29 bekerjasama dengan masyarakat setempat. Selanjutnya pasar hipotetik CVM yang
ditawarkan, dibentuk dalam sebuah skenario sebagai berikut:
Skenario ini memberikan gambaran kepada responden mengenai situasi hipotetik mengenai rencana pengelolaan dan pembayaran jasa SDAL sebagai upaya
konservasi untuk kelestarian hutan mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan. Nilai sumberdaya alam tersebut akan diberlakukan dan ditanyakan kepada responden
mengenai WTP per bulan untuk masyarakat yang mengetahui hutan mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan.
4.4.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Juanda 2009, analisis linear berganda multiple regresion adalah persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara beberapa
peubah bebas dan satu peubah tak bebas. Analisis regresi linear berganda pada penelitian ini digunakan untuk mengevaluasi penggunaan CVM. Evaluasi
pelaksanaan model CVM dapat dilihat dari tingkat keandalan fungsi WTP. Persamaan regresi linear berganda yang digunakan dalam menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi nilai WTP responden adalah sebagai berikut:
WTP = β
0 +
β
1
JK + β
2
UR + β
3
ST + β
4
Pdi+ β
5
Pda + β
6
Pk1 + β
7
Pk2 +β
8
Pk3 + β
9
Pk4+ β
10
Pk5+ β
11
MH+ β
12
LN+ ɛi
Keterangan WTP
: Nilai WTP Responden Rporang β
: Intersep β
1
,..,β
n
: Koefisien Regresi JK
: Jenis Kelamin Dummy UR
: Usia Responden Tahun ST
: Status Dummy
“Pihak pengelola berencana akan terus melakukan rehabilitasi. Hal tersebut memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat dengan penarikan dana sumbangan. Selanjutnya dana tersebut
akan digunakan untuk biaya pembelian bibit mangrove, pancang tegakan bibit mangrove, dan upah bagi masyarakat yang menanam pohon mangrove. Berapa jumlah yang bersedia anda
bayarkan untuk program rehabilitasi hutan mangrove tersebut ?”.
30
Pdi : Tingkat Pendidikan Responden
Pda : Tinkat Pendapatan Responden Rpbulan
Pk1 : Jenis Pekerjaan sebagai Karyawan Dummy
Pk2
:
Jenis Pekerjaan sebagai Nelayan Dummy Pk3
: Jenis Pekerjaan sebagai Wiraswasta Dummy Pk4
: Jenis Pekerjaan sebagai PNS Dummy Pk5
: Jenis Pekerjaan lain Dummy MH
: Mahasiswa Dummy LN
: Kelestarian LingkunganKondisi Hutan Mangrove Dummy i
: Responden ke-i i = 1, 2, 3,...,n
4.4.4 Kuantifikasi Manfaat ke Dalam Nilai Uang
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan setelah mengidentifikasi manfaat-manfaaat dari hutan mangrove adalah mengkuantifikasi seluruh manfaat
yang diperoleh ke dalam nilai uang. Nilai tersebut dikuantifikasi berdasarkan nilai ekonomi total hutan mangrove secara keseluruhan. Ada beberapa nilai yang dapat
digunakan untuk melakukan kuantifikasi dari sumberdaya mangrove, yaitu: 1.
Nilai Pasar Pendekatan nilai pasar digunakan untuk menghitung nilai ekonomi dari
komoditas-komoditas yang langsung dapat dimanfaatkan dari sumberdaya mangrove. Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan Productivity Method.
Pendekatan ini dilakukan untuk menilai manfaat langsung dari penggunaan komponen suatu sumberdaya hutan mangrove seperti kayu, ikan, udang, dan
kepiting. 2.
Harga Tidak Langsung Pendekatan ini digunakan untuk menilai manfaat tidak langsung dari hutan
mangrove. Pendekatan ini digunakan untuk komoditas yang tidak memiliki nilai pasar seperti manfaat tidak langsung hutan mangrove sebagai penahan abrasi
pantai dan sebagai tempat tujuan ekowisata.
31 3.
Contingent Valuation Method CVM
Pendekatan CVM ini digunakan untuk menghitung nilai dari manfaat keberadaan dan nilai warisan dari hutan mangrove melalui responden terpilih.
4. Nilai Total Ekonomi
Nilai total dari hutan mangrove merupakan penjumlahan seluruh nilai ekonomi dari manfaat hutan mangrove yang telah diidentifikasi dan dikuantifikasi
ke dalam nilai uang. Nilai manfaat total tersebut dirumuskan sebagai berikut:
TEV = DV + IV + OV +BV+EV.................................................................... ….5
Keterangan TEV
: Total Economic Value DV
: Direct Value IV
: Indirect Value OV
: Option Value BV
: Bequest Value EV
: Existence Value
32
V. GAMBARAN UMUM
5.1 Keadaan Umum Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan
Tlanakan merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Pamekasan yang memiliki luas wilayah 48,10 Km
2
dan terletak 22 m di atas permukaan laut serta terdiri dari 17 desa. Ekosistem mangrove di Pesisir Pantai
Tlanakan terletak di tujuh desa di Kecamatan Tlanakan. Desa-desa tersebut adalah Desa Tlesah, Tlanakan, Ambat, Branta Tinggi, Branta Pesisir, Kramat, dan
Bandaran. Berdasarkan hasil survei tahun 2008 dan analisis citra landsat ETM +7 diketahui luas hutan mangrove di Kecamatan Tlanakan 15,708 Ha DKP, 2008.
Berdasarkan data terbaru Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pamekasan luas hutan mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan pada tahun 2011 setelah
rehabilitasi adalah 58 ha DKP, 2012. Keadaan umum dari hutan mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan tersebut tidak terlepas dari pengaruh batas-batas
daerahnya. Sebelah utara, timur, selatan, dan barat Kecamatan Tlanakan berbatasan dengan Kecamatan Proppo, Pademawu, Selat Madura, dan Kabupaten
Sampang.
5.2 Keadaan Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di Pesisir Pantai Tlanakan dideskripsikan berdasarkan keadaan kependudukan yang terdiri atas
jumlah penduduk dan umur penduduk. Keadaan ekonomi dideskripsikan berdasarkan mata pencaharian penduduk Tlanakan.
1. Kependudukan
Perkembangan fisik, perekonomian serta sosial budaya daerah sangat ditentukan oleh perubahan keadaan dan kondisi penduduk setempat. Jumlah