BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survai analitik dengan desain cross sectional study yang bertujuan menganalisis pengaruh sanitasi dan manajemen kapal terhadap
kepemilikan sertifikat sanitasi kapal pada kapal yang berlabuh di Pelabuhan Lhokseumawe.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Lhokseumawe, dengan pertimbangan: 1 Pelabuhan Lhokseumawe merupakan salah satu pelabuhan yang dapat
menerbitkan SSCEC atau SSCC sesuai IHR tahun 2005 dan 2 masih ada kapal- kapal yang berlabuh di pelabuhan Lhokseumawe baik kapal domestik maupun
international yang tingkat sanitasi risiko tinggi.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini diawali dengan penelusuran pustaka, konsultasi, persetujuan pembimbing, kolokium, penelitian lapangan, seminar hasil dan komprehensif
membutuhkan waktu enam bulan terhitung bulan Januari sampai dengan Agustus 2010.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kapal kargobarang dengan Tonase Kotor ≥ 35 Gros Ton GT beserta Anak Buah Kapal ABK yang melayari
pelabuhan Nasional dan Internasional yang singgah dan bersandar di pelabuhan Lhokseumawe, rata-rata kunjungan kapal per bulan tahun 2009 sebanyak 53 kapal.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari : 1.
Sampel kapal Sampel kapal adalah seluruh populasi sebanyak 53 kapal yang diambil selama
penelitian pada bulan Juni 2010. 2.
Anak Buah Kapal Sampel anak buah kapal dalam penelitian ini adalah sebanyak 53 ABK yaitu
chief officer dengan pertimbangan chief officer merupakan ABK yang bertanggung jawab dan berwewenang secara penuh terhadap sanitasi kapal.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari kapal yang menjadi sampel penelitian tentang sanitasi kapal dengan berpedoman pada cheklist observasi
Universitas Sumatera Utara
pemeriksaan sanitasi kapal, dan wawancara dengan ABK kapal tentang kepemimpinan dan penerapan SOP.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari profil Kantor Kesehatan Pelabuhan Lhoksumawe tentang jumlah kapal, dan karakteristik pelabuhan
Lhokseumawe.
3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner penelitian agar dapat menjadi instrumen penelitian yang valid dan reliabel sebagai alat pengumpul data, maka dilakukan pengujian validitas dan
reliabilitas terhadap kuesioner. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat Arikunto, 2006. Variabel yang dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas adalah variabel kepemimpinan dan penerapan SOP, karena kedua variabel
ini adalah jenis pertanyaan yang dirancang oleh penelitian berdasarkan kebutuhan penelitian dan tinjauan pustaka.
Uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan kepada ABK pada kapal selain sebagai sampel penelitian.. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauhmana
suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total
variabel pada analisis reability dengan melihat nilai correlation corrected item, dengan ketentuan jika nilai r hitung r tabel, maka dinyatakan valid dan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
Pertanyaan dikatakan reliabel, jika jawaban responden terhadap pertanyaan kuesioner adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas
menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya, untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar dan sesuai dengan kenyataan,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama Arikunto, 2006. Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat
pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali
pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai r Alpha r tabel, maka dinyatakan relialibel Arikunto, 2006.
Hasil pengujian validitas dan reliabilitas setiap variabel yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
No
Pertanyaan Nilai r-Tabel
Keputusan
Variabel Penerapan SOP 1
Pertanyaan SOP 1 0,943
Valid
2
Pertanyaan SOP 2 0,943
Valid
3
Pertanyaan SOP 3 0,883
Valid
4
Pertanyaan SOP 4 0,758
Valid
5
Pertanyaan SOP 5 0,694
Valid
6
Pertanyaan SOP 6 0,775
Valid
7
Pertanyaan SOP 7 0,545
Valid
8
Pertanyaan SOP 8 0,627
Valid Nilai Cronbac’h Alpha
0,935 Relialibel
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Lanjutan
No
Pertanyaan Nilai r-Tabel
Keputusan
Variabel Kepemimpinan 1
Pertanyaan Kempimpinan 1 0,837
Valid
2
Pertanyaan Kempimpinan 2 0,843
Valid
3
Pertanyaan Kempimpinan 3 0,729
Valid
4
Pertanyaan Kempimpinan 4 0,669
Valid
5
Pertanyaan Kempimpinan 5 0,601
Valid
6
Pertanyaan Kempimpinan 6 0,675
Valid
7
Pertanyaan Kempimpinan 7 0,725
Valid
8
Pertanyaan Kempimpinan 8 0,843
Valid Nilai Cronbac’h Alpha
0,922 Relialibel
Uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan kepada 20 orang ABK pada kapal yang bersandar di Pelabuhan Kota Lhokseumawe. Nilai t.Tabel t-tabel dalam
penelitian ini pada 20 sampel dengan taraf signifikan 95 adalah sebesar 0,423, dan nilai r-Tabel sebesar 0,60.
Berdasarkan Tabel 3.1. di atas menunjukkan secara keseluruhan variabel yang diuji coba dinyatakan valid dan relialibel, yaitu:
1. Variabel penerapan SOP mempunyai nilai t-Hitung antara 0,545 – 0,943, dan
ternyata nilai t-Hitung t-Tabel sehingga dinyatakan valid dan nilai Cronbac’h Alpha sebesar 0, 935 berarti nilai r-Hitung r-Tabel sehingga
dinyatakan relialibel. 2.
Variabel kepemimpinan mempunyai nilai t-Hitung antara 0,601– 0,843, dan ternyata nilai t-Hitung t-Tabel sehingga dinyatakan valid dan nilai
Cronbac’h Alpha sebesar 0,922 berarti nilai r-Hitung r-Tabel sehingga dinyatakan relialibel.
Universitas Sumatera Utara
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel Penelitian
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah sanitasi kapal dan manajemen kapal. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepemilikan
sertifikat sanitasi kapal.
3.5.2. Definisi Operasional
1 Sanitasi kapal adalah keadaan kapal yang menunjukkan tingkat kebersihan
dan sanitasi di dalam kapal yang mencakup 16 enam belas indikator sanitasi antara lain dapur, ruang rakit makanan, gudang persediaan makanan, kamar
ABK, ruang mesin, ruang nahkoda, ruang penumpang, air bersih, sampah, fasilitas medis, limbah cair dan padat, air bersih, dan air persediaan.
2 Penerapan SOP adalah aplikasi panduan atau peraturan yang dilaksanakan
dalam bidang sanitasi kapal oleh nahkoda dan anak buah kapal. 3
Kepemimpinan Nakhoda adalah persepsi ABK terhadap kegiatan pengawasan dan arahan yang diberikan orang paling bertanggung jawab mengenai
keseluruhan keamanan, kenyamanan dan kebersihan kapal. 4
Sertifikat sanitasi kapal adalah sertifikat sanitasi yang dimiliki oleh kapal yang menjadi sampel penelitian dan masih berlaku, baik berjenis
SSCEC maupun SSCC.
Universitas Sumatera Utara
3.6. Metode Pengukuran
Pengukuran variabel dependen yaitu jenis sertifikat sanitasi yang dimiliki kapal didasarkan pada skala nominal bersumber data primer dari kapal sebagai
sampel penelitian dengan kategori : 1.
Memiliki Ship Sanitation Control Exemption Certificate SSCEC, 2.
Memiliki Ship Sanitation Control Certificate SSCC Pengukuran variabel independen yaitu variabel yang diduga sebagai penyebab
timbulnya valiabel dependen, variabel independen teridi dari : 1.
Sanitasi Kapal didasarkan pada skala ordinal dengan berpedoman pada cheklist sanitasi kapal sesuai dengan pedoman pemeriksaan hygiene sanitasi
kapal IHR, 2005, dan dikategorikan menjadi: 1
Faktor Risiko Rendah, jika kapal yang diperiksa memperoleh skor ≥5175 point
2 Faktor Risiko Tinggi, jika kapal yang diperiksa memperoleh nilai 5175
point 2.
Penerapan SOP didasarkan pada skala ordinal dari 8 pertanyaan dengan alternatif jawaban “ya” dan “tidak” masing-masing jawaban ‘Ya” diberi skor
2, dan “tidak” diberi skor 1, Kemudian hitung batasan nilai untuk kategorisasi, dan hasil penelitian melaluui uji kolmogorof smirnov
menunjukkan variabel penerapan SOP tidak terdistribusi normal, sehingga batasan nilai yang digunakan adalah nilai tengah median yaitu sebesar 11
dan dikatagorikan menjadi dua :
Universitas Sumatera Utara
1 Baik, jika responden memperoleh nilai ≥median skor ≥11
2 Kurang, jika responden memperoleh nilai median skor 11
3. Kepemimpinan Nakhoda juga didasarkan pada skala ordinal dari 8
pertanyaan dengan alternatif jawaban “ya” dan “tidak” masing-masing jawaban ‘Ya” diberi skor 2, dan “tidak” diberi skor 1. Kemudian hitung
batasan nilai untuk kategorisasi, dan hasil penelitian melaluui uji kolmogorof smirnov menunjukkan variabel kepemimpinan terdistribusi normal, sehingga
batasan nilai yang digunakan adalah nilai tengah rerata yaitu sebesar 12,5 dan dikatagorikan menjadi dua :
1 Baik, jika responden memperoleh nilai ≥mean skor ≥12,5
2 Kurang, jika responden memperoleh nilai mean skor 12,5
3.7. Analisis Data