Desentralisasi Fiskal Kajian Teori 1. Otonomi Daerah

13 b. Mendorong perkembangan perekonomian daerah c. Mendorong peningkatan pembangunan daerah di segala bidang d. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat e. Meningkatkan pendapatan asli daerah f. Mendorong kegiatan investasi Misi utama Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pamarintah Daerah bukan hanya keinginan untuk melimpahkan kewenangan pembangunan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, tetapi juga efisiensi dan efektifitas sumber daya keuangan. Suatu daerah otonom yang mampu menyelenggarakan otonomi daerahnya melalui strategi Sumber Daya Manusia SDM dan kemampuan di bidang keuangan daerah.

2. Desentralisasi Fiskal

Tujuan desentralisasi fiskal adalah untuk memperbaiki relevansi kualitas penyediaan pelayanan publik terhadap kebutuhan dan kondisi masyarakat lokal dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan pembangunan ekonomi dan sosial baik regional maupun nasional. Bentuk desentralisasi fiskal di setiap negara mempunyai derajat yang berbeda dalam memberikan otonomi kepada pemerintah daerah. Secara garis besar ada tiga bentuk penerapan desentralisasi fiskal Budi, 2006: 26-29, yaitu : a. Desentralisasi penuh full decentralization, dimana pendelegasian tanggungjawab, wewenang, dan fungsi kepada pemerintah daerah dilakukan secara penuh. Pemerintah daerah harus bertindak sesuai 14 dengan aturan-aturan dan kebijakan yang digariskan oleh pemerintah pusat namun tetap memperoleh kebebasan dalam menentukan cara menjalankan tugas. b. Dekonsentrasi Deconcentration, dimana pemerintah pusat melaksanakan fungsinya di daerah-daerah dengan menggunakan sumber daya dan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah pusat. c. Ko-administrasi Co-administration, dimana memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk menjalankan peranan dan fungsi pemerintah pusat dengan menggunakan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah pusat. Realitas hubungan fiskal antara pusat-daerah ditandai dengan tingginya kontrol pusat terhadap proses pembangunan daerah. Terlihat dari rendahnya proporsi PAD terhadap total pendapatan daerah dibanding besarnya subsidi grants yang diberikan dari pusat. Indikator desentralisasi fiskal adalah rasio antara PAD dengan total pendapatan daerah. PAD terdiri atas pajak-pajak daerah, retribusi daerah, penerimaan dari dinas, laba bersih proporsi PAD terhadap total pendapatan daerah kurang dari 50. Artinya lebih banyak subsidi dari pusat dibanding PAD dalam pembiayaan pembangunan daerah. Pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi diharapkan perekonomian daerah akan semakin kuat dan mandiri sehingga dapat memperkokoh perekonomian nasional. Hal ini, memberikan implikasi terhadap kinerja perekonomian daerah. Kinerja perekonomian daerah dipengaruhi oleh arah dan kebijakan fiskal dan moneter. Oleh karena itu, 15 perlu dilakukan harmonisasi kebijakan fiskal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang dilakukan melalui penetapan kebijakan perpajakan, kebijakan pinjaman luar negeri, dan pengaturan surplus dan defisit anggaran harus tetap memperhatikan kepentingan dan kondisi daerah. Serta mendorong pertumbuhan sektor perbankan di daerah untuk mendorong ekonomi daerah. Sumber: Mudrajad, 2004 Gambar 2.1 Kerangka Hubungan antara Pusat dan Daerah Dalam kerangka struktur sentralisasi kekuasaan dan otoritas administrasi, dibentuk UU No.5 tahun 1974 yang mengatur tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. UU ini meletakkan dasar-dasar sistem hubungan pusat-daerah. Desentralisasi merupakan penyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah atau daerah tingkat atasnya. Dekosentrasi merupakan pelimpahan wewenang dari pemerintah atau kepala wilayah atau kepala instansi vertikal tingkat atasnya kepada pejabat-pejabat daerah. Hubungan Fungsi Pusat-Daerah Dekonsentrasi Desentralisasi Tugas Pembantuan Beban APBN Beban APBD Beban Pemerintah yang Menugaskan Hubungan Keuangan Pusat-Daerah PAD: Pajak, Retribusi, Hasil BUMD, dll Penerimaan yang Sah DBH: PBB, PPHB, BPHATB, PKB, BBN- KB, BHSDA Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Pinjaman Daerah: LN DN, Jangka Pendek Panjang 16 Tugas perbantuan medebewind merupakan pengkoordinasian prinsip desentralisasi dan dekosentrasi oleh kepala daerah, yang memiliki fungsi ganda sebagai penguasa tunggal di daerah dan wakil pemerintah pusat di daerah Mudrajad, 2004: 2-3. Menurut Mardiasmo 2002: 69-70, dalam era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, penelitian dan kajian mengenai kondisi makro ekonomi daerahakan semakin besar kebutuhannya. Kondisi makro ekonomi daerah yang perlu dikaji oleh perbankan daerah adalah: a. Pertumbuhan ekonomi daerah b. PDRB Produk Domestik Regional Bruto c. Perkembangan ekonomi sektoral daerah d. Perkembangan harga-harga di daerah laju inflasi di daerah e. Arus investasi di daerah PMA dan PMDN f. Kependudukan, meliputi: pertumbuhan penduduk, ketenagakerjaan, kemiskinan, perkembangan pendidikan dan pertumbuhan kesehatan g. Keuangan Pemerintah Daerah APBD

3. Kemandirian Daerah

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUANG FISKAL DI INDONESIA PERIODE (2001-2014)

3 27 71

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP Analisis Faktor - Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013.

0 3 20

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP Analisis Faktor - Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2013.

0 2 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2012.

0 0 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2012.

0 1 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi:Studi Pada PT Telkom Dan PDAM Di Pati.

0 0 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia.

0 1 13

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kesenjangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur pada Periode 2009-2014 AWAL

0 0 14

Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Capital Adequacy Ratio (Studi Empiris : Bank Umum di Indonesia Periode 2001 – 2004)

0 0 77

20708 ID faktor faktor yang berpengaruh terhadap risiko kehamilan 4 terlalu 4 t pada wani

0 0 10