DIAGNOSIS
Diagnosis dermatitis kontak terhadap NRL ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnesis
Apabila seseorang dicurigai alergi terhadap NRL perlu ditanyakan apakah ada gejala eritema, pruritus, urtikaria, angioedema setelah kontak
dengan produk NRL. Dan juga ditanyakan adanya riwayat atopik dan reaksi alergi terhadap beberapa jenis makanan atau buah alpukat, kiwi, pisang,
chesnut dan sebagainya.
16
2. Uji kulit Reaksi hipersensitivitas tipe I
a. Skin-prick test SPT Uji tusuk
Merupakan tes in vivo dan sering digunakan untuk mendiagnosis reaksi hipersensitivitas tipe I yang bertujuan mendeteksi antibodi IgE spesifik
terhadap alergen protein NRL, ditandai dengan terbentuknya edema yang cepat dan eritema. Prosedurnya mudah dilaksanakan, sensitivitasnya tinggi
dan hasilnya cepat. Bahan-bahan berupa alergen NRL yang diencerkan menggunakan normal saline Nacl 0,9 dengan perbandingan 1:10 hingga
1:1.000.000. Setelah ditusuk dengan jarum disposable dengan sudut 45 pada volar lengan bawah kemudian setelah 15 menit diukur diameter urtikaria
yang timbul kemudian dibandingkan dengan larutan histamin 0,1. Uji tusuk dapat menimbulkan reaksi anafilaksis.
4,16
b. Use test
Bertujuan untuk mengetahui sensitivitas terhadap NRL dan prosedurnya mudah dilaksanakan, tidak mahal dan sensitivitasnya tinggi.
Tes dilakukan dengan memakai alergen sarung tangan tersangka hanya pada 1
jari selama 15 menit. Jika tidak ada respon, sarung tangan dipakai pada seluruh jari dan tangan dalam keadaan basah sedangkan tangan yang lain
sebagai kontrol menggunakan sarung tangan vinyl sintetis rubber selama 15 menit. Apabila tidak juga dijumpai ruam urtikaria maka penggunaannya
Ramona Dumasari Lubis : Dermatitis Kontak Olah Karena Rubber, 2008 USU e-Repository © 2009
15
dapat diperpanjang hingga beberapa hari. Use test dapat menimbulkan reaksi anafilaksis.
4,16
c. Radioallergosorbent test RAST
Bertujuan untuk menemukan antibodi IgE spesifik dan merupakan tes in vitro menggunakan konjugat anti-IgE yang bertanda radioaktif.
Radioallergosorbent test tidak menimbulkan reaksi anafilaksis namun sensitivitasnya rendah 40-70.
4,16
Reaksi hipersensitivitas tipe IV Patch Test Uji Tempel
Bertujuan untuk mendeteksi bahan-bahan yang berkontak dengan kulit dan dicurigai dapat menyebabkan DKA, dilakukan dengan menempel bahan
yang dicurigai dengan konsentrasi yang telah ditentukan pada kulit normal biasanya punggung. Uji tempel dilaksanakan dengan menggunakan Finn
Chambers wadah alumunium ditempel pada Scanpore tape dan Thin Layer Rapid Use Epicutaneous Test T.R.U.E Test system.
21,22
Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum dilakukan uji tempel yaitu uji tempel tidak dilakukan dalam keadaan dermatitis akut dan atau berat ;
pasien sedang mendapat pengobatan steroid sistemik atau kortikosteroid topikal pada tempat yang akan dilakukan tes yang dapat menimbulkan reaksi
false-negatif ; harus dilepas dan dibaca pada hari ke 2 48 jam dan
pembacaan ke dua ditunda hingga hari ke 3-7 dan punggung harus tetap dalam keadaan kering hingga pembacaan akhir telah selesai.
21
Setelah 48 jam uji tempel dapat dilepas dan pada tempat penempelan timbul eritema akibat penekanan plester selama 2 hari, oleh karena itu
pembacaan hasil yang pertama harus ditunda selama 15-30 menit sehingga reaksi yang timbul akan lebih jelas terlihat. Penilaian hasil uji tempel
menggunakan sistim skor.
21,22
Ramona Dumasari Lubis : Dermatitis Kontak Olah Karena Rubber, 2008 USU e-Repository © 2009
16
North American Contact Dermatitis Group
- : Negatif atau tidak ada reaksi +- : Reaksi meragukan hanya eritema
+ : Reaksi positif lemah tidak dijumpai vesikel : eritema, infiltrasi, papul
++ : Reaksi positif kuat edematosa atau vesikel +++ : Reaksi positif sangat kuat bula atau ulserasi
IRR : Reaksi iritan NT :Tidak dilakukan tes
Komplikasi uji tempel dapat dijumpai walaupun jarang yaitu :
21,22
1. Tersensitisasi oleh uji tempel 2. Reaksi iritan
3. Kambuhnya dermatitis yang sudah ada sebelumnya 4. Depigmentation
5. Hiperpigmentasi kadang-kadang timbul setelah terpapar sinar matahari pada tempat dilakukan test ; perubahan pigmen postinflamasi
terutama pada pasien yang berkulit gelap 6. Parut, keloid
7. Reaksi anafilaksis atau shock 8. Infeksi
Bahan alergen yang dapat digunakan dalam melakukan uji tempel adalah The European Standart Patch-Test Series dan The American Standart
Patch-Test Series. Apabila pada pemeriksaan sediaan standar diatas dijumpai reaksi alergi positif terhadap bahan-bahan alergen rubber satu atau
lebih, maka akan dilanjutkan dengan uji tempel menggunakan alergen rubber.
22
Ramona Dumasari Lubis : Dermatitis Kontak Olah Karena Rubber, 2008 USU e-Repository © 2009
17
PENATALAKSANAAN
a. Nonmedikamentosa