dihadapi. Pendekatan SWOT ini merupakan proses mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu kondisi atau masalah dan kesempatan baik
yang ada pada kondisi itu untuk mewujudkan program dalam upaya mencapai tujuan jangka panjang. Program ini mengambil dan
memaksimalkan segi-segi kekuatannya dan menghindari kelemahannya serta mengarahkan masalah-masalah yang ada ke dalam kesempatan-
kesempatan yang baik, serta menghadapi tantangan-tantangan.
4. Pendekatan investigasi
Pendekatan berpikir untuk menghasilkan program strategi ini memanfaatkan jasa penelitian untuk mendapatkan data tentang kegiatan,
proses, dan hasil-hasil pendidikan suatu lembaga pendidikan serta data lain di luar lembaga yang mempunyai pengaruh terhadapnya. Data ini dapat
diambil pada dokumentasi lembaga pendidikan, surat kabar, majalah, perencanaan, lewat diskusi, wawancara dan sebagainya.
J. Perencanaan Strategis dan Formulasi Strategis
Dalam proses perencanaan strategis dalam pengertian sebagian para ahli mengacu pada formulasi strategis. Formulasi strategis termasuk di didalamnya
mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang,
merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Implementasi strategis mensyaratkan organisasi menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.
1. Mengembangkan Visi dan Misi
Visi sekolah dijelaskan oleh Sugeng merupakan tujuan jauh yang harus dicapai sekolah dalam kurun waktu tertentu. Dengan ditetapkannya
tujuan jauh tersebut maka seluruh komponen lembaga akan diarahkan
kearah tujuan tersebut. Perbandingan antara sekolah yang memiliki dan mengarah kepada visi dengan yang tidak dapat digambarkan sebagai
berikut;
76
Gambar 6.
Visi Sebagai Penentu Arah Lembaga
77
Itulah sebabnya sekolah yang belum memiliki visi atau memiliki visi namun belum menjadi acuan dalam keseluruhan proses pekerjaan di
sekolah, maka kepala sekolah harus mensosialisasikannya dan berusaha untuk menggerakkannya kearah visi tersebut.
76
Sugeng Listyo Prabowo, Manajemen Pengembangan Mutu SekolahMadrasah Malang: UIN-Malang Press, 2008, h. 169-171.
77
Ibid.
UNIT UNIT 2 UNIT 3 UNIT 4 UNT 5
Gambar 7.
Tingkatan Lembaga Berkaitan dengan Kemampuan Lembaga Mengarahkan Visi
78
Sekolah yang tidak memiliki visi atau memiliki visi yang belum menjadi acuan kerja, maka setiap komponen sekolah tersebut akan bergerak
ke arah yang menjadi visinya sendiri-sendiri, sehingga sekolah tersebut tidak punya arah karena setiap komponen menentukan arahnya sendiri.
Ditegaskan Sugeng bahwa kepala sekolah dengan kemampuan kepemimpinannya harus menyamakan visi setiap komponen tersebut. Proses
menyamakan visi bukanlah hal yang mudah dan dapat dilakukan secara serta merta, namun membutuhkan proses yang bertahap. Jika hampir seluruh
komponen sekolah sudah mulai memiliki kesamaan visi maka lembaga mulai memasuki tahap berkembang sampai akhirnya seluruh komponen
menuju arah yang sama. Pada kondisi inilah sekolah sudah memiliki daya saing yang baik, atau mungkin sudah memiliki daya saing unggul.
79
Visi harus dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan stakeholder potensial dan kegiatan utama lembaga. Visi dirumuskan
dalam kalimat yang mudah dipahami dan menunjukkan suatu keadaan sekolah dalam jangka panjang bisa berkisar 5-10 tahun. Keadan tersebut
78
Ibid.
79
Ibid.
dapat diwujudkan dalam ukuran yang kualitatif. Secara lengkap Sugeng menjelaskan penyusunan visi yang baik harus:
80
a. Menggambarkan kepercayaan-kepercayaan, dan kebutuhan dan harapan
stakeholder sekolah. b.
Enggambarkan apa yang diinginkan pada masa yang akan datang. c.
Spesifik hanya khusus untuk sekolah tertentu d.
Mampu memberikan inspirasi e.
Jangan mengasumsikan pada sistem yang sama pada saat ini f.
Terbuka untuk dilakukan pengembangan sesuai dengan organisasi yang ada, metodologi, fasilitas dan proses pembelajaran.
Siagian mengartikan misi adalah maksud dan kegiatan utama yang membuat organisasi memiliki jati diri yang khas dan sekaligus
membedakannya dari organisasi lain yang bergerak dalam bidang sejenis. Misi merupakan suatu bentuk pernyataan umum tetapi bersifat lestari oleh
manajemen puncak yang mengandung niat organisasi yang bersangkutan. Meskipun bersifat umum, rumusan suatu misi biasanya mengandung
pernyataan tentang kepercayaan yang dianut organisasi.
81
Hal-hal yang ingin dicapai melalui rumusan misi diuraikan oleh Siagian antara lain adalah:
82
a. Dengan rumusan misi yang tepat, di kalangan para anggota organisasi
terdapat kesamaan persepsi tentang maksud keberadaan organisasi yang bersangkutan.
b. Dengan rumusan misi yang baik, dasar kuat diletakkan untuk motivasi
penggunaan sumber daya, sarana, prasarana, tenaga dan waktu yang dimiliki oleh organisasi secara efisien dan efektif.
c. Dengan misi tergambar skala prioritas yang dianut oleh pengambil
keputusan stratejik.
80
Ibid., h. 173-174. Lihat juga: Muhaimin, et. al., Manajemen Pendidikan, Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan SekolahMadrasah Jakarta: Kencana, 2009, h. 155-
158.
81
Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h. 43-44.
82
Ibid., h. 44-46.
d. Dengan rumusan misi yang baik, sudah harus terdapat petunjuk tentang
iklim organisasi yang bagaimana akan ditumbuhkan, dikembangkan dan dipelihara dalam organisasi.
e. Misi yang dirumuskan dan diproyeksikan secara tepat akan sangat
bermanfaat bagi mereka yang mempunyai wawasan yang sama dengan manajemen organisasi sebagai bahan pertimbangan meniti karier.
f. Misi bukanlah suatu hal yang berdiri sendiri karena digali dari tujuan
yang ingin dicapai dan diikuti oleh berbagai langkahdalam manajemen strategis.
g. Misi yang dirumuskan dengan tepat mengidentifikasikan secara umum
hal-hal yang ingin dicapai dan memungkinkan penerjemahan hal-hal tersebut sedengan rupa sehingga operasionalisasi berbagai kegiatan dan
hasilnya dapat diukur dan dikendalikan berdasarkan berbagai criteria yang rasional dan objektif seperti criteria biaya, waktu, tenaga dan sarana
serta prasarana yang dimanfaatkan. Misi pada sekolah dikembangkan dari kegiatan utama lembaga
dengan memperhatikan visi yang telah ditetapkan. Misi merupakan hal-hal penting yang harus dilakukan oleh sekolah dalam upaya untuk mencapai
visi. Namun demikian, akan lebih mudah jika misi lembaga tersebut dikembangkan dari kegiatan utama lembaga. Itulah sebabnya misi lembaga
harus terhubung dengan visi. Dalam pembuatan misi ditegaskan Sugeng, penting untuk diperhatikan
hal-hal yang berkaitan dengan:
83
a. Misi harus mampu menggambarkan berbagai kepercayaan dan nilai-nilai
yang dianut sekolah. b.
Statemen misi harus berorientasi ke masa depan dan mampu menggambarkan sekolahmadrasah pada masa yang akan datang dengan
berpijak pada apa yang telah ada. c.
Statemen misi harus focus pada pencapaian visi. d.
Statemen misi bukan sesuatu yang umum, tetapi khusus berlaku untuk
83
Prabowo, Manajemen, h. 182-183.
sekolah tertentu. e.
Statemen misi merupakan statemen yang singkat dan padat tidak lebih dari dua kalimat.
2. Analisis Lingkungan Strategis