Faktor Pendukung Pelaksanaan Buffet Service

6. Dalam pelayanan di meja-meja khusus, pada saat kondisi meja yang kurang baik, maka seorang pramusaji dapat menyajikan makanan dari sebelah kiri tamu dan tergantung tipe tamu yang duduk di meja. 7. Setelah tamu selesai makan, maka kewajiban bagi seorang pramusaji untuk meng- clear up membersihkan peralatan makan si tamu dari sebelah kiri tamu dengan menggunakn tangan kanan. 8. Pelayanan dan pengambilan peralatan makan yang kotor dilakukan dengan cepat akan tetapi sopan dan cermat, tanpa harus membuat tamu terusik. 9. Ada kalanya seorang pramusaji juga minta ijin kepada si tamu sebelum mengangkat peralatan makan dan minum si tamu dengan tujuan untuk menghindari kesalahpahaman antara tamu dan pramusaji.

d. Faktor Pendukung Pelaksanaan Buffet Service

Agar pelaksanaan Buffet service atau kegiatan operasional berjalan dengan lancer dan akan tercapai dengan maksimal, maka dapat dibagi dalam dua faktor pendukungnya, antara lain : 1. Peralatan yang digunakan • Peralatan Makan yang Terbuat dari Perak Silverware Peralatan Makan yang Terbuat dari Perak Silverware adalah peralatan makan yang terbuat dari bahan perak atau stainless steel. Bentuknya antara lain berupa : Dinner Spoon, Dinner Fork, Dinner Knife, Tea Spoon, dan lain sebagainya yang bercahaya putih mengkilap bila di polish di lap. Universitas Sumatera Utara • Peralatan Keramik Chinaware Peralatan Keramik Chinaware adalah peralatan makan yang biasanya terbuat dari bahan keramik. Bentuknya berupa : Dinner Plate, Water Glass, Cup, Saucer, B B Plate, Dask Spoon, dan lain sebagainya yang berbahan dari keramik. • Barang Pecah Belah Glassware Barang Pecah Belah Glassware adalah peralatan makan yang terbuat dari bahan kaca, seperti segala jenis dari bentuk gelas. • Perlengkapan Meja Table Accessories Perlengkapan Meja Table Accessories adalah alat-alat yang diletakkan di tengah-tengah meja pada saat makan. Peralatan tersebut berupa : o Tempat Garam dan Merica, Gilingan Merica Salt and Pepper Shakers, Pepper Mills. Merupakan Tempat Garam dan Merica harus dibuat dengan cara berlekuk-lekuk karena peralatan ini sangat sulit dibersihkan. Gilingan merica seharusnya dibuat dekoratif tetapi juga harus selancar mungkin agar proses pembersihannya tidak susah. Lubang pada bagian atas tempat merica harus cukup lebar untuk mengeluarkan merica giling dengan ukuran standar. o Asbak Ashtrays Asbak harus selalu ada pada setiap meja makan dan asbak harus memiliki dua sisi sehingga rook dapat diletakkan dengan baik pada kedua sisinya tersebut. Akan tetapi ada beberapa meja dan tergantung posisi ruang Smoking Area barulah tamu boleh merokok dan di meja tersebut pula baru diletakkan asbak. o Bunga Flowers Universitas Sumatera Utara Bunga ini harus dibuat diatas meja karena sebagai hiasan dengan tujuan alat untuk mempercantik atau memperindah meja makan tersebut. o Nomor Meja Table Number Adapun kegunaan dari Nomor Meja ini adalah untuk memudahkan Pramusaji agar tidak kewalahan untuk mengorder tamu yang dating dan dapat memperlancar kegiatan operasional dengan baik. o Lazy Zusan Meja Putar Alat ini jarang dipergunakan untuk event kebanyakan, akan tetapi apabila adapun banyak terdapat di hotel atau restoran yang menerapkan Chinese Food. o Taplak dan Serbet Makan Table Cloth and Guest Napkins Biasanya di restoran harus menggunakan table cloth dan guest nepkins untuk tamu yang makan direstorant tersebut. Warna dari serbet ini ada dua macam seperti merah dan putih, yang putih kebanyakan menjadi pilihan untuk pelayanan formal, sedang dengan banyaknya kreasi maka banyak guest nepkins yang berwarna untuk menarik selera makan tamu pula. o Daftar Menu Gunanya adalah untuk memudahkan tamu dalam memesan makanan dan minuman di luar dari hidangan Buffet yang telah disajikan. Dari uraian di atas tersebut peralatan-peralatan yang akan digunakan harus sudah tersedia di atas meja makan sebelum restoran dibuka dan harus memang betul-betul diperhatikan agar kegiatan operasionalnya berjalan dengan lancar. Disamping itu, peralatan juga menjadi salah satu faktor pendukung terlaksananya Sistim Pelayanan atau Hidangan Buffet Service di sebuah Restoran. Universitas Sumatera Utara 2. Struktur Biaya dan Daya Tarik Pasar Bila kita lihat, Hanya ada dua kerugian pada Sistim Buffet Service, karena secara tidak langsung sama juga dengan Sistim American Service. Pertama, Buffet Service tidaklah serumit dan sepribadi seperti Chinese Food atau juga Platter Service, dan mungkin tidak dapat diterima oleh beberapa tipe restoran di beberapa wilayah di dunia. Kedua, Personil dalam pelayanan akan bosan dengan tugas-tugasnya karena tidak diperlukan keahlian yang tinggi dalam menjalankan tugas dan pelayanan. Hal ini akan membuat pekerjaan menjadi lebih sulit bagi pihak manajemen. Manajer harus terus memotivasi para stafnya karena pekerjaan yang mononton dari segi teknis atau kreativitas bila dibandingkan dengan cart service atau platter service. Penyelengaraan restoran mungkin mengalami tingkat pergantian. Penyelenggaraan restoran mungkin mengalami tingkat pergantian karyawan yang tinggi, tingkat ketidakhadiran pegawai yang tinggi dan angka yang tinggi untuk sakit secara mendadak. Sedang hal itu sangat cocok diterapkan dengan Sistim Buffet Service pula dengan tujuan melakukan operasionalnya jauh lebih mudah dari pada Chinese Food, yang mana para personil pelayanan hanya perlu menyajikan semua menu di atas meja buffet tamu dan tamu dengan leluasa memilih menu yang dikehendakinya. Meja Buffet yang di hidangkan akan dijaga oleh seorang Chef dengan tujuan mengarahkan dan membimbing tamu serta menjelaskan kepada si tamu tentang menu yang di tampilkan di meja buffet. Adakalanya setiap pramusaji yang berada di sekitar meja si tamu tetap focus dengan tugasnya sehinga seorang manajer juga akan sangat menghargai dengan keberadaan para personil yang ahli dan efektif. Manajer juga akan mendapatkan tugas yang lebih mudah dalam memotivasi stafnya ketika ada permintaan yang cukup tinggi akan keahlian teknis seperti : menggunakan sendok dan garpu dengan benar, membuka botol anggur dengan baik, atau mempersiapkan makanan di meja dengan nyala api pemanas. Para pramusaji mungkin Universitas Sumatera Utara merasakan profesionalisme dalam pekerjaan dari pada melihatnya hanya sebagai sebuah pekerjaan. Di daerah terpencil atau daerah berkembang, di mana tenaga kerja yang tidak terlatih begitu banyak, seorang manajer dapat dikatakan ceroboh bila melakukan sistim pelayanan formal. Ada juga beberapa Hotel di negara-negara berkembang yang melayani pasar eropa telah mencoba untuk menggunakan cart service atau platter service dengan penuh kesulitan, di saat Buffet service mulai mempermudah pelayanan baik untuk para staf dan pihak manajemen. Demikian pula jika pihak manajemen menghendaki pelayanan yang lebih rinci dan hanya ada sedikit pramusaji yang tersedia yang mampu memberikan pelayanan yang efisien, maka pelayanan ini akan memberikan pelayanan yang buruk. Penggunaan Buffet Service memungkinkan para pramusaji meyelesaikan tugas-tugas mereka dengan cepat, menempatkan makanan pada piring yang telah disiapkan sebelumnya dihadapan tamu, dan memiliki lebih banyak waktu untuk memberikan pelayanan lainnya dengan baik. Sistim pelayanan Buffet Service cukup menghemat waktu dan tenaga untuk para staf, dengan aturan baku untuk menata kepegawaian sebuah restoran yang memakai sistim pelayanan yang dipakai saat pendirian dan menetapkan operasional restoran di sebuah hotel tersebut. Saat dibutuhkan table service maka seorang pramusaji dapat melayani hingga 18 orang tamu dengan efektif, dan jumlah antara 14 hingga 18 adalah jumlah yang paling tepat untuk melayani para tamu bagi sebagian besar personil pelayanan. Aturan baku ini berlaku untuk pelayanan A la Carte, karena seorang pelayan atau pramusaji harus dapat melayani 25 atau lebih pelanggan dengan efisien bila preset menu atau Banquet service yang dipakai, khususnya bila didukung oleh sebuah sistim tim pelayanan. Bila digunakan Buffet Service dan memerlukan ruangan makan yang luas untuk masing-masing tamu dan15 kaki persegiorang adalah aturan baku yang biasa dipakai dalam menata dan mengatur ruang makan. Tetapi di daerah metropolitan, akan dirancangkan kurang Universitas Sumatera Utara dari 15 kaki persegi,sementara di daerah pedesaan dimana harga per kaki lebih murah, rancangan yang dibuat lebih dari 15 kaki persegi. Untuk ukuran alas makan, lebih kecil dari ukuran yang digunakan pada platter service, harus berukuran panjang 24 inci dan kedalaman 15 inci. Alas makan yang lebih kecil dapat dipakai di meja yang lebih kecil sehingga akan memberikan lebih banyak tempat duduk di dalam daerah yang telah disiapkan. Karena lebih banyak orang yang diberi tempat duduk di daerah yang telah disediakan Biaya sewa lebih ringan dan pelayanan juga lebih cepat dari pada cart service atau platter service, harga setiap menu produk makanan dengan kualitas tertentu harus lebih rendah dari produk dengan kualitas yang sama pada restoran yang menawarkan cart service atau platter service atau Chinese Food. Buffet Service memberikan pengontrolan porsi makan yang cukup baik bila seorang chef yang menjaga meja buffet cukup terampil dalam memberikan makanan kepada tamu. Apapun yang dikeluarkan dari dapur ke meja perasmanan sesuai harga pesanan menu yang dikeluarkan dan dikontrol dengan manajer restoran. Dalam hal ini lebih memudahkan untuk mengawasi bahan-bahan di atas sebuah hidangan buffet tamu dari pada bahan-bahan di kereta atau piring penghidang. Pengontrolan kualitas sangat baik, bagi plate atau plater service, karena semua makanan disiapkan dan ditempatkan dalam piring di dapur. Dari uraian di atas bahwa seorang pramusaji sangatlah didukung untuk menjadi salah satu factor pendukung terlaksananya sistim pelayanan Buffet Service tersebut. Selain itu pramusaji yang diharapkan juga harus betul-betul, yang sangat professional di dalam melaksanakan teknis pelayanan Buffet Service tersebut. Oleh karena itulah Seorang Pramusaji dapat dikatakan sebagai pemandu selera, sebagai penyaji hidangan, sebagai duta perusahaan dan sebagai wiraniaga. Universitas Sumatera Utara

BAB III TINJAUAN UMUM HOTEL NOVOTEL SOECHI MEDAN