tercampur homogen. Diamkan beberapa saat pada suhu dingin dan kemudian pisahkan endapan dari bagian cairan atasnya. Penggunaannya
dilakukan dengan cara: 2 ml kultur bakteri asam laktat yang telah ditumbuhkan pada MRSB yang mengandung arginin selama 24 jam
dimasukkan dalam tabung reaksi. Teteskan beberapa ml reagen Nessler’s pada kultur tersebut. Perubahan warna dari orange menjadi coklat
menunjukkan adanya amonia.
3. Total bakteri asam laktat Harrigan 1998
Jumlah bakteri asam laktat selama pengeringan beku perlu dihitung untuk mengetahui pengaruh proses pengeringan beku dan bahan pelindung kriogenik
pada pengawetan kultur. Penentuan total bakteri asam laktat dilakukan dengan menggunakan metode plate count yaitu diambil sebanyak 1 ml kultur sebelum
dikeringbekukan, kemudian diencerkan sampai pengenceran 10
-8
, sebanyak 1 ml hasil pengenceran ditanam ke dalam cawan petri steril dan dituang media MRS
agar diatasnya, goyang-goyangkan sampai merata dan selanjutnya diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 48 jam. Hal yang sama dilakukan pada kultur yang telah dikeringbekukan. Diambil
0,1 gram kultur kering dan diencerkan sampai 10
-8
selanjutnya diambil 1 ml hasil pengenceran dan ditanam ke dalam cawan petri steril dan dituang media MRS
agar diatasnya, goyang-goyangkan sampai merata dan selanjutnya diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 48 jam. Total bakteri asam laktat sebelum dan setelah proses pengeringan beku dibandingkan. Total bakteri asam laktat dihitung berdasarkan
rumus dari BAM Bacteriological Analytical Manual berikut ini.
Keterangan : N
= Jumlah koloni per ml atau per gram Σ C = Jumlah koloni dari tiap-tiap cawan petri
n
1
= Jumlah cawan petri dari pengenceran koloni yang dihitung n
2
= Jumlah cawan petri dari pengenceran kedua d
= Pengenceran pertama yang dihitung N =
Σ C [1 x n
1
+ 0,1 x n
2
] x d
4. Ketahanan terhadap pH rendah Modifikasi Chou Weimer 1999; Zavaglia et al. 1998
Uji ketahanan terhadap asam dilakukan dengan metode plate count dengan modifikasi media. Ketahanan terhadap asam dilakukan dalam medium
MRS broth yang diatur pada pH 2,0 menggunakan HCl 37. Kultur yang telah disegarkan dalam MRS broth selama 24 jam, diinokulasikan ke dalam MRS broth
kontrol dan MRS broth yang telah diatur pada pH 2,0, selanjutnya diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 0 dan 5 jam. Hal ini sesuai dengan lamanya makanan berada di lambung yaitu 2 – 6 jam Gropper Groff 2001. Setelah inkubasi dilakukan
hitungan cawan pada MRSA dengan metode tuang dan diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 48 jam. Sel yang tahan terhadap pH rendah adalah persentase sel yang
hidup setelah diinkubasi pada pH 2,0 selama 0 dan 5 jam. Ketahanan terhadap asam dihitung berdasarkan selisih unit log jumlah koloni yang tumbuh pada waktu
inkubasi 0 jam dengan 5 jam. Skema pengujian ketahanan isolat bakteri asam laktat dapat dilihat pada Gambar 5.
Kultur bakteri asam laktat ditumbuhkan pada MRS broth selama 24 jam pada suhu 37
o
C Kultur sel disuspensikan kembali pada MRS broth yang
telah diatur pada pH 2.0 dengan penambahan HCl 37 Inkubasi pada suhu 37
o
C selama 0 dan 5 jam Jumlah sel yang hidup ditumbuhkan pada MRSA
Inkubasi pada suhu 37
o
C selama 48 jam Jumlah sel yang berhasil hidup dihitung
Gambar 5. Skema uji ketahanan isolat bakteri asam laktat terhadap pH rendah Ketahanan BAL terhadap pH rendah
Δ penurunan log : = log
Σ koloni yang diinkubasi 0 jam - log Σ koloni yang diinkubasi 5 jam
5. Ketahanan terhadap Garam Empedu Modifikasi Moser Savage 2001; Ngatirah et al. 2000