41
sekarang  adalah  Dosen  Pascasarjana  Universitas  Islam  Negeri  UIN Jakarta dan Direktur Pusat Studi al-Quran PSQ Jakarta.
58
2. Karya-karya Quraish Shihab
1. Tafsir  al-Manar,  Keistimewaan  dan  Kelemahannya  Ujung
Pandang, IAIN Alauddin, 1984. 2.
Untaian Permata Buat Anakku Bandung: Mizan 1998. 3.
Pengantin al-Quran Jakarta: Lentera Hati, 1999. 4.
Haji Bersama Quraish Shihab Bandung: Mizan, 1999. 5.
Sahur Bersama Quraish Shihab Bandung: Mizan 1999. 6.
Shalat Bersama Quraish Shihab Jakarta: Abdi Bangsa. 7.
Puasa Bersama Quraish Shihab Jakarta: Abdi Bangsa. 8.
Fatwa-fatwa 4 Jilid, Bandung: Mizan, 1999. 9.
Satu Islam, Sebuah Dilema Bandung: Mizan, 1987. 10.
Filsafat Hukum Islam Jakarta: Departemen Agama, 1987. 11.
Pandangan  Islam  Tentang  Perkawinan  Usia  Muda  MUI Unesco, 1990.
12. Kedudukan Wanita Dalam Islam Departeman Agama.
13. Membumikan al-Quran Bandung: Mizan, 1994.
14. Lentera Hati Bandung: Mizan, 1994.
15. Studi Kritis Tafsir al-Manar Bandung: Pustaka Hidayah, 1996.
16. Wawasan al-Quran Bandung: Mizan, 1996.
58
M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi, Jakarta: Lentera Hati, 2006, h. 13
42
17. Tafsir al-Quran Bandung: Pustaka Hidayah, 1997.
18. Hidangan  Ilahi,  Tafsir  Ayat-ayat  Tahlili  Jakarta:  Lentara  Hati,
1999. 19.
Jalan Menuju Keabadian Jakarta: Lentera Hati, 2000. 20.
Tafsir al-Mishbah 15 Jilid, Jakarta: Lentera Hati, 2003. 21.
Jilbab  Pakaian  Wanita  Muslimah;  dalam  Pandangan  Ulama  dan Cendekiawan Kontemporer Jakarta: Lentera Hati, 2004.
22. Dia  di  Mana-mana;  Tangan  Tuhan  Di  balik  Setiap  Fenomena
Jakarta: Lentera Hati, 2004. 23.
Perempuan Jakarta: Lentera Hati, 2005. 24.
Logika  Agama;  Kedudukan  Wahyu    Batas-batas  Akal  Dalam Islam Jakarta: Lentera Hati, 2005.
25. Rasionalitas  al-Quran;  Studi  Kritis  atas  Tafsir  al-Manar  Jakarta:
Lentera Hati, 2006. 26.
Menabur  Pesan  Ilahi;  al-Quran  dan  Dinamika  Kehidupan Masyarakat Jakarta: Lentera Hati, 2006.
27. Wawasana  al-Quran;  Tentang  Dzikir  dan  Doa  Jakarta:  Lentera
Hati, 2006. 28.
Asma  al-Husna;  Dalam  Perspektif  al-Quran  Jakarta:  Lentera Hati.
29. Al-Lubab;  Makna,  Tujuan  dan  Pelajaran  dari  al-Fatihah  dan  Juz
Amma Jakarta: Lentera Hati. 30.
Hadits Qudsi Pilihan Jakarta: Lentera Hati.
43
31. Berbisnis  dengan  Allah;  Tips  Jitu  Jadi  Pebisnis  Sukses  Dunia
Akhirat Jakarta: Lentera Hati. 32.
Menjemput  Maut;  Bekal  Perjalanan  Menuju  Allah  Swt.  Jakarta: Lentera Hati.
33. M.  Quraish  Shihab  Menjawab;  101  Soal  Perempuan  yang  Patut
Anda Ketahui Jakarta: Lentera Hati. 34.
M.  Quraish  Shihab  Menjawab;  1001  Soal  Keislaman  yang  Patut Anda Ketahui Jakarta: Lentera Hati.
35. Seri  yang  Halus  dan  Tak  Terlihat;  Jin  dalam  al-Quran  Jakarta:
Lentera Hati. 36.
Seri  yang  Halus  dan  Tak  Terlihat;  Malaikat  dalam  al-Quran Jakarta: Lentera Hati.
37. Seri yang Halus dan Tak Terlihat; Setan dalam al-Quran Jakarta:
Lentera Hati. 38.
Al-Quran dan Maknanya Jakarta: Lentera Hati. 39.
Membumikan  al-Quran  Jilid  2;  Memfungsikan  Wahyu  dalam Kehidupan Jakarta: Lentera Hati.
40. Membaca  Sirah  Nabi  Muhammad  SAW,  dalam  sorotan  al-Quran
dan Hadits Jakarta: Lentera Hati, Juni 2011.
44
BAB IV
ANALISIS POLA JAMAK TAKSÎR
  1. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Dia-lah  Allah  swt    yang  menurunkan  al-Kitab  yakni  al-Quran  kepadamu  di antara  ayat-ayat-nya  ada  yang  muhkamat,  itulah  pokok-pokok  isi  alQuran,  dan
yang  lain  mutasyabihat.  Adapun  orang-orang  yang  dalam  hatinya  ada kecenderungan  kepada  kesesatan,  maka  mereka  mengikuti  dengan  sungguh-
sungguh sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah yakni kekacauan  dan  kerancuan  berpikir  serta  keraguan  di  kalangan  orang-orang
beriman  dan  untuk  mencari-cari  dengan  sungguh-sungguh
ta’wil-nya  yang sesuai dengan kesesatan mereka, padahal tidak ada yang mengetahui
ta’wil-nya melainkan  Allah.  Dan  orang-orang  yang  mendalam  ilmunya  berkata
:  “Kami beriman  dengannya  semua  dari  sisi  Tuhan
Kami.”  Dan  tidak  dapat  mengambil pelajaran darinya melainkan Ulul Albab. Q.S. Ali Imran: 7
  2. 
 
 
 
 
 
 
 
45
Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami berpaling, sesudah Engkau beri petunjuk  kepada  kami,  dan  anugerahkanlah  kepada  kami  rahmat  dari  sisi-Mu,
karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi anugerah. Q.S. Ali Imran: 8
Kata
ْولق
merupakan bentuk jamak katsrah yang memiliki makna di atas sepuluh dan seterusnya. Kata
ْولق
merupakan jamak dari kata
ْق
yang memiliki arti  hati.  Kata
tersebut  tepat  diterjemahkan  dengan  kata  hati,  karena  jika diterjemahkan  dengan  menggunakan  bentuk  reduplikasi  yakni  hati-hati,  maka
maknanya akan berubah menjadi makna adjektif sifat. Oleh karena itu, kata
ْولق
harus diterjemahkan dengan mufrad.
  3. 
 
 
 
 
 
 
 
 
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, sekali-kali tidak akan berguna bagi mereka harta  benda  mereka,  tidak  juga  anak-anak  mereka  terhadap  siksa  Allah
sedikitpun. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka. Q.S. Ali Imran: 10
Maksud ayat di atas: Sesungguhnya  orang-orang  yang  kafir,  yang  menutupi  tanda-tanda
keesaan  dan  kebesaran  Allah,  serta  mengingkari  petunjuk-petunjuk-Nya,  dan menduga  bahwa  harta  benda  dan  anak-anak  mereka  dapat  menghalangi  mereka
dari  siksa-Nya.  Sebenarnya,  sekali-kali  tidak  akan  berguna  bagi  mereka  harta benda yang Allah serahkan kepada mereka, walau sebanyak apapun, dan demikian
pula  anak-anak  mereka,  walau  sebanyak  dn  sekuat  apapun  terhadap  siksa  Allah
46
sedikitpun.  Mereka  tidak  dapat  menolak  siksa-Nya,  bahkan  mereka  itu  dalah bahan bakar api neraka.
59
Kata
ٌ اوْمأ
dan
ٌداْ أ
merupakan bentuk jamak dari kata
ٌ ام
dan
ٌد . ٌ اوْمأ
dan
ٌداْ أ
merupakan  bentuk  jamak  qillah  yakni
ٌ اعْفأ
yang  menunjukkan  makna tiga  hingga  sepuluh.  Kata
ٌ اوْمأ
pada  ayat  di  atas  diterjemahkan  dengan  harta benda. Sedangkan, kata
ٌداْ أ
diterjemahkan dengan anak-anak.
Kata
ٌ اوْمأ
tepat  diterjemahkan  dengan  harta  benda,  karena  harta  itu sendiri sudah menunjukkan makna keseluruhan terhadap kekayaan  yang dimiliki
oleh  seseorang.  Jadi,  tidak  perlu  diterjemahkan  dengan  harta-harta,  tetapi  cukup diterjemahkan dengan harta benda.
Kata
ٌداْ أ
diterjemahkan  dengan  reduplikasi  yakni  anak-anak.  Kata tersebut  kurang  tepat  diterjemahkan  dengan  reduplikasi,  karena  terjadinya
redundansi  pemborosan  kata  dan  itu  tidak  dibenarkan  dalam  gramatika  bahasa Indonesia. Jika dilihat dari ayat di atas,  yang dimaksud dengan
داْ أ
disini ialah semua  anak  dari  orang-orang  kafir.  Jadi,  alternatif  dari  terjemahan  kata
داْ أ
adalah dengan menggunakan kata semua sebagai penanda jamaknya.
 4. 
 
 
 
 
 
 
 
59
Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Quran, op.cit., h. 20
47
Mereka  seperti  kebiasaan  kaum  Fir ’aun  dan  orang-orang  yang  sebelum  mereka,
mereka  mendustakan  ayat-ayat  Kami;  karena  itu  Allah  telah  menyiksa  mereka disebabkan  dosa-dosa  mereka.  Dan  Allah  sangat  keras  pembalasan-Nya.  Q.S.
Ali Imran: 11
Maksud ayat di atas: Mereka  mendustakan  ayat-ayat  Allah  karena  itu  Allah  menyiksa  mereka
disebabkan  dosa-dosa  meraka.  Orang-orang  kafir  yang  hidup  sebelum  mereka, mereka semua mendustakan ayat-ayat yang tertulis dalam kitab suci.
60
Kata
ٌ ْون
merupakan bentuk jamak dari kata
ٌ ْن
yang memiliki arti dosa.
ٌ ْون
merupakan bentuk jamak katsrah yang memiliki makna di atas sepuluh dan seterusnya. Pada ayat di atas, kata
ٌ ْون
diterjemahkan dalam bentuk reduplikasi yakni  dosa-dosa.  Kata  tersebut  kurang  tepat  diterjemahkan  dengan  dosa-dosa,
karena  yang  dimaksud  dengan  ayat  di  atas  tentu  semua  dosa  orang-orang  kafir yang  mendustakan  ayat-ayat  Allah.  Oleh  karena  itu,  sebaiknya  kata
ٌ ْون
diterjemahkan  dengan  menggunakan  kata  semua  atau  seluruh  sebagai  penanda jamaknya.  Jadi,  terjemahan  yang  tepat  dari  kata
ٌ ْون
ialah  semua  dosa  atau seluruh dosa.
60
Ibid, h. 21
48
  5. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Sesungguhnya telah ada bukti bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu bertempur.  Segolongan  bertemu  berperang  di  jalan  Allah  dan  segolongan
yang  lain  kafir.  Mereka  melihat  dengan  penglihatan  mata  sebanyak  dua  kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-
Nya.  Sesungguhnya  pada  yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pandangan. Q.S. Ali Imran: 13
Kata
راصْأ
merupakan bentuk jamak qillah. Pada ayat di atas, kata
راصْأ
diterjemahkan  dengan  orang-orang  yang  mempunyai  pandangan.  Kata
راصْأ
merupakan bentuk jamak dari kata
ٌرص
yang berarti „pandangan’. Terjemahan di atas  sudah  tepat,  karena  kata
„orang-orang’  sudah  menunjukkan  makna  jamak, jadi kata
راصْأ
cukup diterjemahkan dengan pandangan saja.
 6. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Dijadikan  indah  bagi  manusia  kecintaan  kepada  aneka  syahwat,  yaitu  wanita- wanita, anak-anak lelaki, harta yang tidak terbilang lagi berlipat ganda dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. Q.S.  Ali  Imran:
14
Maksud ayat di atas: Kata
رْيطانق
adalah  bentuk  jamak  dari
ٌراطْنق
.  ada  yang  memahami  kata qinṯ ȃ r  dalam  bilangan  tertentu,  seperti  100  kg,  atau  uang  dengan  jumlah
49
tertentu, dan ada juga yang tidak menetapkan jumlah. qinṯ ȃ r menurut pendapat kedua  ini  adalah  timbangan  tanpa  batas.  Ia  adalah  sejumlah  harta  yang
menjadikan pemiliknya
dapat menghadapi
kesulitan hidup,
dan membelanjakannya guna meraih kenyamanan bagi diri dan keluarganya.
61
Istilah  yang  digunakan  oleh  ayat  ini  untuk  menunjukkan  binatang  itu adalah
ماعْنأ.
Binatang ternak  yang  dimaksud  ialah  sapi,  kambing,  domba,  dan
unta, baik jantan maupun betina.
62
Kata
ء سنلا
dan
ْينبلا
merupakan bentuk jamak katsrah yang menunjukkan makna  di  atas  sepuluh  dan  seterusnya.  Pada  ayat  di  atas,  kata
ء سِنلا
dan
ْينبلا
diterjemahkan  dengan  bentuk  reduplikasi.  Kata  tersebut  kurang  tepat diterjemahkan  dengan  wanita-wanita  dan  anak-anak  lelaki,  karena  terjemahan
tersebut  terasa  kaku  didengar.  Sebaiknya,  kata
ء سِنلا
dan
ْينبلا
diterjemahkan dengan  menambahkan  kata
„para’  sebagai  penanda  jamaknya.  Jadi,  terjemahan yang tepat dari kata
ء سِنلا
dan
ْينبلا
ialah para wanita dan para anak lelaki.
Kata
رْيطانق
juga  merupakan  bentuk shigat muntahal jumu‘. Pada ayat di
atas,  kata  tersebut  diterjemahkan  dengan  harta.    Penerjemahan  tersebut  tepat, karena  harta  itu  sendiri  sudah  menunjukkan  makna  keseluruhan  terhadap
kekayaan  yang  dimiliki  oleh  seseorang.  Jadi,  tidak  perlu  diterjemahkan  dengan harta-harta, tetapi cukup diterjemahkan dengan harta.
61
Ibid, h. 27
62
Ibid, h. 28
50
Sedangkan,  kata
ماعْنأ
merupakan  bentuk jamak  qillah.  Pada  ayat  di  atas, kata  tersebut  diterjemahkan  dengan  bentuk  mufrad  yakni  binatang  ternak.
Terjemahan di atas kurang tepat, karena yang dimaksud dengan ayat di atas adalah berbagai  jenis  binatang  ternak  yakni  sapi,  kambing,  domba,  dan  unta.  Jadi,
terjemahan yang tepat dari kata
ماعْنأ
ialah beberapa binatang ternak atau bisa juga diterjemahkan dengan berbagai jenis binatang ternak.
 7. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Katakanlah, “ Inginkah kuberitahukan kepada kamu apa yang lebih baik dari yang
demikian itu?” Untuk orang-orang yang bertakwa, di sisi Tuhan merka ada surga yang  mengalir  sungai-sungai  di  bawahnya,  mereka  kekal  di  dalamnya.  Dan
mereka  dianugerahi  pasangan-pasangan  yang  disucikan  serta  keridhaan  yang sangat besar bersumber dari Allah. Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya. Q.S.
Ali Imran: 15
Kata
راهْنأ
dan
ا ْ أ
merupakan  bentuk  jamak  qillah.  Pada  ayat  di  atas, kedua  kata  tersebut  diterjemahkan  dengan  bentuk  reduplikasi  sebagai  penanda
jamakya.  Terjemahan  di  atas  kurang  tepat,  karena  jamak  qillah  itu  memiliki batasan  yakni  tiga  hingga  sepuluh.  Sebaiknya,  kata
راهْنأ
diterjemahkan  dengan menggunakan  kata  beberapa  sebagai  penanda  jamaknya.  Jadi,  terjemahan  yang
tepat dari kata
راهْنأ
dan
ا ْ أ
ialah beberapa sungai dan beberapa pasangan.
Sedangkan kata
دابع ا
merupakan bentuk jamak katsrah yang menunjukkan makna di atas sepuluh dan seterusnya. Pada ayat di atas, kata
دابع ا
diterjemahkan
51
dengan bentuk reduplikasi juga. Kata tersebut kurang tepat diterjemahkan dengan hamba-hamba, karena jika dilihat dari arti sebelumnya yakni Allah Maha Melihat
tentu  yang  dimaksud  ialah  Allah  Maha  Melihat  seluruh  hamba-Nya,  tidak  ada yang  luput  satupun  dari  penglihatan  Allah  swt.  Kata
دابع ا
lebih  tepat diterjemahkan  dengan  menggunakan  kata  seluruh  sebagai  penanda  jamaknya.
Jadi, terjemahan yang tepat dari kata
دابع ا
ialah seluruh hamba.
 8. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Allah  menyaksikan  bahwa  tidak  ada  Tuhan  melainkan  Dia,  para  malaikat,  dan orang-orang  yang  berilmu  juga  menyaksikan  yang  demikian.  Dia  yang
menegakkan  keadilan  yang  memuaskan  semua  pihak.  Tiada  Tuhan  melainkan Dia, Yang Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana. Q.S. Ali Imran: 18
Kata
ةكئا ْلا
merupakan  bentuk  jamak  katsrah.  Pada  ayat  di  atas,  kata tersebut  diterjemahkan  dengan  para  malaikat.  Kata  tersebut  tepat  diterjemahkan
dengan  para  malaikat,  karena  dalam  bahasa  Indonesia  untuk  menyatakan  suatu kelompok ialah menggunakan kata para sebagai penanda jamaknya.
 9. 
 
 
 
 
 
 
 
Hal  itu  adalah  karena  mereka  berkata :  “  Neraka  tidak  akan  menyentuh  kami
kecuali  beberapa  hari yang  dapat  dihitung.”  Dan  apa  yang  selalu  mereka  ada-
adakan memperdaya mereka dalam agama mereka. Q.S. Ali Imran: 24 Kata
ٌماَّا
merupakan  bentuk  jamak  qillah.  Pada  ayat  di  atas,  kata
ٌماَّا
diterjemahkan  dengan  beberapa  hari.  Terjemahan  di  atas  tepat,  karena  jamak
52
qillah ialah jamak yang menunjukkan makna tiga hingga sepuluh. Dalam bahasa
Indonesia,  untuk  menyatakan  jumlah  yang  tidak  terlalu  banyak  ialah menggunakan kata beberapa sebagai penanda jamaknya.
 10. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Janganlah  orang-orang  mukmin  mengambil  orang-orang  kafir  menjadi  wali dengan  meninggalkan  orang-orang  mukmin.  Barang  siapa  berbuat  seperti  itu,
niscaya dia tidak dengan Allah sedikit pun, kecuali menghindar dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka. Dan Allah memeperingatkan kamu terhadap diri siksa-
Nya. Dan hanya kepada Allah tempat kembali segala sesuatu. Q.S. Ali Imran: 28
Maksud ayat di atas: Kata  wali  disini  mempunyai  banyak  arti,  antara  lain  yang  berwewenang
menangani  urusan,  penolong,  sahabat  kental,  dan  lain-lain  yang  mengandung makna kedekatan.
63
Ayat  ini  melarang  orang-orang  mukmin  menjadikan  orang-orang  kafir sebagai penolong mereka.
Kata
ءاي ْ أ
merupakan bentuk jamak katsrah.  Pada ayat di atas, kata
ءاي ْ أ
diterjemahkan  dengan  wali.  Kata  tersebut  kurang  tepat  diterjemahkan  dengan wali, karena pengertian jamak katsrah itu sendiri ialah jamak yang menunjukkan
makna di atas sepuluh dan seterusnya. Oleh karena itu, sebaiknya terjemahannya
63
Ibid, h. 62
53
menggunakan  kata  para  sebagai  penanda  jamaknya.  Jadi,  terjemahan  yang  tepat dari kata
ءاي ْ أ
ialah para wali.
 11. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Dia  berkata :  “Tuhanku,  berilah  aku  suatu  tanda.”  Allah  berfirman:  “Tandanya
bagimu  adalah engkau  tidak  berbicara  dengan  manusia  selama  tiga  hari,  kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di
waktu petang dan pagi hari. Q.S. Ali Imran: 41
Kata
ٌماَّا
merupakan  bentuk  jamak  qillah.  Kata  tersebut  tidak diterjemahkan  dengan  reduplikasi,  meskipun  dalam  bsu  kata  tersebut  berbentuk
jamak. Terjemahan di atas tepat, karena sebelum kata
ٌماَّا
terdapat kata bilangan yakni
ةثاث.
Oleh  karena  itu,  kata
ٌماَّا
tidak  diterjemahkan  dengan  reduplikasi karena  kata  bilangan  tiga  sudah  menunjukkan  makna  jamak,  jadi  kata
ٌماَّا
tidak perlu  diterjemahkan  dengan  jamak  pula  meskipun  dalam  teks  sumbernya
berbentuk jamak.
 12. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Itulah  sebagian  dari  berita-berita  penting  yang  gaib  yang  Kami  wahyukan kepadamu,  padahal  engkau  tidak  berada  di  sisi  mereka,  ketika  mereka
melemparkan anak-anak panah mereka untuk mengundi siapa di antara mereka yang  akan  memelihara  Maryam.  Dan  engkau  tidak  berada  di  sisi  mereka  ketika
mereka bersengketa. Q.S. Ali Imran: 44
54
Kata
ٌماْقأ
merupakan  bentuk  jamak  qillah  yang  ikut  pada  wazan
ٌ اعْفأ.
Pada  ayat  di  atas  kata
ٌماْقأ
diterjemahkan  dalam  bentuk  reduplikasi  yakni  anak- anak  panah.  Jika  dilihat  dari  bentuk  jamaknya,  kata  tersebut  kurang  tepat
diterjemahkan  dengan  anak-anak  panah.  Karena,  jamak  qillah  ialah  jamak  yang menunjukkan  makna  tiga  hingga  sepuluh.  Dalam  bahasa  Indonesia,  untuk
menyatakan  jumlah  yang  tidak  terlalu  banyak  ialah menggunakan  kata  beberapa sebagai  penanda  jamaknya.  Jadi,  seharusnya  kata
ٌماْقأ
diterjemahkan  dengan beberapa anak panah.
 13. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Serta  Rasul  kepada  Bani  Israil  Yang  berkata kepada  mereka:  “Sesungguhnya
aku  sungguh  telah  datang  kepada  kamu  dengan  membawa  sesuatu  tanda mukjizat dari Tuhan  kamu yaitu aku membuat untuk kamu dari  tanah sesuatu
yang  berbentuk  seperti  burung;  kemudian  aku  meniupnya,  maka  ia  menjadi seekor  burung  dengan  seizin  Allah;  dan  aku  menyembuhkan  orang  yang  buta
sejak lahir dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan  seizin  Allah;  serta  aku  beritahukan  kepada  kamu apa  yang  kamu  makan
dan apa yang kamu simpan di  rumahmu. Sesungguhnya pada  yang demikian itu adalah  suatu  tanda  kebenaran  kerasulanku  bagi  kamu,  jika  kamu  orang-orang
mukmin. Q.S. Ali Imran: 49
Kata
ىتْوم
merupakan  bentuk  jamak  katsrah.  Pada  ayat  di  atas,  kata tersebut  diterjemahkan  dengan  bentuk  mufrad  yakni  orang  mati.  Terjemahan  di
atas tepat, karena kata mati menunjukkan makna sifat.
55
Kata
ٌ ْوي
merupakan bentuk jamak katsrah yang mengikuti wazan
ٌ ْوعف
. Pada  ayat  di  atas  kata
ٌ ْوي
diterjemahkan  dalam  bentuk  mufrad  yakni  rumah. Kata tersebut tepat diterjemahkan dengan rumah, karena terdapat dam
ȋ r
ْ ْنأ
yang kembali  kepada  kata  Bani  Israil.  Dam
ȋ r
ْ ْنأ
memiliki  makna  jamak  jadi,  kata
ٌ ْوي
tidak perlu diterjemahkan dengan jamak pula.
  14. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Maka  ketika  Isa  merasakan  dari  sebagian  mereka  keingkaran,  berkatalah  dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku menuju kepada Allah?” Para
hawariyyyun menjawab: “Kamilah para penolong agama Allah.  Kami beriman
kepada  Allah;  dan  saksikanlah  bahwa  sesungguhnya  kami  adalah  orang-orang muslim yang berserah diri. Q.S. Ali Imran: 52
Kata
راصْنأ
merupakan bentuk jamak qillah. Pada ayat di atas, kata
راصْنأ
diterjemahkan  dengan  penolong-penolong.  Kata  tersebut  kurang  tepat diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi, karena jika dilihat dari ayat di atas yang
dimaksud dengan penolong-penolong disini ialah para hawariyyun pengikut setia Nabi  Isa  as.  sebaiknya  kata  tersebut  diterjemahkan  dengan  menggunakan  kata
para sebagai penanda jamaknya. Jadi, terjemahan yang tepat dari kata
راصْنأ
ialah para penolongku.
 15. 
 
 
 
 
 
56
Adapun orang-orang yang beriman dengan benar dan membuktikan kebeneran iman  mereka  dengan  mengerjakan  amal-amal  saleh,  maka  Allah  akan
menyempurnakan  pahala  amal-amal  mereka.  Dan  Allah  tidak  menyukai  orang- orang zalim. Q.S. Ali Imran: 57
Kata
ٌرْوجأ
merupakan bentuk jamak katsrah yang mengikuti wazan
ٌ ْوعف.
Pada ayat di atas, kata
ٌرْوجأ
diterjemahkan dengan kata pahala. Kata tersebut tepat diterjemahkan  dengan  bentuk  mufrad  yakni  pahala,  karena  pahala  sudah
disandingkan dengan  kata amal-amal mereka. Jika diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi
,  seperti  pahala-pahala  amal-amal  mereka.  Dalam  bahasa  Indonesia tidak  diperbolehkan,  karena  itu  adalah  pemborosan  dalam  menggunakan  kata
redundansi.
  16. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Siapa  yang  membantahmu  dalam  hal  ini  sesudah  datang  kepadamu  ilmu,  maka katakanlah kepadanya,
“Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu,  isteri-isteri  kamu,  diri  kami,  dan    diri  kamu;  kemudian  marilah  kita  ber-
mubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada
para pembohong.”  Q.S. Ali Imran: 61 Kata
ءان أ
,
ءا ن
, dan
ٌسّْنأ
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas,  kata
ءان أ
dan
ءا ن
sama-sama  diterjemahkan  dengan  bentuk  reduplikasi yakni anak-anak dan isteri-isteri. Terjemahan di atas kurang tepat, karena kata
ءان أ
dan
ءا ن
pada ayat  di  atas mempunyai  makna  semua anak  dan  isterinya  Imran.
Kata
ءان أ
dan
ءا ن
sebaiknya,  diterjemahkan  dengan  menggunakan  kata  semua
57
sebagai  penanda  jamaknya.  Jadi,  terjemahan  yang  tepat  dari  kata
ءان أ
dan
ءا ن
adalah semua anak dan semua isteri. Sedangkan,  kata
ٌسّْنأ
pada  ayat  di  atas  diterjemahkan  dengan  bentuk mufrad
yakni  diri.  Kata  tersebut  tepat  diterjemahkan  dengan  bentuk  mufrad, karena menunjukkan makna diri sendiri.
 17. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Katakanlah :  “Wahai  Ahl  al-Kitab,  marilah  menuju  kepada  suatu  kalimat
ketetapan  yang  tidak  ada  perselisihan  antara  kami  dan  kamu,  bahwa tidak  kita sembah  kecuali  Allah  dan  kita  tidak  persekutukan  Dia  dengan  sesuatu  pun  dan
tidak  pula  sebagian  kita  menjadikan  sebagian  yang  lain  sebagai  tuhan-tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling, maka katakanlah: “Saksikanlah, bahwa kami
adalah orang-orang muslim berserah diri kepada Allah.” Q.S. Ali Imran: 64
Kata
ا ا ْرأ
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata
ا ا ْرأ
diterjemahkan  dengan  bentuk  pengulangan  yakni  tuhan-tuhan.  Kata  tersebut kurang tepat diterjemahkan dengan menggunakan bentuk reduplikasi. Jika dilihat
dari kata sebelumnya yakni sebagian yang lain, seharusnya kata
ا ا ْرأ
tidak perlu diterjemahkan  dengan  tuhan-tuhan  karena  kata    sebagian  yang  lain  sudah
menandakan jamak. Jadi, kata
ا ا ْرأ
cukup diterjemahkan dengan bentuk mufrad yakni tuhan.
58
  18. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Sesungguhnya  orang-orang  yang  membeli  janji  Allah  dan  sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak  mendapat bagian di akhirat,
dan  Allah  tidak  akan  berkata-kata  dengan  mereka,  tidak  akan  melihat  kepada mereka  pada  Hari  Kiamat  dan  tidak  akan  menyucikan  mereka  dan  bagi  mereka
siksa yang sangat pedih. Q.S. Ali Imran: 77
Maksud ayat di atas: Ayat  di  atas  berbicara  tentang  orang-orang  yang  yang  berkhianat  dan
berbohong,  menggunakan  sumpah  mreka  untuk  meraih  keuntungan  material  di dunia.terjemahkan dengan bentuk mufradnya saja yakni sumpah.
 19. 
 
 
 
 
 
 
Dan  tidak  wajar  pula  baginya  menyuruh  kamu  menjadikan  malaikat-malaikat dan  para  nabi  sebagai  tuhan.  Apakah  patut  dia  menyuruhmu  berbuat  kekafiran
disaat  kamu  telah  menjai  orang  yang  berserah  diri  orang-orang  muslim?  Q.S. Ali Imran: 80
Kata
ةكئا ْلا
merupakan  bentuk  jamak  katsrah.  Pada  ayat  di  atas,  kata tersebut diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi yakni malaikat-malaikat. Kata
tersebut  kurang  tepat  diterjemahkan  dengan  malaikat-malaikat,  karena  dalam bahasa  Indonesia  untuk  menyatakan  makna  kelompok  ialah  menggunakan  kata
59
para  sebagai  penanda  jamaknya.  Jadi,  terjemahan  yang  tepat  dari  kata
ةكئا ْلا
ialah para malaikat. Kata
ا ا ْرأ
lihat halaman 48.
  20. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Katakan lah:  “Kami  beriman  kepada  apa  yang  diturunkan  atas  kami  dan  yang
diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, serta Yakub dan anak-anaknya, dan apa  yang  diberikan  kepada  Musa,  Isa,  dan  para  nabi  dari  Tuhan  mereka.  Kami
tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya lah kami menyerahkan diri
.”  Q.S. Ali Imran: 84 Yang dimaksud dengan anak-anaknya disini ialah cucu-cucu Ishaq.
64
Kata
ط بْسأ
merupakan bentuk jamak qillah. Pada ayat di atas kata tersebut diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi  yakni anak-anak.  Kata tersebut kurang
tepat diterjemahkan dengan anak-anak, karena yang dimaksud dalam ayat di atas adalah  semua  anaknya  Nabi  Yakub  as.  Jadi,  seharusnya  kata  tersebut
diterjemahkan dengan semua anak atau seluruh anak.
  21. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
64
Ibid, h. 140
60
Sesungguhnya  orang-orang  yang  kafir  dan  mati,  sedang  mereka  tetap  dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas
sepenuh  bumi,  walaupun  dia  menebus  diri  dengannya.  Bagi  mereka  itulah  siksa yang sangat pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh sedikit penolongpun.
Q.S. Ali Imran: 91
Kata
ٌراَّك
merupakan  bentuk  jamak  katsrah  yang  menikuti  wazan
اَعف
. Pada  ayat  di  atas,  kata
ٌراَّك
diterjemahkan  dengan  kekafirannya.  Kata  tersebut tepat diterjemahkan dengan kekafirannya, karena menunjukkan makna sifat.
  22. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Katakanlah :  “Wahai  Ahl  al-Kitab,  Mengapa  kamu  terus-menerus  mengahalang-
halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi  bengkok,  padahal  kamu  menyaksikannya
?”  Allah  sekali-kali  tidak  lalai dari apa yang kamu kerjakan. Q.S. Ali Imran: 99
Kata
ءادهش
merupakan  bentuk  jamak  katsrah.    Pada  ayat  di  atas,  kata tersebut  diterjemahkan  dengan  menyaksikannya.  Terjemahan  tersebut  tepat,
karena jika dilihat dari kata sebelumnya yakni kata
ْ ْنأ
yang berarti jamak. Maka, kata
ءادهش
tidak perlu diterjemahkan dengan bentuk jamak pula.
 23. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Dan  berpegang  teguhlah  kamu  semua  kepada  tali  agama  Allah,  dan  janganlah kamu  bercerai-berai,  dan  ingatlah  nikmat  Allah  kepadamu  ketika  kamu  dahulu
masa  Jahiliyah  bermusuh-musuhan,  maka  Allah  mengharmoniskan  hati  kamu, lalu  menjadilah  kamu  karena  nikmat  Allah,  orang-orang  yang  bersaudara;  dan
61
kamu  telah  berada  di  tepi  jurang  api  neraka,  lalu  Allah  menyelamatkan  kamu darinya.  Demikianlah  Allah  menjelaskan  ayat-ayat-Nya  kepada  kamu,  supaya
kamu mendapat petunjuk. Q.S. Ali Imran: 103
Kata
ءادْعأ
merupakan  bentuk  jamak  qillah  yang  memiliki  makna  tiga hingga sepuluh.
Pada ayat di atas, kata tersebut diterjemahkan dengan bermusuh- musuhan. Terjemahan di atas tepat, karena menyatakan makna saling.
Kata
ْولق
Lihat halaman 38.
Kata
ناوْخإ
merupakan  bentuk  jamak  katsrah.  Pada  ayat  di  atas,  kata
ناوْخإ
diterjemahkan  dengan  yakni  orang-orang  yang  bersaudara.  Jika  dilihat  dari  dari ayat di atas, terjemahan dari kata
ناوْخإ
kurang tepat diterjemahkan dengan bentuk Reduplikasi
. Karena, sebelumnya terdapat dam ȋ r
ْ ْنأ
yang bermakna jamak. Jadi, kata
ناوْخإ
cukup diterjemahkan dengan orang yang bersaudara.
 24. 
 
 
 
 
 
Milik Allahlah apa yang di langit dan apa yang di bumi; dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan. Q.S. Ali Imran: 109
Kata
ٌرْومأ
merupakan  bentuk  jamak  katsrah.  Pada  ayat  di  atas,  kata tersebut  diterjemahkan  dengan  segala  urusan.  Jika  dilihat  dari  bentuk jamaknya,
kata
ٌرْومأ
tepat diterjemahkan dengan menambahkan kata segala sebagai penanda jamaknya. Karena, masalah atau urusan itu banyak sekali macam dan bentuknya.
62
 25. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Mereka  diliputi  kenistaan  di  mana  saja  mereka  berada,  kecuali  jika  mereka berpegang kepada tali agama dan tali perjanjian dengan manusia. Dan mereka
kembali  mendapat  kemurkaan  dari  Allah  dan  mereka  diliputi  kerendahan.  Yang demikian itu karena mereka mengkufuri ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi
tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka  selalu durhaka dan melampaui batas. Q.S. Ali Imran: 112
Kata
ءايبْنأ
merupakan  bentuk  jamak  katsrah.  Pada  ayat  di  atas,  kata tersebut diterjemahkan dengan para nabi. Terjemahan di atas tepat, karena dalam
bahasa  Indonesia  untuk  menyatakan  seseorang  dalam  jumlah  banyak  ialah menggunakan kata para sebagai penanda jamaknya.
26. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Wahai  orang-orang  yang  beriman,  Janganlah  kamu  ambil  menjadi  teman kepercayaan  kamu  orang-orang  yang  di  luar  kalanganmu,  karena  mereka tidak
henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa
yang  disembunyikan  oleh  hati  mereka  lebih  besar  lagi.  Sungguh  telah  kami terangkan kepamu ayat-ayat, jika kamu berakal. Q.S. Ali Imran: 118
Kata
ٌاوْفأ
merupakan  bentuk  jamak  qillah.  Pada  ayat  di  atas,  kata
ٌاوْفأ
diterjemahkan  dengan  mulut.  Kata  tersebut  tepat  diterjemahkan  dengan  bentuk
63
mufrad , karena diiringi oleh dam
ȋ r
ْ ه
yang menunjukkan makna. Jadi, kata
ٌاوْفأ
cukup diterjemahkan dengan mulut. Sedangkan  kata
ٌرْ دص
merupakan  bentuk  jamak  katsrah.  Pada  ayat  di atas,  kata  tersebut  diterjemahkan  dengan  hati.  Kata  tersebut  tepat  diterjemahkan
dengan  bentuk  mufrad,  karena  jika  diterjemahkan  dengan  menggunakan  bentuk reduplikasi
hati-hati,  maka  maknanya  akan  berubah  menjadi  makna  adjektif sifat. Oleh karena itu, kata
ٌرْ دص
harus diterjemahkan mufrad.
 27. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan  kamu  beriman  kepada  kitab-kitab  semuanya.  Apabila  mereka  menjumpai
kamu,  mereka  berkata :  “Kami  telah  beriman”  dan  apabila  mereka  menyendiri,
mereka  menggigit  ujung  jari  lantaran  marah  bercampur  benci  terhadap  kamu. Kata
kanlah:  “Matilah  kamu  karena  kemarahanmu  itu.”  Sesungguhnya  Allah mengetahui segala isi hati. Q.S. Ali Imran: 119
Kata
ٌلمانأ
merupakan  bentuk  jamak  katsrah. Pada  ayat  di  atas,  kata
tersebut  diterjemahkan  dengan  menggigit  ujung  jari.  Kata  tersebut  tepat diterjemahkan dengan menggigit ujung jari tidak diterjemahkan dengan mengigit-
gigit ujung jari. Kata
ٌرْ دص
lihat halaman 53.
 28. 
 
 
 
 
 
64
Dan ingatlah, ketika engkau berangkat pada pagi hari dari rumah keluargamu dan menempatkan para mukmin di beberapa tempat untuk berperang. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Q.S. Ali Imran: 119
Kata
دعاقم
merupakan  shigat  muntahal  jamak  yang  mengikuti  Wazan
لعاّم
. Pada  ayat  di  atas,  kata  tersebut  diterjemahkan  dengan  beberapa  tempat.
Kata  tersebut  tepat  diterjemahkan  dengan  menambahkan  kata  beberapa  sebagai penanda jamaknya yakni beberapa tempat.
  29. 
 
 
 
 
 
 
Ingatlah  ketika  kamu  mengata kan  kepada  orang  mukmin:  “Apakah  tidak  akan
cukup  bagi  kamu  bahwa  Tuhan  Pemelihara  kamu  membantu  kamu  dengan  tiga ribu malaikat
yang diturunkan?” Q.S. Ali Imran: 121 Kata
ة ئام
merupakan  bentuk  jamak  katsrah.  Pada  kata  sebelumnya terdapat kata bilangan jumlah yakni
فااء ةثاث
. Kata
ة ئام
tidak diterjemahkan dengan  malaikat-malaikat,  karena  sebelumnya  terdapat  kata  bilangan  jumlah
yakni
فااء ةثاث
tiga ribu.
Kata
فااء ةثاث
sudah  menunjukkan  makna  jamak  oleh  karena  itu,  kata
ة ئام
tidak  perlu  diterjemahkan  dengan  jamak  pula.  Jadi,  kata
نم فااء ةثاث ة ئا ْا
tepat diterjemahkan dengan tiga ribu malaikat.
30. 
 
 
 
 
 
 
 
 
65
Ya  cukup,  jika  kamu  bersabar  dan  bertakwa  dan  mereka  datang  menyerang kamu  dengan  seketika itu juga,  niscaya  Allah  menolong  kamu  dengan  lima  ribu
malaikat yang memakai tanda. Q.S. Ali Imran: 125
Kata
ة ئام
merupakan  bentuk  jamak  katsrah.  Pada  kata  sebelumnya terdapat  kata  bilangan  jumlah  yakni
فااء ة ْ خ
. Kata
ة ئام
tidak diterjemahkan  dengan  malaikat-malaikat,  karena  sebelumnya  terdapat  kata
bilangan jumlah yakni
فااء ة ْ خ
lima ribu.
Kata
فااء ة ْ خ
sudah menunjukkan makna jamak oleh karena itu, kata
ة ئام
tidak  perlu  diterjemahkan  dengan  jamak  pula.  Jadi,  kata
نم فااء ة ْ خ ة ئا ْا
tepat diterjemahkan dengan lima ribu malaikat.
31. 
 
 
 
 
 
 
Sesuungguhnya,  telah  berlalu  sebelum  kamu  Sunnah-sunnah,  karena  itu berjalanlah  kamu  di  bumi  dan  perhatikanlah  bagaimana  kesudahan  orang-orang
yang  mendustakan  pesan-pesan  Allah.  Ini  adalah  penerangan  bagi  seluruh manusia, dan petunjuk serta peringatan bagi orang-orang yang bertakwa. Q.S. Ali
Imran: 137
Sunnah-sunnah disini  ialah  hukum-hukum  kemasyarakatan  yang  tidk
mengalami  perubahan.
65
Sunnah  tersebut  antara  lain  adalah  1  yang  melanggar perintah-Nya  dan  perintah  Rasul-Nya  akan  binasa,  dan  yang  mengikutinya
berbahagia, 2 yang menegakkan disiplin akan sukses, dan 3 hari-hari kekalahan dan kemenangan silih berganti.
65
Ibid, h. 224
66
Kata
ٌننس
merupakan  bentuk  jamak  katsrah.  Pada  ayat  di  atas,  kata
ٌننس
diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi sebagai penanda jamakya yakni sunnah- sunnah
. Kata tersebut kurang tepat diterjemahkan dengan sunnah-sunnah. Dalam
bahasa  Indonesia  untuk  menyatakan  makna  banyak  bisa  menggunakan  kata berbagai macam sebagai penanda jamaknya. Jadi, terjemahan yang tepat dari kata
ٌننس
adalah berbagai macam sunnah.
 32. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Muhammad  itu  tidak  lain  hanyalah  seorang  Rasul.  Sungguh,  telah  berlalu sebelumnya beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke
belakang  murtad?  Barang  siapa  berbalik  ke  belakang,  maka  dia  tidak  dapat mendatangkan  mudharat  kepada  Allah  sedikitpun;  dan  Allah  akan  member
balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Q.S. Ali Imran: 144
Kata
ٌلسر
merupakan bentuk jamak katsrah.  Pada ayat di atas, kata
ٌلسر
diterjemahkan  dengan  beberapa  rasul.  Jika  dilihat  dari  bentuk  jamaknya, sebenarnya  kata  tersebut  kurang  tepat  diterjemahkan  dengan  beberapa  rasul,
karena  jamak  kastrah  memiliki  makana  di  atas  sepuluh  dan  seterusnya  tidak terhingga.  Seharusnya,  kata  tersebut  diterjemahkan  dengan  menambahkan  kata
para sebagai penanda jamaknya. Jadi, terjemahan dari kata
ٌلسر
adalah para rasul.
 33. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
67
Tidak  ada  ucapan  mereka  selain  ucapan  doa:  “Tuhan  Pemelihara  kami, ampunilah  dosa-dosa  kami  dan  tindakan-tindakan  kami  yang  berlebih-lebihan
dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan menangkanlah kami atas kaum kafir.” Q.S. Ali Imran: 147
Kata
ٌ ْون
lihat halaman 39. Kata
مادْقأ
merupakan  bentuk  jamak  qillah.  Pada  ayat  di  atas,  kata
مادْقأ
diterjemahkan dengan bentuk mufrad yakni pendirian. Terjemahan tersebut tepat, karena  setelahnya  terdapat  dam
ȋ r
نْحن
yang  berarti  kami.  Kata  kami  sudah menandakan jamak jadi, kata
مادْقأ
tidak perlu diterjemahkan dengan bentuk jamak pula.
 34. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Kemudian  Dia  menurunkan  kepada  kamu  keamanan  berupa  kantuk  sejenak setelah  kesedihan  yang  meliputi  segolongan  kamu,  sedang  segolongan  lagi
sungguh  telah  dicemaskan  oleh  diri  mereka  sendiri;  mereka  menyangka  yang tidak  benar  terhadap  Allah  seperti  sangkaan  Jahiliah.  Mereka  berkata
:  “Apakah ada  bagi  kita  barang  sesuatu  hak  campur  tangan  itu  seluruhnya  dalam  urusan
ini?”  Katakanlah:  “Sesungguhnya  segala  urusan  di  tangan  Allah.”  Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu;
mereka  berkata :  “Sekiranya  ada  bagi  kita  barang  sesuatu    hak  campur  tangan
dalam  urusan  ini,  niscaya  kita tidak  akan  dibunuh  yakni  dikalahkan  di  sini.”
Kata kanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah
ditakdirkan  akan  mati  terbunuh  itu,  keluar  juga  ke  tempat  mereka terbunuh.”
Dan  Allah  berbuat  demikian  untuk  menguji  apa  yang  ada  dalam  dadamu  dan
68
untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. Q.S. Ali Imran: 154
Kata
ٌسّْنأ
lihat halaman 47.
Kata
ٌ ْوي
lihat halaman 45.
Kata
عجاضم
merupakan bentuk shigat muntahal jumu‘. Pada ayat di atas,
kata  tersebut  diterjemahkan  dengan  tempat.  Terjemahan  di  atas  tepat,  karena menunjukkan makna tempat.
Kata
ْولق
lihat halaman 38.
kata
ٌرْ دص
lihat halaman 53.
 35. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Wahai  orang-orang  yang  beriman,  Janganlah  kamu  menjadi  seperti  orang-orang yang  kafir  orang-orang  munafik  itu  yang  mengatakan  kepada  saudara-saudara
mereka  apabila  mereka  mengadakan  perjalanan  di  bumi  atau  mereka  berperang: “Seandainya  mereka  tetap  bersama-sama  kita,  tentulah  mereka  tidak  mati  dan
tidak  dib unuh.”  Akibatnya  Allah  menimbulkan  rasa  penyesalan  besar  di  dalam
hati  mereka.  Allah  menghidupkan  dan  mematikan.  Dan  Allah  melihat  apa  yang kamu kerjakan. Q.S. Ali Imran: 156
Kata
ناوْخإ
tidak  tepat  diterjemahkan  dengan  bentuk  reduplikasi,  karena setelahnya  terdapat  damir
ْ ه
yang  menunjukkan  makna  jamak.  Jadi,  kata
ناوْخإ
cukup diterjemahkan dengan bentuk mufrad yakni saudara.
69
Kata
ً غ
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata tersebut diterjemahkan dengan berperang.  Terjemahan di atas tepat, karena menunjukkan
makna saling. Kata
ْولق
lihat halaman 38.
36. 
 
 
 
 
 
 
 
Sekali-kali  janganlah  engkau  mengira  bahwa  orang-orang  yang  gugur  di  jalan Allah adalah orang-orang mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan
dianugerahi rezeki. Q.S. Ali Imran: 169
Kata
اوْمأ
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata
اوْمأ
diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi yakni orang-orang mati. Jika dilihat dari kalimat  sebelumnya  yakni  orang-orang  yang  gugur  di  jalan  Allah,  maka  kata
اوْمأ
tersebut  kurang  tepat  diterjemahkan  dengan  orang-orang  mati.  Karena, kalimat  orang-orang  yang  gugur  di  sini  sudah  menunjukkan  makna  jamak,  jadi
kata
اوْمأ
cukup diterjemahkan dengan bentuk mufrad yakni orang mati.
Kata
ءايْ أ
merupakan bentuk jamak qillah. Pada ayat di atas, kata tersebut diterjemahkan  dengan  hidup.  Terjemahan  di  atas  tepat,  karena  menunjukkan
makna sifat.
 37. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Sesungguhnya  Allah  telah  mendengar  perkataan  orang-orang  yang  mengatakan: “Sesungguhnya Allah miskin dan kami orang-orang kaya.” Kami akan mencatat
70
perkataan  mereka  itu  dan  pembunuhan  mereka  terhadap  nabi-nabi  tanpa  alasan yang  benar,  dan  Kami  akan  mengata
kan:  “Rasakanlah  azab  yang  membakar” Q.S. Ali Imran: 181
Kata
ءاينْغأ
dan
ءايبْنأ
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kedua  kata  tersebut  sama-sama  diterjemahkan  dengan  bentuk  reduplikasi  yakni
orang-orang kaya dan nabi-nabi. Kata
ءاينْغأ
kurang tepat diterjemahkan dengan orang-orang kaya. Karena sebelumnya  terdapat  dam
ȋ r
نْحن
yang berarti  „kami’.  Kata  kami  sudah
menandakan jamak, jadi kata
ءاينْغأ
cukup diterjemahkan dengan orang kaya saja.
Kata
ءايبْنأ
juga  kurang  tepat  diterjemahkan  dengan  nabi-nabi.  Karena, dalam bahasa Indonesia untuk menyatakan seseorang dalam jumlah banyak ialah
menggunakan  kata  para  sebagai  penanda  jamaknya.  Oleh  karena itu, terjemahan yang tepat dari kata
ءايبْنأ
ialah para nabi.
 38. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Dan  ingatlah  ketika  Allah  mengambil  janji  dari  orang-orang  yang  telah  diberi kita
b  yaitu:  “Hendaklah  kamu  menerangkannya  kitab  itu  kepada  manusia,  dan jangan  kamu  menyembunyikannya.”  Lalu  kamu  melemparkannya  ke  belakang
pungung  mereka  dan  mereka  membelinya  dengan  harga  yang  sedikit.  Amatlah buruk apa yang mereka beli. Q.S. Ali Imran: 187
Kata
رْوهظ
merupakan bentuk jamak katsrah yang mengikuti wazan
ٌ ْوعف.
Pada  ayat  di  atas,  kata
رْوهظ
diterjemahkan  dengan  bentuk  mufrad  yakni punggung.  Kata  tersebut  tepat  diterjemahkan  dengan  bentuk  mufrad,  karena
71
setelahnya  terdapat  dam ȋ r
ْ ه
yang  bermakna  mereka.  Kata  mereka  sudah menandakan  jamak  jadi,  kata
رْوهظ
tidak  perlu  diterjemahkan  dengan  bentuk jamak pula.
 39. 
 
 
 
Janganlah  sekali-kali  engkau  teperdaya  oleh  kebebasan  orang-orang  kafir bergerak di negeri-negeri. Q.S. Ali Imran: 196
Maksud ayat di atas: Yang dimaksud dengan terperdaya oleh kebebasan disini ialah berpindah
dari  suatu  tempat  ke  tempat  yang  lain  yang  dilakukan  dengan  mudah  dan  santai oleh orang-orang kafir di banyak negeri-negeri.
66
Kata
دا
merupakan  bentuk  jamak  katsrah.  Pada  ayat  di  atas,  kata
دا
diterjemahkan  dengan  bentuk  reduplikasi  yakni  negeri-negeri.  Kata  tersebut kurang tepat diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi. Untuk menyatakan jumlah
banyak  yang  tidak  terhingga,  dalam  bahasa  Indonesia  bisa  menggunakan  kata berbagai sebagai penanda jamaknya, tidak harus dengan pengulangan kata seperti
di atas. Jadi, terjemahan yang tepat dari kata
دا
ialah berbagai negeri.
66
Ibid, h. 318
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan