32
F. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Agnes Oktaviyana pada tahun 2015 dengan judul “Deskripsi Tingkat Kesiapan Mahasiswa Menghadapi
Pernikahan” menunjukkan bahwa dari 56 responden, 27 responden 48 memiliki kesiapan menikah dengan intensitas kategori sangat siap, 26
responden 46 memiliki kesiapan menikah dengan intensitas kategori siap, dan 3 responden 6 memiliki kesiapan menikah dengan intensitas
kategori cukup siap. Pada penelitian yang lain Azaria Zakiah, 2012, dengan
menggunakan data dari 120 partisipan, diperoleh hubungan yang positif sebesar 0.463 dengan los 0.01, antara komitmen dengan kesiapan menikah,
sehingga semakin tinggi komitmen individu maka akan semakin siap ia untuk menikah. Hubungan juga ditemukan antara komitmen dengan jenis
kelamin, dimana partisipan pria ditemukan memiliki tingkat komitmen yang lebih tinggi daripada partisipan wanita. Selain itu, ditemukan pula
hubungan antara kesiapan menikah dengan tahun rencana menikah, dimana partisipan yang berencana menikah di tahun 2012 ditemukan
memiliki tingkat kesiapan menikah yang lebih tinggi daripada partisipan yang berencana menikah 2013.
G. Kerangka Pikir
Kesiapan perkawinan merupakan kesiapan seorang perempuan dan laki-laki yang telah menyelesaikan masa remajanya dan memasuki masa
dewasa awal, dan secara fisik, emosi, pendidikan, finansial, dan
33
kepribadian telah siap untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah atau ibu dan hak-hak istimewa setelah menikah. Kematangan fisiologis,
kematangan psikologis, dan kematangan sosial merupakan faktor-faktor yang sebaiknya dimiliki seseorang sebelum akhirnya memutuskan untuk
melangkah ke jenjang perkawinan. Dalam tugas perkembangan mahasiswa yang sudah memasuki
masa dewasa awal, salah satu diantaranya ialah mencari dan menemukan calon pasangan hidup. Selain mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan
tugas akhir, mahasiswa juga dituntut untuk menyelesaikan tugas perkembangannya. Sudah sepantasnya mahasiswa mulai menyiapkan diri
untuk menjalin hubungan yang serius dengan pasangannya.
34 Tugas Perkembangan Dewasa Awal
Mencari dan menemukan
calon pasangan hidup
Membina kehidupan rumah tangga
Meniti karir untuk memantapkan ekonomi
rumah tangga
Kesiapan Menikah
Aspek Kesiapan Menikah: 1. Kematangan fisiologis
2. Kematangan psikologis
3. Kematangan sosial
Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Perkawinan
1. Faktor fisiologis 2. Faktor sosial ekonomi
3. Faktor agama dan kepercayaan 4. Faktor psikologis
Kesiapan Psikologis
Tingkat Kesiapan Psikologis Perkawinan Mahasiswa
35
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, antara lain jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, dan teknik
pengumpulan data. Pokok-pokok bahasan tersebut dijelaskan sebagai berikut.
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono 2011:57 penelitian deskriptif adalah penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan psikologis mahasiswa berpacaran untuk hidup
perkawinan Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan menyebarkan angket mengenai tingkat kematangan psikologis
mahasiswa berpacaran. Penelitian ini dilaksanakan bulan September 2016 sampai Maret 2017.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa berpacaran Program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2013 yang
berjumlah 35 orang, tidak termasuk kaum biarawan dan biarawati.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang