Orang yang melakukan keadilan mempunyai keutamaan sebgai berikut :

6. Selalu berprasangka baik terhadap orang disekitarnya 7. Selalu berbuat kebajikan dan tolong menolong terhadap sesama khususnya kepada fakir miskin dan anak yatim piatu 8. Selalu berfikir dengn benar sebelum bertindak dan berbuat. 9. Tidak pilih kasih dalam bergaul Selain itu, doa orang yang berlaku adil tidak akan ditolak oleh Allah SWT. Nabi bersabda yang artinya:”tiga orang yang tidak ditolak doanya: orang yang sedang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang teraniaya, Allah mengangkat doa mereka ke atas awan dan dibuka untuk doa itu segala pintu langit. Seraya Allah SWT berfirman: Demi kebesaran-Ku sesungguhnya Aku akan menolong engkau walau pertolongan-Ku Aku berikan pada masa kelak”. HR. Ahmad

4. Orang yang melakukan keadilan mempunyai keutamaan sebgai berikut :

1. Terhadap diri sendiri, dapat seimbang antara : a. doa dengan usahanya; b. karunia dengan ibadahnya c. dunia dengan akhiratnya 2. Terhadap orang lain, memperlakukan manusia sebagai mana mestinya dan memandang sama serta memperhatikan kewajiban dan haknya. 3. Menciptakan ketenteraman dalam kehidupan masyarakat, Sebab, menegakkan keadilan berarti menegakkan hukum perundang-undangan, peraturan dan tata tertib. Bersikap adil hendaknya meliputu segala aspek kehidupan, baik hukum, hak dan kewajiban, maupun dalam hal bergaul. Bahkan dalm berbicara pun hendaknya bersikap adil. Firman Allah SWT Apabila keadilan telah tertanam dan dijalankan oleh setiap manusia dalam segala aspek kehidupan, ketenangan dan kebahagiaan akan dapat dirsakan oleh semua lapisan msyarakat. Karena pentingnya keadilan maka Allah Swt memerintahkan agar setiap manusia berbuat adil. Sebagimana Firman-Nya : Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia[361] Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan kata-kata atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. An Nisa’ : 135 Berbuat sesuatu yang menyimpang dari keadilan berarti berbuat zalim aniaya. Sedangkan penganiayaan dapat merugikan diri sendiri dan maupun orang lain. Karena itu, penganiayaan termasuk perbuatan yang dilarang oleh agama dan tidak disukai oleh Allah SWT. Kita dilarang berbuat zalim dan diperintahkan berbuat adil. Berbuat adil itu harus meliputi segala hal, baik dalam perkataan maupun perbuatan, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun lingkungan.

II. RIDHA 1. Pengertian

Ridha termasuk salah satu akhlak terpuji. Ridha artinya sudah merasa cukup dengan apa yang ia miliki, baik harta maupun pekerjaan. Sebagian orng mungkin menganggap, bahwa sikp yang demikian termasuk sikap yang buruk. Karena dengan merasa cukuo dengan apa yang dimilikinya itu maka akan menimbulkan kemalasan pada dirinya dan tidak akan mau bekerja. Pandangan yang seperti itu adalah pandangan yang sesat dan keliru. Islam tidak mengajarkan kepada umatnya supaya hidup malas. Ridha dapat menjauhkan diri dari ajakan nafsu terhadap berbagai tipu daya kehidupan dunia, yang membuat orang lupa akan Allah SWT dalam mempersiapkan diri menuju kehidupan akhirat kelak. Akibat godaan nafsu, seseorang tidak takut atas ancaman yang akan diterimanya sehingga sikap dan perilakunya melampaui batas-batas norma agama. Maka, untuk menghindari hal itu seorang muslim ditunut utnuk bersikap Qana’ah da dalam hidupnya. Qana’ah yang harus mengandung arti : 1. menerima dengan rela apa yang ada, 2. menerima dengan sabar semua ketentuan Allah SWT 3. bertawakal kepada Allah SWT 4. memohon kepad Allah SWT tambahan yang pantas, yang disrtai denga usaha dan ikhtiar 5. tidak tertarik oleh tipu daya dunia. Maka jelaslah, bahwa Ridha itu berkaitan dengan sikap hati atau sikap mental dalam menghadapi apa yang kita miliki atau dalam menghadapi apa yang menimpa kepada diri kita. Kita terima dengan rela apa yang ada, dan kita terima pula dengan tabah apa yang menimpa pada diri kita. Tetapi, kita tetap bekerja sebagaimana mestinya dan tawakal kepada Allah. Apaila pekerjaan kita berhasil maka kita bersyukur kepada Allah, artinya kita diberi karunia nikmat dari-Ny. Adapun nikmat itu sdikit atau banyak, semuanya kita terima dengan senang hati. Sebaliknya, jika apa yang kita usahakan itu belum membawa keberhasilan maka kita terima juga ketentuan yang demikian itu dengan tabah dan sabar. Sebab, Tuhan Maha Kuasa utnuk berbuat atas segala sesuatu menurut kehendak-Nya. Kita tidak boleh sombong kalau sedang beruntung. Sebaliknya, kita juga tidak gelisah jika sedang merugi. Karena itu, sungguh beruntung bagi orang yang hatinya telah mencapai qana’ah. Seperti sabda Rasulullah SAW, yang artinya : “berbahagialah bagi orang yang mendapat petunjuk untuk masuj Islam sedang keadaan hidupnya sederhana, tetapi Qana’ah”. HR. Turmudzi Selain itu dalam hadits lain beliau bersabda, yang artinya : “Qana’ah itu adalah harta yang tidak hilang dan simpanan yang didak akan lenyap”. HR. Thabrani dan Jabir Orang yang berjiwa qana’ah adalah orang yang merasa cukup dengan ap yang ia miliki. Orang yang memiliki jiwa qana’ah itu ia akan bebas dan tiddak terikat dengan segala sesuatu, sebab ia tidak mempunyai ambisi apapun. Ia rela Ridha dengan kedudukan, harta dan ilmu yang ia miliki, sbab ia mempinyai keyakinan bahwa ini semua sudah menjadi kepastian Allah SWT. Karena itu, orang yang berjiwa Qana’ah hidupnya akan tenteram, tidak tamak dan rakus. Semua pemberian Allah yang berupa apapun ia menerima dengan ridha dan rasa syukur. Allah berfirman : Artinya : “Dan ingatlah juga, tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. Jadi, orang yang mensyukuri nikmat Allah niscaya Allah akan menambah nikmat kepadanya. Tetpi, ada pula orang yang hidupnya. selalu meras kurang , sehingga hidupnya gelisah dan tidak tenang. Maka, orang itu tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya, karena itu disebut kufur.

2. Fungsi ridha dalam kehidupan Pribadi