4.4.1. Hasil Pemeriksaan Kandungan Boraks Pada Lontong Secara Kualitatif di
Kelurahan Padang Bulan Kota Medan Tahun 2009 Hasil pemeriksaan kualitatif boraks pada 24 sampel lontong yang berasal dari 5
lima lokasi di Kelurahan Padang Bulan dilakukan di Laboratorium Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan dapat dilihat pada tabel 4.1.
berikut ini :
Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Boraks Pada Lontong di KelurahanPadang Bulan Kota Medan Tahun 2009
No. Lokasi Pengambilan
Sampel Kode
Sampel Uji Kualitatif
Reaksi Kurkumin
1. A1
Warna kuning - 2.
A2 Warna kuning -
3. A3
Warna kuning - 4.
A4 Warna kuning -
5. A5
Warna kuning - 6.
A6 Warna merah kecoklatan +
7. Kampus USU
A7 Warna merah kecoklatan +
8. B1
Warna kuning - 9.
B2 Warna merah kecoklatan +
10. B3
Warna merah kecoklatan + 11.
B4 Warna merah kecoklatan +
12. B5
Warna merah kecoklatan +
13. Jl.Jamin Ginting
Simpang Kampus- Sumber
B6 Warna merah kecoklatan +
14. C1
Warna merah kecoklatan + 15.
C2 Warna merah kecoklatan +
16. C3
Warna merah kecoklatan + 17.
C4 Warna merah kecoklatan +
18. Pasar I
C5 Warna merah kecoklatan +
19. D1
Warna kuning - 20.
D2 Warna kuning -
21. Pasar II
D3 Warna merah kecoklatan +
22. E1
Warna merah kecoklatan + 23.
E2 Warna kuning -
24. Pasar III
E3 Warna merah kecoklatan +
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.1. di atas dapat diketahui bahwa pada 24 sampel lontong yang diperiksa secara kualitatif dengan reaksi kurkumin, terjadi perubahan warna
kuning menjadi merah kecoklatan pada 15 sampel. Hal ini menunjukkan bahwa 15 sampel tersebut mengandung boraks. Dan pada sampel yang positif menggunakan
boraks selanjutnya dilakukan pemeriksaan kuantitatif untuk mengetahui kadar dari boraks tersebut.
4.4.2. Hasil Pemeriksaan Kandungan Boraks Pada Lontong Secara Kuantitatif
di Kelurahan Padang Bulan Kota Medan Tahun 2009
Hasil pemeriksaan secara kuantitatif terhadap penggunaan boraks pada lontong menunjukkan bahwa terdapat 15 sampel lontong yang mengandung boraks dengan
kadar yang bervariasi. Kadar boraks untuk masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Boraks Pada Lontong di Kelurahan Padang Bulan Kota Medan Tahun 2009
No. Lokasi Pengambilan
Sampel Kode
Sampel Volume
Titrasi ml
Kadar Boraks
grkg
1. A1
- -
2. A2
- -
3. A3
- -
4. A4
- -
5. A5
- -
6. A6
2,7 3,338
7. Kampus USU
A7 0,8
0,989 8.
B1 -
- 9.
B2 2,2
2,721 10.
B3 2,4
2,967 11.
B4 2,2
2,721 12.
B5 2,0
2,473 13.
Jl.Jamin Ginting Simpang Kampus-
Sumber B6
2,1 2,596
14. C1
2,2 2,671
15. C2
3,3 4,081
16. C3
2,0 2,473
17. C4
2,1 2,721
18. Pasar I
C5 2,5
3,091 19.
D1 -
- 20.
D2 -
- 21.
Pasar II D3
2,2 2,721
22. E1
1,9 2,349
23. E2
- -
24. Pasar III
E3 1,8
2,225
Tabel 4.2. menunjukkan kadar boraks yang bervariasi dari ke lima lokasi tersebut. Kadar boraks yang tertinggi terdapat pada sampel C2 yang berasal dari
lokasi Pasar I yaitu sebesar 4,081 grkg dan kadar boraks yang terendah terdapat pada sampel A7 yang berasal dari lokasi Kampus USU yaitu sebesar 0,989 grkg.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
Penelitian ini mengenai ada tidaknya penggunaan boraks pada lontong. Penelitian dilakukan karena boraks sering disalahgunakan sebagai bahan tambahan
pangan, padahal boraks tidak diizinkan penggunaannya dalam makanan yang disesuaikan dengan Permenkes RI No. 1168MenkesPerX1999 tentang bahan
pangan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan boraks pada lontong yang
dijual di Kelurahan Padang Bulan dengan kadar yang berbeda. Lontong yang mengandung boraks sebanyak 62,5 diperiksa secara kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian ini sama halnya dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM di sejumlah sekolah di Depok Jawa Barat, ditemukan
adanya zat pengawet yaitu boraks di dalam jajanan berupa lontong yang berbahan dasar beras Virdhani, 2009.
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Agus 2009, di Bandar Lampung makanan berupa mi basah, lontong, bakso, pempek, dan kerupuk udang
positif mengandung boraks. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan boraks telah menyebar di seluruh Indonesia, untuk itu sebaiknya Dinas Kesehatan memberikan
penyuluhan kepada masyarakat tentang dampak penggunaan boraks terhadap kesehatan agar masyarakat lebih hati-hati dalam memilih dan menggunakan bahan
tambahan pangan.
Universitas Sumatera Utara
5.1. Hasil Pemeriksaan Boraks Secara Kualitatif