Dengan demikian, carbapenem dapat dihambat oleh 2 kelompok yaitu subgrup 2f serine-based dan grup 3 zinc-
based 4.
Grup 4 Penisillinase, No class molecullar Grup 4 adalah penisillinase yang tidak dihambat oleh asam
klavulanat. Grup ini belum ada dalam pembagian grup menurut Ambler molecular.
35-36
Tabel 2.7. Klasifikasi The Bush Jacoby Medieros
35
2.2.4. KLASIFIKASI ESBL
Anggota famili enterobacteriaceae sering mengekspresikan plasmid-encoded
β-lactamase misalnya TEM-1, TEM-2, SHV-1 yang resisten terhadap penisilin namun tidak terhadap
cephalosporin. Namun akhir-akhir ini sudah banyak ditemukan
Universitas Sumatera Utara
bakteri penghasil β-lactamase yang resisten terhadap antibiotik golongan cephalosporin.
Jenis ESBL yang sering ditemukan adalah sebagai berikut : o
SHV β-lactamases class A o
TEM β-lactamases class A o
CTX- M β-lactamases class A
o OXA β-lactamases class D
o PER-tipe ESBL
o Other ESBL
2.2.4.1. SHV β-lactamases class A
ESBL SHV adalah tipe yang tipe yang sering ditemukan di isolat klinis dibanding jenis lainnya. SHV mengacu pada
variabel sulfhydril dan termasuk dalam grup 2be. Ada lebih dari 100 jenis tipe SHV.
SHV-1 dan TEM-1 memiliki struktur yang mirip, 68 asam amino yang ada di SHV-1 juga terdapat di TEM-1.
SHV-1 sering ditemukan pada klebsiella pneumoniae yang mana merupakan chromosomally encoded-enzyme
yang menimbulkan resistensi pada penicillin dan generasi pertama cephalosporin dan sekitar 20 plasmid-mediated
ampicillin resistant disebabkan oleh organisme ini.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4.2. TEM- β Lactamase class A
ESBL golongan ini merupakan turunan dari TEM-1 dan TEM-2. Klasifikasi TEM berdasarkan perbedaan
perubahan kombinasi asam amino. TEM-1 pertama kali dilaporkan pada tahun 1965. TEM-1 dihasilkan oleh
bakteri gram negatif dan umumnya resisten terhadap ampicillin. TEM-1 ini berasal dari isolat E.coli di athena,
Yunani dan disebut “Temoneira” sehingga sejak itu digunakan istilah TEM. TEM-1 memiliki daya hidrolisis
yang sangat kuat terhadap ampicillin, namun lemah terhadap carbenicillin, oxacilin, cephalotin atau
cephalosporin. Kemampuan hidrolisis enzim ini dihambat oleh asam klavulanat. TEM-1 sering dijumpai pada bakteri
gram negatif seperti E coli, H influenza, N gonorrhoeae, K pneumoniae
. Tem-2 memiliki profil hidrolitik yang sama dengan
TEM-1. Letak perbedaan kedua TEM ini yaitu pada TEM-1 memiliki kemampuan alamiah yang lebih aktif dan
berbeda dalam titik isoelektrik ph TEM-1 = 5,6 dan TEM-2 = 5,4.
2.2.4.3. CTX- M β Lactamases class A
Enzim ini diberi nama karena mampu menghidrolisis cefotaxime dibandingkan terhadap substrat oxyimino β-
Universitas Sumatera Utara
lactam lainnya seperti ceftazidime, ceftriazone atau cefepime. Organisme penghasil CTX-
M tipe β-lactamases memiliki MIC minimum inhibitory concentration
cefotaxime dalam rentang resisten 64 μgml, sedangkan MIC ceftazidime dalam rentang sensitif 2-
8 μgml, namun CTX-M yang membentuk ESBL dapat menghidrolisis
ceftazidime dan resisten terhadap cephalosporin MIC ≥
256 μgml. Enzim ini banyak ditemukan di salmonella enterica
serovar typhimurium dan E. coli, juga dapat ditemukan di spesies lain golongan enterobacteriaceae. CTX-
M tipe β- lactamases memiliki kesamaan dengan ESBL TEM dan
SHV, namun kesamaan ini biasanya 40. 2.2.4.4.
OXA β Lactamases class D Diberi nama OXA β-Lactamases karena golongan ini
mampu menghidrolisis antibiotik golongan oxacillin. Enzim β-lactamases ini termasuk grup 2d dan class D karena
struktur molekul dan fungsinya berbeda jika dibandingkan dengan golongan TEM dan SHV. OXA-1 adalah jenis
yang sering ditemukan. OXA sering ditemukan pada pseudomonas aeruginosa, namun telah dilaporkan bahwa
ESBL golongan ini juga terdeteksi pada bakteri gram
Universitas Sumatera Utara
negatif lainnya. Saat ini telah dilaporkan bahwa sekitar 10 dari E. Coli dapat menghasilkan ESBL golongan ini.
Kebanyakan OXA β-lactamases tidak menghidrolisis antibiotik golongan cephalosporin, sehingga sering tidak
dianggap sebagai ESBL, namun kini telah dilaporkan bahwa OXA-10 ternyata mampu menghidrolisis
cefotaxime, ceftriaxone dan aztreonam walaupun kemampuan hidrolisisnya lemah.
2.2.4.5. PER-type ESBL PER-type ESBL adalah ESBL yang memiliki
kesamaan dengan TEM dan SHV sebanyak 25-27. PER-
1 β lactamases mampu menghidrolisis penicillin dan cephalosporin namun sensitif terhadap inhibisi asam
klavulanat. PER-1 pertama kali terditeksi dari isolat Pseudomonas aeruginosa, namun kini telah ditemukan di
isolat Salmonella enterica serovar typhimurium dan Acinetobacter. PER-2 memiliki 86 kesamaan dengan
PER-1 dan ditemukan di S.enteric serovar thypimurium, E.coli, K.pneumoniae, Proteus mirabilis. Walaupun PER-1
kebanyakan ditemukan di Turki, namun belakangan dideteksi juga di Prancis, Italia, Belgia dan Korea. PER-2
kebanyakan terdapat di Amerika Selatan
Universitas Sumatera Utara
2.2.4.6. Type Tambahan ESBL Baru-
baru ini ditemukan variasi dari β lactamases yang lain yaitu plasmid-mediated atau integron associated
class A enzyme. Para ahli mengalami kesulitan dalam menggolongkan ESBL tipe ini karena mutasinya sulit
dikenali dan ditemukan di berbagai tempat yang berbeda geografisnya. Yang termasuk ESBL tipe ini antara lain
VEB-1, BES-1. VEB-1 memiliki kesamaan dengan PER-1 dan PER-2 sebesar 38. Hal ini mengakibatkan resistensi
yang tinggi terhadap ceftazidime, cefotaxime, dan aztreonam.
Gen pengkode VEB-1 telah ditemukan dan merupakan plasmid-mediated. Gen ini memiliki resistensi
terhada p antibiotik yang bukan berasal dari golongan β-
lactam. 2.2.4.7. AmpC-
type β-lactamases class C AmpC-
type β lactamases umumnya diisolasi dari bakteri gram negatif yang extended spectrum
cephalosporin- resistant. AmpC β-lactamases disebut juga
sebagai class C atau grup 1 biasanya dikodekan oleh kromosom bakteri gram negatif seperti Citrobacter,
Serratia dan Enterobacter. AmpC type β-lactamase juga ditemukan di plasmid. Berbeda dengan ESBL, AmpC-type
Universitas Sumatera Utara
β-lactamase bisa mengnonaktifkan cephamycin dan tidak dihambat o
leh inhibitor β-lactamase seperti asam klavulanat.
35-36
2.2.5. HAL YANG DIPERHATIKAN DALAM DETEKSI ESBL