3. Uji kualitatif adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mengetahui
ada tidaknya boraks pada sampel lontong dengan menggunakan metode pengabuan.
4. Uji kuantitatif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan kadar
boraks yang terkandung dalam sampel lontong dengan metode titrasi asam basa.
5. Kadar Boraks mg adalah jumlah boraks yang terkandung dalam sampel lontong
yang ditentukan berdasarkan volume larutan NaOH yang menitrasi.
3.6. Aspek Pengukuran
Adapun aspek pengukuran dari pemeriksaan boraks pada lontong adalah: 1.
Ada boraks yaitu jika pada sampel lontong yang diperiksa secara kualitatif ditemukan perubahan warna kertas kurkumin kuning menjadi merah kecoklatan
reaksi kurkumin. Sedangkan pada reaksi nyala api apabila dibakar akan terjadi nyala api berwarna hijau.
2. Tidak ada boraks, yaitu tidak ditemukannya perubahan warna pada reaksi
kurkumin dan reaksi nyala api dalam sampel lontong yang diperiksa secara kualitatif. Atau boraks = 0.
3.7. Prosedur Kerja Pemeriksaan Boraks Secara Kualitatif dan Kuantitatif
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 100 gram lontong dimasukkan ke dalam masing-masing plastik lalu sampel dibawa untuk diperiksa di Laboratorium Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
A. Bahan Pemeriksaan
Sampel atau bahan yang digunakan untuk analisa adalah lontong yang diambil dari beberapa penjual lontong di Kelurahan Padang Bulan.
B. Alat-alat
1. Beaker glass 250 ml
2. Cawan porselen
3. Corong pisah
4. Kertas Kurkumin
5. Kertas saring
6. Labu erlenmeyer 250 ml
7. Lumpang dan alu
8. Pipet tetes
9. Timbangan elektrik
10. TanurFurnace
11. Kompor listrik
C. Reagensia yang Digunakan
1. Aquadest
2. Asam klorida HCl
3. Asam sulfat
4. Fenolptalen
Universitas Sumatera Utara
5. Gliserol
6. Natrium hidroksida
7. Metanol
8. Kapur CaCO
3
D. Pembuatan Larutan Reagensia
1. Pembuatan Larutan Aquadest Bebas CO
2
Aquadest dididihkan dalam labu erlenmeyer yang mulutnya ditutup kapas yang di dalamnya berisi beberapa butir batu didih selama 15 menit.
2. Pembuatan Indikator Fenolptalen
Fenolptalen sebanyak 1 gram dilarutkan dalam 100 ml etanol 96 kemudian aquadest ditambahkan secukupnya hingga 100 ml.
3. Pembuatan Larutan Gliserol Netral
a. Masukan 250 ml larutan gliserol kedalam erlenmeyer
b. Tambahkan 3 tetes indikatot fenolptalen
c. Teteskan larutan NaOH 0,2 N sampai terjadi warna merah jambu muda
4. Pembuatan Larutan NaOH 0.1 N dalam 500 ml
Kristal NaOH ditimbang sebanyak 2,001 gram kemudian dilarutkan dalam aquadest bebas CO
2
sampai 500 ml.
Universitas Sumatera Utara
E. Cara Kerja
1. Secara Kualitatif dengan Metode Pengabuan
Prosedur kerja secara kualitatif dengan metode pengabuan Rohman dan Sumantri,2007:
a. 50 gram lontong ditambahkan dengan 10 gram kapur CaCO
3
b. Lontong digerus di dalam lumpang batu lalu masukkan ke dalam cawan.
Kemudian masukkan ke dalam tanurfurnace hingga menjadi abu selama 3-4 jam dan dinginkan.
c. Abu dimasukkan ke dalam 2 buah cawan dan diberi kode sampel
d. Abu digunakan untuk tes berikutnya.
Reaksi Kurkumin
Abu dimasukkan ke dalam cawan uap porselin kemudian tambahkan 1 ml asam klorida 2 N, celupkan kertas kurkumin. Bila di dalam sampel terdapat
boraks, kertas kurkumin yang berwarna kuning menjadi berwarna merah kecoklatan.
2. Secara Kuantitatif dengan Metode Titrasi Asam Basa
Prosedur kerja secara kuantitatif dengan metode titrasi asam basa Cahyadi, 2006:
a. Timbang sampel setara 5 g masukkan ke dalam corong pisah
b. Kocok tiap kali dengan 25 ml aquadest
c. Saring, lakukan tiga kali pengocokan
d. Kumpulkan filtrat dalam erlenmeyer
e. Uapkan filtrat sehingga volume sekitar 30 ml
Universitas Sumatera Utara
f. Tambahkan 50 ml gliserol netral dan 5 tetes indikator fenolptalen
g. Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terjadi warna merah jambu muda
h. Lakukan tiga kali percobaan
i. Tiap ml larutan NaOH 0,1 N setara dengan 6,183 mg atau 0,006183 g asam
borat.
Penghitungan kadar boraks = x 100
Keterangan : V = Volume titrasi sampel
N = Normalitas NaOH yang dipakai B = Berat sampel
3.8. Analisa Data