SOP Sanitasi Kapal Sertifikat Sanitasi Kapal.

11 Melaksanakan tugas sebagai perwira kesehatan, mempersiapkan dan menjamin bahwa persediaan peralatan kesehatan dan obat-obatan cukup untuk pelayaran yang dimaksud. Setiap nakhoda kapal harus memberikan perhatian khusus kepada hal-hal yang dapat mempengaruhi kesehatan kesejahteraan awak kapal dan harus sesuai dengan prosedur dan standar peraturan pemerintah dan perusahaan, menggunakan pertimbangan sesuai dengan kelayakan pelayaran dunia internasional. Selain itu paling penting adalah menjamin agar kasus penyakit dan luka mendapatkan pengobatan yang tepat dan meminta nasehat kepada instansi terkait melalui sarana komunikasi yang ada. Nakhoda kapal juga harus menjamin kapal selalu bersih dan kondisi sanitasi setiap saat sesuai dengan standar perusahaan dan peaturan yang berlaku. Pasal 128 ayat 1 UU No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran menyatakan Nahkoda danatau Anak Buah Kapal harus memberitahukan kepada pejabat pemeriksa Keselamatan Kapal apabila mengetahui bahwa kondisi kapal atau bagian dari kapalnya dinilai tidak memenuhi persyaratan keselamatan kapal.

2.6. SOP Sanitasi Kapal

Standar operational prosedure SOP adalah prosedur tetap yang harus dijadikan sebagai dasar atau landasan untuk melakukan suatu pekerjaan dan sebagai panduan yang harus dijalankan. Menurut Depkes RI 1996, syarat standar adalah: Universitas Sumatera Utara 1 Jelas, artinya dapat diukur dengan akurat, termasuk mengukur berbagai penyimpangan yang mungkin terjadi. 2 Masuk akal, artinya ditetapkan wajar, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. 3 Mudah dimengerti, artinya suatu standar tidak berbelit-belit, sehingga mudah dimengerti dan dilaksanakan. 4 Derajat dicapai, artinya suatu standar disesuaikan dengan kemampuan, agar dapat dicapai. 5 Meyakinkan, artinya mewakili persayaratan yang ditetapkan Perumusan SOP sanitasi Kapal mencakup seluruh aspek sanitasi kapal yang dirumuskan dan dibuat oleh pemilik kapal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Standar kompetensi kerja Nasional, sektor maritime sub sektor perkapalan bidang juru masak mansyaratkan pelaksanan kerja di dapur agar melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja di dapur kapal niaga dan kapal perikanan yang berlayar di perairan nasional dan internasional dengan memperhatikan iformasidokuman melipiti : 1 Standar Operational Precedures SOP perusahaan. 2 Karakteristik peralatan dapur, 3 Jenis dan sifat bahan pembersih, 4 Jenis ruangan simpan, 5 Jenis bahan makanan, 6 Tata letak peralatan dapur.

2.7. Sertifikat Sanitasi Kapal.

Sertifikat sanitasi kapal adalah alat bantu untuk membantu suatu negara dalam mengurangi faktor risiko penyebaran penyakit akibat dari pelayaran kapal internasional dan nasional. Sertifikat Sanitasi kapal mempunyai masa berlaku selama Universitas Sumatera Utara enam bulan sejak tanggal diterbitkan, selanjutnya dapat diperpanjang selama satu bulan oleh Port Health Authority. Jenis Sertifikat sanitasi terdiri dari 1 Ship Sanitation Control Exemption Certificate SSCEC yaitu sertifikat diberikan kepada kapal yang hasil pemeriksaan sanitasi dengan faktor risiko rendah dan 2. Ship Sanitation Control Certificate SSCC diberikan kepada kapal dengan hasil pemeriksaan sanitasi dengan faktor risiko tinggi atau ditemukan tanta-tanda keberadaan vector IHR 2005 Pasal 39 ayat 2 IHR 2005 menyakan, jika sertifikat sanitasi tidak dapat ditunjukkan atau ditemukan bukti adanya risiko kesehatan masyarakat, sumber penyakit menular vektor dan kontaminasi dikapal, Authorities Port Healh harus menganggap kapal tersebut terjangkit dan dapat melakukan tindakan sanitasi berupa : Hapus hama, dekontaminasi, hapus serangga atau hapus tikus pada kapal. Apabila proses tidakan sanitasi yang diperlukan sudah dilaksankan secara lengkap, otoritas kesehatan pelabuhan wajib menerbitkan SSCC, dengan menuliskan catatan tentang bukti yang ditemukan dan pemeriksaan yang dilakukan. KKP boleh menerbitkan SSCC di setiap pelabuahan sesuai Pasal 20 IHR 2005 menjelaskan jika dinyakini bahwa kapal bebas dari infeksi dan kontaminasi, termasuk vektor dan reservoir. Sertifikat sanitasi biasanya di keluarkan jika pemeriksaan telah dilaksanakan pada kapal dalam keadaan kosong atau isinya hanya penyeimbang ballast atau material lain seperti bahan alam yang ditimbun atau dibuang sehingga membuat kapal dapat diperiksa. Jika dalam keadaan pengawasan pemeriksaan telah dilaksanankan, Universitas Sumatera Utara dan pendapat dari kesehatan pelabuhan bahwa hasilnya tidak memuaskan, maka kesehatan pelabuhan harus membuat catatan di dalam sertifikat sanitasi IHR, 2005.

2.8. Landasan Teori