41
sekarang adalah Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri UIN Jakarta dan Direktur Pusat Studi al-Quran PSQ Jakarta.
58
2. Karya-karya Quraish Shihab
1. Tafsir al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya Ujung
Pandang, IAIN Alauddin, 1984. 2.
Untaian Permata Buat Anakku Bandung: Mizan 1998. 3.
Pengantin al-Quran Jakarta: Lentera Hati, 1999. 4.
Haji Bersama Quraish Shihab Bandung: Mizan, 1999. 5.
Sahur Bersama Quraish Shihab Bandung: Mizan 1999. 6.
Shalat Bersama Quraish Shihab Jakarta: Abdi Bangsa. 7.
Puasa Bersama Quraish Shihab Jakarta: Abdi Bangsa. 8.
Fatwa-fatwa 4 Jilid, Bandung: Mizan, 1999. 9.
Satu Islam, Sebuah Dilema Bandung: Mizan, 1987. 10.
Filsafat Hukum Islam Jakarta: Departemen Agama, 1987. 11.
Pandangan Islam Tentang Perkawinan Usia Muda MUI Unesco, 1990.
12. Kedudukan Wanita Dalam Islam Departeman Agama.
13. Membumikan al-Quran Bandung: Mizan, 1994.
14. Lentera Hati Bandung: Mizan, 1994.
15. Studi Kritis Tafsir al-Manar Bandung: Pustaka Hidayah, 1996.
16. Wawasan al-Quran Bandung: Mizan, 1996.
58
M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Ilahi, Jakarta: Lentera Hati, 2006, h. 13
42
17. Tafsir al-Quran Bandung: Pustaka Hidayah, 1997.
18. Hidangan Ilahi, Tafsir Ayat-ayat Tahlili Jakarta: Lentara Hati,
1999. 19.
Jalan Menuju Keabadian Jakarta: Lentera Hati, 2000. 20.
Tafsir al-Mishbah 15 Jilid, Jakarta: Lentera Hati, 2003. 21.
Jilbab Pakaian Wanita Muslimah; dalam Pandangan Ulama dan Cendekiawan Kontemporer Jakarta: Lentera Hati, 2004.
22. Dia di Mana-mana; Tangan Tuhan Di balik Setiap Fenomena
Jakarta: Lentera Hati, 2004. 23.
Perempuan Jakarta: Lentera Hati, 2005. 24.
Logika Agama; Kedudukan Wahyu Batas-batas Akal Dalam Islam Jakarta: Lentera Hati, 2005.
25. Rasionalitas al-Quran; Studi Kritis atas Tafsir al-Manar Jakarta:
Lentera Hati, 2006. 26.
Menabur Pesan Ilahi; al-Quran dan Dinamika Kehidupan Masyarakat Jakarta: Lentera Hati, 2006.
27. Wawasana al-Quran; Tentang Dzikir dan Doa Jakarta: Lentera
Hati, 2006. 28.
Asma al-Husna; Dalam Perspektif al-Quran Jakarta: Lentera Hati.
29. Al-Lubab; Makna, Tujuan dan Pelajaran dari al-Fatihah dan Juz
Amma Jakarta: Lentera Hati. 30.
Hadits Qudsi Pilihan Jakarta: Lentera Hati.
43
31. Berbisnis dengan Allah; Tips Jitu Jadi Pebisnis Sukses Dunia
Akhirat Jakarta: Lentera Hati. 32.
Menjemput Maut; Bekal Perjalanan Menuju Allah Swt. Jakarta: Lentera Hati.
33. M. Quraish Shihab Menjawab; 101 Soal Perempuan yang Patut
Anda Ketahui Jakarta: Lentera Hati. 34.
M. Quraish Shihab Menjawab; 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui Jakarta: Lentera Hati.
35. Seri yang Halus dan Tak Terlihat; Jin dalam al-Quran Jakarta:
Lentera Hati. 36.
Seri yang Halus dan Tak Terlihat; Malaikat dalam al-Quran Jakarta: Lentera Hati.
37. Seri yang Halus dan Tak Terlihat; Setan dalam al-Quran Jakarta:
Lentera Hati. 38.
Al-Quran dan Maknanya Jakarta: Lentera Hati. 39.
Membumikan al-Quran Jilid 2; Memfungsikan Wahyu dalam Kehidupan Jakarta: Lentera Hati.
40. Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW, dalam sorotan al-Quran
dan Hadits Jakarta: Lentera Hati, Juni 2011.
44
BAB IV
ANALISIS POLA JAMAK TAKSÎR
1.
Dia-lah Allah swt yang menurunkan al-Kitab yakni al-Quran kepadamu di antara ayat-ayat-nya ada yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi alQuran, dan
yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya ada kecenderungan kepada kesesatan, maka mereka mengikuti dengan sungguh-
sungguh sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah yakni kekacauan dan kerancuan berpikir serta keraguan di kalangan orang-orang
beriman dan untuk mencari-cari dengan sungguh-sungguh
ta’wil-nya yang sesuai dengan kesesatan mereka, padahal tidak ada yang mengetahui
ta’wil-nya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata
: “Kami beriman dengannya semua dari sisi Tuhan
Kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran darinya melainkan Ulul Albab. Q.S. Ali Imran: 7
2.
45
Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami berpaling, sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan anugerahkanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu,
karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi anugerah. Q.S. Ali Imran: 8
Kata
ْولق
merupakan bentuk jamak katsrah yang memiliki makna di atas sepuluh dan seterusnya. Kata
ْولق
merupakan jamak dari kata
ْق
yang memiliki arti hati. Kata
tersebut tepat diterjemahkan dengan kata hati, karena jika diterjemahkan dengan menggunakan bentuk reduplikasi yakni hati-hati, maka
maknanya akan berubah menjadi makna adjektif sifat. Oleh karena itu, kata
ْولق
harus diterjemahkan dengan mufrad.
3.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, sekali-kali tidak akan berguna bagi mereka harta benda mereka, tidak juga anak-anak mereka terhadap siksa Allah
sedikitpun. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka. Q.S. Ali Imran: 10
Maksud ayat di atas: Sesungguhnya orang-orang yang kafir, yang menutupi tanda-tanda
keesaan dan kebesaran Allah, serta mengingkari petunjuk-petunjuk-Nya, dan menduga bahwa harta benda dan anak-anak mereka dapat menghalangi mereka
dari siksa-Nya. Sebenarnya, sekali-kali tidak akan berguna bagi mereka harta benda yang Allah serahkan kepada mereka, walau sebanyak apapun, dan demikian
pula anak-anak mereka, walau sebanyak dn sekuat apapun terhadap siksa Allah
46
sedikitpun. Mereka tidak dapat menolak siksa-Nya, bahkan mereka itu dalah bahan bakar api neraka.
59
Kata
ٌ اوْمأ
dan
ٌداْ أ
merupakan bentuk jamak dari kata
ٌ ام
dan
ٌد . ٌ اوْمأ
dan
ٌداْ أ
merupakan bentuk jamak qillah yakni
ٌ اعْفأ
yang menunjukkan makna tiga hingga sepuluh. Kata
ٌ اوْمأ
pada ayat di atas diterjemahkan dengan harta benda. Sedangkan, kata
ٌداْ أ
diterjemahkan dengan anak-anak.
Kata
ٌ اوْمأ
tepat diterjemahkan dengan harta benda, karena harta itu sendiri sudah menunjukkan makna keseluruhan terhadap kekayaan yang dimiliki
oleh seseorang. Jadi, tidak perlu diterjemahkan dengan harta-harta, tetapi cukup diterjemahkan dengan harta benda.
Kata
ٌداْ أ
diterjemahkan dengan reduplikasi yakni anak-anak. Kata tersebut kurang tepat diterjemahkan dengan reduplikasi, karena terjadinya
redundansi pemborosan kata dan itu tidak dibenarkan dalam gramatika bahasa Indonesia. Jika dilihat dari ayat di atas, yang dimaksud dengan
داْ أ
disini ialah semua anak dari orang-orang kafir. Jadi, alternatif dari terjemahan kata
داْ أ
adalah dengan menggunakan kata semua sebagai penanda jamaknya.
4.
59
Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Quran, op.cit., h. 20
47
Mereka seperti kebiasaan kaum Fir ’aun dan orang-orang yang sebelum mereka,
mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah telah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan Allah sangat keras pembalasan-Nya. Q.S.
Ali Imran: 11
Maksud ayat di atas: Mereka mendustakan ayat-ayat Allah karena itu Allah menyiksa mereka
disebabkan dosa-dosa meraka. Orang-orang kafir yang hidup sebelum mereka, mereka semua mendustakan ayat-ayat yang tertulis dalam kitab suci.
60
Kata
ٌ ْون
merupakan bentuk jamak dari kata
ٌ ْن
yang memiliki arti dosa.
ٌ ْون
merupakan bentuk jamak katsrah yang memiliki makna di atas sepuluh dan seterusnya. Pada ayat di atas, kata
ٌ ْون
diterjemahkan dalam bentuk reduplikasi yakni dosa-dosa. Kata tersebut kurang tepat diterjemahkan dengan dosa-dosa,
karena yang dimaksud dengan ayat di atas tentu semua dosa orang-orang kafir yang mendustakan ayat-ayat Allah. Oleh karena itu, sebaiknya kata
ٌ ْون
diterjemahkan dengan menggunakan kata semua atau seluruh sebagai penanda jamaknya. Jadi, terjemahan yang tepat dari kata
ٌ ْون
ialah semua dosa atau seluruh dosa.
60
Ibid, h. 21
48
5.
Sesungguhnya telah ada bukti bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu bertempur. Segolongan bertemu berperang di jalan Allah dan segolongan
yang lain kafir. Mereka melihat dengan penglihatan mata sebanyak dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-
Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pandangan. Q.S. Ali Imran: 13
Kata
راصْأ
merupakan bentuk jamak qillah. Pada ayat di atas, kata
راصْأ
diterjemahkan dengan orang-orang yang mempunyai pandangan. Kata
راصْأ
merupakan bentuk jamak dari kata
ٌرص
yang berarti „pandangan’. Terjemahan di atas sudah tepat, karena kata
„orang-orang’ sudah menunjukkan makna jamak, jadi kata
راصْأ
cukup diterjemahkan dengan pandangan saja.
6.
Dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada aneka syahwat, yaitu wanita- wanita, anak-anak lelaki, harta yang tidak terbilang lagi berlipat ganda dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. Q.S. Ali Imran:
14
Maksud ayat di atas: Kata
رْيطانق
adalah bentuk jamak dari
ٌراطْنق
. ada yang memahami kata qinṯ ȃ r dalam bilangan tertentu, seperti 100 kg, atau uang dengan jumlah
49
tertentu, dan ada juga yang tidak menetapkan jumlah. qinṯ ȃ r menurut pendapat kedua ini adalah timbangan tanpa batas. Ia adalah sejumlah harta yang
menjadikan pemiliknya
dapat menghadapi
kesulitan hidup,
dan membelanjakannya guna meraih kenyamanan bagi diri dan keluarganya.
61
Istilah yang digunakan oleh ayat ini untuk menunjukkan binatang itu adalah
ماعْنأ.
Binatang ternak yang dimaksud ialah sapi, kambing, domba, dan
unta, baik jantan maupun betina.
62
Kata
ء سنلا
dan
ْينبلا
merupakan bentuk jamak katsrah yang menunjukkan makna di atas sepuluh dan seterusnya. Pada ayat di atas, kata
ء سِنلا
dan
ْينبلا
diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi. Kata tersebut kurang tepat diterjemahkan dengan wanita-wanita dan anak-anak lelaki, karena terjemahan
tersebut terasa kaku didengar. Sebaiknya, kata
ء سِنلا
dan
ْينبلا
diterjemahkan dengan menambahkan kata
„para’ sebagai penanda jamaknya. Jadi, terjemahan yang tepat dari kata
ء سِنلا
dan
ْينبلا
ialah para wanita dan para anak lelaki.
Kata
رْيطانق
juga merupakan bentuk shigat muntahal jumu‘. Pada ayat di
atas, kata tersebut diterjemahkan dengan harta. Penerjemahan tersebut tepat, karena harta itu sendiri sudah menunjukkan makna keseluruhan terhadap
kekayaan yang dimiliki oleh seseorang. Jadi, tidak perlu diterjemahkan dengan harta-harta, tetapi cukup diterjemahkan dengan harta.
61
Ibid, h. 27
62
Ibid, h. 28
50
Sedangkan, kata
ماعْنأ
merupakan bentuk jamak qillah. Pada ayat di atas, kata tersebut diterjemahkan dengan bentuk mufrad yakni binatang ternak.
Terjemahan di atas kurang tepat, karena yang dimaksud dengan ayat di atas adalah berbagai jenis binatang ternak yakni sapi, kambing, domba, dan unta. Jadi,
terjemahan yang tepat dari kata
ماعْنأ
ialah beberapa binatang ternak atau bisa juga diterjemahkan dengan berbagai jenis binatang ternak.
7.
Katakanlah, “ Inginkah kuberitahukan kepada kamu apa yang lebih baik dari yang
demikian itu?” Untuk orang-orang yang bertakwa, di sisi Tuhan merka ada surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan
mereka dianugerahi pasangan-pasangan yang disucikan serta keridhaan yang sangat besar bersumber dari Allah. Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya. Q.S.
Ali Imran: 15
Kata
راهْنأ
dan
ا ْ أ
merupakan bentuk jamak qillah. Pada ayat di atas, kedua kata tersebut diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi sebagai penanda
jamakya. Terjemahan di atas kurang tepat, karena jamak qillah itu memiliki batasan yakni tiga hingga sepuluh. Sebaiknya, kata
راهْنأ
diterjemahkan dengan menggunakan kata beberapa sebagai penanda jamaknya. Jadi, terjemahan yang
tepat dari kata
راهْنأ
dan
ا ْ أ
ialah beberapa sungai dan beberapa pasangan.
Sedangkan kata
دابع ا
merupakan bentuk jamak katsrah yang menunjukkan makna di atas sepuluh dan seterusnya. Pada ayat di atas, kata
دابع ا
diterjemahkan
51
dengan bentuk reduplikasi juga. Kata tersebut kurang tepat diterjemahkan dengan hamba-hamba, karena jika dilihat dari arti sebelumnya yakni Allah Maha Melihat
tentu yang dimaksud ialah Allah Maha Melihat seluruh hamba-Nya, tidak ada yang luput satupun dari penglihatan Allah swt. Kata
دابع ا
lebih tepat diterjemahkan dengan menggunakan kata seluruh sebagai penanda jamaknya.
Jadi, terjemahan yang tepat dari kata
دابع ا
ialah seluruh hamba.
8.
Allah menyaksikan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia, para malaikat, dan orang-orang yang berilmu juga menyaksikan yang demikian. Dia yang
menegakkan keadilan yang memuaskan semua pihak. Tiada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana. Q.S. Ali Imran: 18
Kata
ةكئا ْلا
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata tersebut diterjemahkan dengan para malaikat. Kata tersebut tepat diterjemahkan
dengan para malaikat, karena dalam bahasa Indonesia untuk menyatakan suatu kelompok ialah menggunakan kata para sebagai penanda jamaknya.
9.
Hal itu adalah karena mereka berkata : “ Neraka tidak akan menyentuh kami
kecuali beberapa hari yang dapat dihitung.” Dan apa yang selalu mereka ada-
adakan memperdaya mereka dalam agama mereka. Q.S. Ali Imran: 24 Kata
ٌماَّا
merupakan bentuk jamak qillah. Pada ayat di atas, kata
ٌماَّا
diterjemahkan dengan beberapa hari. Terjemahan di atas tepat, karena jamak
52
qillah ialah jamak yang menunjukkan makna tiga hingga sepuluh. Dalam bahasa
Indonesia, untuk menyatakan jumlah yang tidak terlalu banyak ialah menggunakan kata beberapa sebagai penanda jamaknya.
10.
Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat seperti itu,
niscaya dia tidak dengan Allah sedikit pun, kecuali menghindar dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka. Dan Allah memeperingatkan kamu terhadap diri siksa-
Nya. Dan hanya kepada Allah tempat kembali segala sesuatu. Q.S. Ali Imran: 28
Maksud ayat di atas: Kata wali disini mempunyai banyak arti, antara lain yang berwewenang
menangani urusan, penolong, sahabat kental, dan lain-lain yang mengandung makna kedekatan.
63
Ayat ini melarang orang-orang mukmin menjadikan orang-orang kafir sebagai penolong mereka.
Kata
ءاي ْ أ
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata
ءاي ْ أ
diterjemahkan dengan wali. Kata tersebut kurang tepat diterjemahkan dengan wali, karena pengertian jamak katsrah itu sendiri ialah jamak yang menunjukkan
makna di atas sepuluh dan seterusnya. Oleh karena itu, sebaiknya terjemahannya
63
Ibid, h. 62
53
menggunakan kata para sebagai penanda jamaknya. Jadi, terjemahan yang tepat dari kata
ءاي ْ أ
ialah para wali.
11.
Dia berkata : “Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” Allah berfirman: “Tandanya
bagimu adalah engkau tidak berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di
waktu petang dan pagi hari. Q.S. Ali Imran: 41
Kata
ٌماَّا
merupakan bentuk jamak qillah. Kata tersebut tidak diterjemahkan dengan reduplikasi, meskipun dalam bsu kata tersebut berbentuk
jamak. Terjemahan di atas tepat, karena sebelum kata
ٌماَّا
terdapat kata bilangan yakni
ةثاث.
Oleh karena itu, kata
ٌماَّا
tidak diterjemahkan dengan reduplikasi karena kata bilangan tiga sudah menunjukkan makna jamak, jadi kata
ٌماَّا
tidak perlu diterjemahkan dengan jamak pula meskipun dalam teks sumbernya
berbentuk jamak.
12.
Itulah sebagian dari berita-berita penting yang gaib yang Kami wahyukan kepadamu, padahal engkau tidak berada di sisi mereka, ketika mereka
melemparkan anak-anak panah mereka untuk mengundi siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan engkau tidak berada di sisi mereka ketika
mereka bersengketa. Q.S. Ali Imran: 44
54
Kata
ٌماْقأ
merupakan bentuk jamak qillah yang ikut pada wazan
ٌ اعْفأ.
Pada ayat di atas kata
ٌماْقأ
diterjemahkan dalam bentuk reduplikasi yakni anak- anak panah. Jika dilihat dari bentuk jamaknya, kata tersebut kurang tepat
diterjemahkan dengan anak-anak panah. Karena, jamak qillah ialah jamak yang menunjukkan makna tiga hingga sepuluh. Dalam bahasa Indonesia, untuk
menyatakan jumlah yang tidak terlalu banyak ialah menggunakan kata beberapa sebagai penanda jamaknya. Jadi, seharusnya kata
ٌماْقأ
diterjemahkan dengan beberapa anak panah.
13.
Serta Rasul kepada Bani Israil Yang berkata kepada mereka: “Sesungguhnya
aku sungguh telah datang kepada kamu dengan membawa sesuatu tanda mukjizat dari Tuhan kamu yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah sesuatu
yang berbentuk seperti burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta
sejak lahir dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; serta aku beritahukan kepada kamu apa yang kamu makan
dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda kebenaran kerasulanku bagi kamu, jika kamu orang-orang
mukmin. Q.S. Ali Imran: 49
Kata
ىتْوم
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata tersebut diterjemahkan dengan bentuk mufrad yakni orang mati. Terjemahan di
atas tepat, karena kata mati menunjukkan makna sifat.
55
Kata
ٌ ْوي
merupakan bentuk jamak katsrah yang mengikuti wazan
ٌ ْوعف
. Pada ayat di atas kata
ٌ ْوي
diterjemahkan dalam bentuk mufrad yakni rumah. Kata tersebut tepat diterjemahkan dengan rumah, karena terdapat dam
ȋ r
ْ ْنأ
yang kembali kepada kata Bani Israil. Dam
ȋ r
ْ ْنأ
memiliki makna jamak jadi, kata
ٌ ْوي
tidak perlu diterjemahkan dengan jamak pula.
14.
Maka ketika Isa merasakan dari sebagian mereka keingkaran, berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku menuju kepada Allah?” Para
hawariyyyun menjawab: “Kamilah para penolong agama Allah. Kami beriman
kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim yang berserah diri. Q.S. Ali Imran: 52
Kata
راصْنأ
merupakan bentuk jamak qillah. Pada ayat di atas, kata
راصْنأ
diterjemahkan dengan penolong-penolong. Kata tersebut kurang tepat diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi, karena jika dilihat dari ayat di atas yang
dimaksud dengan penolong-penolong disini ialah para hawariyyun pengikut setia Nabi Isa as. sebaiknya kata tersebut diterjemahkan dengan menggunakan kata
para sebagai penanda jamaknya. Jadi, terjemahan yang tepat dari kata
راصْنأ
ialah para penolongku.
15.
56
Adapun orang-orang yang beriman dengan benar dan membuktikan kebeneran iman mereka dengan mengerjakan amal-amal saleh, maka Allah akan
menyempurnakan pahala amal-amal mereka. Dan Allah tidak menyukai orang- orang zalim. Q.S. Ali Imran: 57
Kata
ٌرْوجأ
merupakan bentuk jamak katsrah yang mengikuti wazan
ٌ ْوعف.
Pada ayat di atas, kata
ٌرْوجأ
diterjemahkan dengan kata pahala. Kata tersebut tepat diterjemahkan dengan bentuk mufrad yakni pahala, karena pahala sudah
disandingkan dengan kata amal-amal mereka. Jika diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi
, seperti pahala-pahala amal-amal mereka. Dalam bahasa Indonesia tidak diperbolehkan, karena itu adalah pemborosan dalam menggunakan kata
redundansi.
16.
Siapa yang membantahmu dalam hal ini sesudah datang kepadamu ilmu, maka katakanlah kepadanya,
“Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kamu, diri kami, dan diri kamu; kemudian marilah kita ber-
mubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada
para pembohong.” Q.S. Ali Imran: 61 Kata
ءان أ
,
ءا ن
, dan
ٌسّْنأ
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata
ءان أ
dan
ءا ن
sama-sama diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi yakni anak-anak dan isteri-isteri. Terjemahan di atas kurang tepat, karena kata
ءان أ
dan
ءا ن
pada ayat di atas mempunyai makna semua anak dan isterinya Imran.
Kata
ءان أ
dan
ءا ن
sebaiknya, diterjemahkan dengan menggunakan kata semua
57
sebagai penanda jamaknya. Jadi, terjemahan yang tepat dari kata
ءان أ
dan
ءا ن
adalah semua anak dan semua isteri. Sedangkan, kata
ٌسّْنأ
pada ayat di atas diterjemahkan dengan bentuk mufrad
yakni diri. Kata tersebut tepat diterjemahkan dengan bentuk mufrad, karena menunjukkan makna diri sendiri.
17.
Katakanlah : “Wahai Ahl al-Kitab, marilah menuju kepada suatu kalimat
ketetapan yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan kita tidak persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan
tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan-tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling, maka katakanlah: “Saksikanlah, bahwa kami
adalah orang-orang muslim berserah diri kepada Allah.” Q.S. Ali Imran: 64
Kata
ا ا ْرأ
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata
ا ا ْرأ
diterjemahkan dengan bentuk pengulangan yakni tuhan-tuhan. Kata tersebut kurang tepat diterjemahkan dengan menggunakan bentuk reduplikasi. Jika dilihat
dari kata sebelumnya yakni sebagian yang lain, seharusnya kata
ا ا ْرأ
tidak perlu diterjemahkan dengan tuhan-tuhan karena kata sebagian yang lain sudah
menandakan jamak. Jadi, kata
ا ا ْرأ
cukup diterjemahkan dengan bentuk mufrad yakni tuhan.
58
18.
Sesungguhnya orang-orang yang membeli janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bagian di akhirat,
dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka, tidak akan melihat kepada mereka pada Hari Kiamat dan tidak akan menyucikan mereka dan bagi mereka
siksa yang sangat pedih. Q.S. Ali Imran: 77
Maksud ayat di atas: Ayat di atas berbicara tentang orang-orang yang yang berkhianat dan
berbohong, menggunakan sumpah mreka untuk meraih keuntungan material di dunia.terjemahkan dengan bentuk mufradnya saja yakni sumpah.
19.
Dan tidak wajar pula baginya menyuruh kamu menjadikan malaikat-malaikat dan para nabi sebagai tuhan. Apakah patut dia menyuruhmu berbuat kekafiran
disaat kamu telah menjai orang yang berserah diri orang-orang muslim? Q.S. Ali Imran: 80
Kata
ةكئا ْلا
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata tersebut diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi yakni malaikat-malaikat. Kata
tersebut kurang tepat diterjemahkan dengan malaikat-malaikat, karena dalam bahasa Indonesia untuk menyatakan makna kelompok ialah menggunakan kata
59
para sebagai penanda jamaknya. Jadi, terjemahan yang tepat dari kata
ةكئا ْلا
ialah para malaikat. Kata
ا ا ْرأ
lihat halaman 48.
20.
Katakan lah: “Kami beriman kepada apa yang diturunkan atas kami dan yang
diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, serta Yakub dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa, dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami
tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya lah kami menyerahkan diri
.” Q.S. Ali Imran: 84 Yang dimaksud dengan anak-anaknya disini ialah cucu-cucu Ishaq.
64
Kata
ط بْسأ
merupakan bentuk jamak qillah. Pada ayat di atas kata tersebut diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi yakni anak-anak. Kata tersebut kurang
tepat diterjemahkan dengan anak-anak, karena yang dimaksud dalam ayat di atas adalah semua anaknya Nabi Yakub as. Jadi, seharusnya kata tersebut
diterjemahkan dengan semua anak atau seluruh anak.
21.
64
Ibid, h. 140
60
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati, sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas
sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengannya. Bagi mereka itulah siksa yang sangat pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh sedikit penolongpun.
Q.S. Ali Imran: 91
Kata
ٌراَّك
merupakan bentuk jamak katsrah yang menikuti wazan
اَعف
. Pada ayat di atas, kata
ٌراَّك
diterjemahkan dengan kekafirannya. Kata tersebut tepat diterjemahkan dengan kekafirannya, karena menunjukkan makna sifat.
22.
Katakanlah : “Wahai Ahl al-Kitab, Mengapa kamu terus-menerus mengahalang-
halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikannya
?” Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan. Q.S. Ali Imran: 99
Kata
ءادهش
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata tersebut diterjemahkan dengan menyaksikannya. Terjemahan tersebut tepat,
karena jika dilihat dari kata sebelumnya yakni kata
ْ ْنأ
yang berarti jamak. Maka, kata
ءادهش
tidak perlu diterjemahkan dengan bentuk jamak pula.
23.
Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
masa Jahiliyah bermusuh-musuhan, maka Allah mengharmoniskan hati kamu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan
61
kamu telah berada di tepi jurang api neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu darinya. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada kamu, supaya
kamu mendapat petunjuk. Q.S. Ali Imran: 103
Kata
ءادْعأ
merupakan bentuk jamak qillah yang memiliki makna tiga hingga sepuluh.
Pada ayat di atas, kata tersebut diterjemahkan dengan bermusuh- musuhan. Terjemahan di atas tepat, karena menyatakan makna saling.
Kata
ْولق
Lihat halaman 38.
Kata
ناوْخإ
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata
ناوْخإ
diterjemahkan dengan yakni orang-orang yang bersaudara. Jika dilihat dari dari ayat di atas, terjemahan dari kata
ناوْخإ
kurang tepat diterjemahkan dengan bentuk Reduplikasi
. Karena, sebelumnya terdapat dam ȋ r
ْ ْنأ
yang bermakna jamak. Jadi, kata
ناوْخإ
cukup diterjemahkan dengan orang yang bersaudara.
24.
Milik Allahlah apa yang di langit dan apa yang di bumi; dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan. Q.S. Ali Imran: 109
Kata
ٌرْومأ
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata tersebut diterjemahkan dengan segala urusan. Jika dilihat dari bentuk jamaknya,
kata
ٌرْومأ
tepat diterjemahkan dengan menambahkan kata segala sebagai penanda jamaknya. Karena, masalah atau urusan itu banyak sekali macam dan bentuknya.
62
25.
Mereka diliputi kenistaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali agama dan tali perjanjian dengan manusia. Dan mereka
kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka mengkufuri ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi
tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka selalu durhaka dan melampaui batas. Q.S. Ali Imran: 112
Kata
ءايبْنأ
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata tersebut diterjemahkan dengan para nabi. Terjemahan di atas tepat, karena dalam
bahasa Indonesia untuk menyatakan seseorang dalam jumlah banyak ialah menggunakan kata para sebagai penanda jamaknya.
26.
Wahai orang-orang yang beriman, Janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan kamu orang-orang yang di luar kalanganmu, karena mereka tidak
henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa
yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah kami terangkan kepamu ayat-ayat, jika kamu berakal. Q.S. Ali Imran: 118
Kata
ٌاوْفأ
merupakan bentuk jamak qillah. Pada ayat di atas, kata
ٌاوْفأ
diterjemahkan dengan mulut. Kata tersebut tepat diterjemahkan dengan bentuk
63
mufrad , karena diiringi oleh dam
ȋ r
ْ ه
yang menunjukkan makna. Jadi, kata
ٌاوْفأ
cukup diterjemahkan dengan mulut. Sedangkan kata
ٌرْ دص
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata tersebut diterjemahkan dengan hati. Kata tersebut tepat diterjemahkan
dengan bentuk mufrad, karena jika diterjemahkan dengan menggunakan bentuk reduplikasi
hati-hati, maka maknanya akan berubah menjadi makna adjektif sifat. Oleh karena itu, kata
ٌرْ دص
harus diterjemahkan mufrad.
27.
Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai
kamu, mereka berkata : “Kami telah beriman” dan apabila mereka menyendiri,
mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Kata
kanlah: “Matilah kamu karena kemarahanmu itu.” Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. Q.S. Ali Imran: 119
Kata
ٌلمانأ
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata
tersebut diterjemahkan dengan menggigit ujung jari. Kata tersebut tepat diterjemahkan dengan menggigit ujung jari tidak diterjemahkan dengan mengigit-
gigit ujung jari. Kata
ٌرْ دص
lihat halaman 53.
28.
64
Dan ingatlah, ketika engkau berangkat pada pagi hari dari rumah keluargamu dan menempatkan para mukmin di beberapa tempat untuk berperang. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Q.S. Ali Imran: 119
Kata
دعاقم
merupakan shigat muntahal jamak yang mengikuti Wazan
لعاّم
. Pada ayat di atas, kata tersebut diterjemahkan dengan beberapa tempat.
Kata tersebut tepat diterjemahkan dengan menambahkan kata beberapa sebagai penanda jamaknya yakni beberapa tempat.
29.
Ingatlah ketika kamu mengata kan kepada orang mukmin: “Apakah tidak akan
cukup bagi kamu bahwa Tuhan Pemelihara kamu membantu kamu dengan tiga ribu malaikat
yang diturunkan?” Q.S. Ali Imran: 121 Kata
ة ئام
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada kata sebelumnya terdapat kata bilangan jumlah yakni
فااء ةثاث
. Kata
ة ئام
tidak diterjemahkan dengan malaikat-malaikat, karena sebelumnya terdapat kata bilangan jumlah
yakni
فااء ةثاث
tiga ribu.
Kata
فااء ةثاث
sudah menunjukkan makna jamak oleh karena itu, kata
ة ئام
tidak perlu diterjemahkan dengan jamak pula. Jadi, kata
نم فااء ةثاث ة ئا ْا
tepat diterjemahkan dengan tiga ribu malaikat.
30.
65
Ya cukup, jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu
malaikat yang memakai tanda. Q.S. Ali Imran: 125
Kata
ة ئام
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada kata sebelumnya terdapat kata bilangan jumlah yakni
فااء ة ْ خ
. Kata
ة ئام
tidak diterjemahkan dengan malaikat-malaikat, karena sebelumnya terdapat kata
bilangan jumlah yakni
فااء ة ْ خ
lima ribu.
Kata
فااء ة ْ خ
sudah menunjukkan makna jamak oleh karena itu, kata
ة ئام
tidak perlu diterjemahkan dengan jamak pula. Jadi, kata
نم فااء ة ْ خ ة ئا ْا
tepat diterjemahkan dengan lima ribu malaikat.
31.
Sesuungguhnya, telah berlalu sebelum kamu Sunnah-sunnah, karena itu berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang
yang mendustakan pesan-pesan Allah. Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta peringatan bagi orang-orang yang bertakwa. Q.S. Ali
Imran: 137
Sunnah-sunnah disini ialah hukum-hukum kemasyarakatan yang tidk
mengalami perubahan.
65
Sunnah tersebut antara lain adalah 1 yang melanggar perintah-Nya dan perintah Rasul-Nya akan binasa, dan yang mengikutinya
berbahagia, 2 yang menegakkan disiplin akan sukses, dan 3 hari-hari kekalahan dan kemenangan silih berganti.
65
Ibid, h. 224
66
Kata
ٌننس
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata
ٌننس
diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi sebagai penanda jamakya yakni sunnah- sunnah
. Kata tersebut kurang tepat diterjemahkan dengan sunnah-sunnah. Dalam
bahasa Indonesia untuk menyatakan makna banyak bisa menggunakan kata berbagai macam sebagai penanda jamaknya. Jadi, terjemahan yang tepat dari kata
ٌننس
adalah berbagai macam sunnah.
32.
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sungguh, telah berlalu sebelumnya beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke
belakang murtad? Barang siapa berbalik ke belakang, maka dia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan member
balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Q.S. Ali Imran: 144
Kata
ٌلسر
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata
ٌلسر
diterjemahkan dengan beberapa rasul. Jika dilihat dari bentuk jamaknya, sebenarnya kata tersebut kurang tepat diterjemahkan dengan beberapa rasul,
karena jamak kastrah memiliki makana di atas sepuluh dan seterusnya tidak terhingga. Seharusnya, kata tersebut diterjemahkan dengan menambahkan kata
para sebagai penanda jamaknya. Jadi, terjemahan dari kata
ٌلسر
adalah para rasul.
33.
67
Tidak ada ucapan mereka selain ucapan doa: “Tuhan Pemelihara kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan
dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan menangkanlah kami atas kaum kafir.” Q.S. Ali Imran: 147
Kata
ٌ ْون
lihat halaman 39. Kata
مادْقأ
merupakan bentuk jamak qillah. Pada ayat di atas, kata
مادْقأ
diterjemahkan dengan bentuk mufrad yakni pendirian. Terjemahan tersebut tepat, karena setelahnya terdapat dam
ȋ r
نْحن
yang berarti kami. Kata kami sudah menandakan jamak jadi, kata
مادْقأ
tidak perlu diterjemahkan dengan bentuk jamak pula.
34.
Kemudian Dia menurunkan kepada kamu keamanan berupa kantuk sejenak setelah kesedihan yang meliputi segolongan kamu, sedang segolongan lagi
sungguh telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan Jahiliah. Mereka berkata
: “Apakah ada bagi kita barang sesuatu hak campur tangan itu seluruhnya dalam urusan
ini?” Katakanlah: “Sesungguhnya segala urusan di tangan Allah.” Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu;
mereka berkata : “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu hak campur tangan
dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh yakni dikalahkan di sini.”
Kata kanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah
ditakdirkan akan mati terbunuh itu, keluar juga ke tempat mereka terbunuh.”
Dan Allah berbuat demikian untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan
68
untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. Q.S. Ali Imran: 154
Kata
ٌسّْنأ
lihat halaman 47.
Kata
ٌ ْوي
lihat halaman 45.
Kata
عجاضم
merupakan bentuk shigat muntahal jumu‘. Pada ayat di atas,
kata tersebut diterjemahkan dengan tempat. Terjemahan di atas tepat, karena menunjukkan makna tempat.
Kata
ْولق
lihat halaman 38.
kata
ٌرْ دص
lihat halaman 53.
35.
Wahai orang-orang yang beriman, Janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang kafir orang-orang munafik itu yang mengatakan kepada saudara-saudara
mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di bumi atau mereka berperang: “Seandainya mereka tetap bersama-sama kita, tentulah mereka tidak mati dan
tidak dib unuh.” Akibatnya Allah menimbulkan rasa penyesalan besar di dalam
hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan. Q.S. Ali Imran: 156
Kata
ناوْخإ
tidak tepat diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi, karena setelahnya terdapat damir
ْ ه
yang menunjukkan makna jamak. Jadi, kata
ناوْخإ
cukup diterjemahkan dengan bentuk mufrad yakni saudara.
69
Kata
ً غ
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata tersebut diterjemahkan dengan berperang. Terjemahan di atas tepat, karena menunjukkan
makna saling. Kata
ْولق
lihat halaman 38.
36.
Sekali-kali janganlah engkau mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah adalah orang-orang mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan
dianugerahi rezeki. Q.S. Ali Imran: 169
Kata
اوْمأ
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata
اوْمأ
diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi yakni orang-orang mati. Jika dilihat dari kalimat sebelumnya yakni orang-orang yang gugur di jalan Allah, maka kata
اوْمأ
tersebut kurang tepat diterjemahkan dengan orang-orang mati. Karena, kalimat orang-orang yang gugur di sini sudah menunjukkan makna jamak, jadi
kata
اوْمأ
cukup diterjemahkan dengan bentuk mufrad yakni orang mati.
Kata
ءايْ أ
merupakan bentuk jamak qillah. Pada ayat di atas, kata tersebut diterjemahkan dengan hidup. Terjemahan di atas tepat, karena menunjukkan
makna sifat.
37.
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah miskin dan kami orang-orang kaya.” Kami akan mencatat
70
perkataan mereka itu dan pembunuhan mereka terhadap nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengata
kan: “Rasakanlah azab yang membakar” Q.S. Ali Imran: 181
Kata
ءاينْغأ
dan
ءايبْنأ
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kedua kata tersebut sama-sama diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi yakni
orang-orang kaya dan nabi-nabi. Kata
ءاينْغأ
kurang tepat diterjemahkan dengan orang-orang kaya. Karena sebelumnya terdapat dam
ȋ r
نْحن
yang berarti „kami’. Kata kami sudah
menandakan jamak, jadi kata
ءاينْغأ
cukup diterjemahkan dengan orang kaya saja.
Kata
ءايبْنأ
juga kurang tepat diterjemahkan dengan nabi-nabi. Karena, dalam bahasa Indonesia untuk menyatakan seseorang dalam jumlah banyak ialah
menggunakan kata para sebagai penanda jamaknya. Oleh karena itu, terjemahan yang tepat dari kata
ءايبْنأ
ialah para nabi.
38.
Dan ingatlah ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kita
b yaitu: “Hendaklah kamu menerangkannya kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya.” Lalu kamu melemparkannya ke belakang
pungung mereka dan mereka membelinya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk apa yang mereka beli. Q.S. Ali Imran: 187
Kata
رْوهظ
merupakan bentuk jamak katsrah yang mengikuti wazan
ٌ ْوعف.
Pada ayat di atas, kata
رْوهظ
diterjemahkan dengan bentuk mufrad yakni punggung. Kata tersebut tepat diterjemahkan dengan bentuk mufrad, karena
71
setelahnya terdapat dam ȋ r
ْ ه
yang bermakna mereka. Kata mereka sudah menandakan jamak jadi, kata
رْوهظ
tidak perlu diterjemahkan dengan bentuk jamak pula.
39.
Janganlah sekali-kali engkau teperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di negeri-negeri. Q.S. Ali Imran: 196
Maksud ayat di atas: Yang dimaksud dengan terperdaya oleh kebebasan disini ialah berpindah
dari suatu tempat ke tempat yang lain yang dilakukan dengan mudah dan santai oleh orang-orang kafir di banyak negeri-negeri.
66
Kata
دا
merupakan bentuk jamak katsrah. Pada ayat di atas, kata
دا
diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi yakni negeri-negeri. Kata tersebut kurang tepat diterjemahkan dengan bentuk reduplikasi. Untuk menyatakan jumlah
banyak yang tidak terhingga, dalam bahasa Indonesia bisa menggunakan kata berbagai sebagai penanda jamaknya, tidak harus dengan pengulangan kata seperti
di atas. Jadi, terjemahan yang tepat dari kata
دا
ialah berbagai negeri.
66
Ibid, h. 318
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan