30
E. Remaja dan Masalah dalam Pacaran
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Banyak hal yang terjadi pada remaja, salah satu yang menarik adalah masa pacaran. Fenomena berpacaran sudah sangat umum terjadi di kalangan
remaja. Pacaran merupakan suatu proses dua manusia lawan jenis untuk saling mengenal dan memahami, dan belajar membina hubungan sebagai
persiapan pernikahan,
untuk menghindari
ketidakcocokan dan
permasalahan pada saat setelah menikah. Masing-masing berusaha saling mengenal kebiasaan, karakter atau sifat, dan reaksi-reaksi terhadap
berbagai masalah maupun peristiwa. Indahnya romantika pacaran seringkali menghipnotis remaja
sehingga lupa bahwa di balik indahnya pacaran, justru membawa dirinya ke dalam situasi yang tidak menyenangkan, bahkan akan menjadi cerita
yang tidak akan terlupakan seumur hidup. Dalam aktifitas pacaran, ada kalanya bisa terjadi hal-hal yang enimbulkan kekerasan. Sebagian besar
remaja beranggapan bahwa dalam berpacaran tidak mungkin terjadi kekerasan, karena masa berpacaran merupakan masa yang penuh dengan
hal-hal yang indah, yang setiap hari diwarnai oleh manisnya tingkah laku dan kata-kata dua sejoli yang sedang dimabuk asmara. Orang menjadi
tidak sadar bahwa sebuah hubungan pacaran dapat berubah menjadi tidak sehat dan dapat memunculkan kekerasan.
31
Menurut Subhan 2004, bentuk-bentuk kekerasan yang sering terjadi dilakukan meliputi:
a. Kekerasan fisik, merupakan pelecehan seksual, seperti: rabaan,
colekan yang tidak diinginkan, pemukulan, penganiayaan, serta pemerkosaan.
b. Kekerasan nonfisik, merupakan pelecehan seksual, seperti: sapaan,
siulan, atau bentuk perhatian yang tidak diinginkan, direndahkan, dianggap selalu tidak mampu, dan memaki.
Jombang women’s crisis center 2013 mengidentifikasi bentuk
kekerasan dalam pacaran yang terjadi di kalangan remaja adalah: a.
Kekerasan fisik, misalnya memukul, menendang, menjambak rambut, mendorong sekuat tenaga, menampar, menonjok, mencekik,
membakar bagian tubuhmenyundut dengan rokok, pemaksaan berhubungan seks, menggunakan alat, atau dengan sengaja mengajak
seseorang ke tempat yang membahayakan keselamatan. b.
Kekerasan seksual, bentuknya bisa berupa pemaksaan hubungan seksual rabaan, ciuman, sentuhan yang tidak kita kehendaki, dipaksa
aborsi, dll. c.
Kekerasan psikis, bentuknya berupa caci makian, umpatan, hinaan, pemberian julukan yang mengandung olok-olok; membuat seseorang
menjadi bahan tertawaan; mengancam, cemburu yang berlebihan, membatasi pasangannya untuk melakukan kegiatan yang disukai,
pemerasan, mengisolasi, larangan berteman.
32
F. Kajian Penelitian yang Relevan