Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Takkan pernah ada kekasih yang tidak dicari oleh kekasihnya. Jika kilat cinta telah menyambar satu hati, maka ketahuilah bahwa ada cinta di hati yang lain. Jika cinta Tuhan telah tumbuh di hatimu, tak diragukan lagi Tuhan pasti menaruh cinta kepadamu. Tak ada suara tepuk tangan yang lahir dari tangan. Kebijaksanaan ilahi adalah takdir dan suratan nasib yang membuat kita saling mencintai satu sama lain. Karena takdir itulah, setiap bagian dari dunia ini bertemu dengan pasangannya. Dalam pandangan orang-orang bijak, langit adalah laki-laki dan bumi adalah perempuan; bumi memupuk apa yang telah dijatuhkan oleh langit. Jika bumi kekurangan panas, maka langit mengirimkan panas kepadanya; jika bumi kehilangan kesegaran dan kelembaban, langit segera memulihkannya. Langit memayungi bumi, layaknya seorang suami yang menafkahi isterinya; Dan bumipun sibuk dengan urusan rumah tangga; ia melahirkan dan menyusui segala yang telah ia lahirkan. Tak ubahnya bumi dan langit dikaruniai kecerdasan karena mereka melaksanakan pekerjaan makhluk yang memiliki kecerdasan. Andaikan pasangan ini tidak mengecap kenikmatan, mengapa mereka bersanding seperti sepasanmg kekasih? Tanpa bumi akankah pohon dan bunga bisa berkembang? Sementara tanpa langit, akankah air dan panas bisa tersediakan? Sebagaimana Tuhan memberikan hasrat pada laki-laki dan perempuan sehingga dunia menjadi terpelihara oleh kesatuan mereka, Tuhan juga menanamkan ke semua eksistensi, hasrat untuk mencari belahannya. Siang dan malam nampak bermusuhan; namun keduanya mengabdi pada satu tujuan. Masing-masing saling mencintai untuk menyempurnakan karya bersama mereka. 1 Jalaluddîn al-Rûmi Demikian indah Jalaluddin Rumi menggambarkan sebuah jalinan cinta yang telah dikaruniakan Allah Swt pada tiap makhluknya. Bagi manusia, jalinan cinta 1 Erich Fromm, The Art of Loving, Jakarta: Fresh Book, 2002, cet. Ke-I, hal. 57-58. 1 KEIKUTSERTAAN ISTRI MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam SHI Oleh : Cecep Hadiyan NIM : 102043124910 KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H 2009 M 2 ini kemudian membawa mereka pada satu ikatan suci yang berbentuk sebuah ikatan perkawinan atau pernikahan, disanalah petualangan kehidupan cinta dimulai, di mana emansipasi antara suami istri harus mulai dan seharusnya dipandang bukan sebagai sebuah kesetaraan tetapi sebagai sebuah kesatuan. 2 Syair di atas menggambarkan secara tersirat betapa sebuah ikatan per- nikahan membawa sebuah misi besar demi menjaga kelanjutan spesies manusia di muka bumi ini. Namun demikian, ikatan tersebut tidak hanya dalam rangka memenuhi kebutuhan biologis semata tetapi sekaligus untuk merawat bumi yang telah diamanahkan kepada manusia, yang mana semua ini merupakan maha karya yang tak terkira agungnya dari Allah Swt. Begitu pentingnya arti pernikahan ini sehingga beberapa ayat dalam al- Qur’ân berisikan anjuran kepada umat Islam untuk menikah. ☯ ☺ ⌧ موﺮﻟا : Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Q.S. al-Rûm: 21 2 Fromm, The Art of Loving..., hal. 25. KEIKUTSERTAAN ISTRI MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam SHI Oleh : Cecep Hadiyan NIM : 102043124910 KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H 2009 M 3 Ayat ini memberikan penjelasan tentang pentingnya pernikahan dan hakikat dari perkawinan, dimana hubungan suami istri merupakan kebutuhan yang memang bersifat fitrah atau naluriah, sebagaimana layaknya sunnah Allah yang menciptakan segala sesuatu dengan berpasang-pasangan. 3 Secara biologis ketertarikan antara laki-laki dan perempuan juga merupakan sesuatu yang naluriah, namun pemenuhan kebutuhan biologis tidak meniscayakan hubungan yang tanpa aturan, sehingga pernikahan adalah cara yang bijaksana yang ditawarkan oleh Islam untuk mengatur masalah ini, agar penyaluran watak biologis manusia ini berbeda dengan yang dilakukan oleh hewan. 4 Di samping itu, menurut pandangan al-Qur’ân, kehidupan kekeluargaan menjadi salah satu dari sekian banyak tanda-tanda kebesaran Ilahi, juga merupakan nikmat yang harus dimanfaatkan sekaligus disyukuri. 5 Dalam hadits pun Rasulullah bersabda: 6 ܲ ْﻦ ܲ ْ۹ﺪ ﷲا ܾ لﺎ : ܾ لﺎ ﻟ ݏ ر ﺎ ܚ لﻮ ﷲا ݇ܢ ﻰ ﷲا ܲ ْ݇ﻴ ﻪ و ܚ ﱠ݇ﻢ ݚ ݊ ﺎ ْܳ ﺸ ﺮ ﱠﺸﻟا ۹ بﺎ ݊ ﻦ ْܚا ۿ ܫ عﺎ ݊ ْݏﻜ ْﻢ ْا ۹ﻟ ءﺎ ة ܺ ْﻟﺎ ﻴۿ ﺰ ﱠو ْج ܺ ﺎﱠݎ ﻪ أ ﻏ ڱܥ ﻟ ْ݇۹ ﺼ ﺮ و أ ْﺣ ﺼ ﻦ ﻟْ݇ ܻ ْﺮ ج و ݊ ْﻦ ﻟ ْﻢ ݚ ْﺴ ۿ ܫ ْܱ ܺ ܳ݇ ْﻴ ﻪ ﺑ ﱠﺼﻟﺎ ْﻮ م ܺ ﺎﱠݎ ﻪ ﻟ ﻪ و ﺟ ٌءﺎ . ﻪﻴ݇ܲ ܻܽۿ݊ Artinya : Dari Abdillah dikatakan, Rasulullah Saw bersabda kepada kami “Wahai para pemuda barang siapa diantara kamu yang telah mampu secara material dan spiritual untuk kawin, maka kawinlah, 3 Yusuf Qardhawi, Fatwa-fatwa Kontemporer, Penerjemah As’ad Yasin, Jakarta: Gema Insani Press, 1999, Jilid 2,cet. Ke-III, hal. 499. 4 Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, Jakarta: Kencana, 2008, cet. Ke-III, hal. 22-23. 5 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’ân, Bandung: Mizan, 2002, cet. Ke-XXIII, hal. 253. Lihat juga Ibrahim Muhammad Jamal, Fiqih Wanita, Penerjemah Anshori Umar, Semarang: CV. Asy Syifa’, tt, hal. 358. 6 Muslim, Shahih Muslim, Kairo: Dar el-Hadits, 1997, hal. 455. Lihat juga Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Matn al-Bukhâri, Surabaya: Dar al-Kutub al-Islâmiyah, tt, Juz III, hal. 238. KEIKUTSERTAAN ISTRI MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam SHI Oleh : Cecep Hadiyan NIM : 102043124910 KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H 2009 M 4 sesungguhnya hal itu akan menjaga penglihatan dan kemaluanmu, barangsiapa yang tidak mampu maka berpuasalah sesungguhnya dengan berpuasa akan mampu menahan syahwat. H.R. Mutafaqun ‘alaihi. Hadits ini memberikan penekanan bagi ayat di atas bahwa pernikahan adalah suatu hal yang penting, di mana salah satu fungsi pernikahan dalam upaya mengatur kehidupan sosial adalah, agar tercipta tata kehidupan masyarakat yang baik, pergaulan laki-laki dan perempuan yang baik serta anak-anak yang akan dilahirkan memiliki status sosial yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Selanjutnya sebagai sebuah keniscayaan bahwa ikatan pernikahan haruslah dijaga dan dipertahankan oleh kedua belah pihak, karena dalam mengarungi petualangan hidup sebagai suami istri, kondisi kehidupan akan menjadi begitu “sengit” dan menantang dalam menghadapi berbagai nikmat dan ujian hidup dalam berumah tangga. Salah satu faktor untuk menjaga kelanjutan ikatan perkawinan ini adalah dibutuhkannya unsur material, yakni dibutuhkan kecukupan sandang, pangan, dan papan yang lazim kita sebut sebagai nafkah. Perintah pemberian nafkah bahkan wajib sifatnya, seperti yang difirmankan Allah Swt berikut ini: ⌧ ☺ KEIKUTSERTAAN ISTRI MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam SHI Oleh : Cecep Hadiyan NIM : 102043124910 KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H 2009 M 5 ⌧ ☺ ⌧ ☺ ☺ ةﺮﻘﺒﻟا : Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi makan dan Pakaian kepada para ibu dengan cara maruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan Karena anaknya dan seorang ayah Karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih sebelum dua tahun dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan Ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. Q.S : Al-Baqarah: 233 Dalam ayat ini betapa indah al-Qur’an menggambarkan pembagian peran antara suami dan istri dalam kehidupan rumah tangga, persis seperti apa yang telah digambarkan oleh Jalaluddin Rumi dalam syairnya di atas. KEIKUTSERTAAN ISTRI MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam SHI Oleh : Cecep Hadiyan NIM : 102043124910 KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H 2009 M 6 Secara tersirat juga didapat sebuah pesan bahwa pemenuhan nafkah secara formil menjadi hak seorang istri dan menjadi tanggung jawab seorang suami. 7 Namun demikian kewajiban menjaga keutuhan rumah tangga menjadi kewajiban kedua belah pihak ⌧ ⌧ ☺ ☺ قﻼܫﻟا ۶ – ٧ Artinya : 6 Tempatkanlah mereka para isteri di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan hati mereka. dan jika mereka isteri- isteri yang sudah ditalaq itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, Kemudian jika mereka menyusukan anak-anakmu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu segala sesuatu 7 Lihat Ibn Rusyd, Bidâyatul Mujtahid, Penerjemah Imam Ghazali Said Ahmad Zaidun, Jakarta: Pustaka Amani, 2007, Jilid 2, hal. 518. KEIKUTSERTAAN ISTRI MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam SHI Oleh : Cecep Hadiyan NIM : 102043124910 KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H 2009 M 7 dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan anak itu untuknya. 7 Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. Q.S. al-Thalâq: 6-7. Untuk mendukung keberlangsungan kehidupan rumah tangga, selanjutnya al-Qur’an menjelaskan bahwa tempat tinggal merupakan nafkah mutlak yang harus dipenuhi oleh suami, karena tempat tinggal sebagai tempat berlangsungnya kehidupan berumah tangga. Dalam Kompilasi Hukum Islam KHI persoalan nafkah diatur dalam pasal 81, 8 dan dalam KUH Perdata tidak diatur secara eksplisit, namun dalam pasal 106 dapat dipahami bahwa tempat tinggal menjadi nafkah yang mutlak untuk dipenuhi. Namun ayat ini juga memberikan gambaran tentang ukuran kelayakan tempat tinggal yang disesuaikan dengan kemampuan suami, dalam KHI pasal 81 disebutkan bahwa kelayakan sebuah tempat tinggal diukur dari kemampuan suami dan disesuaikan dengan lingkungan di mana mereka berdua tinggal . Tentang persoalan nafkah Rasulullah bersabda: ܲ ْﻦ ﺣ ﻜْﻴ ﻢ ﺑ ﻦ ݊ ܳ وﺎ ݚ ﺔ ْﻟا ܿ ﺸ ْﻴ ﺮ ܲ ى ْﻦ ا ﺑ ﻪﻴ ܾ لﺎ : ْܾ݇ ۽ ݚ ﺎ ر ܚ لﻮ ﷲا , ݊ ﺣ ﺎ ڱܽ ز ْو ﺟ ﺔ أ ﺣ ﺪ ݎﺎ ܲ ْ݇ﻴ ﻪ ܾ ؟ لﺎ : أ ْن ۾ ْܫ ܳ ﻤ ﻬ ﺎ إذ ﻃ ا ܳ ْﻤ ۽ , و ۾ْﻜ ﺴ هﻮ ﺎ إذ ا ْآا ۿ ﺴ ْﻴ ۽ . و ݢ ۾ ْﻀ ﺮ ب ا ْﻟ ﻮ ْﺟ ﻪ و ݢ ۾ܿ ۹ ܉ و ݢ ۾ ْﻬ ܇ ﺮ ﱠݢإ ܺ ْﻟا ݙ ۹ْﻴ ۽ . 9 8 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, 2001, Cet. Ke-III, hal. 133. 9 Abi al-Thayyib Muhammad Syams al-Haq al-Ázim Ábadî, ‘Aunul Ma’bûd; Syarah Sunan Abu Daud, Kairo: Dar el-Hadits, 2001, hal. 240, lihat juga Ibnu Hajar al-Asqalany, Bulûghul Marâm, Jakarta: Dar al-Kutub al-Islâmiyah, tt, hal. 211. KEIKUTSERTAAN ISTRI MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam SHI Oleh : Cecep Hadiyan NIM : 102043124910 KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H 2009 M 8 Artinya : Diceritakan kepada kami oleh Musa bin Ismail, diceritakan pula kepadanya oleh Himad dari Abu Qaz’ah al-Bahily dari Hakim bin Muawiyah al-Qusyairy dari ayahnya: Saya berkata “wahai rasulullah apa salah satu hak yang menjadi hak istri kami? Rasul bersabda “memberinya makanan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian. Dan jangan memukul wajahnya, serta jangan memperoloknya, dan juga jangan membentaknya kecuali kamu sedang di dalam rumah mu. و ܲ ْﻦ ﺟ ﺎ ﺮﺑ ر ܦ ݙ ﷲا ۾ ܳ ﻟﺎ ܲ ﻰ ْݏ ﻪ ܲ ﻦ ﱠݏﻟا ۹ ﱢݙ ܺ ﻢ݇ܚو ﻪﻴ݇ܲ ﷲا ﻰ݇ܢ ْݙ ﺣ ﺪْݚ ﺚ ْﻟا ܋ ﱢ܅ ﺑ ܫ ﻟﻮ ﻪ ܾ لﺎ ܺ ذ ݙ ْآ ﺮ ﱢݏﻟا ﺴ ءﺎ : و ﻟ ﻬ ﱠﻦ ܲ ْ݇ﻴ ﻜ ْﻢ ر ْز ܾ ﻬ ﱠﻦ و آ ْﺴ ﻮ ۾ ﻬ ﱠﻦ ﺑ ْﻟﺎ ﻤ ْܳ ﺮ فو . ا ْﺧ ﺮ ﺟ ﻪ ݊ ْﺴ ٌ݇ﻢ . 10 Artinya : Dari Jabir r.a, dari Nabi Saw bersabda di dalam hadits tentang haji, namun karena panjangnya hadits tersebut, maka secara singkat dijelaskan dalam hadits ini bahwa “Bagi mereka istri-istri mu berhak atasmu untuk mendapatkan makanan dan pakaian nafkah yang baik layak.” H.R. Muslim Kiranya kedua hadits ini menjadi penegasan atas kewajiban pemberian nafkah dalam kehidupan berumah tangga agar tercipta kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah, seperti yang diamanatkan dalam al-Qur’ân. Nafkah pada tataran normatif hukum Islam dibebankan kepada pihak suami sebagai kepala rumah tangga. 11 Namun dalam ranah praktisnya, seringkali istri ikut serta dalam memberikan nafkah bagi keluarganya yang secara normatif hanya menjadi tanggung jawab suami, bahkan sejauh pengamatan penulis 10 Al-Atsqalany, Bulughul Maram..., hal. 211, Bandingkan dengan Muslim, Sahih Muslim, Kairo: Dar el-Hadits,1997, hal. 322-323. 11 Ghozali, Fiqih Munakahat..., hal. 161; Lihat juga Kompilasi Hukum Islam KHI pasal 80; Dalam KUH Perdata kewajiban memberikan nafkah juga dibebankan kepada suami, hal ini diatur dalam KUHPer pasal 106. Lihat. .. R. Subekti, dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata , Jakarta: Pradnya Paramita, 2004, cet. Ke-XXIV, hal. 27. KEIKUTSERTAAN ISTRI MENCARI NAFKAH UNTUK KELUARGA DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Islam SHI Oleh : Cecep Hadiyan NIM : 102043124910 KONSENTRASI PERBANDINGAN MADZHAB FIQIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H 2009 M 9 fenomena ini mengalami perkembangan yang cukup berarti seiring dengan berbagai persoalan ekonomi yang melilit bangsa Indonesia. Pada masyarakat modern 12 dengan mobilitas sosial yang begitu terbuka menjadikan istri yang ikut serta dalam pemenuhan nafkah keluarga menjadi hal yang lumrah terjadi. Banyak faktor penyebab keikutsertaan istri dalam pemenuhan nafkah dalam keluarga yang akan dijelaskan pada bab-bab selanjutnya, baik atas udzur syar’i atau bahkan kesepakatan antara suami isteri atas dasar kerelaan. Namun yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Islam menyikapi fenomena yang sedemikian rupa. Bijak kiranya jika persoalan ini tidak kita telaah semata-mata dari sudut pandang hukum yang hitam dan putih atau benar dan salah. Tetapi bagaimana memberikan formulasi hukum yang solutif dan menghargai kemanusiaan, karena ini menyangkut keberlangsungan sebuah rumah tangga. Untuk itulah penulis tertarik untuk mengeksplorasi permasalahan ini melalui penelitian yang berjudul “Keikutsertaan Istri Mencari Nafkah Untuk Keluarga Dalam Pandangan Hukum Islam” .

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah