12
Sosial, Budaya, Sains Dan Teknologi , yang diterbitkan oleh UIN Syahid, Jakarta
tahun 2007. Dalam literatur ini dibahas mengenai bagaimanakah nafkah seorang istri yang berkarir, lebih spesifik lagi membahas mengenai boleh tidaknya seorang
istri berkarir di luar rumahnya. Buku editorial bertema Problematika Hukum Islam Kontemporer jilid
Kedua khususnya telaah karya H.A. Hafidz Anshary A.Z. dengan judul Ihdad Wanita Karir
. Dalam kajiannya, Anshary sedikit menelaah posisi wanita karir dalam keluarga, namun porsi bahasan dititikberatkan pada syarat dan batasannya
seperti bersolek, memakai perhiasan, wangi-wangian dan celak mata bagi wanita karir.
Dalam penelitian yang akan penulis lakukan, tidak hanya akan dibahas mengenai wanita karir semata, tetapi bagaimanakah sesungguhnya peran suami
dan istri dalam struktur rumah tangga, di lihat dari Kompilasi Hukum Islam KHI dan Kitab undang-undang Hukum Perdata khususnya tentang keikutsertaan istri
mencari nafkah untuk keluarga.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif karena data-data yang ada merupakan data yang bersifat normatif dokumenter yang berupa kitab-kitab fiqih, dan peraturan
perundang-undangan. Disamping itu penelitian ini merupakan penelitian yang
KEIKUTSERTAAN ISTRI MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA
DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam SHI
Oleh :
Cecep Hadiyan NIM : 102043124910
KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H 2009 M
13
mencoba mengangkat sebuah fenomena tentang ikutnya seorang istri dalam menafkahi keluarganya.
13
2. Sumber Data
Data-data yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
14
1. Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum dalam bentuk peraturan
perundang-undangan, antara lain: a.
Al-Qur’ân al-Karîm dan al-Hadîts b.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. c.
Kompilasi Hukum Islam 2.
Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan tertulis yang dipergunakan untuk memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti buku-buku
hukum perdata, buku-buku tentang tafsir al-Qur’an, buku-buku seputar fiqih. Data-data sekunder memiliki ciri-ciri umum, sebagai berikut:
1. Data sekunder pada umumnya ada dalam keadaan siap terbuat ready stock
2. Bentuk maupun isi data sekunder telah dibentuk dan isi oleh peneliti-peneliti
terlebih dahulu. 3.
Data sekunder dapat diperoleh tanpa terikat atau dibatasi oleh waktu dan tempat.
13
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif; edisi revisi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, cet. Ke-XV, hal. 9.
14
Moleong, Metodologi..., hal. 24.
KEIKUTSERTAAN ISTRI MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA
DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam SHI
Oleh :
Cecep Hadiyan NIM : 102043124910
KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H 2009 M
14
4. Bahan hukum tertier yaitu bahan-bahan yang memberikan petunjuk terhadap
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang lelebih dikenal dengan nama bahan acuan bidang hukum dan bahan rujukan bidang hukum, seperti
bibliografi hukum, ensiklopedia, kamus hukum, dan sebagainya.
15
2. Metode Pengumpulan Data