Stress dan Daya Tahan Tubuh Akibat Stress

lingkungan mereka. Selanjutnya tipe B adalah kepribadian relaks dan “easy going” merupakan individu-individu yang cenderung menerima situasi dan kondisi di lingkungan pekerjaan dengan apa adanya serta tidak terlalu suka untuk “bersaing”. Akibatnya mereka cenderung terhindar dari tekanan-tekanan yang dapat menimbulkan stress atau kecil kemungkinannya untuk mendapatkan stress yang berat. 3. Yang ketiga adalah reaksi pemulihan dari stress, ada individu-individu yang mudah melupakan stress yang telahpernah dialaminya dan dapat segera melanjutkan kehidupan normalnya kembali tanpa bantuan orang lain. Namun ada pula individu-individu yang tidak mudah melupakan dan sulit melepaskan diri dari situasi stress yang baru saja dihadapi sehingga diperlukan bantuan orang lain untuk mengatasinya. Dalam kehidupan berorganisasi lingkungan kerja individu-individu tipe terakhir tersebut sudah seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari bagian personalia.

2.1.8 Stress dan Daya Tahan Tubuh

Stress yang dialami oleh seseorang mengubah sistem kekebalan tubuh dengan cara fithing disease cells Baker dkk,1987. Davis dan Newstron, 2001 membuktikan bahwa stress sangat berpotensi mempertinggi peluang seseorang untuk menderita penyakit, terkena alergi serta menurunnya sistem autoimmune-nya. Ditemukan bukti bahwa pada saat suasana hati Kemalahayati : Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Pejabat Eselon III Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2008. USU e-Repository © 2008. seseorang negatif terjadi penurunan respon antibody, sedangkan pada saat suasana hati positif respon antibody meningkat pula. Pengaruh stress terhadap daya tahan tubuh ditentukan oleh jenis, lama dan frekuensi stress yang dialami oleh seseorang. Makin kuat stressor makin lama dan sering terjadi, sangat berpotensi menurunkan daya tahan tubuh dan mudah menimbulkan penyakit Charles, 1992.

2.1.9 Akibat Stress

Menurut Beehr dalam Freser 1992, stress akan mempunyai dampak terhadap individu maupun organisasi a. Dampak terhadap individu : Dampak stress terhadap individu adalah munculnya masalah yang berhubungan dengan kesehatan, psikologi dan interaksi interpersonal. Pada gangguan fisik seseorang mengalami stress akan mudah terserang penyakit. Pada gangguan mental stress ber kepanjangan akan mengakibatkan ketegangan, hal ini cenderung akan mengganggu kesehatan. Pada gangguan interpersonal stress akan lebih sensitive terhadap hilangnya rasa percaya diri, menarik diri dan lain-lain. Reaksi terhadap stress dapat berupa reaksi bersifat psikis maupun fisik. Biasanya pekerja yang stress akan menunjukkan perubahan prilaku. Perubahan prilaku terjadi pada diri manusia sebagai usaha mengatasi stress flight atau berdiam diri freeze. Dalam kehidupan sehari-hari ketiga reaksi ini biasanya dilakukan secara bergantian, tergantung situasi dan bentuk stress. Perubahan-perubahan ini Kemalahayati : Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Pejabat Eselon III Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2008. USU e-Repository © 2008. ditempat kerja merupakan gejala-gejala individu yang mengalami stress antara lain: 1 Bekerja melewati batas kemampuan 2 Sering terlambat masuk kerja. 3 Ketidak hadiran tenaga kerja 4 Kesulitan membuat keputasan 5 Kesalahan yang sembrono 6 Kelalaian menyelesaikan pekerjaan. 7 Lupa akan janji yang telah dibuat dan kegagalan diri sendiri. 8 Kesulitan berhubungan dengan orang lain. 9 Kerisauan tentang kesalahan yang dibuat. 10 Menunjukkan gangguan fisik seperti pada alat pencernaan, tekanan darah tinggi, radang kulit, radang pernafasan. Munculnya stress, baik yang disebabkan oleh sesuatu yang menyenangkan atau sesuatu yang tidak menyenangkan akan memberikan akibat tertentu pada seseorang. Cox dalam Handoyo, 2001 membagi empat jenis konsekuensi yang dapat ditimbulkan stress, yaitu : 1 Pengaruh psikologis, yang berupa kegelisahan ketidaksabaran, merasa rendah diri. 2 Pengaruh perilaku, yang berupa peningkatan konsumsi alkohol, perubahan nafsu makan, penyalahgunaan obat-obatan, menurunya semangat untuk berolahrga yang berakibat timbulnya beberapa penyakit. Pada saat stress juga Kemalahayati : Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Pejabat Eselon III Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2008. USU e-Repository © 2008. terjadi peningkatan intensitas kecelakaan, baik di rumah, ditempat kerja atau dijalan. 3 Pengaruh kognitif, yaitu ketidak mampuan mengambil keputusan, kurangnya konsentrasi, dan peka terhadap ancaman. 4 Pengaruh fisiologi, yaitu menyebabkan gangguan pada kesehatan fisik yang berupa penyakit yang sudah diderita sebelumnya, atau memicu timbulnya penyakit tertentu. b. Dampak terhadap organisasi : Pekerja yang mengalami stress akan berpengaruh pada kualitas kerja dan kesehatan nya akan terganggu, berupa kekacauan manajemen dalam operasional kerja sehingga meningkatnya absensi dan banyak pekerjaan yang tidak terselesaikan. Schuller 2001, mengidentisifikasikan beberapa perilaku negatif tenaga kerja berkolerasi dengan prestasi kerja, peningkatan ketidak hadiran kerja serta tendensi mengalami kecelakaan. Secara singkat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stress kerja dapat berupa : 1 Terjadi kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja. 2 Mengganggu kenormalan aktivitas kerja. 3 Menurunya tingkat produktivitas. Kemalahayati : Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Pejabat Eselon III Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2008. USU e-Repository © 2008. 4 Menurunnya pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian financial yang dialami perusahaan karena tidak imbangnya antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa akibat stress pada pekerja dapat berdampak terhadap individu dan organisasi sehingga manajemen dan operasional kerja terhambat dan produktivitas kerja menurun.

2.2 Kondisi Lingkunga Kerja