Kegunaan Sabun Jenis – jenis sabun

Sabun adalah garam logam alkali biasanya garam natrium dari asam-asam lemak. Sabun mengandung terutama garam C 16 dan C 18 , namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Sekali penyabunan itu telah lengkap, lapisan air yang telah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan. Gliserol digunakan sebagai pelembab dalam tembakau, industri farmasi dan kosmetik. Sifat melembabkan timbul dari gugus – gugus hidroksil yang dapat berikatan hidrogen dengan air dan mencegah penguapan air itu . Sabun dimurnikan dengan mendidihkannya dalam air bersih untuk membuang lindi yang berlebih, NaCl, dan gliserol. Zat tambahan additive seperti batu apung, zat warna dan parfum kemudian ditambahkan. Sabun padat itu dilelehkan dan di tuang kedalam suatu cetakan. Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar., sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel micelles, yakni segerombol 50 – 150 molekul yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung – ujung ionnya yang menghadap ke air. Fessenden,1992

2.2.1 Kegunaan Sabun

Kegunaan sabun adalah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat sabun. 1. Rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat non-polar, seperti tetesan-tetesan minyak. 2. Ujung anion molekul sabun, yang tertarik pada air, ditolak oleh ujung anion molekul – molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain. Karena tolak-menolak antara tetes sabun-minyak, maka minyak itu tidak dapat saling bergabung tetapi tetap tersuspensi. fessenden,1992 Sabun berperan sebagai emulsi antara monomer terdispersi dan fasa larutan selama polimerisasi didalam produksi SBR Stirena-butadinea rubber. Sabun secara Universitas Sumatera Utara luas digunakan dalam industri kosmetik untuk mengemulsi sejumlah pembersih dan konditioner. Sabun ini terbuat dari minyak nabati, asam-asam lemak, lilin, dan minyak mineral. Produk ini berbentuk cairan, pasta, atau gel.

2.2.2 Jenis – jenis sabun

Jenis sabun yang utama adalah sabun mandi dan sabun cuci, sabun yang berbeda ini biasanya dibuat dengan beberapa cara. Sabun batangan yang ada di pasaran terdiri dari sabun mandi kecantikan, sabun kesehatan atau sabun anti bakteri, sabun cair, dan sabun untuk air sadah. Beberapa persamaam terjadi karena sabun batangan kesehatan mempunyai bahan dasar lemak yang sama. Sabun mandi biasanya dibuat dari campuran lemak dan minyak kelapa dengan perbandingan 8020 atau 9010, dan sabun yang memiliki lemak yang berlebih mempunyai perbandingan 5050 atau 6040 dan ada yang 7 sampai 10 ditambahkan asam lemak bebas juga. Sabun kesehatan mengandung bahan seperti triclosan dan triclorokarban yang merupakan dua senyawa yang banyak digunakan sebagai antimikrobial. Penggunaannya secara khas yaitu 0,3 - 1,0 untuk triklosan dan 1,0 - 1,5 triklorokarban. Keduanya termasuk kedalam amulgator dan dapat terdispersi atau terlarut dalam pelarut yang sesuai, seperti parfum. Pada umumnya sabun yang akan diperdagangkan mengandung 10 sampai 30 air, dan jika sabun kekurangan air maka akan sulit larut. Hampir semua sabun meiliki parfum. Hal ini untuk menghilangkan aroma sabun yang asli. Sabun mandi dibuat dengan bahan pilihan yang mengandung 10 sampai 15 pelembab, parfum dan titanium dioksid sebagai bahan pemutih. Sabun untuk bahan mencukur mengandung garam kalium dan asam stearat yang banyak, agar mengahsilkan busa yang lebih lama keringnya. Jenis sabun batangan lainnya adalah sabun mandi kecantikan. Sabun mandi kecantikan adalah suatu produk sabun untuk perawatan kecantikan kulit wajah dan tubuh dengan formulasi yang sesuai untuk kulit. Memberikan zat – zat gizi dan nutrisi yang sangat diperlukan kulit dan membantu memelihara kulit dengan mempertahankan kelembaban kulit serta membantu pertumbuhan sel-sel baru jika terjadi kerusakan sel kulit. Pada sabun kecantikan busa harus lembut dan sifat basanya yang lebih rendah. Luis spitz, 1996 Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Proses pembuatan sabun