BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air dalam Kayu
Secara alami air terkandung banyak dalam kayu karena kayu merupakan bagian xylem dari pohon, yang dalam pertumbuhannya membutuhkan air
sebagai media transportasi hara dari tanah dan hasil asimilasi dari daun ke seluruh bagian jaringan pohon lainnya. Ketika pohon ditebang, air keluar dari
kayu secara alami yang memerlukan waktu cukup lama sampai kadar air kayu dalam keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kayu segar, air
berada dalam rongga sel dan dinding sel. Kadar air kayu pada kondisi segar sangat beragam bergantung pada jenis pohon dan tempat tumbuhnya Pandit
Kurniawan 2008. Terdapat dua jenis air yang berada di dalam struktur anatomi kayu, yaitu
air bebas dan air terikat. Air bebas merupakan air yang berada dalam ruang- ruang atau rongga sel lumen, sedangkan air terikat berada di dalam dinding sel.
Air bebas akan lebih dulu keluar pada proses pengeringan. Keluarnya air bebas umumnya tidak mempengaruhi sifat dan bentuk kayu kecuali beratnya Siau
1984. Sedangkan keluarnya air terikat dari dinding sel lebih sulit dan sangat mempengaruhi hampir seluruh sifat fisis maupun mekanis kayu. Ketika air bebas
telah semuanya keluar dari kayu tetapi dinding sel masih jenuh dengan air disebut kadar air titik jenuh serat TJS. Penurunan kadar air kayu akan
berlangsung hingga tercapai kondisi kayu yang tidak lagi dapat melepas air ke lingkungannya. Kadar air pada kondisi ini disebut kadar air kesetimbangan
Tobing 1988.
2.2 Tujuan dan Manfaat Pengeringan Kayu
Pengeringan kayu adalah proses penurunan kadar air kayu hingga mencapai kadar air tertentu atau kadar air yang sesuai dengan kondisi tempat
kayu tersebut berada yang disebut dengan kadar air keseimbangan. Tujuan pengeringan kayu ialah untuk menjaga stabilitas dimensi pada saat penggunaan.
Pengeringan juga mengurangi berat kayu, meningkatkan kekuatan kayu dengan berkurangnya kadar air dibawah titik jenuh serat, menghindari serangan jamur,
mempermudah proses pengerjaan selanjutnya, dan mempermudah pemasukan bahan pengawet Coto 2004.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengeringan Kayu