Dermatitis kontak alergik Reaksi hipersensitivitas tipe I

Alergen protein NRL yang umumnya dijumpai pada pekerja kesehatan yaitu Hev b 5 : 62, Hev b 6 : 65 dan Hev b 7 : 41 Yip dkk, 2000 sedangkan pada anak-anak penderita spina bifida yaitu Hev b 1, Hev b 3. 6 PATOFISIOLOGI Pemaparan terhadap lateks dapat menimbulkan 3 sindroma klinis yaitu :

1. Dermatitis kontak iritan

Kerusakan kulit terjadi akibat efek langsung dari bahan-bahan kimia yang terdapat pada lateks ataupun komponen lain pada sarung tangan dan tidak diperantarai oleh proses immunologi immune system . 11

2. Dermatitis kontak alergik

Merupakan reaksi hipersensitivitas tipe IV delayed-type hypersensitivity klasifikasi Gell dan Coombs melalui mekanisme T cell mediated . Terjadinya sensitisasi biasanya disebabkan alergen atau bahan- bahan kimia yang ditambahkan pada pembuatan produk NRL terutama akselerator Thiuram mix , Carba mix , Mercapto mix dan antioksidan. Sel Langerhans memproses antigen tersebut dan mempresentasikannya pada sel T. Pada orang yang telah tersensitisasi, apabila kulit atau membran mukosa terpapar dengan alergen yang sama, gejala klinis dapat timbul dalam waktu 48-72 jam. Reaksi hipersensitivitas tipe IV lebih sering dijumpai pada penderita atopi. 7,11

3. Reaksi hipersensitivitas tipe I

Merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I immediate-type hypersensitivity klasifikasi Gell dan Coombs. Reaksi ini diperantarai oleh antibodi IgE spesifik, merupakan reaksi terhadap protein NRL yang bersifat sangat alergenik. Apabila terjadi pemaparan ulang alergen, IgE akan berikatan dengan protein NRL dan menyebabkan terjadinya pelepasan histamin dan mediator-mediator lainnya. Reaksi hipersensitivitas tipe I dapat terjadi dalam waktu 1 jam setelah terpapar dengan protein NRL. 7,11 Ramona Dumasari Lubis : Dermatitis Kontak Olah Karena Rubber, 2008 USU e-Repository © 2009 6 PATOGENESIS Dermatitis kontak iritan Terjadinya kerusakan kulit tanpa diawali sensitisasi, disebabkan penetrasi langsung bahan kimia yang bersifat iritan atau toksin ke dalam kulit yang menimbulkan kerusakan keratinosit dalam beberapa menit-jam. Kerusakan keratinosit akan menginduksi aktivasi phospholipase yang akan membebaskan arachidonic acid AA, diacylglyceride DAG, inositides IP 3 , platelet activating factor PAF. AA akan berkonversi menjadi prostaglandin PGs dan leukotrien LTs. Hal ini menyebabkan aktivasi dari berbagai sistem second messenger untuk menstimulasi ekspresi gen, mensintesa berbagai molekul sel permukaan dan sitokin. Toksin yang berkontak dengan sel kulit dapat memicu sekresi interleukin-1 IL-1 kemudian mengaktivasi sel T secara langsung dan tidak langsung untuk merangsang produksi granulocyte - macrophage colony - stimulating factor GM-CSF. Keratinosit juga mempunyai molekul pada permukaannya yaitu human leukocyte antigen DR HLA-DR dan intracellular adhesion molecule 1 ICAM- 1. PGs dan LTs menginduksi dilatasi pembuluh darah dan transudasi dari faktor sirkulasi pada sistem komplemen dan kinin. PGs dan LTs juga bertindak sebagai kemoattraktan menarik netrofil dan limfosit dan mengaktifasi sel mast untuk membebaskan histamin dan LTs, PGs. PAF akan mengaktivasi platelet dan terjadi perubahan vaskuler. 12 Dermatitis kontak alergik DKA Reaksi alergi terhadap bahan kontak terdiri dari dua fase yaitu :

1. Fase sensitisasi