c. Belanja Modal Belanja Modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetapinventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk
didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas
dan kualitas aset. Belanja Modal dapat diaktegorikan dalam 5 lima kategori utama:
i. Belanja Modal Tanah ii. Belanja Modal Peralatan dan Mesin
iii. Belanja Modal Gedung dan Bangunan iv. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
v. Belanja Modal Fisik Lainnya
2.1.2 Pengelolaan Keuangan Daerah dan APBD
a Pengelolaan Keuangan Daerah Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005, keuangan daerah merupakan semua hak dan kewajiban yang
dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu, baik uang maupun barang yang dijadikan milik daerah berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban daerah tersebut. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Pengelolaan
keuangan daerah yang diatur dalam peraturan menteri ini meliputi kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, azas umum dan struktur
APBD, penyusunan rancangan APBD, penetapan APBD, penyusunan dan penetapan APBD bagi daerah yang belum memiliki
DPRD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas, penatausahaan keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah,
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah, kerugian daerah, dan
pengelolaan keuangan BLUD. Pendekatan dalam memahami ruang lingkup keuangan daerah dapat dilihat dari segi objek, subjek, proses
dan tujuannya yaitu : 1. Dari sisi objek
Dari sisi objek, yang dimaksud keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban daerah, dalam kerangka APBD. 2. Dari sisi subjek
Subjek keuangan daerah adalah mereka yang terlibat dalam pengelolaan keuangan daerah, dalam hal ini pemerintah daerah
dan perangkatnya, perusahaan daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan daerah, seperti Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah DPRD dan Badan Pemeriksa Keuangan BPK
3. Dari sisi proses Keuangan daerah mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan pengelolaan objek mulai dari perumusan kebijakan sampai dengan pertanggungjawaban.
4. Dari sisi tujuan Keuangan daerah meliputi keseluruhan kebijakan, kegiatan dan
hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan penguasaan objek dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Pemegang kekuasaan mengelola keuangan di daerah adalah
gubernurbupati atau walikota selaku kepala pemerintahan daerah. Pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan keuangan daerah tersebut
kemudian dilaksanakan oleh Kepala Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah selaku Pejabat Pengelola APBN dan Kepala
SKPD selaku Pejabat Pengguna AnggaranBarang Negara. Salah satu aspek dari pemerintah daerah yang harus diatur
secara hati-hati adalah masalah pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah. Anggaran daerah atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah merupakan instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah. Pengelolaaan keuangan daerah dimulai dengan
perencanaanpenyusunan anggaran pendapatan belanja daerah APBD.
b. Pengertian APBD Menurut Bastian 2006:189, “Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah merupakan rencana kerja Pemerintah daerah dalam bentuk satuan uang untuk kurun waktu satu tahun tahunan dan berorientasi
pada tujuan kesejahteraan publik”. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Penyusunan APBD sebagaimana berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan
pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi. APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan
dengan peraturan daerah. APBD yang disusun oleh pemerintah daerah telah mengalami perubahan dari yang bersifat incramental menjadi
anggaran berbasis kinerja sesuai dengan tuntutan reformasi. c. Fungsi APBD
APBD merupakan salah satu bentuk instrumen kebijakan ekonomi yang mempunyai fungsi tersendiri yaitu :
1. Fungsi Otorisasi Anggaran menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun yang bersangkutan. 2. Fungsi Perencanaan
Anggaran menjadi pedoman bagi manajemen dalam membuat
rencana kegiatan pada tahun yang bersangkutan. 3. Fungsi Pengawasan
Anggaran menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan. 4. Fungsi Alokasi
Anggaran harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas perekonomian. 5. Fungsi Distribusi
Kebijakan anggaran harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi Stabilisasi Anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
2.1.3 Pendapatan Asli Daerah PAD