Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stress Kerja

2. Emosional, yaitu marah-marah, mudah tersinggung dan terlalu sensitive, gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis, dan depresi, gugup, agresif terhadap orang lain dan mudah bermusuhan, dan kelesuan mental. 3. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja. 4. Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang mencari kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata, menutup diri secara berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain. Dari beberapa uraian diatas dapat dilihat bahwa gejala stress terdiri dari gejala psikologis, gejala fisik, gejala prilaku.

2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stress Kerja

Menurut Cooper 1983 ada beberapa faktor sumber stress antara lain : a. Lingkungan kerja : Kondisi kerja yang buruk berpotensi menyebabkan pekerja mudah sakit, mengalami stress, dan menurunkan produktivitas kerja. Lingkungan yang kurang nyaman, misalnya panas, berisik, sirkulasi udara kurang baik, membuat penderita mudah stress. b. Overload : Overload dapat dibedakan menjadi kuantitatif dan kualitatif. Dikatakan overload secara kuantitatif, bila target kerja melebihi kemampuan Kemalahayati : Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Pejabat Eselon III Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2008. USU e-Repository © 2008. pekerjaan yang bersangkutan, akibatnya mudah lelah dan berada dalam ketegangan tinggi. Overload kualitatif, bila pekerja memiliki tingkat kesulitan atau kerumitan yang tinggi. c. Deprivation stress : Istilah deprivation stress diperkenalkan oleh George Every dan Daniel Girdano 1980, yakni pekerjaan yang tidak lagi menantang atau menarik bagi pekerja. Akibatnya timbul berbagai keluhan seperti kebosanan, ketidakpuasan dan sebagainya. d. Pekerjaan beresiko tinggi : Adalah pekerjaan yang beresiko tinggi berbahaya bagi keselamatan. Davis dan Newstrom 2001, mengemukakan bahwa stress kerja disebabkan adanya tugas yang terlalu banyak. Banyaknya tugas tidak selalu menjadi penyebab stress, akan tetapi menjadi sumber stress bila banyaknya tugas tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu yang tersedia bagi pekerja. Setiap pekerja mempunyai kemampuan normal menyelesaikan tugas yang di bebankan kepadanya. Kemampuan berkaitan dengan keahlian, pengalaman, dan waktu yang dimiliki. Dalam kondisi tertentu, terutama bagi perawat seringkali berhadapan dengan pekerjaan dengan waktu yang terbatas, akibatnya, perawat dikerjakan untuk menyelesaikan tugas. Usia dewasa mengalami perubahan bersifat fisik baik efisiensi, kesehatan dan kekuatan yang mencapai puncaknya, secara psikis muncul keinginan dan usaha pemantapan, sering mengalami ketegangan emosi karena kompleksitas persoalan, Kemalahayati : Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Pejabat Eselon III Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2008. USU e-Repository © 2008. kemampuan mental seperti penalaran, mengingat dan kreaktif pada posisi puncak Murbin, 2006 . Masa kerja memberi pengaruh terhadap kematangan pengalaman pejabat dalam suatu jabatannya, tetapi bila terlalu lama pada suatu jabatan akan menimbulkan kebosanan, terutama bila lingkungan kerja kurang menyenangkan, maka kondisi ini akan menimbulkan stres Andrew Goliszek 2005 . Latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap kualitas dalam bekerja. Kualitas yang rendah dapat mengakibatkan beban kerja menjadi bertambah, dan akan menimbulkan stres Cooper, 1983 . Lesly Towner 2002, menyatakan bahwa setiap orang dimanapun mereka berada dalam suatu organisasi, adalah suatu sumber stress bagi orang lain, karena kita tidak bisa mengontrol sepenuhnya apa yang dilakukan pada orang lain, apa yang mereka katakan, bagaimana mereka berperilaku, bagaimana mereka bereaksi. Kita semua bersifat individual, masing-masing bersifat uniq. Dan semua orang memiliki rentan kendali yang terbatas pada hidup kita. Seperti dikatakan di atas faktor pemicu stress ada yang berasal dari dalam organisasilingkungan pekerjaan stressor on the job, ada yang berasal dari luar organisasikeluarga dan masyarakat stressor off the job. Dalam bahasan ini yang ingin ditekankan adalah apapun stressornya bila telah mengganggu kinerja seorang pegawai, maka sebaiknya stressor harus diatasi atau dibatasi sampai dengan tingkat yang dapat ditolerir Mistiani,2007 . Kemalahayati : Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Pejabat Eselon III Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2008. USU e-Repository © 2008. Adapun kondisi-kondisi yang dapat menjadi pemicu stress Mistiani,2007 adalah sebagai berikut : 1. Stressor On The Job : a. Beban kerja berlebihoverload b. Desakan waktudeadline c. Kualitas pembimbingan rendahlow supervisi d. Iklim politis tidak amanlow comfort e. Umpan balik kerja rendahlow feedback f. Wewenang tidak memadailow authority g. Ketidakjelasan perananrole ambiguty h. Frustasiputus asa i. Konflik antar pribadikelompok j. Perbedaan nilai individu dan organisasi k. Perubahan situasi kantor yang mengejutkan 2. Stressor Off The Job : a. Krisis keuangan pribadikeluarga b. Permasalahan-permasalahan tentang anak c. Permasalahan-permasalahan tentang fisik d. Permasalahan-permasalahan dalam perkawinan e. Perubahan situasi rumahlingkungan f. Permasalahan-permasalahan lainnya Kemalahayati : Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Pejabat Eselon III Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2008. USU e-Repository © 2008. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa yang mempengaruhi stress kerja adalah faktor dari dalam organisasi dan faktor diluar organisasi.

2.1.7 Reaksi Terhadap Stress