6 2.3.2 Akulturasi dengan Budaya Barat
2.4 Perkembangan Dangdut dari Tuhan 1970-an Sampai Tahun 2000-an BAB III DAMPAK MUSIK DALAM BERBAGAI KONTEKS KEHIDUPAN
MASYARAKAT 3.1 Pengertian Musik
3.2 Dampak Musik dalam Berbagai Konteks Kehidupan Masyarakat 3.2.1 Media Komunikasi
3.2.2 Musik dalam Ritual Keagamaan 3.2.3 Musik sebagai Media Pendidikan
3.2.4 Musik dalam Politik 3.2.5 Musik yang Menciptakan Suatu Komunitas
BAB IV INUL DARATISTA, SEBUAH FENOMENA DALAM PERKEMBANGAN MUSIK DANGDUT INDONESIA
4.1 Pengertian Fenomena 4.2 Awal Karir Inul Daratista
4.3 Pro dan Kontra yang Terjadi Karena Pertunjukan Panggung Inul Daratista
4.4 Respon dan Peran Media Terhadap Kasus Inul BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Universitas Sumatera Utara
7
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu pertunjukan musik yang berkembang pada masa sekarang ini ialah pertunjukan musik dangdut yang dianggap sebagai musik “musik nasional” karena
dangdut tidak menampilkan sifat kesukuan atau kedaerahan Yampolsky, 1997. Istilah dangdut mulai popular pada tahun 1970-an karena sebelumnya dangdut lebih
dikenal sebagai “musik Melayu” atau “orkes Melayu tradisional”. Kata dangdut itu sendiri adalah onomatopoeia dari gendang tabla yang khas dalam musik tradisional
India Takari, 2001. Dangdut yang merupakan salah satu musik popular telah mengalami kemajuan seiring dengan penerimaannya di masyarakat. Kemajuan yang
sangat besar terjadi pada tahun 2000-an, dimana dangdut menjadi perbincangan hangat di tengah-tengah masyarakat media cetak, terus-menerus membicarakan soal
dangdut. Media massa pun terus menayangkan program dangdut, antara lain: “Goyang In Indosiar”, 3 in1 SCTV”, “Digoda Trans TV”.
Pada tahun 2003, muncul seorang penyanyi dangdut yang membawa banyak perubahan pada musik dangdut itu sendiri. Dia adalah Ainur Rokhimah atau yang
dikenal dengan nama Inul Daratista. Inul dianggap berhasil menaikkan citra dangdut bahkan sampai ke mancanegara. Dangdut yang sebelumnya sering diejek sebagai
musik “kacang goreng” pada tahun 1970-an dan diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin telah berubah menjadi bentuk hiburan yang sangat disukai
Universitas Sumatera Utara
8 masyarakat, lewat survey media massa dan media cetak yang penulis lakukan,
perempuan yang lahir di Pasuruan Jawa Timur, 21 Januari 1979 ini, memulai karir panggungnya sebagai penyanyi dangdut pada acara-acara rakyat di daerah Pasuruan
Jawa Timur. Awalnya ayahnya tidak setuju dengan keputusannya untuk menyanyi, namun dengan tekad kuat serta ingin membantu perekonomian keluarga, dia tetap
maju. Sebelum terjun total ke dunia dangdut, Inul lebih suka membawakan lagu-lagu Rock daripada dangdut, karena background ini jugalah, Inul lebih suka menyanyikan
lagu-lagu dangdut yang diaransemen ulang menggunakan gaya musik Rock.
1
Sama halnya dengan lagu-lagu yang berirama cepat yang sering dinyanyikan Inul, antara lain: Poco-poco, Goyang dombret, Jaipong, aksi panggungnya juga
sangat menarik. Aksi panggungnya ini dikenal dengan istilah “Goyang Ngebor”. Lagu
dangdut dengan aransemen musik Rock tentu berbeda dengan lagu-lagu Rock yang dinyanyikan oleh musisi Rock itu sendiri saperti misalnya Jamrud, Rif, Boomerang.
2
1
Istilah Rock menurut kamus berarti “Batu”, batu adalah suatu benda “Keras”, dari sini kemudian musik rock diartikan sebagai musik keras, selanjutnya berkembang, dan muncullah istilah
“Musik Cadas” dan “Musik Metal”, dinamika musik rock menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, hal ini terbukti dengan munculnya beragam aliran baru yang muncul. Dimulai dengan Rock and
Roll pada decade 1950-an, kemudian era acid rock, psychedelic rock, hard rock, dan heavy rock pada decade 1960-an lalu era heavy metal, Jazz Rock, Punk Rock, Art Rock, Bach Rock pada 1970-an dan
era power speed metal, grindroce, gruange dan alternative Rock pada decade 1980-an sampai pada awal tahun 1990-an Joko S. Gombloh: 60-62.
Kata ngebor ini dikaitkan dengan gaya Inul menggerakkan pinggulnya berputar ke kiri, ke kanan searah dengan jarum jam atau sebaliknya, naik dan turun, ada yang
terpesona dan ada pula yang terperanjat, goyangnya inilah yang dinilai erotis dan
2
Goyang pinggulnya pada awalnya disebut oleh Eko Patrio “kayak ngebor aja” kini menjadi julukan goyang ngebor. Sumber:
http:www.tokohindonesia.comselebritiartisinul- daratistaindex.shtiml
.
Universitas Sumatera Utara
9 mengumbar sensualitas oleh orang-orang yang tidak mendukung Inul. Aksi panggung
inilah yang membuat Inul sangat terkenal sekaligus menciptakan pro dan kontra di seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya di kalangan musisi dangdut Indonesia tetapi
terus meluas mencakup kalangan politikus, rohaniawan, mahasiswa, buruh dan sebagainya. Kehadirannya di dunia dangdut Indonesia telah menciptakan ribuan
penggemar setia, baik di desa maupun di kota. Kepopulerannya bahkan sampai mancanegara. Namun yang perlu dicatat, kritikan paling tajam berasal dari pihak
MUI Majelis Ulama Indonesia dan para musisi dangdut yang tergabung dalam PAMMI Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia yang diketahui oleh Rhoma
Irama. MUI menganggap bahwa goyang Inul itu haram dan merendahkan moral bangsa. Benarkah demikian? Sementara itu musisi dangdut senior menuduh Inul
membawa kembali citra dangdut ke level rendah. Benarkah demikian? Atau semua ha ini hanyalah karena media massa dan media cetak yang membesar-besarkan kasus
Inul? Para musisi dan rohaniawan tersebut di atas melarang Inul untuk tetap tampil
dengan goyangnya itu. Inul dianggap telah melakukan pornoaksi di setiap pertunjukannya. Konsekuensi dari pertunjukan yang menuai kontroversi ini
khususnya larangan-larangan yang bersifat membatasi tatagaya penampilan panggung Inul. Para musisi dan Rohaniawan ini menyatakan akan meminta pihak
berwajib untuk mengambil tindakan dan tidak akan segan-segan mencekal langkah
Universitas Sumatera Utara
10 Inul apabila ia tetap melakukan goyang ngebor ini.
3
Shinta Nuriyah, aktifis perempuan dan mantan Ibu Negara mengaku terhibur dengan goyang Inul yang dianggap fenomena baru. Lebih lanjut Shinta menegaskan
bahwa tidak ada seorang pun yang boleh melarang orang lai mengembangkan kreatifitas pribadi. Sementara itu Irma Hutabarat, seorang aktifis perempuan dan
presenter mengatakan bahwa orang-orang yang kontra pada Inul jangan mencampuradukkan antara agama dan budaya, karena menurut Irma masih banyak
tarian tradisional di Indonesia yang lebih erotis dan sensual baik gerakan maupun busananya.
Mereka juga meminta pemerintah untuk segera mengeluarkan RUU anti pornografi dan pornoaksi untuk
mencegah semakin maraknya kasus seperti Inul, serta berbagai bentuk kemaksiatan. Banyak yang menghujat, banyak pula yang memuja. Bagi komunitas
penggemar Inul yang disebut Inulitas, FBI Fans Berat Inul dan Open Organisasi Pendukung Inul, Inul dianggap telah mampu menaikkan citra dangdut bahkan
sampai mancanegara.
4
Mantan Presiden Republik Indonesia sekaligus budayawan KH. Abdurrahman Wahid Gusdur berpendapat bahwa setiap orang harus menghormati
cara seniman berekspresi.
5
Segala bentuk pro dan kontra inilah yang semakin menambah kepopuleran Inul Daratista. Banyak orang yang kemudian menyebutnya sebagai tokoh yang
3
Prasetya Eka, Dan Inul pun Berurai Air Mata Swara Cantika: No. 91, 2003, p. 14-19.
4
Helen Sari, Tokoh Perempuan Bicara Tentang Goyang Inul Kartini: No. 2087. 2003, p. 12- 15.
5
http:www.tokohindonesia.comselebritiartisinul-daratistaidenx.shtml .
Universitas Sumatera Utara
11 fenomena, benarkah demikian? Atau segala bentuk pemberitaan tentang Inul yang
tiada henti ini hanyalah karena media massa dan media cetak melihat banyaknya peluang untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dari kasus Inul? Inul yang
semula hanya penyanyi Tarkam
6
Dari perspektif etnomusikologi, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada blantika musik dangdut Indonesia di sekitar tahun 2000-an dengan Inul beserta isu pro dan
kontranya, sangat menarik minat penulis untuk meneliti dan mengkajinya lebih lanjut. antar kampong telah menjadi penyanyi dangdut
papan atas Indonesia. Kemunculannya kemudian diikuti oleh penyanyi-penyanyi dangdut lainnya yang berharap bisa sepopuler Inul. Mereka menggunakan cara Inul
untuk mengkategorikan gaya goyangnya, antara lain: Annisa Bahar dengan goyang patah-patah, menggoyangkan pinggulnya searah jarum jam atau sebaliknya namun
ada perhentian gerakan setiap beberapa saat dan dilanjutkan kembali. Begitu seterusnya sehingga disebut goyang patah-patah. Uut Permatasari dengan goyang
kayang-kayang dimaksudkan karena kelenturan badan Uut saat dia membalikkan badannya ke belakang sampai tubuhnya melengkung seperti seorang Balerina. Ada
juga Dewi Persik dengan goyang gergajinya, gayanya sama dengan goyang ngebor Inul, tapi ada perbedaan dalam gerakan tangan dimana tangannya digerakkan seperti
saat sedang menggergaji. Mereka ternyata juga tenar meskipun tidak setenar Inul. Dari segi jumlah penggemar saja, mereka masih kalah jauh bila dibandingan dengan
Inul yang disebutkan memiliki penggemar sebanyak atau mungkin lebih dari pendukung Presiden Megawati Soekarno Putri.
6
Hendri, Goyang Ngebor Inul Dicerca Tapi Disukai DOR: No. 8, 2003, p. 19-23.
Universitas Sumatera Utara
12
1.2. Pokok Permasalahan