Interaksi Masyarakat Desa Sekitar Hutan dengan Sumberdaya Hutan Persepsi

petani dengan lahan yang sempit atau bahkan tidak memiliki lahan. Sudjatmoko 1980 dalam Kartasubrata 2003 mengemukakan bahwa struktur masyarakat pedasaan di Jawa menunjukan pembagian dalam 3 golongan, yaitu : 1. Golongan pertama adalah mereka yang memiliki tanah cukup besar untuk menjamin kehidupan yang cukup bagi keluarganya. 2. Golongan kedua terdiri dari petani yang memiliki tanah yang luasnya atau kualitasnya margin, sehingga kehidupan keluarganya sangat tergantung dari pekerjaan sampingan, selain iklim dan factor pasar. 3. Golongan ketiga yang semakin lama semakin besar jumlahya baik di Indonesia maupun di Asia pada umumnya ialah mereka yang sama sekali tidak memiliki tanah.

2.4 Interaksi Masyarakat Desa Sekitar Hutan dengan Sumberdaya Hutan

Manan 1998 dalam Rachmawati 2008 menyatakan bahwa masyarakat manusia sebagai bagian dari makhluk hidup memegang peranan yang menentukan terhadap kelestarian dan keseimbangan ekosistem. Sebuah ekosistem mencakup komponen makhluk hidup manuasia, hewan, jasad renik, tumbuh-tumbuhan dan lingkungan yang tidak hidup udara, energi matahari, cahaya, air, tanah, angina, mineral dan lain sebagainya yang keduanya saling berinteraksi dan berhubungan timbal balik. Keterkaitan interaksi antara masyarakat dengan hutan telah berlangsung cukup lama karena hutan memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Keberadaan hutan juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bekerja terutama dalam hal pembukaan lahan, penebangan kayu, pembersihan lahan, sehingga memperolah upah pendapatan yang lumayan. Selain itu, bagi masyarakat yang hidupnya bergantung pada sumber-sumber dasar yang terdapat di hutan seperti kayu bakar dan hasil hutan lainnya akan memberikan nilai tambah terutama bagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan Mangandar 2000. Soekmadi 1987 dalam Mangandar 2000 menyatakan bahwa ada beberapa penyebab terjadinya keterkaitan interaksi yang cukup penting antara manusia dengan sumberdaya hutan, yaitu : 1. Tingkat pendapatan masyarakat di sekitar hutan rendah. 2. Tingkat pendidikan yang rendah. 3. Rata-rata pemilikan lahan yang sempit dan kurang intensif pengelolaannya. 4. Laju pertumbuhan penduduk yang pesat dengan kepadatan yang cukup tinggi.

2.5 Persepsi

Persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan penglihatan, pendengaran, peraba dan sebagainya. Sebaliknya, alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi. Persepsi dan atribusi ini sifatnya memang sangat subjektif, yaitu tergantung sekali pada subjek yang melaksanakan persepsi dan atribusi itu. Menurut Nurdin 2003 dalam Rachmawati 2008, persepsi yang dimiliki seseorang berbeda karena pengaruh berbagai factor mulai dari pengalaman, latar belakang, lingkungan dimana dia tinggal, juga motifasi dan lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang akan menyebabkan dalam menginterpretasikan sesuatu mempunyai perbedaan pendapat. Man 1969 diacu dalam Irma 2010 meyatakan sekalipun diasumsikan bahwa sikap merupakan predisposisi evaluatif yang banyak menentukan bagaimana individu bertindak, akan tetapi sikap yang menerima pengalaman, orang akan melakukan tanggapan atau penghayatan biasanya tidak melepaskan pengalaman yang sedang dialaminya dari pengalaman-pengalaman lain yang terdahulu, yang relevan. Bagaimana individu bereaksi terhadap pengalamannya yang sekarang jarang lepas dari penghayatannya terhadap pengalaman masa lalunya.

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1

Kerangka Pemikiran Keberadaan hutan dan masyarakat sekitar hutan secara langsung atau tidak langsung sangat berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada di kawasan hutan dan sekitar hutan tersebut. Masayarakat Desa Buniwangi sangat menggantungkan hidupnya terhadap sumberdaya hutan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Hasil hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat dibedakan menjadi dua, yaitu kayu dan non kayu. Kayu-kayuan yang dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu berupa kayu bakar yang digunakan untuk keperluan memasak, sedangkan hasil hutan non kayu yang dimanfaatkan masyarakat berupa air yang digunakan untuk minum, mandi, mencuci dan keperluan rumah tangga lainnya. Manfaat-manfaat hutan tersebut secara langsung dan tidak langsung sangat berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari dan berkontribusi terhadap pendapatan masyarakat di Desa Buniwangi, yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Pemanfataan sumberdaya hutan oleh masyarakat sekitar Desa Buniwangi secara skematis seperti pada gambar 1. Gambar 1 Kerangka pemikiran metodologi penelitian. Sumber Daya Hutan Kayu Non Kayu Kayu Bakar Air Kesejahteraan Masyarakat Kontribusi SDH Terhadap Pendapatan Masyarakat Pemanfaatan SDH oleh Masyarakat