3 Koefisien regresi profesionalisme x2 sebesar 0.116 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda positif 1 point profesionalisme akan
meningkatkan kualitas pelayanan sebesar 0.116 dengan anggapan kompetensi komunikasi x1 tetap.
Pada penelitian ini ternyata variabel profesionalisme X
2
yang merupakan variabel yang paling dominanbesar pengaruhnya terhadap kualitas pelayanan,
selanjutnya dipengaruhi oleh kompetensi komunikasi X
1
, dimana untuk menentukan mana yang paling dominan diurutkan sampai yang terkecil dilihat
dari nilai koefisien regresi yang dimiliki masing-masing variabel. Jadi Koefisien regresi yang bertanda positif + menandakan arah
hubungan yang searah, sedangkan apabila koefisien regresi bertanda negatif – menunjukkan arah hubungan yang berbanding terbalik antara variabel independen
X dengan variabel dependent Y.
4.6. Pengujian Hipotesis
Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dilakukan analisis korelasi antara variabel bebas tunggal dengan variabel terikat. Analisis korelasi dihitung
berdasarkan rumus Product Moment, kemudian dilanjutkan dengan Uji-t untuk membuktikan keberartian hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
pada penelitian ini. Besarnya koefisien korelasi antar variabel ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.38. Koefisien Korelasi Antar Variabel
Variabel t
hitung
t
tabel
X
1
dan Y 3.452
2.052 X
2
dan Y 5.632
2.052
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 18.0 Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas terlihat terdapat koefisien korelasi antara kompetensi komunikasi dengan kualitas pelayanan sebesar 3.452. Koefisien korelasi antara
profesionalisme dengan kualitas pelayanan sebesar 5.632. Lebih lanjut analisis pengujian setiap hipotesis pada penelitian ini diuraikan berikut ini:
1. Ada pengaruh kompetensi komunikasi terhadap kualitas pelayanan
aparatur di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Nias Utara
Dengan menggunakan t-test, diperoleh nilai t hitung variabel X
1
sebesar 3.452 sedangkan t tabel pada taraf kepercayaan 95 signifikansi 5 atau 0,05
dan derajat bebas df = N-k-1 = 50-2-1 = 47 dimana N = jumlah sampel, dan k = jumlah variabel independen adalah sebesar 2.052 dengan demikian t-hitung =
3.452 t-tabel = 2.052 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 sig 0,05. Berdasarkan analisis di atas disimpulkan bahwa H
a
diterima dan H
o
ditolak, dengan kata lain ada pengaruh kompetensi komunikasi terhadap kualitas
pelayanan aparatur di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Nias Utara karena telah teruji secara empiris.
2. Ada pengaruh profesionalisme aparatur terhadap kualitas pelayanan
aparatur di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Nias Utara
Selanjutnya, diperoleh nilai t-hitung variabel X
2
sebesar 5.632 sedangkan t-tabel adalah sebesar 2.052 dengan demikian t-hitung = 5.632 t-tabel = 2.052
dan nilai signifikansi sebesar 0,000 sig 0,05. Berdasarkan analisis di atas disimpulkan bahwa H
a
diterima dan H
o
ditolak, dengan kata lain ada pengaruh profesionalisme aparatur terhadap kualitas pelayanan aparatur di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Nias Utara karena telah teruji secara empiris.
Universitas Sumatera Utara