2. Fungsi Pengawasan
Menurut Ernie dan Saefulah 2005: 12 fungsi pengawasan adalah : a.
Mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan serta target sesuai dengan indikator yang di tetapkan.
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang
mungkin ditemukan. c.
Melakukan berbagai alternatife solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan.
Menurut Maringan 2004: 62 fungsi pengawasan adalah : a.
Mempertebal rasa dan tanggung jawab pekerja yang diserahi tugas dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Mendidik para pekerja agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan. c.
Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian agar tidak terjadi kerugian yang diinginkan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan adalah mengevaluasi hasil dari aktifitas pekerjaan yang telah
dilakukan dalam perusahaan dan melakukan tindakan koreksi bila diperlukan.
3. Langkah-Langkah dalam Pengawasan
Menurut Silalahi 2002: 396 langkah-langkah dalam pengawasan adalah sebagai berikut:
a. Tetapkan standar
Standar adalah kriteria dari hasil yang diinginkan atau peristiwa yang diharapkan dalam melaksanakan kegiatan, pelaksanaan dan hasil kerja atau
perubahan yang terjadi dalam mencapai tujuan. Menetapkan suatu standar akan memberikan suatu nilai atau petujuk yang menjadi ukuran sehingga hasil-hasil
yang nyata dapat dibandingkan. Ada dua tipe standar yang diakui yaitu : Standar keluaran dan standar masukan. Standar keluaran mengukur hasil kerja berupa
kuantitas dan kualitas. Sedangkan standar masukan mengukur usaha-usaha kerja.
b. Monitor dan Ukur Kinerja
Agar pelaksanaan pengukuran kinerja berlangsung dengan tepat, maka perlu dikumpulkan data dan mendeteksi permasalahan. Untuk mengumpulkan
data tentang kinerja dapat dilakukan dengan metode observasi, wawancara atau angket, pengamatan atas laporan, baik laporan lisan maupun laporan tertulis. Jika
data atau informasi sudah dikumpulkan melalui individu, kelompok atau unit kerja yang dikontrol, harus diuji validitasnya. Sebab ada kemungkinan karyawan
akan memberikan data palsu dapat dihindarkan.
c. Bandingkan Hasil Aktual dengan Standar
Tahap ketiga dalam proses pengawasan ini ialah membandingkan hasil kinerja actual dengan standar. Untuk itu dibutuhkan standar yang jelas dan
pasti yang digunakn sebagai ukuran yang diperbandingkan. Perbandingan ini untuk mengetahui apakah ada perbedaan dan ini menentukan kebutuhan untuk
tindakan. Hasil dari perbandinga kinerja aktual dan standar mengarah kepada dua
kemungkinan yaitu secara sinifikan berbeda dengan standar. Tetapi ketika membandingkan hasil actual dengan standar perlu menentukan batas yang dapat
diterima tentang derajad penyimpangan.
d. Ambil Tindakan Perbaikan
Tindakan korektif atau penyesuaian biasanya mengambil satu dari tiga bentuk, yaitu : Maintain Current Status jika hasil akhir konsisten dengan
standar; make adjustmen jika hasil menyimpang dari standar karena pelaksanaan tidak tepat; change the standar jika hasil secara signifikan menyimpang dari
standar karena standar yang digunakan tidak tepat. Hasil kinerja yang sesuai dengan standar maka respon yang tepat dari manajer adalah mengakui kinerja
dapat diterima dan memelihara status quo dan kemudian melakukan monitor dan mengukur pelaksanaan hasil kerja, namun jika hasil kinerja actual menyimpang
dari, tidak sesuai dengan atau belum mencapai standar yang ditentukan maka atasan melakukan tindakan perbaikan atau penyesuaian hingga mengubah standar
yang digunakan.
4. Jenis-jenis Pengawasan
Menurut Maringan2004 : 62 Pengawasan terbagi 4 yaitu: 1. Pengawasan dari dalam perusahaan
Pengawasan yang dilakukan oleh atasan untuk mengumpul data atau informasi yang diperlukan oleh perusahaan untuk menilai kemajuan dan
kemunduran perusahaan 2. Pengawasan dari luar perusahaan
Pengawasan yang dilakukan oleh unit diluar perusahaan . Ini untuk kepentingan tertentu.
3. Pengawasan Preventif Pengawasan dilakukan sebelum rencana itu dilaksakaan. Dengan tujuan
untuk mengacah terjadinya kesalahankekeliruan dalam pelaksanaan kerja. 4. Pengawasan Represif
Pengawasan Yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya sesuai dengan yang direncanakan.
Menurut Ernie dan Saefullah 2005: 327 jenis pengawasan terbagi atas 3 yaitu:
1. Pengawasan Awal Pengawasan yang dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan.
Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan perkerjaan.
2. Pengawasan Proses Pengawasan dilakukan pada saat sebuah proses pekerjaan tengah
berlangsung untuk memastikan apakah pekerjaan tengah berlangsung untuk memastikan apakah pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan ang
ditetapkan. 3. Pengawasan Akhir
Pengawasan yang dilakukan pada saat akhir proses pengerjaan pekerjaan.
5. Tujuan Pengawasan Secara filosofis dikatakan bahwa pengawasan sangat penting karena