1. 3 International Financial Reporting Standard IFRS 1. 3. 1 Implementasi IFRS 1. 3. 2 Dampak Implementasi IFRS

saham justru lebih suka manajer melakukan downward window dressing untuk menurunkan kewajiban pajak. Teknik yang biasanya dijumpai dalam praktik manajemen laba adalah mengubah metode akuntansi, membuat estimasi akuntansi, mengubah periode pengakuan pendapatan dan biaya, mereklasifikasi akun current dan noncurrent, serta mereklasifikasi akrual diskresioner accrual discretionary dan akrual nondiskresioner accrual nondiscretionary Wolk, Dodd, dan Tearney;2006. 2. 1. 3 International Financial Reporting Standard IFRS 2. 1. 3. 1 Implementasi IFRS IFRS adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap transparansi informasi keuangan. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Namun sampai akhir 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standard IFRS dari total 33 standard. Minimnya sumber daya untuk mendukung anggota DSAK-IAI yang semua anggotanya adalah paruh waktu bekerja untuk pengembang standar pelaporan, IFRS yang sangat cepat berubah sehingga DSAK-IAI sulit untuk mengejarnya, dan masalah translasi bahasa menjadi kendala dalam penerapan IFRS ke dalam PSAK. Kesiapan pelaku industri juga menjadi pertanyaan. Ketidakpastian industri keuangan khususnya perbankan dalam mengadopsi standar akuntansi instrumen keuangan PSAK 50 dan PSAK 55 revisi 2006 membuat banyak pihak Universitas Sumatera Utara meragukan apakah Indonesia siap dalam mengadopsi IFRS. PSAK 50 dan PSAK 55 revisi 2006 adalah standar akuntansi instrumen keuangan yang diadopsi dari IAS 39 Recognation and Measurement of Financial Instrumen dan IAS 32 Presentation and Disclosure of Financial Instruments yang sedianya berlaku efektif mulai 1 Januari 2009 dengan terpaksa diundur menjadi 1 Januari 2010 akibat dari desakan pelaku industri yang belum siap menerapkannya. PSAK 50 dan 55 revisi 2006 yang mengacu pada IAS 32 dan IAS 39 merupakan PSAK yang kontroversial karena dampaknya yang besar pada industri perbankan Indonesia dimana instrumen keuangan adalah komponen utama dari aset dan liabilitas bank.

2. 1. 3. 2 Dampak Implementasi IFRS

Menurut Caratri 2011 implikasi berlakunya PSAK No. 50 revisi 2006 sebagai pengganti PSAK No. 50 1998 dalam industri perbankan Indonesia terkait dengan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN atau loan loss provisioning. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN merupakan salah satu komponen akrual yang sangat besar di bank. Perhitungan CKPN menggunakan PSAK 50 dan 55 revisi 2006 lebih ketat dan objektif dibandingkan PSAK sebelumnya, namun demikian mengandung unsur penilaian judgment yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan kecenderungan manajemen laba melalui CKPN Santy dkk, 2012. Universitas Sumatera Utara Myer 1990, Beatty et al. 1995, dan Collins et.al 1995 menemukan bukti manajemen melakukan manajemen laba untuk memenuhi kecukupan modal menggunakan loan charge off penghapusan loan loss provision. Kanagaretnam et al. 2004 menemukan bahwa manajer melakukan perataan laba melalui loan loss provision LLP untuk mengurangi variabilitas laba. Keuntungan atau kerugian dari instrument keuangan adalah salah satu celah untuk melakukan manajemen laba selain melalui CKPN. Namun PSAK 50 dan 55 Revisi 2006 melarang reklasifikasi antarkelompok instrumen keuangan, sehingga meningkatkan kecenderungan manajemen laba melalui CKPN. Nilai ekonomi dari portofolio kredit dan pendanaannya funding dapat naik atau turun disebabkan karena adanya perubahan dengan kualitas kredit yaitu jika terjadi masalah terhadap itikad baik willingness to pay dan kemampuan debitur untuk melunasi kredit beserta pinjamannya ability to pay. Penyisihan kerugian dilakukan sehingga laporan keuangan bank mencerminkan keadaan yang sebenarnya representation faithfullness. Selama ini kalau mengacu pada PSAK yang lama, penentuan cadangan memakai konsep ekspektasi kerugian kredit expectation loss sehingga bank bisa menumpuk cadangan besar-besaran kalau bankir merasa default kreditnya besar. Celah ini yang banyak dimanfaatkan bank untuk memoles laporan keuangannya dan melakukan window dressing. Namun, dengan diterapkannya PSAK 50 55 revisi 2006 dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia PAPI tahun 2008 yang menyesuaikan PSAK tersebut, bank dituntut untuk menentukan CKPN berdasarkan data historis kerugian kredit yang sudah terjadi incurred loss dari pengalaman kerugian yang Universitas Sumatera Utara sudah terjadi berdasarkan data historis setiap jenis kredit bank tersebut minimal selama 3 tahun terakhir. Sekalipun penerapan kedua PSAK revisi IFRS ini terlihat cukup ekstrim, tetapi dapat menggambarkan kondisi bank yang sesungguhnya. Adanya aturan yang tegas mengenai penentuan CPKN akan mengurangi kesempatan manajemen bank untuk melakukan window dressing. Bila dulu bank dapat menumpuk pencadangan besar dengan alasan kehati-hatian, meski kualitas kredit tidak mengkhawatirkan sehingga laba ikut turun. Tujuannya menghindari pajak atau mengatur ritme kinerja. Namun dengan diberlakukan PSAK revisian ini, bank tidak bisa lagi melakukan hal itu. Dan bank sebetulnya memiliki kesempatan untuk meningkatkan kinerja laporan keuangannya dengan mendapatkan kredit yang memiliki kualitas yang baik. Menurut Ng Eng dan Wahyuni 2012:5, IFRS memiliki banyak kelebihan sebagai berikut : 1. IFRS dihasilkan oleh suatu lembaga internasional yang independen sehingga pengaruh kekuatan politik dalam penyusunan standar dapat minimal. 2. Proses pembuatan IFRS lebih komprehensif melalui riset yang mendalam. Komentar untuk discussion paper maupun exposure draft keluaran IASB datang dari seluruh dunia sehingga standar yang dihasilkan lebih mencerminkan kebutuhan global dari pada kebutuhan suatu negara tertentu. 3. IFRS adalah standard yang berbasis prinsip principle based sehingga pengaturannya lebih sederhana dibandingkan dengan standar pelaporan keuangan keluaran Amerika Serikat yang lebih terperinci dan rumit rule based. 4. IFRS mensyaratkan pengungkapan informasi disclosure yang lebih detail dan terperinci sehingga membantu pengguna laporan keuangan mendapatkan informasi yang relevan. Universitas Sumatera Utara 5. IFRS semakin diterima oleh banyak negara, terlebih setelah terbukti standar akuntansi Amerika Serikat tidak mampu membentengi skandal-skandal perusahaan besar seperti kasus Enron dan Worldcom.

2. 2 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

13 120 99

Pengaruh good corporate governance dan implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

5 129 100

Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Property dan Real Estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia

13 113 95

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

0 0 11

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

0 0 2

Pengaruh good corporate governance dan implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Landasan Teori 2. 1. 1 Teori Keagenan - Pengaruh Implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Pengaruh Implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH KONVERGENSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS)TERHADAP TINGKAT MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011-2012 - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

PENGARUH KONVERGENSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS)TERHADAP TINGKAT MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011-2012 - Perbanas Institutional Repository

0 0 18