BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
1. Hasil penelitian Harahap 2005 tentang “Pengaruh pengawasan terhadap
efisiensi kerja Pada PT. Sunindo Varia Motor Gemilang Medan. Menggunakan metode analisis regresi linier sederhana dan hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja dengan koefisien determinasi sebesar 16,56.
2. Hasil penelitain Rahman 2006 tentang “Pengaruh pengawasan terhadap
produktivitas kerja karyawan pada PT. Satuan Harapan. Hasil penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier
sederhana dan menunjukkan bahwa pengawasan berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan dengan koefisien determinasi 41,6
B. Pengawasan 1. Pengertian Pengawasan
Perusahaan melakukan perekrutan, penempatan dan memperkerjakan karyawan maka selanjutnya adalah melakukan pengawasan. Ini penting bagi
perusahaan agar kegiatan operasionalnya dapat terlaksana dengan baik. Pengawasan sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam
kegiatan operasionalnya untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan – penyimpangan dengan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan
tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya.
Menurut Harahap 2001: 14 Pengawasan adalah keseluruhan sistem, teknik, cara yang mungkin dapat digunakan oleh seorang atasan untuk menjamin
agar segala aktivitas yang dilakukan oleh dan dalam organisasi benar-benar menerapkan prinsip efisiensi dan mengarah pada upaya mencapai keseluruhan
tujuan organisasi. Sedangkan Menurut maringan 2004: 61 Pengawasan adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan,kebijakan yang telah ditentukan. Sementara itu menurut Terry dalam Hasibuan 2001:242
pengawasan adalah proses penentuan, apa yang harus dicapai,yaitu standar, apa yang harus dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu
melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dan standar.
Berdasarkan penjelasan para ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan merupakan suatu tindakan pemantauan atau pemeriksaan
kegiatan perusahaan untuk menjamin pencapaian tujuan sesuai dengan rencana yang ditetapkan sebelumnya. Pengawasan yang efektif membantu usaha dalam
mengatur pekerjaan agar dapat terlaksana dengan baik.
2. Fungsi Pengawasan
Menurut Ernie dan Saefulah 2005: 12 fungsi pengawasan adalah : a.
Mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan serta target sesuai dengan indikator yang di tetapkan.
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang
mungkin ditemukan. c.
Melakukan berbagai alternatife solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan.
Menurut Maringan 2004: 62 fungsi pengawasan adalah : a.
Mempertebal rasa dan tanggung jawab pekerja yang diserahi tugas dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Mendidik para pekerja agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan. c.
Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian agar tidak terjadi kerugian yang diinginkan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan adalah mengevaluasi hasil dari aktifitas pekerjaan yang telah
dilakukan dalam perusahaan dan melakukan tindakan koreksi bila diperlukan.
3. Langkah-Langkah dalam Pengawasan
Menurut Silalahi 2002: 396 langkah-langkah dalam pengawasan adalah sebagai berikut:
a. Tetapkan standar
Standar adalah kriteria dari hasil yang diinginkan atau peristiwa yang diharapkan dalam melaksanakan kegiatan, pelaksanaan dan hasil kerja atau
perubahan yang terjadi dalam mencapai tujuan. Menetapkan suatu standar akan memberikan suatu nilai atau petujuk yang menjadi ukuran sehingga hasil-hasil
yang nyata dapat dibandingkan. Ada dua tipe standar yang diakui yaitu : Standar keluaran dan standar masukan. Standar keluaran mengukur hasil kerja berupa
kuantitas dan kualitas. Sedangkan standar masukan mengukur usaha-usaha kerja.
b. Monitor dan Ukur Kinerja
Agar pelaksanaan pengukuran kinerja berlangsung dengan tepat, maka perlu dikumpulkan data dan mendeteksi permasalahan. Untuk mengumpulkan
data tentang kinerja dapat dilakukan dengan metode observasi, wawancara atau angket, pengamatan atas laporan, baik laporan lisan maupun laporan tertulis. Jika
data atau informasi sudah dikumpulkan melalui individu, kelompok atau unit kerja yang dikontrol, harus diuji validitasnya. Sebab ada kemungkinan karyawan
akan memberikan data palsu dapat dihindarkan.
c. Bandingkan Hasil Aktual dengan Standar
Tahap ketiga dalam proses pengawasan ini ialah membandingkan hasil kinerja actual dengan standar. Untuk itu dibutuhkan standar yang jelas dan
pasti yang digunakn sebagai ukuran yang diperbandingkan. Perbandingan ini untuk mengetahui apakah ada perbedaan dan ini menentukan kebutuhan untuk
tindakan. Hasil dari perbandinga kinerja aktual dan standar mengarah kepada dua
kemungkinan yaitu secara sinifikan berbeda dengan standar. Tetapi ketika membandingkan hasil actual dengan standar perlu menentukan batas yang dapat
diterima tentang derajad penyimpangan.
d. Ambil Tindakan Perbaikan
Tindakan korektif atau penyesuaian biasanya mengambil satu dari tiga bentuk, yaitu : Maintain Current Status jika hasil akhir konsisten dengan
standar; make adjustmen jika hasil menyimpang dari standar karena pelaksanaan tidak tepat; change the standar jika hasil secara signifikan menyimpang dari
standar karena standar yang digunakan tidak tepat. Hasil kinerja yang sesuai dengan standar maka respon yang tepat dari manajer adalah mengakui kinerja
dapat diterima dan memelihara status quo dan kemudian melakukan monitor dan mengukur pelaksanaan hasil kerja, namun jika hasil kinerja actual menyimpang
dari, tidak sesuai dengan atau belum mencapai standar yang ditentukan maka atasan melakukan tindakan perbaikan atau penyesuaian hingga mengubah standar
yang digunakan.
4. Jenis-jenis Pengawasan
Menurut Maringan2004 : 62 Pengawasan terbagi 4 yaitu: 1. Pengawasan dari dalam perusahaan
Pengawasan yang dilakukan oleh atasan untuk mengumpul data atau informasi yang diperlukan oleh perusahaan untuk menilai kemajuan dan
kemunduran perusahaan 2. Pengawasan dari luar perusahaan
Pengawasan yang dilakukan oleh unit diluar perusahaan . Ini untuk kepentingan tertentu.
3. Pengawasan Preventif Pengawasan dilakukan sebelum rencana itu dilaksakaan. Dengan tujuan
untuk mengacah terjadinya kesalahankekeliruan dalam pelaksanaan kerja. 4. Pengawasan Represif
Pengawasan Yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya sesuai dengan yang direncanakan.
Menurut Ernie dan Saefullah 2005: 327 jenis pengawasan terbagi atas 3 yaitu:
1. Pengawasan Awal Pengawasan yang dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan.
Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan perkerjaan.
2. Pengawasan Proses Pengawasan dilakukan pada saat sebuah proses pekerjaan tengah
berlangsung untuk memastikan apakah pekerjaan tengah berlangsung untuk memastikan apakah pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan ang
ditetapkan. 3. Pengawasan Akhir
Pengawasan yang dilakukan pada saat akhir proses pengerjaan pekerjaan.
5. Tujuan Pengawasan Secara filosofis dikatakan bahwa pengawasan sangat penting karena
manusia pada dasarnya mempunyai sifat salah atau khilaf, sehingga manusia dalam organisasi perlu diawasi, bukan untuk mencari kesalahannya kemudian
menghukumnya tetapi untuk mendidik dan membimbingnya . Menurut Husnaini, 2001:400 enyatakan tujuan pengawasan adalah sebagai berikut:
a. Menghenti atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,
pemborosan, dan hambatan b.
Mencegah terulang kembalinya kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan.
c. Meningkatkan kelancara operasi perusahaan
d. Meningkatkan kinerja perusahan.
e. Melakukan tindakan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan
dalam pencapaian kinerja yang baik.
Menurut Maringan 2004:61 menyatakan tujuan pengawasan adalah sebagai berikut:
a. Mencegah dan memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian
dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan. b.
Agar pelaksanaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan perusahaan dapat tercapai, jika fungsi pengawasan dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat
mencegah prefentive control Dibandingkan dengan tindakan-tindakan pengawasan sesudah terjadinya
penyimpangan, maka tujuan pengawasan adalah menjaga hasil pelaksanaa kegiatan sesuai dengan rencana. Ketentuan-ketentuan dan infrastruktur yang telah
ditetapkan benar-benar diimplementasikan. Sebab pengawasan yang baik akan tercipta tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengawasan.
Fakor-faktor yang mempengaruhi pengawasan, berikut akan dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
Menurut Reksohadiprojo 2000:152 mengemukakan beberapa factor- faktor yang mempengaruhi pengawasan adalah:
1 Perubahan yang selalu terjadi baik dari luar maupun dari dalam organisasi
2 Kompleksitas organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya
desentralisasi kekuasaan.
3 KesalahanPenyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan
pengawasan.
7. Teknik-Teknik Pengawasan
Menurut Siagian 2003:112 Proses pengawasan pada dasarnya dilakukan dengan mempergunakan dua macam teknik yaitu:
c. Pengawasan Langsung
Yaitu pengawasan yang dilakukan sendiri oleh pimpinan. Dalam hal ini pimpinan langsung datang dan memeriksa kegiatan yang sedang
dijalankan oleh bawahan. Pengawasan langsung dapat berbentuk:
1 Inspeksi langsung 2 On-the-Spot observatiton
3 On-the-spot report d.
Pengawasan tidak langsung Pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan dilakukan melalui
laporan yang disampaikan oleh para bawahan. Baik itu tertulis maupaun lisan.
C. Efisiensi Kerja 1. Pengertian Efisiensi Kerja
Secara umum Efisiensi Kerja adalah : Perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut
sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupuan hasilnya. Menurut Miraza 2004: 87 efisiensi adalah pemakaian biaya atau bentuk
pengorbanan lainnya dari setiap komponen pada setiap aktivitas usaha yang berjalan secara wajar. Komponen tersebut meliputi biaya, waktu, dan tenaga kerja.
Sedangkan Menurut Siagian 2003: 113 efisiensi adalah perbandingan yang negatif antara input dan output. Negatif karena sumber, alat dan tenaga kerja yang
dipergunakan lebih kecil dari hasil yang diperoleh. Menurut Sedarmayanti 2001:112 Efisiensi Kerja adalah perbandingan
terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupuan
hasilnya yang meliputi pemakaian waktu yang optimal dan kualitas cara kerja yang maksimal.
Perbandingan ini dilihat dari: a.
Segi waktu, Suatu pekerjaan disebut lebih efisien bila hasil kerja berdasarkan
patokan ukuran yang diinginkan untuk memperoleh sesuatu yang baik dan maksimal.
b. Segi kinerja, Yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
Berdasarkan uraian diatas bahwa perbandingan terbaik antara usaha dan hasilnya dalam setiap pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan
itu dilakukan. Jika efisiensi kerja pada umunya merupakan hasil dari cara-cara kerja yang sesuai dengan prosedur kerja.Cara kerja yang efisien adalah cara yang
tanpa sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai seperti : cara termudah, tercepat, termurah, teringan, terpendek.
2. Sumber-Sumber Efisiensi Kerja Menurut Sudarmayanti 2001:118 sumber utama efisiensi kerja adalah
manusia, karena dengan akal, pikiran dan pengetahuan yang ada , manusia mampu menciptakan cara kerja yang efisien. Unsur efisien yang melekat pada manusia
adalah: a. Kesadaran
Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan midal utama bagi keberhasilannya.Dalam hal ini efisiensi ini, kesadaran akan arti dan makna efisien
sangat membantu usaha-usaha kearah efisiensi. Efisiensi sesungguhnya berkaitan erat dengan soal tingkah laku dan sikap hidup seseorang. Artinya bahwa tingkah
laku dan sikap hidup seseorang dapat mengarah perbuatan yang efisien atau sebaliknya. Adanya kesadaran mendorong orang untuk berkeinginan
mambangkitkan semangat atau kehendak untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan kesadarannya.
b. Keahlian Sesuatu yang dikerjakan oleh orang yang ahli hasilnya akan lebih baik
dan lebih cepat dari pada apabila sesuatu itu dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya. Unsur keahlian dalam efisiensi, melekat juga pada manusia. Keahlian
manusia akan sesuatu perlu ditunjang dengan adanya peralatan, supaya efisiensi yang dicapai dapat lebih tinggi dari pada tanpa menggunakan alat. Sebab keahlian
tanpa disertai dengan adanya fasilitas, tidak mungkin dapat diterapkan guna menghasilkan sesuatu yang terbaik dan selancar seperti kalau disertai dengan
fasilitas. Dengan demikian keahlian merupakan unsure jaminan akan dapat hasil yang lebih efisien.
c. Disiplin Kedua unsur termasuk belum akan menjamin hasil kerja yang baik, kalau
tidak disertai dengan unsur disiplin. Oleh karena itu dalam efisiensi termasuk faktor waktu, sedangkan disiplin adalah satu unsur penting dalam efisiensi. Unsur
disiplin sesungguhnya berkaitan erat dengan unsur kesadaran, sebab disiplin ini timbul juga dari kesadaran. Hanya bedanya kalau kesadaran timbulnya atau
prosesnya dapat memakan waktu lama dan suliat dilaksanakan sedangkan disiplin dapat dipaksakan dengan menggunakan suatu aturan, apabila disiplin dapat
diwujudkan dengan baik maka semua pekerjaan dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik.
3. Syarat Dapat Dicapainya Efisiensi Kerja
Syarat dapat dicapainya hasil efisiensi kerja antara lain: a.
Berhasil guna atau efektif kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat, artinya target tercapai sesuai denganwaktu yang ditetapkan.
b. Ekonomis usaha pencapaian tujuan yang efisien termasuk biaya, tenaga
kerja, material, waktu, dan lain-lain. c.
Pelaksanaan kerja yang dapat di
pertanggungjawabkan membuktikan bahwa didalam pelaksanaan kerja, sumber-sumber telah
dimanfaatkan dengan setepat-tepatnya dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan yg telah ditetapkan.
d. Pembagian kerja yang nyata. Berdasarkan pemikiran bahwa tidak mungkin
manusia seorang diri mengerjakan segala macam pekerjaan dengan baik. Sebab bagaimanapun juga kemampuan setiap orang terbatas. Oleh sebab
itu harus ada pembagian kerja yang nyata, yaitu berdasarkan beban kerja, ukuran kemampuas kerja, dan waktu yg tersedia.
e. Prosedur kerja yang praktis pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan
serta pelayanan kerja yang memuaskan yang merupakan kegiatan operasional dapat dilaksanakan dengan lancar.
4. Hubungan Pengawasan Dengan Efisiensi Kerja
Banyak cara yang dapat dilakukan dan harus ditempuh untuk meningkatkan efisiensi kerja dalam suatu perusahaan. Efisiensi dapat ditingkatkan
dengan baik jika pengawasan yang di lakukan oleh perusahaan itu maksimal. efisiensi dapat tercapai apabila hasil kerja yang dilakukan oleh karyawan sesuai
dengan target yang ingin dicapai. Efisiensi juga dapat dicapai melalui sistem pergerakan yang dapat merangsang para bawahan bekerja dengan ikhlas, jujur,
loyal. Singkatnya efisiensi dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi organik dan fungsi pelengkap dengan setepat-tepatnya.
Menurut Siagian 2003:113 salah satu sasaran pokok manajemen dalam menjalankan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi ialah efisiensi yang
semaksimal-maksimalnya. Seperti Maka dari itu pengawasan harus dilaksanakan dengan seefektif mungkin, karena pelaksanaa fungsi pengawasan dengan baik
akan memberikan sumbangan yang besar pula dalam meningkatkan efisiensi.
BAB III PT. MOPOLI RAYA MEDAN
A. Sejarah Singkat Struktur Organisasi 1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Mopoli Raya Medan adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit. Perusahaan ini didirikan pada tanggal
17 Desember 1980 atas prakarsa tiga pendiri utama, yaitu : a
Alm. H. A. Basyah Ibrahim, b
Alm. H. Mohd Sati, c
Alm. Mustafa Sulaiman. Nama Mopoli berasal dari nama suatu daerah dataran di Desa Suka
Makmur, Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Timur, Propinsi Daerah Istimewa Aceh yang terletak pada 198.020 BT dan 9,200 LU. Di tempat inilah
secara kecil-kecilan ± 200 Ha sawit pertama ditanami. Tetapi pada saat initelah tersebar di dua propinsi, yaitu Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Barat Propinsi
Daerah Istimewa Aceh serta Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara seluas ± 3.053,57 Ha.
Dengan 26 pemegang saham perorangan dan perusahaan yang merupakan perseroan terbatas yang tidak ada mayoritas dari suatu pemegang saham pun.
Selain bukan perseroan terbatas perorangan, keluarga, kelompok suku-suku maupun pemodal-pemodal kuat, PT. Mopoli Raya Medan adalah sebuah
perusahaan perseroan terbatas yang dlam arti seluas-luasnya PT. Mopoli Raya Medan adalah pemegang saham tunggal dan pengelolaan dari :
1 PT. H. Suleiman Saleh, yang mengelola perkebunan Damar Condong-I dan Damar Condong-II.
2 PT. Perapen, yang ,mengelola perkebunan Perapen-I dan
Perapen-II. 3 PT. Dharma Agung, yang mengelola perkebunan Mopoli, Alur
Hitam, dan Kebun Tengah.
4 PT. Puga Company, yang mengelola perkebunan Kebun Bukit Rata.
5 PT. Surya Mata Ie, yang mengelola perkebunan upah.
6 PT. Sumber Asih, yang mengelola perkebunan Gedong Biara, Pondok
seng, Air Masin, dan Paya Rambe. 7
PT. Aloer Timur, yang mengelola perkebunan Alur Teh. 8
PT. Mazdah, yang mengelola perkebunan Serang Jaya. 9
PT. Watu Gede Utama yang merupakan anak perusahaan baru PT. Mopoli Raya Medan.
Pada awal tahun 1986, pabrik kelapa sawit PT. Mopoli Raya Medan Dimulai dengan hasil yang diperoleh berupa minyak sawit Crude Palm
Oil dan inti kelapa sawit Kernel. Untuk saat ini kapasitas pengolahan kelapa sawit yang terpakai adalah 45 ton tandan buah segar TBS per jam. Kapasitas ini
masih dapat diringkatkan menjadi 60 ton TBS per jam, suatu kepastian yang cukup untuk menampung hasil produksi sampai 9000 Ha areal tanaman kelapa
sawit. Walaupun perkebunan PT. Mopoli Raya Medan ini masih berumur
muda, namun telah menunjukan keberhasilan dalam bidang perkebunan dengan
memperoleh penghargaan dari pemerintah untuk perkebunan swasta nasional yang berprestasi di Indonesia.
Pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Mopoli Raya terletak di desa Gedong Biara Kecamatan Seruwai Kabupaten Aceh Timur Propinsi Daerah
Istimewa Aceh, dengan nama Pabrik Kelapa Sawit PKS Gedong Biara. Areal yang digunakan untuk pabrik ± 6 Ha dan terletak di daerah berbukit dengan
ketinggian antara 22-55 M di atas permukaan laut. Dikarenakan PKS ini terletak di desa Gedong Biara, maka PT. Mopoli Raya Medan sudah memperluas bidang
usahanya yaitu mulai merambah ke perkebunan karet.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Bagan struktur organisasi PT. Mopoli Raya Medan adalah susunan wewenang dan tanggungjawab dalam perusahaan dari masing-masing bagian yang
saling berinteraksi dan membentuk suatu kerjasama. Struktur organisasi yang jelas dan baik sangat penting bagi suatu
perusahaan. Struktur organisasi sebagai gambaran dalam aliran wewenang dan tanggungjawab yang sangat membantu pelaksanaa kegiatan perusahaan.
Bentuk organisasi yang dipilih oleh setiap perusahaan haruslah dapat disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan perusahaan. PT. Mopoli Raya
Medan memilih struktur organisasi garis, yaitu struktur organisasi dimana aliran tugas dan wewenang berjalan dari pimpinan tertinggi secara bertingkat terus
sampai ke bawahannya. Susunan personalia PT. Mopoli Raya Medan, yaitu :
1. Dewan Komisaris Uraian Tugas :
a. Mengawasi jalannya pengurusan oleh direksi b. Untuk menjalani pengawasan seperti yang tertera diatas
c. Mengadakan Rapat Umum Tahunan dan Rapat Umum Luar Biasa para pemegang saham
2. Biro Komisaris Tugasnya adalah bertangungjawab langsung atas selesainya tuga-tugas
yang dilaksanakan oleh biro Komisaris dengan tujuan membantu dan memperlancar tugas-tugas Dewan Komisaris di perseroan serta
bertanggungjawab atas segala harta perusahaan yang ada di Biro perusahaan. 3. Direksi
Tugasnya adalah memimpin perusahaan dengan mengkoordinir para direktur dalam melaksanakan tugas-tugasnya untuk mengelola dan memelihara kekayaan
perusahaan, meningkatkan efisiensi dan efiktifitas perusahaan serta mencapai tujuan perusahan.
4. Direktur produksi Uraian tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Mengkoordinasi jajaran yang berada dibawahnya.
b. Menjalan segala tindakan untuk meningkatkan produktifitas.
c. Melaksanakan manajemen tanaman dan pengolahan yang baik,
tertib,teratur, d.
serta berkesinambungan. e.
d.Mengadakan koordinasi dengan Direktur Komersil dan Umum mengenai administrasi kepegawaian, keuangan dan pengadaan pada unit atau bagian
yang berada dibawahnya. f.
Membantu dan bertanggungjawab kepada Direktur Utama perseroan dalam memimpin perusahaan sesuai dengan bidangnya.
5. Direktur Komersil dan Umum Uraian tugasnya sebagai berikut :
a. Mengkoordinasikan jajaran yang berada dibawahnya
b. Menjalanan segala tindakan dengan cara memanfaatkan secara optimal
semua sumber daya yang tersedia c.
Melaksanakan manajemen keuangan sesuai dengan norma-norma yang berlaku, tertib, teratur, dan berkesinambungan .
d. Mengadakan koordinasi dengan Direktur Produksi mengenai administrasi
kepegawaian, keuangan serta pengadaan pada unit atau bagian yang berada dibawah Direktur Produksi.
e. Membantu dan bertanggungjawab kepada Direktur Utama perseroan
dalam memimpin perusahaan sesuai dengan bidangnya.
6. Sekertaris Direksi Uraian tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan administrasi, distribusi, dan pengarsipan surat-surat direksi
yang masuk dan keluar, b.
Membantu Direksi dalam melaksanakan tugas-tugasnya. 7. Internal Audit
Uraian tugas : Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengawasan
intern terhadap prosedur kerja, proses pencatatan, pengeluaran biaya, serta membuat laporan dan saran-saran perbaikan atas hasil pemeriksaan tersebut.
8. Kepala Bagian Komersil Uraian tugas :
Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemasaran komodit komoditi yang dihasilkan perusahaan dan pengadaan barang-barang
atau bahan-bahan dengan mengusahakan semaksimal mungkin harga yang paling menguntungkan bgi perusahaan.
9. Kepala Divisi Keuangan dan Umum Uraian Tugas :
Membantu Direktur Komersil dan Umum dalam hal memonitor keuangan perusahaan, anggaran perusahaan, proses pencatatan akuntansi, ketepatan waktu
laporan Keuangan dan Laporan Manajemen, pelaksanaan peraturan kepegawaian, perawatan harta perusahaan, pelaksanaa tugas-tugas bagian umum lainnya dan
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pihak bank. 10. Kepala Bagian Personalia dan Umum
Uraian Tugas : Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan-kegiatan kepegawaian,
memonitoring dan perawatan asset, keamanan serta urusan umum lainnya 11. Kepala Bagian Pembukuan
Uraian Tugas : Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan-kegiatan proses
pencatatan akuntansi, proses pembuatan Laporan Keuangan dan Laporan Manajemen, penyelesaian pajak perseroan dan menjamin bahwa seluruh
transaksi telah dibukukan sebagaimana mestinya. 12. Kepala Bagian Pembiayaan
Uraian Tugas: Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan-kegiatan proses
penyusunan anggaran, proses dan pelaksanaa pembayaran, penerimaan pembayaran, laporan posisi dana, penyimpangan uang kas dan penyimpangan
cheque dan bilyet giro milik perusahaan. 13. Urusan Anggaran
Uraian Tugas : Membantu Kepala Bagian, pembiayaan dalam merencanakan dan
mengkoordinir penyusunan anggaran tahunan serta kontrol anggaran terhadap permintaan pembayaran.
14. Urusan Pendanaan Uraian Tugas :
Membantu kepala bagian, pembiayaan tugas-tugas yang berkaitan dengan pengontrolan dana, pemakaina dana, monitor posisi keuangan dan
membantu kelancaran proses pembayaran. 15. Kepala Urusan Kas
Uraian Tugas : Bertanggungjawab atas penyimpangan dan pengaturan uang kas, memberikan
pelayanan terhadap penerimaan dan pembayaran, mengatur penyetiran dan pengambilan uang ke Bank, memonitoring saldo kas serta pembuatan laporan
kas dan Bank. 16. Kepala Bagian Teknik
Uraian Tugas : Membantu tugas-tugas Direktur Produksi dalam hal membuat perencanaa dan
memonitoring instalasi listrik, mesin dan bagunana teknik sipil, juga memonitor hasil- hasil yang dicapai pabrik serta mengatur pengelolaan
bengkel kemotoran dan Alat Berat KAB. 17. Kepala Bagian Tanaman
Uraian Tugas : Membantu tugas-tugas Direktur Produksi dalam melaksanakan survey dan
pemetaan, membuat perencanaan investasi kebun, membuat estimasi produksi, membuat perencanaan pengendalian serangan hama, pengawasan pelaksanaan
pemeliharaan, pengawasan pelaksanaan panen dan memonitoring biaya. 18. Manajer Kebun
Uraian Tugas :
Bertanggungjawab atas
kontuinitas jalannya operasi kebun untuk menghasilkan komoditi-komoditi seperti yang telah ditargetkan dengan biaya-
biaya yang tidak melampaui anggaran yang telah diterapkan. 19. Manajer Pabrik
Uraian Tugas : Bertanggungjawan atas kontuinitas jalannya operasi pabrik dalam
memproduksi komodit-komoditi seperti yang telah ditargetkan dengan biaya- biaya yang tidak melampaui anggaran yang telah ditetapkan.
20. Manajer Proyek Uraian Tugas :
Bertanggungjawan atas kelancaran dan keamanan pelaksanaan proyek dan menjamin penyelesaian proyek tepat waktu sesuai dengan kualitas yang
diinginkan serta anggaran yang ditetapkan.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Responden
Berikut ini diperlihatkan data karakteristik responden yang dilihat dari segi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan masa kerja berkaitan dengan
data variabel penelitian berikut : 1. Usia Responden
Tabel 4.1 Usia Responden
Usia Jumlah
Responden Persentase
20-30 8 26,6 31-40
9 30
41-50 10 33,4 51-60
3 10
Jumlah 30
100 Sumber: Hasil Penelitian Diolah 2009
Tabel 4.1 menunjukkan mayoritas usia responden 31-40 tahun adalah sebesar 30 , usia 41-50 tahun adalah sebesar 33,4,, dan usia 20-
30 tahun adalah sebesar 26,6 dan usia 51-60 tahun adalah sebesar 10.
2. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Persentase Laki-Laki 17 56,6
Perempuan 13 43,3 Jumlah 30 100
Sumber: Hasil Penelitian Diolah 2009
Tabel 4.2 menunjukkan mayoritas jenis kelamin responden adalah laki-laki sebesar 56,6 dan perempuan sebesar 43,3.
3. Masa Kerja Responden.
Tabel 4.3 Masa Kerja Responden
Masa Kerja
Frekuensi Persentase
1-5 8 26,6
6-10 10 33,4
10 12
40 Jumlah 30 100
Sumber: Hasil Penelitian Diolah 2009
Tabel 4.3 menunjukkan mayoritas masa kerja responden adalah 10 tahun sebesar 40, dan 6-10 tahun sebesar 33,4, dan 1-5 tahun sebesar 26,6
4. Tingkat Pendidikan Responden
Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat Pendidikan
Frekuensi Persentase SMU 5 16,6
D-3 10 33,4
S-1 15
50 Jumlah 30 100
Sumber: Hasil Penelitian Diolah 2009
Tabel 4.4 menunjukkan mayoritas tingkat pendidikan responden adalah S-1 sebesar 50. D-3 sebesar 10 dan SMU sebesar 16,6.
B. Deskriptif Variabel