Balasan Bagi Ketiga Golongan

Penulis perlu menggaris bawahi bahwa pada ayat yang menjelaskan antara Ashâb al-Yamîn dan Ashâb al-Syimâl, dari segi maksud keadaan kedua golongan ini. Antara kedua penafsir itu tidak jauh berbeda, hanya saja yang membedakan adalah dari segi redaksi penafsiran. Menurut al-Marâghî, bagi Ashâb al-Yamîn, mereka akan menerima catatan buku amalnya dengan tangan kanannya. Dan akan pada saatnya nanti mereka akan dikumpulkan bersama kaum yang berada di barisan kanan, yakni kedalam Surga. Sedang bagi Ashâb al-Syimâl adalah sebaliknya. Dan menurut Quraish Shihab, kedua golongan ini berada pada golongannya masing-masing. Bagi Ashâb al-Yamîn adalah keberkatan dan kenikmatan yang mereka raih. Dan bagi Ashâb al-Syimâl adalah kesengsaraan dan penderitaan yang mereka peroleh.

2. Balasan Bagi Ketiga Golongan

Bagi golongan pertama, secara umum bahwa ayat 10 sampai dengan ayat 26 memberi pengertian bahwa Allah SWT. menerangkan keberadaan penghuni surga dari al-Sâbiqûn al-Sâbiqûn adalah segolongan dari umat-umat terdahulu yang beriman dan segolongan kecil dari umat kemudian. Maka Ganjaran yang mereka raih adalah surga yang berisi tempat tidur yang bertahtakan emas permata, dengan penghuni yang cantik jelita yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik. Meraih minuman dan makanan, juga buah-buahan dan daging-daging burung yang rasanya lezat, dengan pelayan- pelayan surganya adalah anak-anak muda yang tidak berubah, yang menyenangkan bila dipandang. Dan di dalamnya tidak terdengar kata-kata yang tidak layak diucapkan oleh orang-orang baik yang mempunyai akhlak tinggi dan perasaan yang halus. Selanjutnya, bagi golongan kedua secara umum bahwa ayat 27 sampai dengan ayat 40 mengenai Ashâb Al-Yamîn, memberi pengertian bahwa Allah menerangkan keberadaan mereka nanti di dalam surga yang ditumbuhi pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang tersusun buahnya. Satu di atas yang lain dengan buah-buahan yang banyak. Tidak pernah berhenti berbuah untuk selama-lamanya, dan tidak terlarang bagi mereka kapan saja mereka menghendaki. Di dalam surga juga terdapat kasur-kasur yang empuk dan tersusun tinggi, di samping bidadari yang cantik yang masih perawan, penuh dengan rasa cinta lagi sebaya umurnya. Dalam ayat lain terdapat gambaran kenikmatan yang di peroleh para penghuni Surga. 13                                                    “Mereka itu memperoleh rezki yang tertentu, Yaitu buah-buahan. dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan, Di dalam surga- surga yang penuh nikmat. Di atas tahta-tahta kebesaran berhadap- hadapan. Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari 13 Fachruddin Hs, Ensiklopedi al- Qur‟ân, Jakarta:PT.Rineka Cipta,1992, cet.1, Jld.II, h.623 sungai yang mengalir. Warnanya putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum. Tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya. Di sisi mereka ada bidadari- bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya, Seakan- akan mereka adalah telur burung unta yang tersimpan dengan baik. Lalu sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain sambil bercakap-cakap. ” Q.S. Al-Saffat37:41 - 50 Dan terakhir adalah golongan ketiga, secara umum bahwa ayat 41 sampai dengan ayat 56 mengenai Ashâb al-Syimâl, memberi pengertian bahwa Allah menerangkan bencana dan kesengsaraan, serta keadaan buruk yang diterimanya. Golongan ini terbakar dalam panas neraka, meminum air panas bagaikan kotoran minyak yang membakar wajah. Makanan mereka adalah berupa pohon zaqqum, yang memenuhi perut mereka. Kemudian mereka akan meminum air tanpa ada puas-puasnya, bagai unta yang kehausan. Ini adalah penghormatan dan suguhan terbaik yang Allah sediakan untuk mereka pada hari tersebut. Perihal Zaqqum atau makan penghuni neraka pada ayat 52 dari surat al- Wâqi‟ah, juga termaktub dalam al-Qur‟ân surat al-Dukhân yang berbunyi;                              “Sesungguhnya pohon zaqqum itu, Makanan orang yang banyak berdosa. Ia sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, Seperti mendidihnya air yang amat panas. Peganglah dia Kemudian seretlah dia ke tengah-tengah neraka. Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siks aan dari air yang amat panas.” Q.S. Al-Dukhân44:43 - 48 Dalam Al- Qur‟ân disebutkan, bahwa Zaqqum itu makanan orang berdosa yang menjadi isi neraka. Urat pohon Zaqqum itu dalam neraka, buahnya bagai kepala syaitan ular. Zaqqum dimakan oleh isi neraka sepenuh perutnya dan dalam perut mendidih bagai hancuran tembaga. Sesudah itu orang yang memakan buah Zaqqum diberi minuman dengan air yang mendidih dan tetap menderita pembakaran api neraka. 14 Dari analisa ayat di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa orang yang memakan buah Zaqqum, meminum air yang sedang mendidih dan menggelegak dalam perut bagai hancuran tembaga, itu semua disebutkan dalam Al- Qur‟ân untuk membuat perbandingan. Mana yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang mendiami surga kesenangan, memperoleh rezeki yang mudah diterima, buah-buahan segala rupa, mendapat kehormatan dan pelayanan yang amat baik. Diam dalam taman kesenangan, duduk di atas kursi kebesaran, berhadapan satu sama lain. Disuguhi minuman yang lezat cita rasanya, anggur yang tiada menimbulkan mabuk, pening atau sakit kepala.

B. Implikasi Penafsiran Ayat 7 - 56 Dalam Kehidupan Di Masyarakat