b. 10.000 – 100.000, dengan kuman yang berlainan pada 2 x kultur MSU berturut-turut.
c. Ragu-ragu 10.000 - 50.000, dengan kuman serupa pada 2 x
kultur, sehingga kultur di ulangi. Jika hasil masih serupa, dianggap bermakna.
2.1.8.3. Tes kimiawi Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate.
Dasarnya adalah sebagian besar mikroba kecuali enterococcus, mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari
100.000 - 1.000.000 bakteri. Konversi ini dapat dijumpai dengan perubahan warna pada uji tarik. Sensitivitas 90,7
dan spesifisitas 99,1 untuk mendeteksi Gram-negatif. Hasil palsu terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah
nitrat, diuresis banyak, infeksi oleh enterococcus dan acinetobacter.
2.1.9 PENATALAKSANAAN
Pengobatan ISK harus mempertimbangkan beberapa hal : 1. Pola resistensi kuman lokal
2. Populasi pasien 3. Farmakokinetik dari obat
Universitas Sumatera Utara
4. Lamanya terapi 5. Efek samping obat
6. Harga obat
29
2.1.9.1. ISK Bawah Prinsip manajemen ISK bawah meliputi istirahat, intake cairan
yang banyak, antibiotika yang adekuat, dan kalau perlu terapi asimtomatik untuk alkalinisasi urin:
• Hampir 80 pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan antbiotika tunggal; seperti ampisilin 3 gram,
trimetoprim 200mg • Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisa lekosituria
diperlukan terapi konvensional selama 5-10 hari • Pemeriksaan mikroskopik urin dan biakan urin tidak diperlukan
bila semua gejala hilang dan tanpa lekositoria.
26,29
Reinfeksi berulang frequent re-infection • Disertai faktor predisposisi.
Terapi antimikroba yang intensif diikuti koreksi faktor resiko. • Tanpa faktor predisposisi
- Asupan cairan banyak - Cuci setelah melakukan senggama diikuti terapi
antimikroba takaran tunggal misal trimetroprim 200mg - Terapi antimikroba jangka lama sampai 6 bulan.
Universitas Sumatera Utara
Sindroma Uretra Akut SUA Pasien dengan SUA dengan hitungan kuman 10
3
-10
5
memerlukan antibiotika yang adekuat. Infeksi Clamidia memberikan hasil yang baik dengan tetrasiklin. Infeksi
disebabkan MO anaerobic diperlukan antimikroba yang serasi, misal golongan kuinolon.
26
2.1.9.2. ISK Atas Pielonefritis Akut.
Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut memerlukan rawat inap untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotika
parenteral paling sedikit 48 jam. Indikasi rawat inap pielonefritis akut dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Indikasi Rawat Inap Pasien dengan PNA
26
• Kegagalan mempertahankan hidrasi normal atau toleransi
terhadap antibiotika oral. •
Pasien sakit berat atau debilitasi. •
Terapi antibiotika oral selama rawat jalan mengalami kegagalan.
• Diperlukan investigasi lanjutan.
• Faktor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi.
• Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes mellitus, usia lanjut
Universitas Sumatera Utara
The Infection Disease of America menganjurkan satu dari tiga alternatif terapi antibiotik IV sebagai terapi awal selama 48-72 jam
sebelum diketahui MO sebagai penyebabnya yaitu : -
Fluorokuinolon -
Amiglikosida dengan atau tanpa ampisilin -
Sefalosporin dengan spectrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida.
25
Antibiotika merupakan terapi utama pada ISK. Hasil uji kultur dan tes sensitivitas sangat membantu dalam pemilihan antibiotika yang
tepat. Efektivitas terapi antibiotika pada ISK dapat dilihat dari penurunan angka lekosit urin disamping hasil pembiakan bakteri
dari urin setelah terapi dan perbaikan status klinis pasien. Idealnya antibiotika yang dipilih untuk pengobatan ISK harus memiliki sifat-
sifat sebagai berikut : dapat diabsorpsi dengan baik, ditoleransi oleh pasien, dapat mencapai kadar yang tinggi dalam urin, serta
memiliki spektrum terbatas untuk mikroba yang diketahui atau dicurigai. Pemilihan antibiotika harus disesuaikan dengan pola
resistensi lokal, disamping juga memperhatikan riwayat antibiotika yang digunakan pasien.
25
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6 Jenis dan Lama Pemberian Antibiotik yang direkomendasikan berdasarkan Tipe ISK
2.1.10. PENCEGAHAN