84 Menurut OECD 1974 dalam Budiono 2002, pencemaran merkuri di
perairan akibat kegiatan alam mempunyai kisaran antara 0,00001 sampai 0,0028 mgL, kecuali pada beberapa tempat seperti sungai-sungai di Italia dimana
terdapat sumber endapan logam merkuri alamiah, kadarnya dapat mencapai 136 ppb. Secara kualitatif pergerakan lokal unsur merkuri di perairan umum dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Pergerakan Lokal Unsur Merkuri di Perairan Umum Gavis dan Ferguson, 1972 dalam Budiono, 2002
2.5. Sungai Cisadane
Sungai Cisadane merupakan salah satu sungai utama di Propinsi Banten dan Jawa Barat. Sumber mata airnya berasal dari Gunung Salak – Pangrango,
85 Bogor dan bermuara ke Laut Jawa. Panjang sungai sekitar 80 km dengan daerah
tangkapan seluas 1.100 km
2
. Pada saat ini Sungai Cisadane merupakan sumber air yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi industri, irigasi dan air
minum di wilayah ini Badjoeri dkk., 2006. Dalam 2 dasawarsa terakhir ini kasus pencemaran merkuri Hg ditemukan
di berbagai wilayah perairan di Indonesia, seperti di perairan Teluk Buyat dan Teluk Manado di Sulawesi Utara terutama, di Sungai Kapuas dan Kahayan di
Kalimantan, di Sungai Citarum dan Cisadane daerah Pongkor di Jawa Barat, Pantai Kenjeran di Surabaya, sungai-sungai yang melintasi DKI Jakarta hingga
Teluk Jakarta, dan beberapa perairan di Sumatera Barat dan Jambi Setyorini, 2003.
Sungai Cisadane diketahui telah tercemar oleh logam berat seperti Cu, Pb, Cd dan Hg. Pencemaran di Sungai Cisadane selain disebabkan oleh buangan
limbah domestik juga oleh limbah cair industri sebanyak 60.483 m
3
hari dari 63 industri yang berada disepanjang Sungai Cisadane. Hasil analisa ditemukan
konsentrasi Hg mencapai 0,007 mgL. Konsentrasi Hg ini sudah melampaui batas ketentuan baku mutu air golongan B Djarismawati, 1991.
Sungai Cisadane bagian hilir diduga dapat dijadikan lokasi pencarian sumber isolat bakteri agen bioremoval ion logam berat Gambar 5, karena
berdasarkan hasil pemantauan Sarpedal yang dilakukan pada 14 titik pantau menunjukan kualitas sungai Cisadane tahun 2003-2004 pada bulan Juni dan
Agustus secara umum menunjukkan adanya pencemaran logam berat dari hulu ke hilir. Pada bulan Agustus 2004 beberapa logam berat terlarut Pb, Cr, Cu, Fe dan
86 Mn terutama Pb mencapai 441,15 dan 956 ngL di C21 Kecamatan Kelor,
Tangerang dan total logam Hg terlarut menunjukkan peningkatan di tahun 2004.
Gambar 5. Salah Satu Ruas Bagian Hilir Sungai Cisadane Sebagai Lokasi Eksplorasi Bakteri Agen Bioremoval Logam Berat
Parameter Hg di air Sungai Cisadane secara umum tidak terdeteksi sedangkan Hg di sedimen menunjukkan nilai yang cenderung meningkat ke arah
87 hilir sebesar 122,671 ngg sampai 617,706 ngg Purwati dkk., 2003 dalam
Badjoeri dkk., 2006. Pencemaran logam berat merkuri Hg di hilir Sungai Cisadane cukup tinggi yaitu sekitar 0,004 – 0,184 µgL pada bulan April dan
sekitar 0,737 – 2,026 µgL pada bulan Juli, namun belum melampaui batas ambang baku mutu air untuk golongan IV 5 µgL Badjoeri dkk., 2006.
2.6. Bioremoval atau Biosorpsi Logam Berat