2.3. Masa Dewasa Awal
Saat dimana seseorang mengalami berbagai perubahan-perubahan fisik dan psikologi bersamaan dengan munculnya masalah-masalah penyesuaian diri,
tekanan-tekanan dan harapan-harapan sosial serta tanggung jawab sosial yang timbul akibat perubahan tersebut, saat itulah dikatakan oleh banyak ahli
bahwa seseorang berada pada masa dewasa. Salah satu sikap tahap awal dalam proses perkembangan kehidupan manusia khususnya kehidupan
masa dewasa adalah dewasa awal.
2.3.1. Definisi Dewasa Awal
Hurlock 1991 mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan
psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan
egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Menurut Havighurst dalam Monks,
Knoers Haditono, 2001 tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga,
mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga
negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan
dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik
dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan
memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya. Al-Magassary, 2010
1.3.2 Karakteristik Dewasa Awal
Menurut para ahli orang yang dapat dikatakan bahwa dewasa awal adalah seseorang yang telah memasuki usia 18 sampai kira-kira 40 tahun. Tetapi
seorang anak belum belum resmi dianggap dewasa secara syah jika belum berusia 21 tahun Hurlock, 1991
Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson dalam Mappiare, 1983 terdapat 7 ciri kematangan psikologi.
Ringkasnya sebagai berikut:
a. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak condong
pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi.
b. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya
secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju
arahnya.
c. Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya
dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula
perasaan-perasaan orang lain.
d. Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan
kenyataan.
e. Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-
kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya.
f. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya
untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal
tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia
brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
g. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-
kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.
1.4 Kerangka Berpikir