban Idul Adha. Setoran awal minimum Rp. 100.000; porsi nisbah bagi hasil BMT : Nasabah = 60 :40. 4 Simpanan Haji sihaji Simpanan ini diperuntukkan bagi nasabah anggota yang ingin melaksanakan ibadah haji. Pengambilan simpanan ini ketika saldo simpanan cukup untuk menunaikan ibadah haji. Setoran awal minimum Rp. 500.000; porsi nisbah bagi hasil BMT : Nasabah = 50 : 50. 5 Simpanan Berjangka Mudharabah Lebih dikenal dengan Deposito Mudharabah. Setoran minimal Rp. 5.000.000,- porsinisbah bagi hasil sbb : 1 bulan BMT DQ : Nasabah = 65 : 35 3 bulan BMT DQ : Nasabah = 60 : 40 6 bulan BMT DQ : Nasabah = 50 : 50 12 bulan BMT DQ : Nasabah = 40 : 60 b. Produk Penyaluran dana BMT Daarul Qur’an terdiri dari: 1 Pembiayaan Murabahah 2 Pembiayaan Musyarakah 3 Pembiayaan mudharabah 65 Kerjasama usaha modal dimana sumber modal sepenuhnya dari pihak BMT dimana keuntungan usaha tersebut dibagi secara berimbang sesuai porsi jumlah dana atau kesepakatan bersama. Jenis pembiayaan mudharabah yang ada di BMT Daarul Qur’an yaitu: 4 a Mudharabah mutlaqoh: mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. b Mudharabah muqayyadah: mudharabah yang pemilik dananya memberikan batasan kepada pengelola dana. Dana mudharabah yang diberikan BMT Daarul Qur’an kepada nasabah pembiayaan mudharabah dilaporkan dalam neraca pada bagian aktiva. 4 Pembiayaan ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik Pembiayaan ijaroh merupakan pembiayaan dengan pemindahan hak guna atau manfaat atas barang atau jasa, dengan memberikan upah sewa tanpa diikuti pemindahan hak kepemilikan barang atau jasa. Sedangkan ijarah muntahiya bittamlik pembiayaan yang diikuti pemindahan kepemilikan barang. 4 Wawancara dengan Bapak Muhammad Lukman, General manager BMT Daarul Qur’an. Menteng dalam tebet, 15 Maret 2011 66 5 Pembiayaan qardhul hasan Pinjaman yang hanya diberikan kepada para dhu’afa atau mustahik zakat. Dalam pembiayaan ini, nasabah hanya diwajibkan mengembalikan pokok pinjaman. Namun pihak BMT diperbolehkan untuk menerima tambahan dana yang merupakan pemberian secara suka rela dan hal ini tidak dicantumkan dalam perjanjian. 3. Pendapatan Daarul Qur’an Pendapatan BMT Daarul Qur’an berasal dari beberapa pembiayaan yang disalurkan yang terdiri dari pembiayaan murabahah, musyarakah, mudharabah dan ijarahijarah muntahiya bittamlik. Pendapatan lainnya berasal dari administrasi pembiayaan, penempatan pada bank, administrasi tabungan dan operasional lainnya. Pendapatan yang diperoleh BMT Daarul Qur’an dari pembiayaan berupa: a. Pendapatan margin Pendapatan margin diperoleh BMT Daarul Qur’an dari membiayai pembelian barang, yaitu selisih dari harga beli dengan harga jual barang. b. Pendapatan bagi hasil Pendapatan bagi hasil ini diperoleh dari hasil usaha antara BMT dengan anggota yang berbentuk mudharabah dan musyarakah. Adapun keuntungan yang diperoleh dari kegiatan investasi pengelola dana dilaporkan dalam laporan laba rugi sebagai salah satu unsur pendapatan operasional BMT Daarul Qur’an. 67 c. Pendapatan sewa Pendapatan yang diperoleh BMT Daarul Qur’an dari menyewakan barang kepada nasabah tanpa diikuti pemindahan kepemilikan. 68

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN