54 rehabilitasi berupa penanaman pohon mangrove baik dari pemerintah maupun dari
masyarakat setempat. Estimasi nilai guna langsung, tidak langsung, dan pilihan tersebut di atas
kemudian dikuantifikasi untuk memperoleh nilai guna hutan mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan. Nilai guna dari sumberdaya hutan mangrove di Pesisir Pantai
Tlanakan Tahun 2012 adalah sebesar Rp.
268 867 261 273,00
Gambar 15.
Gambar 15. Nilai Guna Hutan Mangrove Pasca Rehabilitasi di Pesisir Pantai Tlanakan
6.2.2 Nilai Non-Guna Non-Use Value
Nilai non-guna hutan mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan diestimasi dengan menggunakan metode CVM. Metode ini didasarkan pada kesediaan
membayar seseorang untuk melestarikan hutan mangrove dan untuk tetap mempertahankan keberadaannya sehingga bisa dinikmati oleh generasi yang akan
datang.
6.2.2.1 Nilai Warisan Bequest Value
Nilai warisan hutan mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan diperoleh dengan menanyakan kesediaan membayar masyarakat untuk melestarikan ekosistem
mangrove. Nilai WTP masyarakat ini diperoleh melalui beberapa tahapan WTP dengan menggunakan CVM. Tahapan dalam penentuan WTP adalah membentuk
1. Nilai Potensi Kayu Mangrove
Rp. 5.068.238 2.
Nilai Kayu Bakar Rp. 168.140.868.336
3. Nilai Produktivitas Perikanan
Rp. 95.154.302.000 Nilai Guna
Rp. 268.867.261.273
Nilai Guna Langsung Rp. 263.300.238.574
Nilai Guna Tidak Langsung Rp. 5.558.554.467
Nilai Pilihan Rp. 8.468.232
1. Nilai Penahan Abrasi Rp. 1 448.341.667 2. Nilai Penyedia Feeding Ground Rp. 4.107.790.800
3. Nilai Ekowisata Rp. 2.422.000
55 pasar hipotetik, mendapatkan penawaran besarnya WTP, memperkirakan dugaan
rataan WTP, menjumlahkan data, dan mengevaluasi penggunaan CVM. Berdasarkan hasil wawancara, masyarakat pada umumnya bersedia untuk
ikut berpartisipasi dalam melestarikan hutan mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan. Sebanyak 32 orang bersedia membayar untuk melestarikan hutan mangrove di
Pesisir Pantai Tlanakan dan tiga orang lainnya tidak bersedia untuk melestarikan hutan mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan. Mereka mengangap bahwa hal
tersebut adalah tanggungjawab pemerintah. Willingness to pay
masyarakat untuk melestarikan hutan mangrove sangat bervariasi mulai dari RP 4 000,00 sampai dengan Rp. 100 000,00 Tabel 8.
Berdasarkan hasil olahan data WTP masyarakat, maka diperoleh dugaan rataan WTP masyarakat yaitu sebesar Rp. 20 000,00bulan. Nilai WTP per tahun
diperoleh dari hasil perkalian antara nilai median WTP dengan jumlah bulan dalam satu tahun yaitu sebesar Rp 240 000,00 Tabel 8. Nilai total WTP per
tahun merupakan estimasi dari nilai warisan hutan mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan yang diperoleh dari hasil perkalian antara nilai median WTP per tahun
dengan populasi penduduk di sekitar hutan mangrove 22 804 jiwa.
56
Tabel 8. Nilai WTP Warisan Hutan Mangrove Pasca Rehabilitasi di Pesisir Pantai Tlanakan
No WTPi
RpBulan Frekuensi
Relatif Jumlah
Nilai WTP RpBulan
Jumlah WTP RpBulan
1 4.000
2,86 1
4.000 11.440
2 5.000
2,86 1
5.000 14.300
3 10.000
11,43 4
40.000 457.200
4 15.000
11,43 4
60.000 685.800
5 20.000
22,86 8
160.000 3.657.600
6 30.000
8,57 3
90.000 771.300
7 35.000
11,43 4
140.000 1.600.200
8 40.000
5,71 2
80.000 456.800
9 50.000
11,43 4
200.000 2.286.000
10 100.000
2,86 1
100.000 286.000
Total 91,43
32 10.226.640
Nilai Median WTP 20.000
Nilai Median WTPtahun 240.000
P 22.804
Nilai Total WTPTahun Rp 5.003.849.143
Sumber: Data Primer yang Diolah 2012
Nilai WTP warisan masyarakat yang tinggi menunjukkan kepedulian masyarakat yang tinggi terhadap hutan mangrove. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan
masyarakat pendidikannya tinggi sehingga kepedulian mereka terhadap sumberdaya alam hutan mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan juga tinggi.
Kepedulian masyarakat yang tinggi setelah adanya rehabilitasi terlihat dari nilai WTP warisan yang diberikan terhadap hutan mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan.
Nilai WTP warisan hutan magrove pasca rehabilitasi di Pesisir Pantai Tlanakan adalah sebesar Rp. 5 003 849 143,00.
Analisis yang digunakan untuk mengevaluasi penggunaan CVM pada nilai warisan adalah analisis linear berganda. Variabel yang mempengaruhi nilai WTP
warisan hutan mangrove yang ditetapkan adalah jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan kelestarian lingkungan kondisi hutan
mangrove. Hasil regresi nilai WTP warisan dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini:
57
Tabel 9. Hasil Analisis Regresi Nilai WTP Warisan Hutan Mangrove Pasca Rehabilitasi di Pesisir Pantai Tlanakan
Variabel Coef
SE Coef T-Stat
P-Value VIF
Keterangan
Constant -20966
12360 -1,70
0,102 -
Jenis Kelamin JK -5040
6557 0,77
0,449 2,5
Tidak nyata Umur UR
3354 2626
1,28 0,213
2,9 Tidak nyata
Pendidikan Pdi 14324
3988 3,59
0,001 3,3
Nyata Pendapatan Pda
3386 3785
0,89 0,379
2,1 Tidak nyata
Pk1Karyawan 12635
8007 1,58
0,127 1,9
Nyata Pk2 Nelayan
2606 8832
0,30 0,770
4,1 Tidak nyata
Pk3 Wiraswasta -4282
7741 -0,55
0,585 3,3
Tidak nyata Pk4 PNS
48458 16899
2,87 0,008
1,9 Nyata
LN K. Hutan 6514
5050 1,29
0,209 1,5
Tidak nyata
R Square R
2
0,728 R Square R
2
Adjusted 0,63
F-Hitung 7,43 sig 0,000
Durbin-Watson 2,16045
Sumber: Data Primer yang Diolah 2012 Taraf Nyata 95
Taraf Nyata 85
Model yang dihasilkan dalam penelitian ini sudah cukup baik, hal tersebut ditunjukkan oleh nilai R
2
sebesar 0,728. Artinya, sebesar 72,8 keragaman WTP nilai warisan dapat diterangkan oleh keragaman variabel-variabel penjelas yang
terdapat dalam model, sedangkan sisanya 27,2 diterangkan oleh variabel- variabel lain yang tidak terdapat dalam model. Pada model yang dihasilkan
diketahui bahwa nilai R
2 adj
berbeda dengan nilai R
2
. Menurut Lind et al 2008 R
2 adj
merupakan koefisien determinasi dari peranti lunak statistika untuk menyeimbangkan dampak dari jumlah variabel bebas terhadap koefisien
determinasi berganda sekaligus menjelaskan bahwa variabel bebas tambahan merupakan prediktor yang bagus atau tidak untuk variabel terikatnya. Nilai VIF
untuk semua variabel penjelas dalam model tersebut lebih kecil daripada sepuluh. Menurut Lind et al 2008 variabel penjelas yang memiliki VIF lebih kecil dari
sepuluh maka variabel penjelas tersebut tidak terlalu berkorelasi dengan variabel bebas lainnya sehingga variabel tersebut tidak perlu dibuang dari model.
Nilai F-hitung yang diperoleh dalam model ini yaitu sebesar 7,43 dengan nilai Sig sebesar 0,000, hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel penjelas
58 dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap nilai WTP warisan
yang dilakukan pada taraf . Nilai Durbin-Watson DW yang diperoleh dalam
model ini yaitu sebesar 2,16045, artinya tidak ada autokorelasi didalam model tersebut karena DW berada diantara 1,55 dan 2,46 Firdaus, 2004. Nilai DW
tersebut menunjukkan bahwa asumsi sisaan menyebar bebas dapat dipenuhi. Model yang dihasilkan dalam analisis regresi nilai WTP warisan hutan mangrove
di Pesisir Pantai Tlanakan yaitu:
WTP
w
= - 20966 - 5040 JK+ 3354 UR + 14324 Pdi + 3386 Pda + 12635 Pk1 + 2606 Pk2 - 4282 Pk3 + 48458 Pk4 + 6514 LN
Variabel independen yang berpengaruh nyata pada model di atas adalah tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan sebagai karyawan dan PNS. Variabel
tingkat pendidikan berpengaruh nyata pada taraf 95 terhadap nilai WTP warisan hutan mangrove disebabkan karena P-Value yang kurang dari
0,0010,05. Nilai koefisien bertanda positif artinya semakin tinggi tingkat pendidikan kecenderungan responden untuk memberikan penilaian terhadap WTP
warisan akan semakin besar. Selain itu, jenis pekerjaan sebagai karyawan juga berpengaruh nyata pada taraf 85 hal ini dikarenakan nilai P-Value yang kurang
dari α 0,1270,15. Jenis pekerjaan PNS juga berpengaruh nyata pada taraf 95 terhadap nilai WTP warisan hutan mangrove disebabkan P-Value yang kurang
dari α 0,0080,05. Nilai koefisien jenis pekerjaan karyawan dan PNS sama- sama bertanda positif artinya jika ada tambahan responden yang pekerjaannya
sebagai karyawan dan atau PNS maka akan cenderung meningkatkan nilai WTP warisan dari hutan mangrove.
59
6.2.2.2 Nilai Keberadaan Existence Value
Nilai keberadaan hutan mangrove di Tlanakan akan dirasakan manfaatnya baik langsung atau pun tidak langsung oleh masyarakat di sekitar Pesisir Pantai
Tlanakan. Nilai keberadaan ini diperoleh dengan menggunakan metode CVM yaitu dengan menanyakan kesediaan membayar masyarakat yang mengetahui
keberadaan hutan mangrove. Nilai median WTP yang diperoleh adalah sebesar Rp. 25 000,00.
Nilai median tersebut lebih tinggi Rp. 5 000,00 dibandingkan dengan nilai median warisan hutan mangrove. Hal ini disebabkan rata-rata
responden nilai keberadaan adalah mahasiswa yang memiliki pengetahuan dan kesadaran yang tinggi akan fungsi dan manfaaat hutan mangrove.
Nilai WTP per tahun diperoleh dari hasil perkalian antara nilai median WTP sebesar Rp. 25 000,00 dengan jumlah bulan dalam satu tahun yaitu sebesar
Rp 300 000,00. Nilai total WTP per tahun merupakan estimasi dari nilai keberadaan hutan mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan yang diperoleh dari hasil
perkalian antara nilai median WTP per tahun dengan populasi penduduk di sekitar hutan mangrove 22 804 jiwa yaitu sebesar Rp. 6 841 200 000,00 Tabel 10.
Tabel 10. Nilai WTP Keberadaan Hutan Mangrove Pasca Rehabilitasi di Pesisir Pantai Tlanakan
No WTPi
RpBulan Frekuensi
Relatif Jumlah
WTP RpBulan
Jumlah WTP Rpbulan
1 5000
2,86 1
5.000 14.300
2 10000
14,29 5
50.000 714.500
3 15000
14,29 5
75.000 1.071.750
4 20000
11,43 4
80.000 914.400
5 25000
11,43 4
100.000 1.143.000
6 30000
14,29 5
150.000 2.143.500
7 40000
2,86 1
40.000 114.400
8 50000
20,00 7
350.000 7.000.000
9 70000
2,86 1
70.000 200.200
10 100000
5,71 2
200.000 1.142.000
Total 100,00
35 14.458.050
Nilai Median WTP 25.000
Nilai Median WTPtahun 300.000
P 22.804
Nilai Total WTPTahun Rp 6.841.200.000
Sumber: Data Primer yang Diolah 2012
60 Analisis yang digunakan untuk mengevaluasi penggunaan CVM pada nilai
WTP keberadaan hutan mangrove adalah analisis linear berganda. Variabel yang mempengaruhi nilai WTP warisan hutan mangrove yang ditetapkan adalah jenis
kelamin, status, umur, tingkat pendidikan, pendapatan, dan kelestarian lingkungan. Hasil analisis regresi nilai WTP keberadaan hutan mangrove di
Pesisir Pantai Tlanakan dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Analisis Regresi Nilai WTP Keberadaan Hutan Mangrove Pasca Rehabilitasi di Pesisir Pantai Tlanakan
Variabel Coef
SE Coef T-Stat
P-Value VIF
Keterangan
Constant -8721
21432 -0,41
0,678 -
Jenis Kelamin JK -2493
6723 -0,37
0,714 1.3
Tidak nyata Status ST
11399 10228
1,11 0,275
2,0 Tidak nyata
Umur UR 5090
4447 1,14
0,262 1,4
Tidak nyata Pendidikan Pdi
-176 6353
-0,03 0,978
2,4 Tidak nyata
Pendapatan Pda 11785
3801 3,10
0,004 2,1
Nyata Mahasiswa MH
411 7532
0,05 0,957
1,4 Tidak nyata
LN K. Hutan -8609
7786 -1,11
0,279 1,2
Tidak nyata
R Square R
2
0,552 R Square R
2
Adjusted 0,436
F-Hitung 4,76Sig 0,001
Durbin-Watson 1,73877
Sumber: Data Primer yang Diolah 2012 Taraf nyata 95
Model yang dihasilkan dalam penelitian ini sudah cukup baik, hal tersebut ditunjukkan oleh nilai R
2
sebesar 0,552. Artinya, sebesar 55,2 keragaman WTP dapat diterangkan oleh keragaman variabel-variabel penjelas yang terdapat dalam
model, sedangkan 44,8 diterangkan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model. Pada model yang dihasilkan diketahui bahwa nilai R
2 adj
berbeda dengan nilai R
2
. Menurut Lind et al 2008 R
2 adj
merupakan koefisien determinasi dari peranti lunak statistika untuk menyeimbangkan dampak dari jumlah variabel
bebas terhadap koefisien determinasi berganda sekaligus menjelaskan bahwa variabel bebas tambahan merupakan prediktor yang bagus atau tidak untuk
variabel terikatnya. Nilai VIF untuk semua variabel penjelas dalam model tersebut lebih kecil daripada sepuluh. Menurut Lind et al 2008 variabel penjelas yang
61 memiliki VIF lebih kecil dari sepuluh maka variabel penjelas tersebut tidak terlalu
berkorelasi dengan variabel bebas lainnya sehingga variabel tersebut tidak perlu dibuang dari model.
Nilai F-hitung yang diperoleh dalam model ini yaitu sebesar 4,76 dengan nilai Sig 0,001, hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel penjelas secara
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap nilai WTP keberadaan pada taraf .
Nilai Durbin-Watson DW yang diperoleh dalam model ini yaitu sebesar 1,73877, artinya tidak ada autokorelasi didalam model tersebut karena berada
diantara 1,55 dan 2,46 Firdaus, 2004. Nilai DW tersebut menunjukkan bahwa asumsi sisaan menyebar bebas dapat dipenuhi. Model yang dihasilkan dalam
analisis regresi nilai WTP keberadaan hutan mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan yaitu:
WTP
k
= - 8721 - 2493 JK + 11399 ST + 5090 UR - 176 Pdi + 11785 Pda + 411 MH - 8609 LN
Variabel independen yang berpengaruh nyata pada model di atas adalah pendapatan responden. Variabel pendapatan berpengaruh nyata pada taraf 95
terhadap nilai WTP keberadaan hutan mangrove disebabkan karena P-Value yang kurang dari
0,0040,05. Nilai koefisien bertanda positif artinya semakin tinggi pendapatan responden maka kecenderungan responden untuk memberikan
penilaian terhadap WTP keberadaan akan semakin besar. Nilai non-guna Non- Use Value hutan mangrove secara keseluruhan adalah
sebesar Rp. 11 845 049 143,00. Nilai ini diperoleh dari penjumlahan nilai
warisan dan nilai keberadaan hutan mangrove pasca rehabilitasi di Pesisir Pantai Tlanakan. Dengan demikian, nilai non-guna yang sebelumnya tidak memiliki nilai
pasar dapat diketahui dan dinilai.
62
6.3 Kuantifikasi Nilai Ekonomi Total Hutan Mangrove