Musyârakah Murâbahah

akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank harga beli bank plus margin keuntungan pada saat jatuh tempo. 9 b. Syarat-syarat Murâbahah Adapun syarat dalam akad murâbahah yaitu: 1 Para pihak a Berwenang secara hukum b Ridha atau rela atau suka sama suka 2 Obyek a Ada secara fisik b Memiliki kepemilikan yang jelas c Bukan barang haram d Harga e Tidak berubah selama masa perjanjian f Merupakan kesepkatan 4. Salâm a. Pengertian Salâm Transaksi jual-beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai. Bank sebagai pembeli nasabah sebagai penjual. Pembelian degan pembayaran dimuka atas hasil pertanian dengan kriteria tertentu dari petani nasabah dan dijual kembali ke pihak lain nasabah 9 Muhammad Yusuf dan Junaedi, Pengantar Ilmu Ekonomi dan Perbankan Syariah, Jakarta: Ganeca Press. 2006, h. 69 ke-2 yang membutuhkan dengan jangka waktu pengiriman yang ditetapkan bersama. 10 Sebelum membeli hasil pertanian dari nasabah pertama, bank terlebih dahulu telah menawarkan kepada nasabah kedua untuk membeli hasil pertanian dari nasabah pertama dalam ketetapan harga pembelian dan penjualan yang disepakati bersama antara nasabah kedua. b. Rukun dan Syarat Salâm Adapun rukun dalam akad salâm yaitu: 1 Muslam pembeli 2 Muslam ilaih penjual 3 Modal 4 Muslam fihi barang 5 Sighat ucapan Sedangkan syarat dalam akad salâm yaitu: 1 Modal 2 Modal harus diketahui 3 Penerimaan pembayaran salâm 4 Barang harus spesifik dan dapat diakui sebagai hutang 5 Harus bisa diidentifikasikan secara jelas untuk mengurangi kesalahan akibat kurangnya pengetahuan tentang barang tersebut, tentang kualifikasi kualitas, serta mengenai jumlahnya 10 Ibid 6 Penyerahan barang dilakukan dikemudian hari 7 Bolehnya menentukan tanggal waktu dimasa yang akan datang untuk menyerahkan barang 5. Ijârah a. Pengertian Ijârah Akad antara bank muajjir dengan nasabah musta’jir untuk menyewa suatu barangobyek sewa ma’jur milik bank dan bank mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewanya, dan diakhiri dengan pembelian obyek sewa oleh nasabah. Dalam pembiayaan ini, pertama-tama bank akan membeli asset untuk disewakan kepada nasabah dan dikatagorikan sebagai aktiva ijarah. Setelah dimiliki bank, selanjutnya nasabah akan menyewanya untuk jangka waktu yang disepakati dengan membayar harga sewa. Selama jangka waktu yang disepakati aktiva ijarah masih milik bank dan akan dialihkan kepemilikannya pada akhir masa sewa. b. Rukun Ijârah Adapun rukun dalam akad ijârah yaitu: 1. Sighat ucapan : ijab tawaran, penerimaan qobul. 2. Pihak yang berakad berkontrak : pemberi sewa lessor-pemilik aset, penyewa lessee. 3. Obyek kontrak yang terdiri dari pembayaran sewa dan manfaat dari pengguna aset.

d. Syarat-Syarat Pembiayaan

Ada beberapa syarat-syarat penilaian pembiayaan yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5 C, analisis 7 P dan studi kelayakan. Kedua syarat ini 5 C dan 7 P memiliki persamaan yaitu apa-apa yang terkandung dalam 5 C dirinci lebih lanjut dalam syarat 7 P dan di dalam 7 P disamping lebih terinci juga jangkauan analisisnya lebih luas dari 5 C. Syarat pemberian pembiayaan dengan analisis 5 C pembiayaan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Character behaviour karakter akhlaknya Karakter ini dapat dilihat dari interaksi kehidupan keluarga dan para tetangganya. Untuk mengetahui lebih dalam adalah dengan bertanya kepada tokoh masyarakat setempat maupun para tetangga tentang karakterakhlaknya dari si calon penerima pembiayaan. 2 Condition of economy kondisi usaha Usaha yang dijalankan calon anggota pembiayaan harus baik, dalam arti mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, menutupi biaya operasi usaha dan kelebihan dari hasil usaha dapat menjadi penambah modal usaha untuk berkembang. Apalagi kelak mendapat pembiayaan dari koperasi syariah maka usaha tersebut dapat tumbuh lebih baik dan akhirnya mampu untuk melunasi kewajibannya. 3 Capacity kemampuan manajerial Calon anggota pembiayaan mempunyai kemampuan manajerial, handal dan tangguh dalam menjalankan usaha. Biasanya seorang wiraswasta sudah dapat mengatasi permasalahan yang mungkin timbul dari usahanya apabila sudah berjalan minimal dua tahun. Oleh karena itu kebijakan yang berlaku dikoperasi syariah sebaiknya apabila calon anggota pembiayaan tersebut belum menjalankan usaha sejenis minimal dua tahun maka tidak dapat diproses permohonan pembiayaannya. 4 Capital modal Calon anggota pembiayaan harus mampu mengatur keuangannya dengan baik. Pengusaha harus dapat menyisihkan sebagian keuntungan usahanya untuk menambah modal sehingga skala usahanya dapat ditingkatkan. Satu hal yang perlu diwaspadai adalah apabila usaha calon anggota pembiayaan yang sebagian besar struktur permodalannya berasal dari luar bukan modal sendiri maka hal ini akan menimbulkan kerawanan pembiayaan bermasalah. 5 Collateral jaminan Petugas pembiayaan harus dapat menganalisis usaha calon anggota pembiayaan dimana sumber utama pelunasan pembiayaan nantinya dibayarkan dari hasil keuntungan usahanya. Untuk mengatasi kemungkinan sulitnya pembayaran kembali kepada koperasi syariah maka perlu dikenakan jaminan. Pertama sebagai pengganti pelunasan pembiayaan apabila nasabah sudah tidak mampu lagi. Namun demikian koperasi syariah tidak dapat langsung mengambil alih jaminan tersebut, tetapi memberikan tangguh atau tenggang waktu untuk mencari alternative lain yang disepakati bersama dengan anggotanya. Kedua sebagai pelunasan pembayaran apabila anggotanya melakukan tindakan wanprestasi. Sedangkan penilaian dengan 7 P pembiayaan adalah sebagai berikut: 1 Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari- hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. Personality hamper sama dengan character dari 5 C. 2 Party Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas pembiayaan yang berbeda pula dari bank. Pembiayaan untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah bunga dan persyaratan lainnya. 3 Perpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan pembiayaan bermacam-macam apakah tujuan untuk konsumtif atau untuk tujuan produktik atau untuk tujuan perdagangan.