Konsep Tentang Masyarakat Tradisional Dan Masyarakat Modern

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSEP NAFKAH

A. Konsep Tentang Masyarakat Tradisional Dan Masyarakat Modern

Pembahasan bab ini ada baiknya jika penulis mulai dengan memberikan pemaparan secara singkat tentang bentuk-bentuk masyarakat, sebagai sebuah gambaran tentang pola perilaku masyaraktnya, yang mana akan berguna sebagai cermin untuk melihat sejauh manakah keikutsertaan istri dalam menafkahi keluarganya, untuk pula mencermati pola keikutsertaan istri dalam menafkahi keluarganya. Penggolongan masyarakat dalam skripsi ini bukanlah untuk meniscaya- kan adanya jenis masyarakat yang dalam perilaku sosialnya lebih baik atau kurang baik, akan tetapi penggolongan masyarakat dalam skripsi ini lebih ingin menunjukkan tentang adanya perbedaan dalam relasi sosial, norma dan aturan- aturan yang berlaku pada kedua bentuk masyarakat tersebut. Singkatnya pengelompokan jenis masyarakat dalam skripsi ini tidak ada kaitannya dengan moralitas yang berlaku pada masyarakat yang akan menjadi obyek kajian. Penulis lebih cenderung untuk memakai pendekatan di atas dalam melihat kedua jenis masyarakat tersebut, karena dalam beberapa hal masyarakat modern yang dalam konotasinya diidentikkan sebagai masyarakat maju, dalam beberapa hal tidak selalu lebih emansipatif daripada apa yang kita sebut sebagai masyarakat tradisional. Sebelum membahas lebih jauh tentang masyarakat tradisional dan 17 KEIKUTSERTAAN ISTRI MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam SHI Oleh : Cecep Hadiyan NIM : 102043124910 KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H 2009 M 18 masyarakat modern, ada baiknya jika kita cermati Apa yang terjadi pada relasi sosial masyarakat suku pedalaman di hutan Amazon sekaligus sebagai bahan renungan, agar stigma tentang masyarakat modern dan tradisional tidak selalu meniscayakan tentang penilaian masyarakat yang lebih baik atau kurang baik. Masyarakat di pedalaman hutan Amazon menjadikan para perempuan sebagai kontrol bagi laki-laki agar tidak merusak hutan, atau menebang pohon secara berlebihan. Suatu ketika salah seorang dari mereka dibawa oleh orang Amerika untuk berkeliling kota New York, namun saat pertama kali melihat kota New York yang penuh dengan gedung menjulang tinggi dengan pohon yang teramat jarang tentunya, orang dari pedalaman Amazon itupun berkata “kemana para perempuan di kota ini?” dan ketika melihat para perempuan di kota New York yang gemar berbelanja di mal-mal yang menjulang orang tersebut pun berucap “wanita di kota ini telah ditindas oleh kaum laki-laki.” 1 Uraian tentang masyarakat tradisional dan masyarakat modern akan penulis bahas seperlunya saja, karena uiraian ini hanya untuk mengidentifikasi apa yang disebut sebagai masyarakat tradisional dan masyarakat modern, sehingga pembahasan mengenai fenomena nafkah dalam kehidupan masyarakat modern di Indonesia dapat dipahami dalam kerangka masyarakat modern yang akan penulis jelaskan secara sederhana di bawah ini. Perbedaan karakteristik antara masyarakat tradisional dan masyarakat modern biasanya dikaji melalui empat aspek utama yakni aspek ekonomi, sosial, 1 Harian Kompas, “Rubrik Humaniora,” edisi 12 Juli 2002. KEIKUTSERTAAN ISTRI MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam SHI Oleh : Cecep Hadiyan NIM : 102043124910 KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H 2009 M 19 budaya, dan aspek politik. 2 Pada aspek ekonomi, masyarakat tradisional lebih terpusat pada pertanian, sedangkan masyarakat modern banyak terkonsentrasi pada bidang jasa. Selanjutnya pada aspek sosial budaya dapat ditemukan fenomena bahwa masyarakat tradisional dengan tingkat pendidikan yang rendah seringkali sulit untuk menerima hal baru yang oleh masyarakat modern sering disebut sebagai kemajuan atau kemodernan. Namun secara sederhana masyarakat tradisional gemeinschaft dapat diidentifikasi sebagai masyarakat yang tinggal di pedesaan dengan jenis pekerjaan yang homogen, serta pembagian kerja atau spesialisasi pekerjaan yang tidak ketat, seringkali dijumpai di lingkungan pedesaan seorang guru yang merangkap sebagai seorang petani, atau seorang bidan atau mantri desa yang juga merangkap sebagai seorang petani. Menurut Puline Pudjiastiti 3 masyarakat tradisional dicirikan sebagai masyarakat yang tinggal di pedesaan, jumlahnya tidak banyak, lambat perubahannya, dominasi laki-laki begitu jelas terlihat, serta batasan antara laki- laki dan perempuan sangat kuat. Sedangkan masyarakat modern gesselschaft di identifikasi sebagai kebalikan dari masyarakat tradisional. Sementara menurut Bauchmant 4 ciri-ciri masyarakat tradisional adalah, jumlah penduduknya kecil, sebagain besar penduduknya hidup dari hasil 2 http:pustaka.ut.ac.idpuslataonline.php?menu=bmpshort_detail2ID=440, data diakses tanggal 26 Juli 2009. 3 Puline Pudjiastiti, Sosiologi untuk SMAMA XII, Jakarta: Grasindo, tt, hal. 53. 4 http:history1978.files.wordpress.com200808ringkasan-materi-sosio-antro-smt-genap.pdf data diakses tanggal 26 Juli 2009. KEIKUTSERTAAN ISTRI MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam SHI Oleh : Cecep Hadiyan NIM : 102043124910 KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H 2009 M 20 pertanian, dikuasai alam masih percaya antara manusia dan alam saling membutuhkan, homogen, memiliki mobilitas sosial yang rendah, hubungan antar warga berlangsung intim. Sementara ciri-ciri masyarakat modern dijelaskan oleh Talcott Parson 5 sebagai masyarakat yang memiliki netralitas efektif, berupa sikap netral yang ditunjukkan dengan sikap acuh tak acuh dengan tidak mempedulikan sesuatu yang tidak berhubungan dengan kepentingannya, orientasi diri berupa sikap menonjolkan diri egois dalam kadar yang cukup tinggi, Universalisme yakni berfikir obyektif, menerima sesuatu secara obyektif, Prestasi, masyarakat perkotaan senang akan prestasi sehingga seringkali dalam mengejar prestasi kekaburan terjadi antara benar-benar mengupayakan prestasi atau lebih untuk mengupayakan prestise, Spesifitas, dalam pengertian bahwa masyarakat modern lebih suka berterus terang dalam mengungkapkan kehendak hatinya. Perbedaan ini nampaknya berimplikasi pada perbedaan model partisipasi istri dalam menafkahi keluarganya, jika pada masyarakat pedesaan seorang istri ikut serta menafkahi keluarga dalam kerangka bahwa istri hanya membantu suami menggarap ladang atau sawah, sedangkan pada masyarakat modern banyak ditemui istri secara mandiri bekerja pada lingkungan kerja yang berbeda dengan suami. Demikianlah uraian singkat mengenai jenis masyarakat tradisional dan masyarakat modern sebagai salah satu acuan pembahsan dalam skripsi ini. 5 http:history1978.files.wordpress.com KEIKUTSERTAAN ISTRI MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam SHI Oleh : Cecep Hadiyan NIM : 102043124910 KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H 2009 M 21

B. Konsep Nafkah Dalam Perspektif Sosio Kultural