Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Kapal dan Keberadaan Vektor Pembawa Penyakit (Larva Nyamuk, Musca Domestica, Periplaneta Americana dan Tikus) Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2016

(1)

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI KAPAL

(Berdasarkan International Health Regulation (2005) : Handbook for Inspection of Ships and Issuance of Ship Sanitation Certificates)

1. Nama Kapal :

2. Jenis Kapal :

3. Tanggal/jam tiba :

4. Diperiksa tanggal/jam :

5. Jumlah awak kapal :

6. Bendera :

7. Tujuan :

8. Lokasi sandar :

A. RUANGAN / ROOM (10)

No. Variabel Bobot Komponen Yang

Dinilai

Sub

Bobot Nilai Skor

1. Dapur 30 a. Bersih

● Tidak terlihat kotoran dan sampah dibuang pada tempatnya

30

b. Pertukaran udara baik ● Asap dapur dibuang melalui cerobong asap/ exhauster/ ventilasi biasa

30

c. Pencahayaan baik ● Pencahayaan lebih

dari 10 fc (100 lux) atau bisa untuk membaca Koran

20

d. Cara pencucian baik ● Dilengkapi dengan

saluran air panas dan bahan pembersih khusus

20

SUB TOTAL 100

2. Ruang Rakit Makanan

20 a. Bersih

● Tidak terlihat kotoran dan sampah dibuang pada tempatnya

30

b. Pertukaran udara baik ● Pertukaran udara

exhauster, AC atau ventilasi

20

c. Pencahayaan baik


(2)

dari 10 fc (100 lux) atau bisa untuk membaca Koran d. Cara pencucian baik ● Makanan kering dan

basah disimpan tersendiri dalam lemari pendingin/ freezer/ rak-rak

30

SUB TOTAL 100

3. Gudang 10 a. Bersih

● Tidak terlihat kotoran dan sampah dibuang pada tempatnya

40

b. Pertukaran udara baik ● Pertukaran udara

exhauster, AC atau ventilasi

30

c. Pencahayaan baik ● Pencahayaan lebih

dari 10 fc (100 lux) atau bisa untuk membaca Koran

30

SUB TOTAL 100

4. Ruang tidur ABK

10 a. Bersih

● Tidak terlihat kotoran dan sampah dibuang pada tempatnya

40

b. Pertukaran udara baik ● Pertukaran udara

exhauster, AC atau ventilasi

30

c. Pencahayaan baik ● Pencahayaan lebih

dari 10 fc (100 lux) atau bisa untuk membaca Koran

30

SUB TOTAL 100

5. Ruang Tidur Penumpa ng

10 a. Bersih

● Tidak terlihat kotoran dan sampah dibuang pada tempatnya

40

b. Pertukaran udara baik ● Pertukaran udara

exhauster, AC atau ventilasi


(3)

c. Pencahayaan baik ● Pencahayaan lebih

dari 10 fc (100 lux) atau bisa untuk membaca Koran

30

SUB TOTAL 100

6. Geladak (Deck)

10 a. Bersih

● Tidak terlihat kotoran dan sampah dibuang pada tempatnya

40

b. Pertukaran udara baik ● Pertukaran udara

exhauster, AC atau ventilasi

40

SUB TOTAL 100

7. Ruang Mesin

5 a. Bersih

● Tidak terlihat kotoran dan sampah dibuang pada tempatnya

40

b. Pertukaran udara baik ● Pertukaran udara

exhauster, AC atau ventilasi

30

c. Pencahayaan baik ● Pencahayaan lebih

dari 10 fc (100 lux) atau bisa untuk membaca Koran

30

SUB TOTAL 100

8. Fasilitas Medik

5 a. Alat dan bahan medik ● Bersih dan terawat ● Tersedia tempat

penyimpanan khusus

40

b. Operasi

● Tersedia ruang pemeriksaan khusus ● Ada dokter/perawat/ tenaga terlatih untuk P3K di kapal

● Tersedia tempat cuci tangan di ruangan pemeriksaan

● Ada SOP bila terjadi gawat darurat

kesehatan/ KLB di


(4)

kapal

c. Obat-obatan ● Tersedia catatan

pengeluaran obat dan penumpang yg berobat

30

SUB TOTAL 100

Total A (Sub Total 1+2+3+4+5+6+7+8) Skor Ruangan

{(Total A : 100) x 10} B. VEKTOR

9. Vektor dan Binatang Penular Penyakit

100 a. Tidak ditemukan vektor dan binatang penular penyakit

70

b. Terpasang Rat Guard pada setiap tali kapal, saat sandar

30

SUB TOTAL 100

Skor Vektor

{(Total B : 100) x 30} C. MAKANAN & MINUMAN

10. Makanan 10 a. Sumber

● Makanan berasal dari perusahaan yang memiliki izin atau terdaftar di KKP

30

b. Penyimpanan ● Bahan makanan

tersimpan terpisah dari bahan berbahaya/ beracun

● Penyimpanan bahan makanan dipisahkan sesuai dengan jenis dan sifat

● Makanan dipisahkan sesuai jenis dan suhu penyimpanan

20

c. Penyiapan

● Petugas penjamah makanan sehat dan tidak mengidap penyakit menular ● Tempat penyiapan

makanan tidak terlihat kotoran dan


(5)

sampah dibuang pada tempatnya

● Tersedia fasilitas pengolahan makanan dan tempat pencucian bahan makanan dengan air yang cukup

d. Distribusi

● Tempat penyajian makanan tidak terlihat kotoran atau sampah dibuang pada tempatnya

● Terdapat tempat mencuci tangan dan sabun

20

SUB TOTAL 100

11. Air Minum

40 a. Tersedia air minum ● Tersedia air yang

langsung dapat diminum melalui proses pengolahan terlebih dahulu

40

b. Kualitas air memenuhi syarat ● Secara fisik jernih,

tidak berbau dan tidak berasa

40

c. Saluran dan alat pengambilan air serta tempat penyimpanannya bersih

20

SUB TOTAL 100

12. Air Bersih 50 a. Air bersih jernih, tidak berasa, tidak berbau

40

b. Jumlah air

mencukupi untuk kebutuhan awak kapal

40

c. Saluran dan alat pengambilan air serta tempat penyimpanannya


(6)

bersih

● Tidak tampak kotoran pada keran pengambilan air dan alat pengambilnya

SUB TOTAL 100

Total B

(Sub Total 9+10+11) Skor Makanan & Minuman

{(Total B : 100) x 50} D. LIMBAH

13 Air

Tergenang

15 a. Tidak ada genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan vektor

60

b. Bebas jentik ● Tidak ditemukan

serangga atau binatang

pengganggu lain

40

SUB TOTAL 100

14. Limbah Cair

20 a. Sarana pembuangan limbah cair

memenuhi syarat ● Sarananya berupa

saluran tertutup, tidak bocor dan dialirkan ke tempat khusus

50

b. Dilakukan

pengolahan limbah cair

● Sebelum limbah cair dibuang ke lingkungan, dilakukan pengolahan terlebih dahulu 50

SUB TOTAL 100

15. Limbah Padat

30 a. Sarana penampung limbah padat terbuat dari bahan kedap air dan tertutup

● Pemisahan sesuai dengan jenis sampah


(7)

b. Volume tempat pembuangan sampah cukup, sesuai dengan sampah yang

dihasilkan

40

SUB TOTAL 100

16. Sampah 20 a. Penanganan ● Tersedianya tempat

sampah/ Pemisahan sampah basah dan kering

50

b. Pengendalian ● Setiap tempat

sampah diberi kantong plastik

30

c.Sebelum dilakukan pembuangan ke darat dikumpulkan di TPS

20

SUB TOTAL 100

17. Air Balast 10 a. Indikasi kualitas air ballast dalam tangki ballast memenuhi syarat

● pH = 6 – 8,5 dan tidak tercemar bahan kontaminan, biologi, fisika dan kimia

50

b. Dilakukan pengolahan air ballast

● Sebelum air ballast dibuang ke lingkungan, dilakukan pengolahan terlebih dahulu 50

SUB TOTAL 100

Total C (Sub Total 12+13+14+15+16) Skor Limbah & Kolam Renang {(Total C : 100) x 10} Total Skor Kapal (Skor A+B+C+D)


(8)

LEMBAR OBSERVASI KEBERADAAN VEKTOR PEMBAWA PENYAKIT PADA KAPAL

No. Jenis Vektor

Kepadatan Lalat

0 - 2 3 -5 6 – 20 ≥ 21

1. Lalat

No. Jenis Vektor

Jumlah Vektor yang Ditemukan

Ada Tidak Ada

1. Jentik nyamuk

2. Kecoak


(9)

KUESIONER

(Pengawasan Dan Pengendalian Oleh KKP)

Berdasarkan PERMENKES NO. 356/ MENKES/ PER/ IV/ 2008

1. Apakah ada peraturan yang melatarbelakangi pihak KKP untuk melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap hygiene sanitasi kapal yang

memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat ?

2. Apakah ada penghargaan (reward) yang diberikan kepada nahkoda beserta awak kapal apabila hygiene sanitasi kapal tetap terjaga dengan baik ? 3. Apakah ada hukuman (punishment) yang diberikan kepada nahkoda

beserta awak kapal apabila hygiene sanitasi kapal tidak terjaga dengan baik ?

4. Siapa yang melakukan pemeriksaan/ inspeksi pada kapal yang bersandar di pelabuhan ?

5. Berapa kali pemeriksaan/ inspeksi dilakukan pada kapal yang bersandar di pelabuhan ?

6. Bagaimana mekanisme pelaksanaan pemeriksaan hygiene sanitasi kapal ? 7. Jika petugas menemukan vektor pada kapal saat melakukan inspeksi,

tindakan apa yang dilakukan selanjutnya ?

8. Apakah ada pelatihan terhadap petugas yang melakukan inspeksi kapal ? 9. Bagaimana bentuk pengawasan terhadap penyediaan air bersih dan

makanan dan minuman yang disuplai di atas kapal ?


(10)

(11)

(12)

Gambar Observasi Pada Kapal Penumpang

Gambar Lampiran 1. Kondisi Ruang Dapur Kapal


(13)

Gambar Lampiran 3. Kondisi Ruang Gudang Kapal


(14)

Gambar Lampiran 5. Kondisi Geladak (deck) Bagian Dalam Kapal


(15)

Gambar Lampiran 7. Saluran Air Bersih Ruang Dapur Diatas Kapal


(16)

Gambar Observasi Pada Kapal Barang

Gambar Lampiran 9. Kondisi Ruang Dapur Kapal Baramg 1


(17)

Gambar Lampiran 11. Kondisi Tempat Penyimpanan Bahan Makanan


(18)

Gambar Lampiran 13. Kondisi Ruang Tidur ABK Kapal Barang 2


(19)

Gambar Lampiran 15. Kondisi Geladak (Deck) Kapal


(20)

Gambar Pengukuran Vektor Di Atas Kapal

Gambar Lampiran 17. Pengukuran Indeks Lalat Pada Tempat Makan Di Kapal


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, 2005. Manajemen Sanitasi Pelabuhan Domestik. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol 2, Hal 1-10.

Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian : Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Rineka Cipta, Jakarta.

Aryati, Maulina D., 2005. Pentingnya pemeliharaan Kebersihan dan Kesehatan

di atas Kapal dari Vektor Kecoa. Jurnal Kesehatan Lingkungan,Vol 2.

Chandra, B., 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC, Jakarta.

Chin. 2006. Manual Pemberantasan Penyakit Menular, Cetakan II, Alih Bahasa Nyoman Kandun. Infomedika, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional RI., 2003. Konsep Dasar Perkapalan Mengenal

Jenis-Jenis Kapal. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas

Air, Jakarta.

_________. 2002. Pedoman Pengendalian Tikus Khusus di Rumah

Sakit. Diakses 14 Februari 2016; http://www.depkes.go.id/downloads

/Pengendalian%20Tikus.pdf.

_________, 2007. Pedoman Teknis Pengendalian Risiko Lingkungan di

Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas, Jakarta.

_________, 2008. Permenkes No.356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, Jakarta.

_________. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Jakarta.

Departemen Perhubungan RI. 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2000 tentang Kepelautan, Jakarta.

_________. 2008. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Jakarta.


(22)

Elaine H Cramer. 2008. Sanitation Inspection On Cruise Ships 1990-2005 Vessel

Sanitation Program, Centers for Disease Control and Prevention, Jurnal of

Environmental Health, March 2008.

Hidayatsyah, M., 2012. Pengaruh Faktor Risiko Terhadap Keberadaan Vektor

Penyakit di Kapal Pada Pelabuhan Tembilahan Tahun 2011. Tesis,

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan. 2015. Laporan Tahunan KKP

Kelas I Medan Tahun 2015. KKP Kelas I Medan, Medan.

Komariah, Seftiani P.,& Tan M., 2010. Pengendalian Vektor. Jurnal Kesehatan Bina Husada, Vol. 6, No.1, Hal : 38.

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Saifullah,. 2010. Pengaruh Sanitasi dan Manajemen Kapal Terhadap

Kepemilikan Sertifikat Sanitasi Kapal Pada Pelabuhan Lhokseumawe,

Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Santi, D. 2004. Pemberantasan Arthropoda Yang Penting Dalam Hubungan

dengan Kesehatan Masyarakat. Diakses pada 4 Maret 2016

http://repository.usu.ac.id/bitstream/.../3674/1/Fkm-devi.pdf. Sembel, Dantje T., 2009. Entomologi Kedokteran. ANDI, Yogyakarta.

Sembiring, Firdaus Y., 2003. Hubungan Sanitasi Kapal Dengan Keberadaan Tikus Pada Kapal Yang Berlabuh di Pelabuhan Batu Ampar Batam Tahun 2003. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

.

Simanjuntak, G.M., 2006. Ancaman Bio-Terorisme Terhadap Kesehatan

Masyarakat Pelabuhan. Makalah Pelatihan Petugas Karantina, Ciloto 8

16 Maret 2006.

Soejoedi, H., 2005. Pengendalian Rodent, Suatu Tindakan Karantina. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.2, No.1, Hal : 53-66.

Vredenbregt, Jacob. 1984. Metode Dan Teknik Penelitian Masyarakat. PT. Gramedia, Jakarta.

WHO., 2005. Internasional Health Regulation (IHR). Geneva, Swiss.

_____, 2011. International Health Regulation (2005) : Handbook for Inspection


(23)

Zakri, Yan. 2009. Teknik Penanganan Limbah Padat Di Atas Kapal Kargo. Tesis, Universitas Hasanuddin, Makassar.


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif, karena merupakan prosedur untuk membuat gambaran pelaksanaan hygiene sanitasi dan keberadaan vektor (larva nyamuk, lalat (Musca domestica), kecoak (Periplaneta

americana), dan tikus) pada kapal yang bersandar di Pelabuhan Belawan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi

Penelitian akan dilaksanakan di Pelabuhan Belawan Kota Medan, dengan alasan mengingat pelabuhan Belawan Kota Medan merupakan pelabuhan terbesar ketiga di Indonesiadan menjadi tempat perdagangan dimana banyak disinggahi kapal dalam negeri maupun luar negeri sehingga kesehatan pelabuhan menjadi prioritas di pelabuhan ini.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian pada penelitian ini adalah mulai dari September 2015 sampai Mei 2016. Penelitian dimulai dengan survai awal, penelusuran pustaka, konsultasi judul, mempersiapkan proposal penelitian, pelaksanaan seminar proposal, pengumpulan data dan penyusunan laporan akhir.


(25)

3.3 Objek Penelitian

Objek penelitian pada penelitian ini adalah satu kapal penumpang yang bersandar di Pelabuhan Belawan, Kota Medan dan 3 buah kapal barang yang bersandar di Pelabuhan Belawan, Kota Medan. Keempat kapal tersebut adalah kapal yang berbendera Indonesia atau kapal dalam negeri yang bersandar di Pelabuhan Belawan, Kota Medan.

Pemilihan kapal dilakukan dengan alasan:

1. Kapal penumpang paling banyak menghasilkan sampah dan banyak investasi vektor penyakit seperti lalat dan kecoa.

2. Kapal barang yang tinggi frekuensi kunjungannya dan bersandar di pelabuhan Belawan dan banyak investasi tikus, karena membawa barang-barang logistik ke pelabuhan Belawan.

3.3.1 Cara Penentuan Sampel

Sampel kapal penumpang diambil berdasarkan total populasi kapal penumpang dalam negeri yang bersandar di pelabuhan Belawan, dengan jumlah kapal penumpang sebanyak 1 buah.

Sampel kapal barang diambil sebanyak 3 kapal. Menurut Arikunto (2006: 112) jumlah sampel dapat diambil antara 10-15% atau 15-25% atau lebih. Dari keseluruhan populasi kapal barang yang berlabuh di pelabuhan Belawan dalam 1 hari semuanya berjumlah 9 kapal, maka sesuai pernyataan diatas jumlah sampel kapal barang dalam penelitian ini dapat diambil 30% dari keseluruhan jumlah populasi. Sehingga didapat jumlah kapal barang untuk penelitian ini


(26)

berjumlah 3 kapal. Jenis kapal barang diambil secara random sampling yaitu dengan cara pengundian.

Langkah-langkahnya adalah dengan menuliskan nama kapal pada kertas yang kemudian digulung dan dimasukkan ke dalam botol. Kemudian dilakukan pengocokan dan menarik 3 gulungan. Nama kapal yang keluar adalah kapal yang menjadi sampel penelitian untuk kapal barang.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan petugas inspeksi dan anak buah kapal. Observasi langsung dilakukan dengan menggunakan lembar observasi hygiene sanitasi kapal untuk melihat gambaran terhadap objek penelitian, yaitu data tentang pelaksanaan hygiene sanitasi kapal dan keberadaan vektor penyakit (jentik nyamuk, lalat, dan kecoa) serta binatang pengganggu (tikus) di kapal.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan, Administrator Pelabuhan Belawan yang merupakan lokasi penelitian serta buku-buku literatur yang ada.


(27)

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Variabel

1. Variabel Tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah persyaratan hygiene sanitasi kapal sesuai dengan IHR (2005) : Handbook for Inspection of Ships and

Issuance of Ship Sanitation Certificates.

2. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Sanitasi Kapal, meliputi sanitasi ruangan, pengolahan makanan dan minuman, dan pengelolaan limbah serta keberadaan vektor.

A. Sanitasi Ruangan : 1. Dapur

2. Ruang Rakit Makanan (Pantry) 3. Gudang

4. Kamar ABK 5. Kamar Penumpang 6. Geladak (deck) 7. Ruang Mesin 8. Fasilitas Medik B. Keberadaan Vektor

1. Larva Nyamuk

2. Lalat (Musca domestica)

3. Kecoak (Periplaneta Americana) 4. Tikus


(28)

C. Pengolahan Makanan & Minuman 1. Makanan

2. Air Minum 3. Air Bersih D. Pengelolaan Limbah

1. Air Tergenang 2. Limbah Cair 3. Limbah Padat 4. Sampah 5. Air Balast

3.5.2 Definisi Operasional

1. Hygiene sanitasi kapal : adalah usaha meniadakan ataupun menekan sekecil mungkin adanya faktor lingkungan yang dapat menimbulkan penyakit atau pengaruh buruk terhadap awak kapal.

2. Sanitasi Ruangan : adalah usaha meniadakan faktor yang dapat menimbulkan penyakit di dalam ruangan kapal meliputi ruang dapur, ruang rakit makanan (pantry), gudang, kamar ABK, kamar penumpang, geladak (deck), ruang mesin, dan fasilitas medik.

a. Sanitasi ruang dapur : adalah kondisi kebersihan, pertukaran udara, dan pencahayaan tempat pengolahan makanan di atas kapal.

b. Sanitasi ruang rakit makanan (pantry) : adalah kondisi kebersihan, pertukaran udara, dan pencahayaan tempat penyiapan dan penyajian makanan di atas kapal.


(29)

c. Sanitasi gudang : adalah kondisi kebersihan, pertukaran udara, dan pencahayaan tempat penyimpanan di atas kapal.

d. Sanitasi kamar ABK : adalah kondisi kebersihan, pertukaran udara, dan pencahayaan tempat beristirahat ABK di atas kapal.

e. Kamar penumpang : adalah kondisi kebersihan, pertukaran udara, dan pencahayaan tempat beristirahat penumpang di atas kapal.

f. Sanitasi geladak (deck) : adalah kondisi kebersihan dan pertukaran udara pada ruang terbuka atau tertutup merupakan tempat lalu lintas yang terdapat diatas kapal.

g. Sanitasi ruang mesin: adalah kondisi kebersihan, pertukaran udara, dan pencahayaan pada ruang mesin di atas kapal.

h. Fasilitas medik : adalah ketersediaan alat dan bahan medik, obat-obatan, dan operasi/pelayanan medik di atas kapal.

3. Pengolahan makanan dan minuman : adalah upaya yang dilakukan untuk mengolah makanan dan minuman di atas kapal meliputi pengolahan makanan, ketersediaan air minum, dan ketersediaan air bersih.

a. Pengolahan makanan : adalah upaya yang dilakukan untuk membuat bahan makanan menjadi makanan siap saji sesuai dengan syarat kesehatan meliputi aspek penyimpanan, pencucian, penyiapan, dan perilaku penjamah.

b. Penyediaan air minum : adalah tersedianya air yang memenuhi persyaratan untuk dapat di konsumsi melalui pengolahan terlebih dahulu sesuai dengan Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.


(30)

c. Penyediaan air bersih : adalah tersedianya air yang memenuhi persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis,dan radiologis sesuai dengan Permenkes No. 416/Menkes/PER/ IX/1990 dan jumlahnya mencukupi bagi penumpang dan awak kapal.

4. Pengelolaan limbah : adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola limbah diatas kapal.

a. Air Tergenang : adalah keadaan air yang menggenang di permukaan yang terbuka dan dapat menjadi tempat perindukan vektor di atas kapal.

b. Limbah cair : adalah hasil buangan kapal berwujud cair yang dibuang melalui saluran dan dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke perairan. c. Limbah padat : adalah hasil buangan kapal yang berupa padatan, lumpur

atau bubur yang dibuang melalui sarana penampung limbah dan volumenya sesuai dengan limbah yang dihasilkan .

d. Sampah : adalah buangan yang dihasilkan dari kegiatan manusia di atas kapal yang dibuang ke tempat sampah secara terpisah serta menempatkan kantong plastik pada setiap tempat sampah.

e. Air Balast : adalah air yang berfungsi menjaga keseimbangan kapal dengan kualitas air memenuhi syarat dan dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke perairan.

5. Keberadaan vektor: adalah ada atau tidak ada dijumpai vektor seperti larva nyamuk, lalat (Musca domestica) kecoak (Periplaneta americana), tikus di dalam kapal.


(31)

6. Pengawasan dan Pengendalian oleh KKP : adalah tindakan yang dilakukan pihak/ petugas kantor kesehatan pelabuhan terhadap kapal yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat.

3.6 Aspek Pengukuran

Hygiene sanitasi kapal akan diukur dengan cara memberikan nilai pada setiap variabel berdasarkan hasil observasi langsung dan wawancara dengan petugas dan ABK. Apabila variabel memenuhi syarat maka akan diberikan nilai sesuai dengan sub bobot, dan jika variabel tidak memenuhi syarat maka akan diberikan nilai 0 (nol). Selanjutnya seluruh variabel akan diolah dengan rumus :

Skor Ruangan (A) : {(Total A : 100) x 10}

Skor Vektor (B) : {(Total B : 100) x 30}

Skor Makanan dan Minuman (C) : {(Total C : 100) x 50}

Skor Limbah (D) : {(Total D : 100) x 10}

Setelah dihitung masing-masing total variabel, maka dijumlahkan seluruh total variabel untuk mendapatkan total skor kapal, dengan rumus :

Total Skor Kapal : (Skor A+B+C+D)

Hasil akhir menunjukkan bahwa sanitasi pada kapal dikatakan baik atau tidak yaitu dengan persentase, yaitu : Sanitasi dikatakan baik apabila nilainya ≥ 90% begitu juga sebaliknya sanitasi dikatakan buruk apabila nilainya < 90%.

Keberadaan vektor penyakit dan binatang pengganggu akan diukur berdasarkan :


(32)

- Keberadaan larva nyamuk : diukur dengan melihat ada tidaknya larva nyamuk pada genangan air di atas kapal. Pengukuran dilakukan pada siang hari dan saat kapal bersandar di pelabuhan Belawan.

- Indeks lalat (Musca domestica) : diukur dengan menggunakan fly

grill dengan ketentuan kepadatan rendah (0 – 2 ), sedang (3 – 5), tinggi

(6 –20) dan sangat tinggi (≥ 21). Pengukuran dilakukan di kantin/ tempat

makan pada siang hari.

- Keberadaan kecoak (Periplaneta americana) : diukur dengan melihat ditemukan atau tidaknya kecoak pada ruang dapur dan pantry dengan menyemprotkan vermin indicator spray untuk mengeluarkan kecoak dari tempat persembunyian.

- Keberadaan Tikus : diukur berdasarkan ada tidaknya tikus dengan dengan melihat tanda-tanda keberadaan tikus pada ruang gudang tempat penyimpanan makanan berupa kotoran tikus (dropping), tempat sembunyi (burrows), bekas gigitan (gnawing), dan jalannya tikus (run away).

3.7 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh akan diolah secara deskriptif dan hasilnya dibandingkan dengan peraturan yang berlaku sesuai dengan baku mutu/ standar yang telah ditetapkan. Peraturan yang dimaksud adalah tercantum pada

International Health Regulation (2005) : Handbook for Inspection of Ships and

Issuance of Ship Sanitation Certificates dan Permenkes No.

356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan.


(33)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pelabuhan Belawan berada di dalam wilayah Kota Medan, Sumatera Utara dan merupakan pelabuhan terpenting di pulau Sumatera. Pelabuhan Belawan adalah sebuah pelabuhan dengan tingkat kelas utama yang bernaung di PT. Pelabuhan Indonesia I. Koordinat geografisnya adalah 03047”00’LU dan 98042’BT.

Pelabuhan Belawan memiliki wilayah sekitar 12.072,33 hektar, terdiri atas beberapa pelabuhan kecil yaitu, Pelabuhan Belawan Lama, Pelabuhan Ujung Baru, Pelabuhan Citra, Terminal Peti Kemas, Terminal Curah Cair Minyak Sawit, Terminal Curah Cair BBM, Terminal Curah Kering Pupuk, Terminal Curah Kering Semen, Konvensional Gabion, dan Terminal Penumpang. Pelabuhan ini memiliki empat dermaga besar. Bahkan, dua dermaga diantaranya mampu menampung kapal dengan bobot 7000 ton jika berlabuh di sana. Pelabuhan Belawan menjadi salah satu pintu masuk bagi pelaku perdagangan dan pariwisata luar negeri di wilayah barat Indonesia.

Daerah Belawan dilewati oleh dua sungai besar yang bermuara ke pelabuhan Belawan. Dua sungai tersebut adalah sungai Deli dan sungai Belawan. Bila ditinjau dari kegiatan pelabuhan dunia Belawan memiliki letak yang sangat strategis yaitu berada dijalur perdagangan dunia di selat Malaka. Topografi daerah Belawan merupakan daerah pesisir dengan sungai yang bermuara ke laut dan ditemukan banyak daerah rawa dengan hutan bakau.


(34)

Secara administrasi pemerintah, Belawan merupakan sebuah kecamatan dengan luas 26,25 km² dan mempunyai 6 kelurahan yang antara lain:

• Bagan Deli

• Belawan Bahagia

• Belawan Bahari

• Belawan Sicanang • Belawan I

• Belawan II

Kecamatan Medan Belawan terletak di wilayah Utara Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut:

• Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

• Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

• Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan

Medan Labuhan

• Sebelah Utara : berbatasan dengan Selat Malaka

4.2Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Kapal

Pelaksanaan hygiene sanitasi kapal pada penelitian dilakukan terhadap satu buah kapal penumpang dan 3 buah kapal barang. Seluruh kapal adalah jenis kapal dalam negeri atau berbendera Indonesia. Adapun kapal yang menjadi objek penelitian adalah sebagai berikut.

1. Jenis kapal penumpang dalam negeri milik PT. PELNI I. Kapal penumpang tersebut berangkat dari pelabuhan Belawan Medan menuju pelabuhan


(35)

Sekupang Batam dan pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Kapal dapat menampung sebanyak 1096 penumpang, 157 ABK, sisanya adalah para perwira dan kapten kapal. Kapal penumpang memiliki kapasitas sebesar 14.800 GT.

2. Kapal Barang 1 adalah jenis kapal barang dalam negeri yang mengangkut biji sawit. Kapal tersebut berasal dari Sulawesi Selatan. Jumlah ABK pada kapal barang 1 adalah 14 orang. Kapal barang tersebut memiliki kapasitas sebesar 4000 GT.

3. Kapal Barang 2 adalah jenis kapal barang dalam negeri yang mengangkut semen. Kapal tersebut datang dari Jakarta dengan tujuan sebelumnya adalah pelabuhan Malahayati, Banda Aceh. Jumlah ABK pada kapal barang 2 adalah 20 orang. Kapal barang tersebut memiliki kapasitas sebesar 5000 GT.

4. Kapal Barang 3 adalah jenis kapal barang dalam negeri yang mengangkut pupuk. Kapal tersebut datang dari Surabaya. Jumlah ABK pada kapal barang 3 adalah 20 orang. Kapal barang tersebut memiliki kapasitas sebesar 5000 GT.

4.2.1 Kondisi Hygiene Sanitasi Ruangan A. Sanitasi Ruang Dapur

Komponen penilaian sanitasi ruang dapur meliputi kondisi kebersihan, pertukaran udara, pencahayaan, dan cara pencucian peralatan pada ruang dapur kapal. Distribusi hasil observasi terhadap sanitasi ruang dapur pada kapal penumpang dan kapal barang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.


(36)

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Observasi Sanitasi Ruang Dapur Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

Bobot Komponen Yang

Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum Pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 30 a. Bersih

● Tidak terlihat kotoran dan sampah dibuang pada tempatnya

30 900 900 900 900

b. Pertukaran udara baik ● Asap dapur dibuang

melalui cerobong asap/ exhauster/ ventilasi biasa

30 900 900 900 900

c. Pencahayaan baik ● Pencahayaan lebih

dari 10 fc (100 lux) atau bisa untuk membaca koran

20 600 600 600 600

d. Cara pencucian baik

● Dilengkapi dengan

saluran air panas dan bahan pembersih khusus

20 600 0 0 0

SUB TOTAL 100 3000 2400 2400 2400

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa seluruh komponen penilaian sanitasi ruang dapur kapal penumpang telah memenuhi syarat. Sedangkan pada kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3, terdapat 3 dari 4 komponen yang memenuhi syarat. Adapun komponen yang memenuhi syarat yaitu pertama, ruang dapur dalam keadaan bersih dan tidak terlihat kotoran. Kedua, pertukaran udara baik karena dibuang menggunakan exhauster. Ketiga,


(37)

pencahayaan baik yaitu lebih dari 100 lux. Kategori yang tidak memenuhi syarat yaitu pencucian peralatan dapur tidak dilengkapi dengan saluran air panas.

B. Sanitasi Ruang Rakit Makanan (Pantry)

Komponen penilaian sanitasi ruang rakit makanan (pantry) meliputi kondisi kebersihan, pertukaran udara, pencahayaan, dan cara penyimpanan makanan pada ruang rakit makanan (pantry) di kapal.

Tabel 4.2 Distribusi Hasil Observasi Sanitasi Ruang Rakit Makanan (Pantry) Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

Bobot Komponen Yang

Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 20 a. Bersih

● Tidak terlihat kotoran dan sampah dibuang pada tempatnya

30 600 600 600 600

b. Pertukaran udara baik ● Pertukaran udara

exhauster, AC atau ventilasi

20 400 400 400 400

c. Pencahayaan baik ● Pencahayaan lebih

dari 10 fc (100 lux) atau bisa untuk membaca koran

20 400 400 400 400

d. Cara penyimpanan baik

● Makanan kering dan

basah disimpan tersendiri dalam lemari pendingin/ freezer/ rak-rak

30 600 600 600 600


(38)

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh komponen penilaian sanitasi ruang rakit makanan (pantry) pada kapal penumpang, kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3 telah memenuhi syarat. Adapun komponen yang memenuhi syarat yaitu pertama, ruang pantry dalam keadaan bersih dan tidak terlihat kotoran. Kedua, pertukaran udara baik karena dibuang menggunakan exhauster. Ketiga, pencahayaan baik yaitu lebih dari 100 lux. Keempat, cara penyimpanan baik yaitu dengan memisahkan bahan makanan kering dan bahan makanan basah.

C. Sanitasi Ruang Gudang

Komponen penilaian sanitasi ruang gudang meliputi kondisi kebersihan, pertukaran udara, dan pencahayaan pada ruang gudang kapal.

Tabel 4.3 Distribusi Hasil Observasi Sanitasi Ruang Gudang Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

Bobot Komponen Yang

Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 10 a. Bersih

● Tidak terlihat kotoran dan sampah dibuang pada tempatnya

40 400 400 400 400

b. Pertukaran udara baik

● Pertukaran udara

exhauster, AC atau ventilasi

30 300 300 300 300

c. Pencahayaan baik ● Pencahayaan lebih

dari 10 fc (100 lux) atau bisa untuk membaca Koran

30 300 300 300 300


(39)

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa seluruh komponen penilaian sanitasi ruang gudang pada kapal penumpang, kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3 telah memenuhi syarat. Adapun komponen yang memenuhi syarat yaitu pertama, ruang gudang dalam keadaan bersih dan tidak terlihat kotoran. Kedua, pertukaran udara baik karena dibuang menggunakan exhauster. Ketiga, pencahayaan baik yaitu lebih dari 100 lux.

D. Sanitasi Ruang Tidur ABK

Komponen penilaian sanitasi ruang tidur ABK meliputi kondisi kebersihan, pertukaran udara, dan pencahayaan pada ruang tidur ABK di kapal.

Tabel 4.4 Distribusi Hasil Observasi Sanitasi Ruang Tidur ABK Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

Bobot Komponen Yang

Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 10 a. Bersih

● Tidak terlihat kotoran dan sampah dibuang pada tempatnya

40 400 400 400 400

b. Pertukaran udara baik

● Pertukaran udara

exhauster, AC atau ventilasi

30 300 300 300 300

c. Pencahayaan baik ● Pencahayaan lebih

dari 10 fc (100 lux) atau bisa untuk membaca koran

30 300 300 300 300


(40)

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa seluruh komponen penilaian sanitasi ruang tidur ABK pada kapal penumpang, kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3 telah memenuhi syarat. Adapun komponen yang memenuhi syarat yaitu pertama, ruang tidur ABK dalam keadaan bersih dan tidak terlihat kotoran. Kedua, pertukaran udara baik karena menggunakan AC. Ketiga, pencahayaan baik yaitu lebih dari 100 lux.

E. Sanitasi Ruang Tidur Penumpang

Komponen penilaian sanitasi ruang tidur penumpang meliputi kondisi kebersihan, pertukaran udara, dan pencahayaan pada ruang tidur penumpang.

Tabel 4.5 Distribusi Hasil Observasi Sanitasi Ruang Tidur Penumpang Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

Bobot Komponen Yang

Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 10 a. Bersih

● Tidak terlihat kotoran dan sampah dibuang pada tempatnya

40 400 400 400 400

b. Pertukaran udara baik

● Pertukaran udara

exhauster, AC atau ventilasi

30 300 300 300 300

c. Pencahayaan baik ● Pencahayaan lebih

dari 10 fc (100 lux) atau bisa untuk membaca koran

30 300 300 300 300


(41)

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa seluruh komponen penilaian sanitasi ruang tidur penumpang pada kapal penumpang, kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3 telah memenuhi syarat. Adapun komponen yang memenuhi syarat yaitu pertama, ruang tidur penumpang dalam keadaan bersih dan tidak terlihat kotoran. Kedua, pertukaran udara baik karena menggunakan AC. Ketiga, pencahayaan baik yaitu lebih dari 100 lux.

F. Sanitasi Geladak (Deck)

Komponen penilaian sanitasi geladak (deck) meliputi kondisi kebersihan dan pertukaran udara pada ruang geladak (deck) kapal.

Tabel 4.6 Distribusi Hasil Observasi Sanitasi Geladak (Deck) Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

Bobot Komponen Yang

Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 10 a. Bersih

● Tidak terlihat kotoran dan sampah dibuang pada tempatnya

40 400 400 400 400

b. Pertukaran udara baik

● Pertukaran udara

exhauster, AC atau ventilasi

40 400 400 400 400

SUB TOTAL 80 800 800 800 800

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa seluruh komponen penilaian sanitasi geladak pada kapal penumpang, kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3 telah memenuhi syarat. Adapun komponen yang memenuhi


(42)

syarat yaitu pertama, geladak dalam keadaan bersih dan tidak terlihat kotoran, bahkan sampah dibuang pada tempatnya. Kedua, pertukaran udara baik karena menggunakan AC.

G. Sanitasi Ruang Mesin

Komponen penilaian sanitasi ruang mesin meliputi kondisi kebersihan, pertukaran udara, dan pencahayaan pada ruang mesin kapal.

Tabel 4.7 Distribusi Hasil Observasi Sanitasi Ruang Mesin Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

Bobot Komponen Yang

Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 5 a. Bersih

● Tidak terlihat kotoran dan sampah dibuang pada tempatnya

40 200 200 200 200

b. Pertukaran udara baik

● Pertukaran udara

exhauster, AC atau ventilasi

30 150 150 150 150

c. Pencahayaan baik ● Pencahayaan lebih

dari 10 fc (100 lux) atau bisa untuk membaca koran

30 150 150 150 150

SUB TOTAL 100 500 500 500 500

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa seluruh komponen penilaian sanitasi ruang mesin pada kapal penumpang, kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3 telah memenuhi syarat. Adapun komponen yang memenuhi syarat


(43)

yaitu pertama, ruang mesin dalam keadaan bersih dan tidak terlihat kotoran. Kedua, pertukaran udara baik karena menggunakan AC. Ketiga, pencahayaan baik yaitu lebih dari 100 lux.

H. Sanitasi Ruang Fasilitas Medis

Komponen penilaian sanitasi ruang fasilitas medis meliputi kondisi alat dan bahan medis, operasional, dan ketersediaan obat pada ruang fasilitas medis.

Tabel 4.8 Distribusi Hasil Observasi Sanitasi Ruang Fasilitas Medis Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

Bobot Komponen Yang

Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 5 a. Alat dan bahan medik

● Bersih dan terawat

● Tersedia tempat

penyimpanan khusus

40 200 200 200 200

b. Operasi

● Tersedia ruang pemeriksaan khusus ● Ada dokter/perawat/

tenaga terlatih untuk P3K di kapal

● Tersedia tempat cuci tangan di ruangan pemeriksaan

● Ada SOP bila terjadi gawat darurat kesehatan/ KLB di kapal

30 150 150 150 150

c. Obat-obatan

● Tersedia catatan pengeluaran obat dan penumpang yang berobat

30 150 150 150 150


(44)

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa seluruh komponen penilaian sanitasi ruang fasilitas medis pada kapal penumpang, kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3 telah memenuhi syarat. Adapun komponen yang memenuhi syarat yaitu pertama, alat dan bahan medis dalam keadaan bersih dan terawat, serta terdapat tempat penyimpanan khusus. Kedua, dalam operasionalnya, kapal penumpang memiliki tempat pemeriksaan khusus, dimana terdapat dokter dan perawat diatas kapal, terdapat tempat mencuci tangan di ruang pemeriksaan, dan ada SOP bila terjadi kegawatdaruratan/ KLB. Berbeda dengan kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3 yang hanya memiliki tenaga ahli P3K dan juga terdapat SOP bila terjadi kegawatdaruratan/ KLB. Ketiga, tersedia obat-obatan pada seluruh kapal yang menjadi objek penelitian dan catatan pengeluaran obat.

4.2.2 Keberadaan Vektor Pembawa Penyakit

Komponen penilaian keberadaan vektor pembawa penyakit yaitu, tidak ditemukannya vektor dan binatang penular penyakit serta terpasangnya rat guard pada setiap tali kapal. Penilaian terhadap keberadaan vektor pembawa penyakit tidak hanya berdasarkan pada ditemukannya vektor dan binatang penular penyakit serta terpasangnya rat guard pada setiap tali kapal, namun juga dilakukan observasi terhadap jumlah vektor yang ditemukan. Adapun vektor yang termasuk dalam penelitian jumlahnya antara lain, larva nyamuk, lalat (Musca domestica), kecoak (Periplaneta americana) dan tikus. Semua vektor diukur dengan melihat jumlah vektor yang ditemukan, namun pada vektor tikus hanya dilihat tanda-tanda keberadaan tikus saja.


(45)

Tabel 4.9 Distribusi Hasil Observasi Keberadaan Vektor Pembawa Penyakit Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

Bobot Komponen Yang

Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 100 a. Tidak ditemukan

vektor dan binatang penular penyakit

70 0 0 0 0

b. Terpasang Rat Guard pada setiap tali kapal, saat kapal sandar

30 3000 3000 3000 3000

SUB TOTAL 100 3000 3000 3000 3000

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa terdapat 1 dari 2 komponen yang memenuhi syarat penilaian tentang keberadaan vektor pembawa penyakit pada kapal penumpang, kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3. Adapun kategori yang memenuhi syarat yaitu, Rat Guard terpasang pada setiap tali kapal saat kapal bersandar di Pelabuhan Belawan. Sedangkan komponen yang tidak memenuhi syarat tentang keberadaan vektor pembawa penyakit yaitu masih ditemukannya vektor dan binatang penular penyakit seperti yang tersebut dalam poin “a”.

Selain itu juga dilakukan observasi dengan melihat jumlah vektor yang ditemukan pada setiap kapal yang menjadi objek penelitian seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Adapun jumlah vektor yang ditemukan pada kapal yang menjadi objek penelitian, dapat dilihat pada tabel berikut.


(46)

Tabel 4.10 Distribusi Jumlah Vektor Pembawa Penyakit Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

No. Jenis Vektor

Jumlah Vektor Kapal

Penumpang

Kapal Barang 1

Kapal Barang 2

Kapal Barang 3

1. Larva nyamuk 0 0 0 0

2. Lalat (Musca

domestica)

2 2 1 2

3. Kecoak (Periplaneta

americana)

5 3 3 3

4. Tikus 0 0 0 0

Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa larva nyamuk tidak ditemukan pada setiap kapal, baik pada kapal penumpang maupun kapal barang, meskipun pada kapal penumpang terdapat air tergenang, namun larva nyamuk tidak ditemukan pada genangan air tersebut. Vektor lalat (Musca domestica) ditemukan dalam jumlah yang sedikit pada kapal penumpang yaitu hanya pada skala 2 atau disebut juga dengan kategori rendah. Begitu juga pada kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3, indeks lalat (Musca domestica) hanya pada skala 1 – 2 atau disebut juga dengan kategori rendah. Rendahnya indeks lalat pada setiap kapal dikarenakan sistem pengelolaan sampah sudah ditangani dengan baik.

Vektor kecoak (Periplaneta americana) adalah vektor yang paling banyak ditemui pada setiap kapal terutama pada kapal penumpang yaitu, ditemukan 5 ekor kecoak (Periplaneta americana) pada ruang dapur kapal. Jumlah tersebut termasuk dalam kategori tinggi dan jumlahnya juga lebih tinggi dibandingkan


(47)

dengan kecoak (Periplaneta americana) yang ditemukan pada kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3. Jumlah kecoak yang ditemukan pada ruang dapur dan ruang gudang kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3 yaitu sebanyak 3 ekor. Jumlah tersebut termasuk dalam kategori tinggi. Tingginya jumlah kecoak (Periplaneta americana) pada kapal penumpang dibandingkan kapal barang, dikarenakan kondisi kapal penumpang yang besar, luasnya ruang dapur dan ruang gudang sehingga keberadaan kecoak (Periplaneta americana) menjadi terabaikan, serta banyaknya muatan yang diangkut oleh kapal penumpang dibandingkan kapal barang.

Selain itu, pada kapal penumpang, kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3, tidak dijumpai tanda-tanda keberadaan tikus seperti kotoran tikus (dropping), tempat sembunyi (burrows), bekas gigitan (gnawing), dan jalannya tikus (run away) pada ruang dapur dan ruang gudang kapal yang menjadi objek penelitian.

4.2.3 Pengelolaan Makanan Dan Minuman Di Kapal A. Pengelolaan Makanan

Komponen penilaian pengelolaan makanan meliputi sumber makanan, cara penyimpanan bahan makanan, cara penyiapan makanan, dan distribusi makanan di atas kapal.

Tabel 4.11 Distribusi Hasil Observasi Pengelolaan Makanan Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016


(48)

Bobot Komponen Yang Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 10 a. Sumber

● Makanan berasal dari perusahaan yang memiliki izin atau terdaftar di KKP

30 300 300 300 300

b. Penyimpanan

● Bahan makanan

tersimpan terpisah dari bahan berbahaya/ beracun

● Penyimpanan bahan

makanan dipisahkan sesuai dengan jenis dan sifat

● Makanan dipisahkan sesuai jenis dan suhu penyimpanan

20 200 200 200 200

c. Penyiapan

● Petugas penjamah makanan sehat dan tidak mengidap penyakit menular

● Tempat penyiapan

makanan tidak terlihat kotoran dan sampah dibuang pada tempatnya

● Tersedia fasilitas pengolahan makanan dan tempat pencucian bahan makanan dengan air yang cukup

30 300 300 300 300

d. Distribusi

● Tempat penyajian

makanan tidak terlihat kotoran

● Terdapat tempat

mencuci tangan dan sabun

20 200 200 200 200


(49)

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa seluruh komponen telah memenuhi syarat penilaian tentang pengelolaan makanan pada kapal penumpang, kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3. Adapun komponen yang memenuhi syarat yaitu pertama, sumber makanan berasal dari perusahaan yang memiliki izin. Kedua, penyimpanan bahan makanan dipisahkan dengan bahan beracun, dipisahkan sesuai dengan jenis dan sifat bahan makanan, serta makanan disimpan sesuai jenis dan suhu penyimpanan. Ketiga, penjamah makanan dalam keadaan sehat dan tidak menderita penyakit menular, tempat penyiapan makanan dalam kondisi bersih, tersedia fasilitas pengolahan makanan dan tempat pencucian bahan makanan dengan air yang cukup. Keempat, tempat penyajian makanan dalam kondisi bersih dan terdapat tempat mencuci tangan dan sabun.

B. Penyediaan Air Minum

Komponen penilaian penyediaan air minum di atas kapal yaitu, tersedianya air minum, kualitas air minum, kondisi saluran dan alat pengambil air, serta tempat penyimpanan air minum. Distribusi hasil observasi terhadap penyediaan air minum pada kapal penumpang dan kapal barang, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.


(50)

Tabel 4.12 Distribusi Hasil Observasi Penyediaan Air Minum Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

Bobot Komponen Yang

Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 40 a. Tersedia air minum

● Tersedia air yang

langsung dapat diminum melalui proses pengolahan terlebih dahulu

40 1600 1600 1600 1600

b. Kualitas air memenuhi syarat ● Secara fisik jernih,

tidak berbau dan tidak berasa

40 1600 1600 1600 1600

c. Saluran dan alat pengambilan air serta tempat

penyimpanannya bersih

20 800 800 800 800

SUB TOTAL 100 4000 4000 4000 4000

Berdasarkan tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa seluruh komponen telah memenuhi syarat penilaian tentang penyediaan air minum pada kapal penumpang, kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3. Adapun komponen yang memenuhi syarat yaitu pertama, tersedia air yang dapat diminum dengan melalui pengolahan sebelumnya. Kedua, kualitas air memenuhi syarat secara fisik yaitu, jernih, tidak berbau, dan tidak berasa. Ketiga, saluran, alat pengambil, dan tempat penyimpanan air dalam kondisi bersih.


(51)

C. Penyediaan Air Bersih

Komponen penilaian penyediaan air bersih di atas kapal meliputi kualitas air bersih, jumlah air, kondisi saluran dan alat pengambilan air.

Tabel 4.13 Distribusi Hasil Observasi Penyediaan Air Bersih Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

Bobot Komponen Yang

Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 50 a. Air bersih jernih,

tidak berasa, tidak berbau

40 2000 2000 2000 2000

b. Jumlah air mencukupi untuk kebutuhan awak kapal

40 2000 2000 2000 2000

c. Saluran dan alat pengambilan air serta tempat penyimpanan bersih

● Tidak tampak kotoran pada keran pengambil air dan alat pengambilnya

20 1000 1000 1000 1000

SUB TOTAL 100 5000 5000 5000 5000

Berdasarkan tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa seluruh komponen telah memenuhi syarat penilaian tentang penyediaan air bersih pada kapal penumpang, kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3. Adapun komponen yang memenuhi syarat yaitu pertama, kualitas air memenuhi syarat secara fisik yaitu, jernih, tidak berbau, dan tidak berasa. Kedua, jumlah air


(52)

mencukupi untuk kebutuhan awak kapal. Ketiga, saluran, alat pengambil, dan tempat penyimpanan air dalam kondisi bersih.

4.2.4 Pengelolaan Limbah Di Kapal A. Air Tergenang

Komponen penilaian air tergenang yaitu, ada tidaknya air tergenang diatas kapal serta keberadaan serangga atau binatang pengganggu pada air tergenang.

Tabel 4.14 Distribusi Hasil Observasi Air Tergenang Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

Bobot Komponen Yang

Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 15 a. Tidak ada genangan

air yang dapat menjadi tempat vektor

60 0 900 900 900

b. Bebas serangga

● Tidak ditemukan

serangga atau binatang pengganggu lain

40 600 600 600 600

SUB TOTAL 100 600 1500 1500 1500

Berdasarkan tabel 4.14 diatas menunjukkan bahwa 1 dari 2 komponen telah memenuhi syarat penilaian tentang air tergenang pada kapal penumpang. Namun, seluruh komponen telah memenuhi syarat penilaian tentang air tergenang pada kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3. Adapun kategori yang memenuhi syarat yaitu pertama, tidak ditemukan air tergenang yang dapat


(53)

menjadi tempat perkembangbiakan vektor. Kedua, tidak ditemukan serangga atau binatang pengganggu lain pada air tergenang.

B. Pengelolaan Limbah Cair Di Kapal

Komponen penilaian pengelolaan limbah cair diatas kapal meliputi sarana pembuangan limbah cair dan terdapat pengolahan limbah cair di atas kapal.

Tabel 4.15 Distribusi Hasil Observasi Pengelolaan Limbah Cair Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

Bobot Komponen Yang

Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 20 a. Sarana pembuangan

limbah cair

memenuhi syarat ● Sarananya berupa

saluran tertutup, tidak bocor dan dialirkan ke tempat khusus

50 1000 1000 1000 1000

b.Dilakukan pengolahan limbah cair

● Sebelum limbah cair

dibuang ke

lingkungan,dilakukan pengolahan terlebih dahulu

50 1000 0 0 0

SUB TOTAL 100 2000 1000 1000 1000

Berdasarkan tabel 4.15 diatas menunjukkan bahwa seluruh komponen telah memenuhi syarat penilaian tentang pengelolaan limbah cair pada kapal penumpang. Namun, hanya terdapat 1 komponen memenuhi syarat dari 2 komponen yang diperiksa tentang pengelolaan limbah cair pada kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3. Adapun komponen yang memenuhi syarat


(54)

yaitu, sarana pembuangan limbah cair berupa saluran tertutup, tidak bocor dan dialirkan ke tempat khusus.

C. Pengelolaan Limbah Padat Di Kapal

Komponen penilaian pengelolaan limbah padat di atas kapal meliputi sarana pembuangan limbah padat memenuhi syarat dan volume tempat pembuangan sampah di atas kapal.

Tabel 4.16 Distribusi Hasil Observasi Pengelolaan Limbah Padat Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

Bobot Komponen Yang

Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 30 a. Sarana penampung

limbah padat terbuat dari bahan kedap air dan tertutup

● Pemisahan sesuai dengan jenis sampah

60 1800 1800 1800 1800

b. Volume tempat pembuangan sampah cukup, sesuai dengan

sampah yang

dihasilkan

40 1200 1200 1200 1200

SUB TOTAL 100 2000 2000 2000 2000

Berdasarkan tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa seluruh komponen telah memenuhi syarat penilaian tentang pengelolaan limbah padat pada kapal penumpang, kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3. Adapun komponen yang memenuhi syarat yaitu pertama, sarana penampung limbah padat terbuat dari bahan kedap air dan tertutup serta dipisahkan berdasarkan jenis


(55)

sampah. Kedua, volume tempat pembuangan sampah sesuai dengan sampah yang dihasilkan.

D. Pengelolaan Sampah Di Kapal

Komponen penilaian pengelolaan sampah di atas kapal yaitu, penanganan sampah, pengendalian, dan pengumpulan sampah.

Tabel 4.17 Distribusi Hasil Observasi Pengelolaan Sampah Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

Bobot Komponen Yang

Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 20 a. Penanganan

● Tersedianya tempat

sampah/ Pemisahan sampah basah dan kering

50 0 0 0 0

b. Pengendalian

● Setiap tempat sampah diberi kantong plastik

30 600 0 0 0

c. Sebelum dilakukan pembuangan ke darat dikumpulkan di TPS

20 400 400 400 400

SUB TOTAL 100 1000 400 400 400

Berdasarkan tabel 4.17 diatas menunjukkan bahwa terdapat 2 komponen memenuhi syarat penilaian tentang pengelolaan sampah pada kapal penumpang. Adapun komponen yang memenuhi syarat yaitu pertama, meletakkan kantong plastik pada tempat sampah. Kedua, mengumpulkan sampah di TPS sebelum akhirnya dibuang ke darat. Namun, terdapat 1 dari 3 komponen yang memenuhi syarat penilaian tentang pengelolaan sampah pada kapal kapal barang 1, kapal


(56)

barang 2, dan kapal barang 3. Adapun komponen yang memenuhi syarat yaitu mengumpulkan sampah di TPS sebelum akhirnya dibuang ke darat.

E. Pengelolaan Air Balast Di Kapal

Komponen penilaian pengelolaan air balast meliputi indikasi kualitas air ballast dalam tangki dan terdapat pengolahan air balast di kapal.

Tabel 4.18 Distribusi Hasil Observasi Pengelolaan Air Balast Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

Bobot Komponen Yang

Dinilai Sub Bobot Skor Kapal Penum pang Kapal Barang 1 Kapal Barang 2 Kapal Barang 3 10 a. Indikasi kualitas air

balast dalam tangki balast memenuhi syarat

50 1000 1000 1000 1000

b.Dilakukan pengolahan air balast

● Sebelum air balast

dibuang ke

lingkungan,dilakukan pengolahan terlebih dahulu

50 0 0 0 0

SUB TOTAL 100 1000 1000 1000 1000

Berdasarkan tabel 4.18 diatas menunjukkan bahwa 1 dari 2 komponen telah memenuhi syarat penilaian tentang pengelolaan air balast pada kapal penumpang, kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3. Adapun komponen yang memenuhi syarat yaitu, indikasi kualitas air balast dalam tangki memenuhi syarat.


(57)

4.3 Rekapitulasi Permasalahan Hygiene Sanitasi Kapal

Tabel 4.19 Rekapitulasi Permasalahan Hygiene Sanitasi Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016

No. Jenis Kapal Permasalahan

Hygiene Sanitasi Keterangan

1. Kapal Penumpang

1. Keberadaan vektor 2. Air tergenang

3. Pengolahan sampah 4. Air Balast

1. Masih ditemukan vektor lalat dan kecoak

2. Masih ditemukan air

tergenang pada ruang dapur kapal

3. Tidak ada pemisahan sampah basah dan kering

4. Tidak dilakukan pengolahan 2. Kapal Barang 1 1. Keberadaan vektor

2. Pengolahan limbah cair

3. Pengolahan sampah

4. Air Balast

1. Masih ditemukan vektor lalat dan kecoak

2. Tidak ada pengolahan limbah cair

3. Tidak ada pemisahan sampah basah dan kering serta tidak diletakkan kantong plastik pada tempat sampah

4. Tidak dilakukan pengolahan 3. Kapal Barang 2 1. Keberadaan vektor

2. Pengolahan limbah cair

3. Pengolahan sampah

4. Air Balast

1. Masih ditemukan vektor lalat dan kecoak

2. Tidak ada pengolahan limbah cair

3. Tidak ada pemisahan sampah basah dan kering serta tidak diletakkan kantong plastik pada tempat sampah

4. Tidak dilakukan pengolahan 4. Kapal Barang 3 1. Keberadaan vektor

2. Pengolahan limbah cair

3. Pengolahan sampah

4. Air Balast

1. Masih ditemukan vektor lalat dan kecoak

2. Tidak ada pengolahan limbah cair

3. Tidak ada pemisahan sampah basah dan kering serta tidak diletakkan kantong plastik pada tempat sampah


(58)

Berdasarkan tabel 4.19 menunjukkan bahwa terdapat beberapa permasalahan tentang hygiene sanitasi pada kapal penumpang dan kapal barang yang menjadi objek penelitian. Adapun permasalahan hygiene sanitasi yang dimiliki kapal penumpang, yakni pertama, masih ditemukannya vektor lalat (Musca domestica) dalam kategori rendah yaitu pada skala 2, dan vektor kecoak (Periplaneta americana) sebanyak 5 ekor atau dalam kategori tinggi. Kedua, masih ditemukan air tergenang pada ruang dapur kapal penumpang. Ketiga, pengolahan sampah yang kurang baik karena tidak ada pemisahan antara sampah basah dan sampah kering. Keempat, tidak ada dilakukan pengolahan air balast atau dapat dikatakan air balast yang masuk ke dalam tangki balast kapal langsung dibuang ke lingkungan perairan.

Beberapa permasalahan yang ada pada kapal penumpang juga terdapat pada kapal barang. Adapun beberapa permasalahan hygiene sanitasi pada kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3, yakni pertama, masih ditemukannya vektor lalat (Musca domestica) dalam kategori rendah yaitu pada skala 1 – 2, dan vektor kecoak (Periplaneta americana) sebanyak 3 ekor atau dalam kategori tinggi. Kedua, tidak ada pengolahan limbah cair pada kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3. Ketiga, pengolahan sampah yang kurang baik karena tidak ada pemisahan antara sampah basah dan sampah kering serta tidak ada diletakkan kantong plastik pada tempat sampah. Keempat, tidak ada dilakukan pengolahan air balast atau dapat dikatakan air balast yang masuk ke dalam tangki balast kapal langsung dibuang ke lingkungan perairan.


(59)

4.3 Hasil Penilaian Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Kapal

Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap Pelaksanaan Hygiene Sanitasi pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang yang bersandar di Pelabuhan Belawan Kota Medan, maka dapat diperoleh hasil penilaian dari setiap kapal yang diteliti.

1. Kapal Penumpang

(A) Sanitasi Ruangan : {(Total A : 100) x 10} = 980

(B) Keberadaan Vektor : {(Total B : 100) x 30} = 900 (C) Pengelolaan Makanan & Minuman : {(Total C : 100) x 50} = 5000

(D) Pengelolaan Limbah : {(Total D : 100) x 10} = 660 Maka, total skor yang diperoleh untuk kapal penumpang sebesar :

Total Skor Kapal : (Skor A+B+C+D) = 7540 (75,4%)

2. Kapal Barang 1

(A) Sanitasi Ruangan : {(Total A : 100) x 10} = 920 (B) Keberadaan Vektor : {(Total B : 100) x 30} = 900 (C) Pengelolaan Makanan & Minuman : {(Total C : 100) x 50} = 5000 (D) Pengelolaan Limbah : {(Total D : 100) x 10} = 590 Maka, total skor yang diperoleh untuk kapal barang 1 sebesar :

Total Skor Kapal : (Skor A+B+C+D) = 7410 (74,1%)

3. Kapal Barang 2

(A) Sanitasi Ruangan : {(Total A : 100) x 10} = 920 (B) Keberadaan Vektor : {(Total B : 100) x 30} = 900


(60)

(C) Pengelolaan Makanan & Minuman : {(Total C : 100) x 50} = 5000 (D) Pengelolaan Limbah : {(Total D : 100) x 10} = 590 Maka, total skor yang diperoleh untuk kapal barang 2 sebesar :

Total Skor Kapal : (Skor A+B+C+D) = 7410 (74,1%)

4. Kapal Barang 3

(A) Sanitasi Ruangan : {(Total A : 100) x 10} = 920 (B) Keberadaan Vektor : {(Total B : 100) x 30} = 900 (C) Pengelolaan Makanan & Minuman : {(Total C : 100) x 50} = 5000 (D) Pengelolaan Limbah : {(Total D : 100) x 10} = 590 Maka, total skor yang diperoleh untuk kapal barang 3 sebesar :

Total Skor Kapal : (Skor A+B+C+D) = 7410 (74,1%)

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa kapal penumpang KM memiliki skor kurang dari 95% yaitu 75,4% sehingga hygiene sanitasi pada kapal penumpang tidak memenuhi syarat dan memiliki risiko tinggi. Sedangkan pada kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3 memiliki skor yang sama dan kurang dari 95% yaitu 74,1% sehingga hygiene sanitasi pada kapal barang 1, kapal barang 2, dan kapal barang 3 tidak memenuhi syarat dan memiliki risiko tinggi.

4.4 Pengawasan dan Pengendalian Oleh Pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan Tindakan pengawasan dan pengendalian oleh pihak KKP terhadap kapal yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat, dilandaskan atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata


(61)

Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. Ketika melakukan pemeriksaan kapal, apabila ditemukan kapal yang memenuhi syarat, maka tidak diberikan penghargaan (reward) kepada kapten dan awak kapal, hanya saja pihak KKP akan mengapresiasi kerja keras awak kapal karena telah menjaga dan mematuhi kewajiban untuk tetap menjaga kondisi hygiene sanitasi kapal dengan baik. Sedangkan, apabila ditemukan kapal yang tidak memenuhi syarat, pada saat dilakukan pemeriksaan kapal, maka saran dan arahan akan diberikan kepada kapten dan awak kapal agar awak kapal dapat lebih memperhatikan kondisi hygiene sanitasi kapal sesuai dengan kewajiban yang harus diterapkan. Hukuman yang diterima oleh pihak kapal hanya berupa catatan yang ditulis oleh pihak KKP bahwa kapal tersebut memerlukan tindakan pemberantasan vektor. Pemeriksaan kapal dilakukan oleh petugas inspeksi dari sub bagian pengendalian resiko lingkungan kantor kesehatan pelabuhan .

Pemeriksaan/ inspeksi kapal berbeda untuk jenis kapal dalam negeri dan kapal asing. Pemeriksaan kapal dalam negeri/ antar pulau dilakukan hanya pada saat kapal hendak berangkat dari pelabuhan Belawan. Sedangkan untuk pemeriksaan kapal asing dilakukan pada saat kapal tiba di pelabuhan Belawan dan berangkat dari pelabuhan Belawan. Mekanisme pelaksanaan pemeriksaan hygiene sanitasi kapal yang dilakukan oleh pihak kantor kesehatan pelabuhan adalah berdasarkan Permenkes No. 40 Tahun 2015 tentang Sertifikat Sanitasi Kapal.

Apabila saat melakukan pemeriksaan kapal ditemukan vektor, maka tindakan yang dilakukan selanjutnya adalah dengan melakukan desinfeksi yaitu tindakan untuk hapus kuman dan bahan kontaminan, desinseksi yaitu tindakan


(62)

untuk hapus serangga, dan deratting yaitu tindakan untuk hapus tikus yang terdapat diatas kapal. Bentuk pengawasan penyediaan air bersih yang dilakukan oleh pihak kantor kesehatan pelabuhan adalah dengan melakukan pemeriksaan air dalam tangki yang terdapat di pelabuhan. Kemudian sampel air tersebut dikirim ke BTKL Kota Medan untuk dilakukan pemeriksaan. Setelah mengetahui kualitas air memenuhi syarat, maka pihak kantor kesehatan pelabuhan mengeluarkan izin penggunaan air untuk disuplai pada setiap kapal yang hendak meninggalkan pelabuhan Belawan. Sertifikat sanitasi kapal tidak berlaku apabila telah habis masa berlaku yaitu selama 6 (enam) bulan, ditemukan risiko kesehatan masyarakat di atas kapal, dan saat terjadi KLB.


(63)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Kapal 5.1.1 Kondisi Hygiene Sanitasi Ruangan

Kondisi hygiene sanitasi ruangan terdiri dari 8 ruangan yaitu ruang dapur, ruang rakit makanan (pantry), gudang, ruang tidur ABK, ruang tidur penumpang, geladak (deck), ruang mesin, dan ruang fasilitas medis.

A. Sanitasi Ruang Dapur

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sanitasi ruang dapur seluruh kapal yang menjadi objek penelitian sudah memenuhi syarat kesehatan, karena seluruh komponen yang dinilai sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Handbook for inspection of ships and issuance of ship sanitation

certificates. Keadaan tersebut dapat dilihat dari kondisi ruangan yang bersih

karena sampah dibuang pada tempatnya. Pertukaran udara pada kapal penumpang juga sangat baik karena dilengkapi dengan exhauster, sedangkan pada kapal barang dilengkapi dengan AC. Kondisi pencahayaan pada kapal penumpang baik karena menggunakan pencahayaan buatan yang cukup. Sedangkan pada kapal barang, cahaya berasal dari ventilasi dan pencahayaan buatan.

Dapur yang terdapat pada kapal penumpang dilengkapi tempat pencucian peralatan dengan menggunakan air panas. Namun, pada kapal barang hanya menggunakan tempat pencucian peralatan dengan air biasa. Ruang dapur yang memenuhi syarat menjadi aman dalam menjaga kualitas makanan saat diolah


(64)

sehingga bahan makanan dan makanan terbebas dari kontaminasi bahan pencemar dan vektor.

B. Sanitasi Ruang Rakit Makanan (Pantry)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sanitasi ruang pantry seluruh kapal yang menjadi objek penelitian sudah memenuhi syarat kesehatan karena seluruh komponen yang dinilai sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Handbook for inspection of ships and issuance of ship sanitation

certificates. Keadaan ruang pantry yang memenuhi syarat pada kapal penumpang

dapat dilihat dari kondisi ruangan yang bersih, seluruh barang yang ada didalam tertata rapi, dan pantry selalu dibersihkan setiap selesai tahap penyajian makanan. Selain itu ruangan dilengkapi dengan pencahayaan buatan dan pertukaran udara baik karena menggunakan exhauster.

Kondisi ruang pantry pada kapal barang juga sama seperti pada kapal penumpang yaitu dalam kondisi bersih, karena ruang tersebut selalu dibersihkan setiap selesai tahap penyajian makanan, serta dilengkapi dengan pencahayaan dan pertukaran udara baik karena menggunakan AC. Makanan kering dan basah disimpan secara tersendiri atau dalam tempat yang berbeda. Ruang pantry yang memenuhi syarat menjadi aman dalam menjaga kualitas makanan, karena dapat menghindarkan makanan dari kontaminasi bahan pencemar dan vektor.

C. Sanitasi Ruang Gudang

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sanitasi ruang gudang seluruh kapal yang menjadi objek penelitian sudah memenuhi syarat kesehatan,


(65)

dalam Handbook for inspection of ships and issuance of ship sanitation

certificates. Keadaan tersebut dapat dilihat dari kondisi ruangan yang bersih,

pertukaran udara baik karena menggunakan exhauster sehingga kondisi kelembaban ruangan tetap terjaga, dan pencahayaan yang cukup. Ruang gudang kapal penumpang menggunakan pintu self closing sehingga mencegah masuknya vektor yang dapat mengontaminasi bahan makanan. Selain itu seluruh bahan makanan kering disimpan dalam rak. Bahan makanan basah disimpan dalam lemari es. Ruang gudang tidak hanya disediakan untuk menyimpan bahan makanan, namun digunakan untuk menyimpan air minum, dan bahan bukan makanan tapi tentu saja diletakkan dalam posisi yang berbeda.

Sama halnya seperti pada kapal penumpang, kapal barang memiliki ruang gudang yang bersih, pertukaran udara baik karena menggunakan AC dan ventilasi alami sehingga kondisi kelembaban ruangan tetap terjaga, serta kondisi pencahayaan yang cukup. Namun, ruang gudang kapal barang tidak menggunakan pintu self closing sehingga dikhawatirkan tidak dapat mencegah masuknya vektor yang dapat mengontaminasi bahan makanan. Ruang gudang pada kapal barang juga digunakan untuk menyimpan bahan bukan makanan. Ruang gudang yang memenuhi syarat menjadi aman untuk menjaga kualitas bahan makanan sehingga terbebas dari vektor yang dapat mengontaminasi bahan makanan yang ada di ruang gudang.


(66)

D. Sanitasi Ruang Tidur ABK

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sanitasi ruang tidur ABK seluruh kapal yang menjadi objek penelitian sudah memenuhi syarat kesehatan, karena seluruh komponen yang dinilai sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Handbook for inspection of ships and issuance of ship sanitation

certificates. Keadaan tersebut dapat dilihat dari kondisi ruangan yang bersih,

pertukaran udara baik yaitu dengan menggunakan AC, dan pencahayaan cukup. Jumlah ABK kapal penumpang sebanyak 157 orang. Setiap kamar dihuni oleh sebanyak 6 orang ABK. Kapal barang 1 memiliki 4 kamar yang menampung 14 ABK, dan setiap kamar dihuni oleh 4 orang. Kapal barang 2 memiliki 6 kamar yang menampung 20 ABK, dan setiap kamar dihuni oleh 4 orang. Sedangkan kapal barang 3 memiliki 5 kamar yang menampung 18 ABK, dan setiap kamar dihuni oleh 4 orang. Setiap ruang tidur pada kapal barang dalam kondisi bersih, pertukaran udara baik dengan menggunakan AC, dan pencahayaan cukup. Ruang tidur yang memenuhi syarat menjadi aman dalam menjaga kondisi ruangan agar terbebas dari vektor yang dapat mengontaminasi peralatan yang ada di ruang tidur dan menyebarkan bakteri penyebab penyakit pada ABK.

E. Sanitasi Ruang Tidur Penumpang

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sanitasi ruang tidur penumpang seluruh kapal yang menjadi objek penelitian sudah memenuhi syarat kesehatan, karena seluruh komponen yang dinilai sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Handbook for inspection of ships and issuance of ship sanitation


(67)

kabin pada kamar kelas 1 dan 2 dilengkapi dengan karpet, kondisi pertukaran udara baik karena menggunakan AC dan pencahayaan juga baik karena selain dilengkapi dengan pencahayaan buatan juga dilengkapi dengan pencahayaan alami yang berasal dari jendela kapal.

Pada kapal penumpang, ruang tidur penumpang dibagi atas 3 kelas yaitu ruang tidur kelas 1, kelas 2, dan kelas ekonomi. Ruang tidur kelas 1 dapat menampung sebanyak 144 penumpang. Ruang tidur kelas 2 dapat menampung sebanyak 364 penumpang.. Ruang tidur kelas 1 menyediakan 2 tempat tidur, sebuah kamar mandi, dan sebuah lemari pakaian. Sedangkan yang membedakan ruang tidur kelas 2 dengan kelas 1 adalah jumlah tempat tidurnya saja yaitu berjumlah 4 buah. Sementara itu, penumpang kelas ekonomi menempati tempat tidur yang berbaris atau tidak dipisah dalam ruangan. Kapal penumpang dapat menampung sebanyak 804 penumpang kelas ekonomi.

Sama halnya seperti pada ruang tidur ABK, ruang tidur penumpang yang memenuhi syarat menjadi aman dalam menjaga kondisi ruangan agar terbebas dari vektor yang dapat mengontaminasi peralatan yang ada di ruang tidur dan menyebarkan bakteri penyebab penyakit pada penumpang.

F. Sanitasi Geladak (Deck)

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sanitasi ruang geladak seluruh kapal yang menjadi objek penelitian sudah memenuhi syarat kesehatan, karena seluruh komponen yang dinilai sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Handbook for inspection of ships and issuance of ship sanitation


(68)

certificates. Keadaan tersebut dapat dilihat dari kondisi ruangan yang bersih, dan

pertukaran udara menggunakan AC.

Geladak terbagi atas 2 bagian yaitu geladak bagian dalam kapal dan luar kapal. Kondisi kebersihan geladak harus selalu diperhatikan. Oleh karena itu pada kapal penumpang telah banyak disediakan tempat sampah agar para penumpang kelas ekonomi tidak kesulitan menemukan tempat sampah. Namun yang kerap kali menjadi masalah adalah kondisi geladak menjadi becek dan kotor akibat penumpang yang keluar masuk kamar mandi dengan menggunakan alas kaki seperti sepatu dan sandal. Ditambah lagi alas pengering kaki /keset kaki yang disediakan hanya terbuat dari kardus bekas. Kondisi geladak bagian luar kapal penumpang dalam keadaan bersih dan dilengkapi dengan tempat sampah.

G. Sanitasi Ruang Mesin

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sanitasi ruang mesin seluruh kapal yang menjadi objek penelitian sudah memenuhi syarat kesehatan, karena seluruh komponen yang dinilai sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Handbook for inspection of ships and issuance of ship sanitation

certificates. Keadaan tersebut dapat dilihat dari kondisi ruangan yang bersih,

pertukaran udara baik yaitu dengan menggunakan exhauster, dan pencahayaan cukup.

Ruang mesin yang memenuhi syarat terutama dalam hal pencahayaan, menjadi aman bagi petugas di ruang mesin dalam memantau dan memeriksa keadaan mesin. Selain itu pertukaran udara yang baik juga dapat mencegah terjadinya ketidaknyamanan akibat kondisi panas dari mesin.


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang . ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Umum ... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1Definisi Dan Jenis Kapal ... 9

2.2Sanitasi Kapal ... 11

2.2.1 Kamar (Quarters) ... 12

2.2.2 Dapur Dan Ruang Rakit Makanan (Galleys and Pantry) ... 13

2.2.3 Gudang Tempat Penyimpanan (Stores) ... 14

2.2.4 Fasilitas Perawatan Anak ... 14

2.2.5 Fasilitas Medis ... 15

2.2.6 Kolam Renang Dan Kolam Spa ... 16

2.2.7 Limbah Padat dan Limbah Medis ... 16

2.2.8 Ruang Mesin ... 18

2.2.9 Air Minum ... 18

2.2.10 Air Bersih ... 19

2.2.11 Pembuangan Kotoran (Sewage) ... 20

2.2.12 Air Balast ... 21

2.2.13 Muatan Kargo ... 22

2.2.14 Sistem Dan Area Lainnya ... 22

2.3Pengendalian Vektor Penular Penyakit ... 23

2.3.1 Pengawasan ... 23

2.3.2 Pengendalian Vektor Nyamuk ... 24


(2)

2.4Kerangka Konsep ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1Jenis Penelitian ... 40

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

3.2.1 Lokasi ... 40

3.2.2 Waktu Penelitian ... 40

3.3Objek Penelitian ... 41

3.3.1 Cara Penentuan Sampel ... 41

3.4Metode Pengumpulan Data ... 42

3.4.1 Data Primer ... 42

3.4.2 Data Sekunder ... 42

3.5Variabel dan Definisi Operasional ... 43

3.5.1 Variabel ... 43

3.5.2 Definisi Operasional ... 44

3.6Aspek Pengukuran ... 47

3.7Metode Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 49

4.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 49

4.2Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Kapal ... 50

4.2.1 Kondisi Hygiene Sanitasi Ruangan ... 51

4.2.2 Keberadaan Vektor Pembawa Penyakit ... 60

4.2.3Kondisi Pengelolaan Makanan Dan Minuman Di Kapal ... 63

4.2.4Kondisi Pengelolaan Limbah Di Kapal ... 68

4.3 Rekapitulasi Permasalahan Hygiene Sanitasi Kapal ………....73

4.4 Hasil Penilaian Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Kapal ……….75

4.5 Pengawasan Dan Pengendalian Oleh Pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan …..76

BAB V PEMBAHASAN ... 79

5.1Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Kapal ... 79

5.1.1 Kondisi Hygiene Sanitasi Ruangan ... 79

5.1.2 Keberadaan Vektor Pembawa Penyakit Di Kapal ... 85

5.1.3 Kondisi Pengelolaan Makanan Dan Minuman Di Kapal ... 87

5.1.4 Kondisi Pengelolaan Limbah Di Kapal ... 90

5.2 Pengawasan Dan Pengendalian Oleh Pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan ... 95

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

6.1Kesimpulan ... 100

6.2 Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102 LAMPIRAN


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Observasi Sanitasi Ruang Dapur Pada Kapal

Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016 ... 52 Tabel 4.2 Distribusi Hasil Observasi Sanitasi Ruang Rakit Makanan (Pantry)

Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan

Tahun 2016 ... 53 Tabel 4.3 Distribusi Hasil Observasi Sanitasi Ruang Gudang Pada Kapal

Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016 ... 54 Tabel 4.4 Distribusi Hasil Observasi Sanitasi Ruang Tidur ABK Pada Kapal

Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016 ... 55 Tabel 4.5 Distribusi Hasil Observasi Sanitasi Ruang Tidur Penumpang Pada

Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun

2016 ... 56 Tabel 4.6 Distribusi Hasil Observasi Sanitasi Geladak (Deck) Pada Kapal

Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016 ... 57 Tabel 4.7 Distribusi Hasil Observasi Sanitasi Ruang Mesin Pada Kapal

Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016 ... 58 Tabel 4.8 Distribusi Hasil Observasi Sanitasi Ruang Fasilitas Medis Pada Kapal

Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016 ... 59 Tabel 4.9 Distribusi Hasil Observasi Keberadaan Vektor Pembawa Penyakit

Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan

Tahun 2016 ... 61 Tabel 4.10 Distribusi Jumlah Vektor Pembawa Penyakit Pada Kapal Penumpang

dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016 ... 62 Tabel 4.11 Distribusi Hasil Observasi Pengelolaan Makanan Pada Kapal

Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016 ... 64 Tabel 4.12 Distribusi Hasil Observasi Penyediaan Air Minum Pada Kapal

Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016 ... 66 Tabel 4.13 Distribusi Hasil Observasi Penyediaan Air Bersih Pada Kapal


(4)

Tabel 4.15 Distribusi Hasil Observasi Pengelolaan Limbah Cair Pada Kapal Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun

2016 ... 69 Tabel 4.16 Distribusi Hasil Observasi Pengelolaan Limbah Padat Pada Kapal

Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016 ... 70 Tabel 4.17 Distribusi Hasil Observasi Pengelolaan Sampah Pada Kapal

Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016 ... 71 Tabel 4.18 Distribusi Hasil Observasi Pengelolaan Air Balast Pada Kapal

Penumpang dan Kapal Barang di Pelabuhan Belawan Tahun 2016 ... 72 Tabel 4.19 Rekapitulasi Permasalahan Hygiene Sanitasi Pada Kapal Penumpang


(5)

DAFTAR GAMBAR


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Observasi Hygiene Sanitasi Kapal ... 105

Lampiran 2. Lembar Observasi Keberadaan Vektor ... 112

Lampiran 3. Kuesioner Pengawasan dan Pengendalian oleh KKP ... 113

Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 114

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian Dari KKP ... 115