MAWARIS
Standar Kompetensi :
11. Memahami hukum Islam tentang waris.
Kompetensi Dasar :
11.1. Menjelaskan ketentuan hukum waris 11.2. Menjelaskan contoh pelaksanaan hokum waris.
TARTILAN
Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.
a. Q.S. An Nisa’ 11
b. Q.S. An Nisa’ 12
GAMBAR
APPERSEPSIIFTITAH Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar terjadinya perpecahan, bahkan
pertumpahan darah antara sesama saudara atau kerabat dalam masalah memperebutkan harta waris. Sehubungan dengan hal itu, jauh sebelumnya, Allah SWT telah mempersiapkan dan
menciptakan tentang aturan-aturan membagi harta waris secara adil dan baik. Hamba Allah diwajibkan melaksanakan hukum-Nya dalam dalam semua aspek kehidupan
. URAIAN MATERI
A. KETENTUAN MAWARIS
1. Pengertian.
Dalam mawaris terdapat beberapa istilah antara lain : a.
Mawaris menurut bahasa berasal dari bentuk jamak miratsun, mauruts yang dalam bahasa Indonesia bermakna peninggalan orang meninggal yang diwariskan
kepada ahli warisnya . Mawaris juga sering disebut dengan ilmu faraid yang secara bahasa dari jamak faradah , yang dalam konteks ilmu mawaris adalah ilmu yang telah
ditetapkan oleh syara’ Sedangkan ilmu Mawaris sendiri dapat diartikan ilmu untuk mengetahui orang yang
berhak nenerima harta pusaka warisan , orang yang dapat menerima warisan , kadar pembagian yang diterima oleh masing – masing ahli waris , dan tata cara pembagiannya.
Jadi mawaris ialah harta-harta peninggalan atau harta-harta pusaka dari orang yang meninggal yang dapat diwarisi oleh orang-orang yang dapat menerimanya.
b. Muwaris ialah orang yang meninggalkan harta warisan.
c. Waris ahli waris ialah orang yang berhak menerima warisan dari
orang yang meninggal. d.
Faroid ialah ilmu yang mempelajari tentang pembagian harta warisan. 2.
Beberapa Ketentuan Mawarits. a.
Pembagian warisan dalam Islam dilakukan secara adil, demokratis dan mengangkat derajat kaum wanita sekalipun bagiannya separo dari bagian laki-laki
karena adanya tanggung jawab pria lebih besar ketimbang kaum perempuan, yang pada zaman jahiliyah wanita dianggap harta warisan.
b. Ketentuan Pembagian Warisan.
Ketentuan pembagian warisan didasarkan pada firman Allah swt., surat An-Nisa : 7
Artinya : Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian pula dari harta peninggalan ibu
bapak dan kerabatnya, baik sedikit ataupun banyak menurut bagian yang telah ditetapkan. An-Nisa : 7
Selanjutnya mengenai bagiannya masing-masing dapat dilihat pada surat An-Nisa : 11 - 12
B. HARTA BENDA SEBELUM DIWARISI
Sebelum harta dibagi-bagikan kepada ahli waris harus dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1.
Diambil untuk biaya perawatan mayat sewaktu sakit. Misalnya biaya pengobatan, biaya rumah sakit dan sebaginya.
2. Diambil untuk biaya pengurusan mayat. Misalnya kain kafan, papan dan lain-
lainnya. 3.
Diambil untuk hak harta itu sendiri. Misalnya zakat. 4.
Diambil untuk membayar hutang, nadzar, sewa dan lain-lain. 5.
Diambil untuk wasiat apabila ada. Setelah hak tersebut diselesaikan barulah harta peninggalan simayat dibagikan. Bagian ahli
waris yang telah ditetapkan oleh Allah swt, dalam Al-Quran disebut dengan Furudul Muqoddaroh , yaitu 12, 13, 14, 16, 18, 23 dan sisa ashobah .
C. AHLI WARIS
1. Sebab-sebab seseorang memperoleh harta waris asbabul irtsi yaitu :
a. Karena nasab hubungan keturunan darah.
b. Karena perkawinan, yakni sebagai suamiistri.
c. Karena memerdekakan mayat jika mayat pernah menjadi budak.
d. Karena ada hubungan sesama muslim. jika orang Islam tidak
mempunyai ahli waris bisa di serahkan ke Baitul Maal . 2.
Sebab-sebab seseorang tidak mendapat harta waris ialah sebagai berikut a.
a.Hambabudak ia tidak cakap memiliki sebagaimana firman Allah swt. Q.S. An-Nahl:75.
b. Pembunuh, orang yang membunuh tidak dapat mewarisi harta
dari yang dibunuh. Sabda Rasulullah SAW yang artinya: ”Yang membunuh tidak dapat mewarisi sesuatu dari yang dibunuhnya”H.R. Nasai
c. Murtad dan kafir, orang yang keluar dari Islam, yaitu antara
pewaris atau yang mati, murtad salah satunya 3.
Golongan ahli waris. Orang yang berhak mendapat bagian harta warisan semuanya berjumlah 25 orang, 15
orang dari fihak laki-laki dan 10 orang dari fihak perempuan. Dan apabila dari 15 orang dari fihak laki-laki itu ada semua maka yang berhak menerima hanya ada 3 saja lihat
bagan dan apabila 10 orang dari fihak perempuan itu ada semua maka yang berhak menerima ada lima saja lihat bagan, dan apabila 25 orang itu ada semua yang berhak
menerima ada 5 orang lihat bagan . Untuk lebih jelasnya lihat bagan sebagai berikut :
Ahli Waris Dari Fihak Laki-laki : 1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laki- laki
3. Ayah 4. Kakek dari ayah terus ke
atas 5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudara laki-laki sebapak 7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki dari saudara laki-
Laki sekandung 9. Anak laki-laki sebapak
10. Paman seibu sebapak 11. Paman sebapak
12. Anak laki-laki paman seibu sebapak
13. Anak laki-laki paman sebapak