9 3.
Sebagai tempat berpijah berbagai jenis biota 4.
Sebagai habitat alami berbagai jenis burung, reptilian, dan kera c.
Fungsi Ekonomi 1.
Sebagai sumber kayu untuk kayu bakar, arang, bahan bangunan, alat-alat rumah tangga, dan bahan pertanian.
2. Sebagai bahan industry makanan, obat-obatan, tekstil, penyamak kulit,
pulp , rayon dan kertas.
3. Sebagai tempat pertambakan udang dan ikan, tempat pembuatan garam
dan juga sebagai tempat rekreasi.
2.2 Nilai Ekonomi Hutan Mangrove
1. Konsep Dasar Nilai Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
Nilai merupakan persepsi terhadap barang dan jasa dari setiap individu tergantung tempat dan waktu. Menurut Davis dan Johnson yang diacu dalam
Ramadhan 2010, penilaian diartikan sebagai proses pengkuantifikasian nilai yang harus dilakukan melalui persepsi, pandangan individu atau kelompok
individu. 2.
Jenis-Jenis Nilai Ekonomi Nilai ekonomi dari sumberdaya mempunyai jenis yang bermacam-macam.
Ada nilai yang bisa dikuantifikasi melalui pendekatan harga pasar dan ada pula nilai yang tidak bisa dikuantifikasi dengan harga pasar. Hutan mangrove yang
sudah direhabilitasi ini juga memiliki manfaat nilai ekonomi yang besar. Nilai ekonomi tersebut cenderung lebih mengarah pada nilai yang tidak bisa
dikuantifikasi dengan harga pasar. Memahami permasalahan tersebut maka Krutilla 1967 dalam Santoso 2005 memperkenalkan konsep Total Economic
10 Value
TEV atau nilai ekonomi total bagi setiap individu atas sumberdaya alam dan lingkungan. Model nilai ekonomi total dapat dilihat pada Gambar 1.
Sumber: Pearce dan Moran 1994
Gambar 1. Model Nilai Ekonomi Total
Berdasarkan model tersebut TEV dibagi menjadi dua bagian yaitu use value dan non-use value
. a.
Nilai Guna Use Value Use value
adalah nilai yang dihasilkan dari pemanfaatan aktual dari barang dan atau jasa seperti menangkap ikan, menangkap kepiting,
menangkap udang, menebang pohon, dan sebagainya. Nilai guna merupakan nilai yang dirasakan oleh masyarakat. Nilai guna ini biasanya dinilai dengan
menggunakan harga pasar dan oleh karena itulah nilai ini cenderung lebih mudah dihitung daripada nilai non-guna dari hutan mangrove.
Nilai guna tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu nilai guna langsung, nilai guna tidak langsung, dan nilai guna pilihan. Nilai guna langsung ini
misalnya saja nilai dari hasil tangkapan ikan, udang, dan kepiting di sekitar hutan mangrove. Nilai guna tidak langsung dari hutan mangrove ini mengacu
pada fungsinya dan dirasakan secara tidak langsung oleh masyarakat misalnya sebagai pencegah abrasi pantai, spawning ground, feeding ground,
Nilai Ekonomi Total Total Economic Value
Nilai Guna Use Value
Nilai Non-Guna Non Use Value
Nilai Guna Langsung
Direct Use Value
Nilai Guna Tidak Langsung
Indirect Use Value
Nilai Pilihan
Option Value
Nilai Keberadaan
Existence Value
Nilai Warisan
Bequest Value
11 dan sebagai penyerap karbon. Nilai guna yang ketiga yaitu nilai guna pilihan.
Nilai guna pilihan adalah suatu nilai yang menunjukkan kesediaan seseorang untuk membayar guna melestarikan ekosistem mangrove bagi pemanfaatan
dengan mengacu pada nilai keanekaragaman hayati biodiversity hutan mangrove di Indonesia, yaitu US 1 500km
2
tahun atau US15hatahun Ruitenbeek, 1991 dalam Fahrudin, 1996.
b. Nilai Non-Guna Non-Use Value
Menurut Fauzi 2002 yang diacu dalam Santoso 2005 Non-Use Value merupakan nilai yang tidak berhubungan dengan pemanfaatan aktual dari
barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam. Nilai bukan kegunaan ini dibagi menjadi dua bagian yaitu nilai warisan dan nilai keberadaan. Nilai
warisan merupakan nilai yang diwariskan untuk generasi yang akan datang. Nilai ini diukur melalui keinginan masyarakat dalam membayar untuk
memelihara SDAL untuk generasi yang akan datang Fauzi, 2002 dalam Santoso, 2005. Nilai yang kedua adalah nilai keberadaan, nilai ini merupakan
nilai yang sudah melekat pada sumberdaya tersebut Fauzi, 2002 dalam Santoso, 2005.
3. Pendekatan Nilai Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan SDAL
Menurut Pearce dan Moran 1994 pendekatan penilaian sumberdaya dan lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu, pendekatan langsung
dan pendekatan tidak langsung. Pendekatan langsung ini dengan cara eksperimen dan survei, seperti penggunaan Contingent Valuation Method dan Contingen
Rangking Method. Sedangkan pendekatan tidak langsung yaitu dengan
pendekatan pasar konvensional atau observasi pasar berdasarkan informasi.
12 a.
Pendekatan Langsung Nilai Ekonomi SDAL Pengukuran nilai ekonomi dalam penelitian ini menggunakan Contingent
Valuation Method CVM. Perhitungan CVM ini dilakukan untuk mengukur
preferensi masyarakat, nelayan, dan pemerintah daerah dengan wawancara langsung yang dipandu melalui kuesioner mengenai kesediaan membayar
untuk tetap memperoleh lingkungan hutan mangrove yang baik. b.
Pendekatan Tidak Langsung Nilai Ekonomi SDAL Pengukuran ini meliputi dua metode yaitu surplus konsumen dan
Productivity Method . Metode yang digunakan dalam pendekatan tidak
langsung nilai ekonomi suatu SDAL ini yaitu Productivity Method . Hal tersebut berdasarkan tujuan peneliti.
2.3 Penelitian Terdahulu