Teori Hipnosis Teknik Hipnosis

commit to user 14 nyeri itu sendiri. 3 Gunakan self-hipnosis. Hal ini akan memberikan sense of control dan penguasaan yang lebih besar atas pengalaman mereka.

c. Teori Hipnosis

Kaplan dan Sadock 2004 membagi teori-teori hipnosis dibagi dalam dua kategori besar, yakni: 1 Teori neuropsiko-fisiologis, yang menerangkan hipnosis sebagai suatu keadaan di mana kondisi otak berubah dan karena itu, faal otak juga berubah 2 Teori berdasarkan psikologis, yang memandang sebagai hubungan antar manusia yang khas termasuk teori sugesti, disosiasi, psikoanalitik, psychic relative exclusion, hubungan dwi-tunggal, dan lain-lain. Dewasa ini hipnosis dinyatakan sebagai suatu proses menuju tidur yang dikondisikan, dikaitkan dengan gelombang otak seseorang yang menjalani suatu proses hipnosis. Gelombang otak diperiksa dengan elektroensefalogram EEG, dan dihubungkan dengan kesadaran pada orang tersebut. Berdasarkan gambaran gelombang otak normal tersebut proses hipnosis diharapkan tercapai pada gelombang alfa dan teta, di mana dalam keadaan yang lebih rileks, pikiran yang mulai terfokus dan mulai penurunan dari conscious ke subconscious dan subjek mulai commit to user 15 sugestif Kroger, 1963; Priguna, 1990; IBH, 2002

d. Teknik Hipnosis

Pembagian tahap dalam proses hipnosis yang dipahami oleh beberapa aliran hipnosis memiliki perbedaan, walaupun prinsip dasar yang digunakan sama. Tujuan dari induksi adalah menciptakan fenomena-fenomena atau dapat disebut mengondisikan subjek dalam keadaan tertentu untuk tujuan tertentu. Berikut ini digambarkan oleh IBH 2002 tahapan secara sistematis dari pre-hipnosis sampai post-hipnosis: 1 Preinduksi Merupakan suatu proses untuk mempersiapkan situasi dan kondisi yang kondusif antara hipnotis dan subjek. Agar proses pre induksi berlangsung dengan baik, maka hipnotis harus mengenali aspek-aspek psikologis dari subjek, antara lainhal yang diminati, hal yang tidak diminati, apa yang diketahui subjek terhadap hipnosis, dan lain-lain. Pre Induksi dapat berupa percakapan ringan, saling berkenalan, serta hal-hal lain yang bersifat mendekatkan seorang hipnotis secara mental pada subjek. Pre induksi bersifat kritis, seringkali kegagalan proses hipnosis diawali dari proses pre induksi yang tidak tepat. 2 Induksi Merupakan sarana utama untuk membawa seorang mengalami berbagai macam fenomena hipnosis. Proses yang commit to user 16 dilakukan bertahap ini bertujuan membawa subjek dari suatu kondisi ke kondisi yang lainnya. Secara garis besar, teknik induksi dikelompokkan dalam 6 unsur dasar, yaitu: a Metode Pandang Fascinatie Hipnotis atau terapis dan pasien saling memandang mata mereka. Instruksi diberikan kepada pasien agar terus memandang ke arah hipnotis tanpa berkedip sampai mencapai kondisi hipnosis atau trance. b Metode Tatap Fixatie Pada metode ini hipnotis atau terapis meminta pasien untuk menatap suatu benda yang mengkilat, atau jarinya, atau alat-alat seperti pendulum dan lainnya. c Metode Sapa verbale suggestie Dengan menggunakan kata-kata, hipnotis atau terapis mengarahkan pasien sampai ia berada dalam trance. d Metode Napas Dalam hiperventilasi Pasien diminta menarik napas dalam-dalam beberapa detik lebih lambat dari napas normal secara berulang sampai mencapai keadaan trance. e Metode Bertahap fractionierte Pasien dibangunkan kembali setiap kali ia masuk dalam kondisi sugestif kemudian ditanyakan apa yang dirasakan olehnya sebelum melanjutkan kembali meneruskan usaha commit to user 17 induksi. Kemudian dilanjutkan lagi tahap demi tahap sampai mencapai trance. f Self-hipnosis Pada metode ini keadaan trance dicapai tanpa pertolongan dari orang lain. Klien melakukannya sendiri. 3 Depth Level Test Merupakan tes untuk melihat keberhasilan kondisi hipnosis yang diharapkan. Skala yang sering digunakan untuk mengetahui adalah skala Davis-Husband. Terdapat cara tertentu untuk mengetahui kondisi tersebut. 4 Posthypnotic Suggestion Merupakan sugesti yang menjadi nilai baru bagi seorang klien. Walaupun telah disadarkan dari tidur hipnosis, tidak akan bertahan lama bila tidak sesuai atau bertentangan dengan nilai dasar dari klien. Dalam hipnoterapi, posthypnotic suggestion merupakan bagian yang sangat penting karena merupakan inti dari proses terapi. 5 Terminasi Adalah suatu tahapan untuk mengakhiri proses hipnosis dengan konsep dasar memberikan sugesti atau perintah agar seorang subjek tidak mengalami kejutan psikologis ketika terkondisikan normal dari trance. Proses terminasi biasanya segar dan rileks, kemudian diikuti beberapa regresi beberapa commit to user 18 detik untuk membawa klien ke keadaan normal. 6 Post Hypnotic Keadaan setelah proses hipnosis selesai seperti awal atau kondisi normal sebelum dilakukan kegiatan hipnosis. Pada fase ini diharapkan apa yang menjadi tujuan awal dari hipnosis untuk terapi pada klien tercapai setelah proses hipnosis selesai. Peterfy, 1973; Hukom, 1979; IBH 2002

e. Indikasi Hipnosis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Coklat Hitam terhadap Penurunan Nyeri Haid pada Dismenorhea Primer Mahasiswi PSIK Muhammadiyah Malang

72 317 30

PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID (DISMENORHEA PRIMER) PADA MAHASISWI PSIK FIKES UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

50 301 23

HUBUNGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI DAN INSOMNIA PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

0 3 56

PROFIL GAMBARAN EKG MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

0 8 62

PENGARUH DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP NYERI HAID PRIMER PADA MAHASISWI S1 FISIOTERAPI UNIVERSITAS Pengaruh Deep Breathing Exercise Terhadap Nyeri Haid Primer Pada Mahasiswi S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

7 22 13

PENGARUH DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP NYERI HAID PRIMER PADA MAHASISWI S1 FISIOTERAPI UNIVERSITAS Pengaruh Deep Breathing Exercise Terhadap Nyeri Haid Primer Pada Mahasiswi S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Deep Breathing Exercise Terhadap Nyeri Haid Primer Pada Mahasiswi S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 5 6

Hubungan Sindroma Premenstruasi dengan Tingkat Depresi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

0 0 1

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET.

6 45 2

HUBUNGAN ANTARA SINDROMA PREMENSTRUASI DAN KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET - UNS Institutional Repository

0 1 8