1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. 3. 1 Tujuan Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, maka penelitian ini bertujuan untuk:
Mengetahui pengaruh implementasi IFRS terhadap tingkat manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
1. 3. 2 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut : 1.
Bagi pembaca, memberikan pengetahuan mengenai pengaruh penerapan IFRS di Indonesia terhadap manajemen laba.
2. Bagi penelitian yang akan datang, sebagai acuan bagi penelitian yang
berkaitan dengan pengaruh penerapan IFRS di Indonesia terhadap manajemen laba
3. Bagi akademisi, memeberikan kontribusi pada literatur-literatur terdahulu
mengenai pengaruh penerapan IFRS di Indonesia terhadap manajemen laba
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Landasan Teori 2. 1. 1 Teori Keagenan
Menurut Jensen dan Meckling 1976 dalam kerangka hubungan keagenan agency theory, adanya masalah keagenan disebabkan karena konflik
kepentingan antara principal dan agent, kontrak yang tidak lengkap serta adanya asimetri informasi antara principal dan agent. Munculnya potensi konflik antara
principal dan agent dapat mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan. Kepentingan manajer dan pemilik tidak selalu secara sempurna bisa diselaraskan
karena terdapat perbedaan preferensi tingkat risiko, perbedaan diversifikasi serta adanya asimetri informasi.
Macey dan O’Hara 2003 mengemukakan perbedaan karakteristik industri perbankan dengan industri lain, meliputi: pertama, bank adalah sektor usaha yang
“tidak transparan”. Kedua, bank merupakan sektor usaha yang memiliki tingkat regulasi tinggi dibanding dengan sektor usaha lain karena kondisi perekonomian
sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan industri keuangan. Karakteristik bank yang “tidak transparan” dapat menimbulkan masalah
keagenan. Kondisi seperti ini dinamakan asimetri informasi dimana agen lebih banyak mengetahui informasi mengenai perusahaan dari pada pihak lainnya
principal. Adanya asimetri informasi mendorong agen melakukan perilaku yang tidak seharusnya dysfunctional behavior. Menurut penelitian Furfine dalam
Levine 2004 asimetri informasi yang lebih besar terjadi pada industri perbankan
Universitas Sumatera Utara
dibanding industri lain. Misalnya, kualitas kredit yang diberikan tidak dapat diobservasi secara langsung dan dapat disembunyikan dalam waktu yang lama.
Bank dapat dengan cepat mengganti komposisi resiko aset mereka dengan memperpanjang kredit klien yang sebenarnya tidak dapat memenuhi kewajiban
sebelumnya Levine, 2004. Bank beroperasi pada lingkungan yang sangat teregulasi. Regulator
mewakili kepentingan penabung karena para penabung tidak mampu mengawasi bank secara optimal. Bentuk perlindungan tersebut diantaranya melalui aturan
kewajiban pemenuhan kecukupan modal minimum capital adequacy ratio, cadangan wajib bank reserve requirement, kebijakan pengungkapan disclosure
serta kewajiban pembentukan cadangan kerugian aktiva produktif. Bank Indonesia sebagai regulator perbankan di Indonesia telah menerbitkan berbagai regulasi
termasuk mengatur prosedur akuntansi bank, untuk melindungi kepentingan publik. Namun pada kondisi tertentu, regulasi justru memberikan insentif kepada
pengelola bank untuk mengambil tindakan yang merugikan stakeholder lain Supriyatno, 2006.
Asimetri informasi merupakan salah satu faktor penting penyebab terjadinya agency cost di industri perbankan dan semakin menyuburkan praktek
manajemen laba. Semakin tinggi asimetri informasi mengakibatkan semakin tinggi tingkat manajemen laba. Menurut Hendriksen dan Van Breda 2002,
asimetri informasi memunculkan dua masalah yaitu adverse selection dimana para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak
tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan pihak luar. Selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
moral hazard dimana kegiatan yang dilakukan manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar
pengetahuan pemegang saham. Bank sentral sebagai regulator berusaha menciptakan disiplin pasar dan meminimalkan tindakan penyimpangan moral
hazard dan adverse selection pengelola bank yang dapat menimbulkan resiko tinggi bagi para pemilik dana. Sejak 1 Januari 2014 pengawasan bank-bank
diseluruh Indonesia telah beralih dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan OJK.
2. 1. 2 Manajemen Laba