94 yang dapat menunjukkan kecepatan pertumbuhan sel tertinggi persatuan waktu
jam dengan menggunakan rumus kecepatan pertumbuhan µ Fardiaz, 1988:
N0 = jumlah sel awal ml N = jumlah selml setelah waktu t
t0 = waktu awal t = waktu akhir
3.4.5. Persiapan Kultur Inokulum
Sebanyak satu ose isolat Bakteri B. megaterium berumur 24 jam dalam agar miring working culture diinokulasi ke dalam 50 ml media NB steril
dalam Erlenmeyer, lalu dihomogenkan dengan dikocok dan dinkubasi selama 24 jam dengan shaker berkecepatan 100 rpm.
Sebanyak 20 ml inokulum tadi 10 dari volume total media di masukkan ke dalam Erlenmeyer yang berisi media NB sehingga menjadi 200
ml, lalu diinkubasi selama “tx” terbaik atau sampai waktu saat kecepatan pertumbuhan sel bakteri tertinggi dengan shaker berkecepatan 100 rpm. Untuk
selanjutnya kultur cair ini digunakan sebagai biang inokulum.
3.4.6. Uji Kemampuan Biosorpsi oleh Isolat Bakteri B. megaterium
Inokulum isolat bakteri diinokulasi ke dalam media steril NB yang berisi logam Hg dengan konsentrasi perlakuan 10, 15 dan 20 mgL. Volume inokulum
bakteri inokulum biang yang dimasukkan ke dalam setiap Erlenmeyer adalah
µ = 2,303 log N – log N0 t – t0
95 110 10 dari volume total media yang telah ditentukan 40 ml, jadi volume
inokulum bakteri yang dimasukkan ke dalam tiap Erlenmeyer adalah: 110 x 40ml = 4 ml, dengan suhu ruang, shaker berkecepatan 100 rpm dengan waktu
inkubasi setelah bakteri diinokulasikan ke dalam media perlakuan adalah setelah tercapai fase kematian. Kemudian kultur diukur konsentrasi logam Hg yang
tersisa, sehingga dapat diketahui kemampuan biosorpsinya melalui konsentrasi logam Hg yang terserap.
3.4.7. Pengukuran Biosorpsi Logam Hg oleh Isolat B. megaterium
Sampel disaring dengan kertas saring Whattman menggunakan pompa vakum untuk mendapatkan filtrat sampai volume ±10 ml dalam tabung reaksi
bertutup ulir, kemudian cairan filtrat dari setiap perlakuan tersebut ditambahkan 2 tetes HNO
3
pekat dan siap untuk dianalisa logamnya pada AAS. Filtrat yang diperoleh dari hasil pemisahan biomassa isolat diukur
konsentrasi logam Hg-nya untuk mengetahui konsentrasi logam Hg yang tidak terserap oleh B. megaterium yang tersisa di dalam media. Perbedaan
konsentrasi logam awal dengan konsentrasi akhir merupakan konsentrasi logam Hg yang terserap oleh B. megaterium Hancock, 1996.
Pengukuran logam berat Hg pada sampel tersebut dilakukan menggunakan Atomic Absorption Spectrophothometry AAS
dengan nyala udara asetilen pada panjang gelombang 253,7 nm. Pengukuran konsentrasi logam Hg dilakukan
setelah sampel diinkubasi sampai fase kematian. Karena kisaran konsentrasi Hg dalam sampel perlakuan dan sampel
kontrol sekitar 10, 15 dan 20 mgL atau lebih tinggi maka sebelum sampel
96 tersebut diukur konsentrasinya pada instrumen AAS Hiranuma Hg-310 Mercury
Analyzer dilakukan proses digest Lampiran 4, dan dilution pengenceran.
Proses dilution dilakukan agar memungkinkan sampel dapat diukur dalam orde
nano gramL, dilution dilakukan dengan menggunakan automatic micropipette eppendorf 10-100 µgL dan automatic macropipette Socorex 0-5 mL.
Dengan demikian karena sangat sensitif maka proses pemanasan yang terlalu lama konvensional dengan hot plate ± 2 jam pada 95 ºC akan
menyebabkan hilangnya Hg yang telah didisain hanya dalam konsentrasi orde nano gramL yaitu 0 sd 20 nano gramL oleh karena itu, dilakukan modifikasi
metode seperti yang disarankan Csuros dan Csuros 2002 dengan menggunakan autoklaf dengan waktu pemanasan 30 menit.
Rumus jumlah logam Hg yang terserap biosorpsi : Co = konsentrasi awal logam Hg dalam larutan mgL
Ceq = konsentrasi akhir logam Hg dalam larutan mgL Cb = jumlah logam Hg yang terserap mgL
3.4.8. Pengukuran Efisiensi Biosorpsi Logam Hg oleh Isolat B. megaterium