BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia mempunyai dorongan sosial. Dengan
adanya dorongan atau motif sosial pada manusia maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau untuk mengadakan
interaksi Walgito, 2002
Menurut Niken Iriani LNH, Msi 2009 ketergantungan manusia satu dengan yang lain merupakan suatu gejala yang wajar dalam kehidupan. Dalam
hubungan tersebut komunikasi merupakan salah satu komponen yang penting. Kemampuan berkomunikasi dan penyesuaian diri yang baik dan
efektif terutama sangat diperlukan oleh manusia. Agar komunikasi berlangsung secara baik seseorang perlu mengembangkan perilaku asertif
Perilaku asertif yaitu suatu tingkah laku yang mengungkapkan emosi secara tegas, jujur, terbuka dan langsung mencapai tujuan dengan penuh keyakinan
dan sopan. Orang yang asertif juga memiliki ciri-ciri yaitu tidak
1
menggenaralisir, selalu mengatakan “saya” bukan “kamu” pada setiap awal pembicaraan, dan menyatakan perasaan maupun opini dengan alasan yang
spesifik . Pada akhirnya seseorang yang memiliki perilaku asertif akan lebih efektif dalam berkomunikasi, lebih dihargai orang lain dan lebih percaya diri
dan memiliki rasa puas dalam bergaul. Al-Magassary, 2010
Mengingat pentingnya perilaku asertif dalam proses interaksi dan komunikasi, maka kemampuan asertif perlu dikembangkan oleh seseorang dalam
lingkungan keluarga, masyarakat dan situasi pergaulan dengan seseorang. Apabila mengalami konflik dengan orang lain, dewasa awal yang asertif
bersedia mencari penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak. Selain itu orang yang asertif selalu memerlukan dan menginginkan kerjasama
dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Al-Magassary, 2010
Masa dewasa awal menurut Erikson 1978 yaitu seseorang ingin mencapai kedekatan dengan orang lain dan berusaha menghindar dari sikap
menyendiri. Periode ini diperlihatkan dengan adanya hubungan spesial yaitu seseorang dapat mencurahkan isi hatinya dengan orang lain secara terbuka
guna memperlihatkan dan mencapai kelekatan dan kedekatan dengan orang lain. Di mana muatan pemahaman dalam kedekatan dengan orang lain
mengandung arti adanya kerja sama yang terjalin dengan orang lain.
Erikson 1978 mengatakan bahwa pada masa dewasa awal seseorang cenderung merasa cuek, di mana seseorang sudah merasa terlalu bebas.
Mereka dapat berbuat sesuka hati tanpa memperdulikan dan merasa tergantung pada segala bentuk hubungan misalnya dalam hubungan dengan
sahabat, tetangga, bahkan dengan orang yang kita cintaikekasih sekalipun.
Selain itu Kimmel 1980 mengatakan bahwa pada masa dewasa awal mengalami banyak hal diantaranya perubahan status dan peran. Situasi
sosial seseorang mungkin berubah akibat perubahan-perubahan yang disebabkan karena usia, seperti perubahan peran sebagai individu yang
lajang menjadi seorang istri atau suami. Perubahan peran ini membawa konflik dan sejumlah harapan dan norma baru yang harus dijalani individu.
Untuk itu ia membutuhkan dukungan dari orang-orang disekitarnya seperti keluarga, teman agar dapat membentuk hubungan yang efektif dengan orang
lain. Al-Magassary, 2010
Masa dewasa awal juga adalah masa penuh semangat dan masa untuk mengerjakan sesuatu sebaik-baiknya Jadi pada masa dewasa awal
seseorang menghadapi sejumlah peran baru yang memiliki harapan dan pola sosialisasi yang baru pula. Ia juga berada dalam masa penuh tantangan dan
kesempatan, namun masa ini juga membutuhkan dukungan dari orang lain sehingga perilaku asertif menjadi penting agar mempermudah seseorang
untuk mendapatkan dukungan dari lingkungan sehingga perasaan kesepian dapat teratasi. Al-Magassary, 2010
Seorang pemuda berusia 26 tahun di Cipondoh Indah mengatakan ketika diwawancarai oleh penulis pada tanggal 21 Mei 2009 bertempat di rumah
responden yang terletak di Cipondoh Indah tangerang dengan ciri kulit putih berambut lurus ketika diwawancarai memakai celana panjang berwarna hitam
dengan tinggi badan sekitar 170 cm ia mengatakan bahwa semakin bertambah usia maka makin merasa kesepian. Sedangkan seorang wanita
berusia 29 tahun pada tanggal 15 April 2009 di rumah responden berperawakan kulit sawo matang memakai baju berwarna merah dan celana
jeans berwarna biru dia mengatakan juga kepada penulis ia merasa kesepian karena sedikit sekali kenal dengan tetangga di sekitar rumahnya. Hai ini
terjadi ternyata karena mereka bukan berada di lingkungan terpencil tetapi mereka memerlukan pergaulan yang akrab dengan orang lain. Seseorang
membutuhkan orang lain untuk mencurahkan hati berkeluh kesah dan meminta tolong dalam kesulitan. Ia membutuhkan adanya seseorang yang
memberi perhatian padanya seperti teman dekat. Kesepian merupakan kondisi yang tidak menyenangkan, dan berdasarkan pengalaman
berhubungan dengan tidak mencukupinya kebutuhan akan bentuk hubungan yang akrab atau intimasi Sullivan dalam Peplau dan Perlman, 1982
Penulis melihat ternyata bahwa kehidupan di Cipondoh Indah Tangerang banyak yang merasakan kesepian karena mereka tak acuh, mereka kurang
peduli dengan orang lain karena kesibukannnya dalam berkarir dan mengejar prestasi dibandingkan memberikan waktunya untuk sekedar mengobrol
dengan orang lain. Selain dari hal tersebut banyak teman-teman penulis yang berkeluh kesah karena banyaknya permasalahan di tempat kuliahnya
maupun ditempatnya bekerja. Hal ini selaras dengan pendapat Dewi 2000, bahwa persaingan dalam berkarir dan persaingan di bidang pendidikan
menyebabkan seseorang sibuk memikirkan dirinya, kurang banyak waktu bergaul sehingga tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan orang
lain yang jika berlangsung secara terus menerus dapat menyebabkan seseorang kesepian.
Kesepian tampaknya merupakan fenomena yang umum diseluruh dunia, seperti yang ditunjukkan penelitian pada partisipan Asia koloni, Spanyol,
Portugis, demikian juga berbagai penelitian pada orang Kanada dan Amerika. Suatu investigasi para mahasiswa Belanda menunjukkan bahwa kurangnya
timbal balik dalam hubungan menyebabkan kesepian, terutama pada orang- orang yang mempersepsikan bahwa memberikan lebih daripada yang
mereka terima. Baron Byrne, 2005
Hal – hal yang mempengaruhi kesepian sangat banyak dan diantaranya adalah meninggalnya orang yang kita sayangi seperti yang dialami oleh
penulis sendiri yaitu meninggal nya kakak penulis belum lama ini. Hal-hal yang dapat mencetuskan timbulnya perasaan kesepian tersebut karena di
luar kendali dan mau tidak mau seseorang harus mengalaminya. Dengan demikian yang menjadi persoalan bukanlah bagaimana menghilangkan faktor
tersebut melainkan agar bagaimana segera bangkit dari kesepian. Kesepian disertai pula oleh efek negatif termasuk perasaan depresi, kecemasan,
ketidakbahagiaan, dan ketidak puasan yang diasosiasikan dengan pesimisme. Individu yang kesepian dipersepsikan sebagai orang yang tidak
bisa menyesuaikan diri dengan orang – orang yang mengenal mereka Baron Byrne, 2005
Dari pernyataan-pernyataan diatas menyatakan bahwa kesepian merupakan suatu gejala yang ditimbulkan karena adanya perasaan bosan, stres, dan
sebagainya. Hal itu terjadi karena ketidakmampuan seseorang untuk bergaul dan tidak tanggap serta cepatnya seseorang menanggulangi permasalahan
itu.
Setiap orang dewasa ingin memiliki hubungan yang intim dengan orang lain agar mereka dapat terhindar dari kesepian. Oleh karena itulah peneliti
merasa tertarik mengambil permasalahan ini sebagai bahan penelitian
dengan judul ”Hubungan Kesepian dengan Kecenderungan Asertif Pada Masa Dewasa Awal di Cipondoh Indah Tangerang”.
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1. Pembatasan Masalah