perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, mengalokasikan sejumlah dana dari APBN sebagai dana
perimbangan yang terdiri atas :
1. Dana Bagi Hasil DBH
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana bagi hasil bersumber dari :
a. Pajak
DBH yang berasal dari pajak adalah bagian daerah yang berasal dari penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan, Biaya Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan Pajak Penghasilan
Pasal 21. Penetapan Alokasi DBH Pajak ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
DBH Pajak sendiri disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah.
1. DBH PBB Penerimaan Negara dari PBB dibagi dengan imbangan
10 sepuluh persen untuk Pemerintah dan 90
sembilan puluh persen untuk daerah. DBH PBB untuk daerah sebesar 90 sembilan puluh persen dibagi
dengan rincian sebagai berikut: 16,2 enam belas dua
persepuluh persen untuk provinsi yang bersangkutan, 64,8 enam puluh empat delapan persepuluh persen untuk
kabupatenkota yang bersangkutan, dan 9 sembilan persen untuk biaya pemungutan. Bagian Pemerintah sebesar 10
sepuluh persen dialokasikan kepada seluruh kabupaten dan kota. Alokasi untuk kabupaten dan kota sebagaimana dimaksud
dibagi dengan rincian sebagai berikut: 6,5 enam lima persepuluh persen dibagikan secara merata kepada seluruh
kabupaten dan kota, dan 3,5 tiga lima persepuluh persen dibagikan sebagai insentif kepada kabupaten dankota
yang realisasi penerimaan PBB sektor Pedesaan dan Perkotaan pada tahun anggaran sebelumnya mencapaimelampaui rencana
penerimaan yang ditetapkan. 2. DBH BPHTB
Penerimaan Negara dari BPHTB dibagi dengan imbangan 20 dua puluh persen untuk Pemerintah Pusat dan 80 delapan
puluh persen untuk daerah. DBH BPHTB untuk daerah sebesar 80 delapan puluh persen dibagi dengan rincian sebagai
berikut: 16 enam belas persen untuk provinsi yang bersangkutan; dan 64 enam puluh empat persen untuk
kabupatenkota yang bersangkutan. Bagian Pemerintah sebesar 20 dua puluh persen dialokasikan dengan porsi yang sama
besar untuk seluruh kabupaten dan kota. Penyaluran DBH
BPHTB dilaksanakan berdasarkan realisasi penerimaan BPHTB tahun
anggaran berjalan. Penyaluran DBH
BPHTB dilaksanakan secara mingguan. Penyaluran DBH BPHTB
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205PMK.072009.
3. DBH PPh WPOPDN dan PPh Pasal 21 Penerimaan Negara dari PPh WPOPDN dan PPh Pasal 21
dibagikan kepada daerah sebesar 20 dua puluh persen. DBH PPh WPOPDN dan PPh Pasal 21 dibagi dengan rincian sebagai
berikut: 8 delapan persen untuk provinsi yang bersangkutan; dan 12 dua belas persen untuk kabupatenkota dalam
provinsi yang bersangkutan. DBH PPh WPOPDN dan PPh Pasal 21 dibagi dengan rincian berikut: 8,4 delapan empat
persepuluh persen untuk kabupatenkota tempat wajib pajak terdaftar; dan 3,6 tiga enam persepuluh persen untuk seluruh
kabupatenkota dalam provinsi yang bersangkutan dengan bagian yang sama besar.
b. Sumber Daya Alam
DBH yang berasal dari sumber daya alam terdiri dari kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi,
pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.
2. Dana Alokasi Umum DAU
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar
daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. DAU dialokasikan untuk provinsi dan kabupatenkota.
Adapun cara menghitung DAU menurut ketentuan adalah : a. Dana Alokasi Umum DAU, ditetapkan sekurang-kurangnya 26
dari penerimaan dalam negeri yang ditetapkan dalam APBN. b. Dana Alokasi Umum DAU, untuk daerah Provinsi dan Kabupaten
Kota ditetapkan masing-masing 10 dan 90 dari Dana Alokasi Umum sebagaimana ditetapkan diatas.
c. Dana Alokasi Umum DAU, untuk suatu KabupatenKota tertentu ditetapkan berdasarkan perkalian jumlah Dana Alokasi Umum untuk
KabupatenKota yang ditetapkan APBN dengan porsi Kabupaten Kota yang bersangkutan.
d. Porsi KabupatenKota sebagaimana dimaksud diatas merupakan proporsi bobot KabupatenKota di seluruh Indonesia yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat. Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bahwa kebutuhan DAU oleh suatu daerah Provinsi,
Kabupaten, dan Kota ditentukan dengan menggunakan pendekatan fiscal gap atau celah fiskal dimana celah fiskal merupakan
selisih dari kebutuhan fiskal dikurangi dengan kapasitas fiskal. Kebutuhan fiskal merupakan persentase bobot daerah yang dikalikan
dengan indeks jumlah penduduk, indeks luas wilayah, indeks kemahalan kontruksi, indeks pembangunan manusia dan indeks PDRB
perkapita yang kemudian hasil dari persentase perhitungan tersebut dikalikan dengan rata-rata total belanja daerah. Sedangkan kapasitas
fiskal adalah Pendapatan Asli Daerah PAD ditambah dengan Dana Bagi Hasil DBH.
Data yang digunakan dalam penghitungan DAU diperoleh dari lembaga statistik Pemerintah danatau lembaga Pemerintah yang
berwenang menerbitkan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Yani 2008:142, “DAU bertujuan untuk pemerataan
kemampuan keuangan antar daerah yang dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antar daerah melalui
penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah.
3. Dana Alokasi Khusus DAK
Dana alokasi khusus merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan
tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Alokasi DAK
dilaksanakan seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah sejak adanya Undang-undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang–Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah. Pengalokasian DAK ditentukan dengan memperhatikan
tersedianya dana dalam APBN. DAK disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari rekening kas umum negara ke rekening kas
umum daerah. Oleh sebab itu DAK dicantumkan dalam APBD. DAK tidak dapat digunakan untuk mendanai administrasi kegiatan,
penyiapan kegiatan fisik, penelitian, pelatihan, dan perjalanan dinas. Sesuai dengan UU Nomor 25 Tahun 1999, yang dimaksud dengan
kebutuhan khusus adalah i kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus alokasi umum, dalam pengertian
kebutuhan yang tidak sama dengan kebutuhan Daerah lain, misalnya: kebutuhan di kawasan transmigrasi, kebutuhan beberapa jenis
investasiprasarana baru, pembangunan jalan di kawasan terpencil, saluran irigasi primer, dan saluran drainase primer; dan ii kebutuhan
yang merupakan komitmen atau prioritas nasional.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Adapun beberapa penelitian terdahulu yang memiliki konsep yang sama dengan penelitian ini, antara lain :
1. Habriani 2009 Penelitian yang berjudul Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap
Belanja Langsung di Pemerintah KabKota di Sumatera Utara ini
mengambil sampel sebanyak 25 KabKota di Sumatera Utara selama periode 2005 sampai 2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara
parsial, hanya lain-lain PAD yang sah yang berpengaruh signifikan positif terhadap belanja langsung sedangkan secara simultan, keseluruhan
variabel yang terdapat dalam PAD berpengaruh signifikan positif terhadap belanja langsung.
2. Hariani 2010 Penelitian yang berjudul Pengaruh Dana Alokasi Umum DAU dan
Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap Belanja Langsung di Pemerintah KabKota di Sumatera Barat ini mengambil sampel sebanyak 10 KabKota
di Sumatera Barat selama periode 2005 sampai 2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen berpengaruh positif
terhadap belanja langsung secara bersama-sama, dan secara parsial Dana Aloksi Umum berpengaruh positif terhadap Belanja Langsung dan
Pendapatan Asli Daerah tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Belanja langsung.
3. Lestari 2010 Penelitian yang berjudul Pengaruh Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana
Alokasi Umum DAU, dan Dana Bagi Hasil DBH terhadap Belanja Langsung pada Pemerintahan KabupatenKota di Provinsi Jambi selama
periode 2004–2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga variabel independen berpengaruh positif terhadap belanja langsung secara
bersama-sama, dan secara parsial hanya Dana Alokasi Umum yang
berpengaruh terhadap Belanja Langsung, sedangkan Pendapatan Asli Daerah dan Dana Bagi Hasil masing-masing tidak berpengaruh signifikan
positif terhadap Belanja Langsung. 4. Indraningrum 2011
Penelitian yang berjudul Pengaruh Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana Alokasi Umum DAU terhadap Belanja Langsung Studi Pada
Daerah KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah selama periode 2007- 2009. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pendapatan Asli
Daerah PAD dan Dana Alokasi Umum DAU mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Langsung. Hal tersebut berarti
Pemerintah Daerah dapat memprediksi anggaran Belanja Langsung didasarkan pada Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana Alokasi Umum
DAU.
Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Tahun
Penelitian Variabel
Penelitian Metode
Penelitian Hasil Penelitian
1 Habriani
2009 Variabel
Indipenden : PAD
Variabel Dependen :
Belanja Langsung
Analisis Regresi
Sederhana simple
regression dan regresi
berganda multiple
regression Secara parsial, hanya lain-
lain PAD yang sah yang berpengaruh signifikan
positif terhadap belanja langsung sedangkan secara
simultan, keseluruhan variabel yang terdapat dalam
PAD berpengaruh signifikan positif terhadap belanja
langsung
2 Hariani 2010
Variabel Indipenden :
DAU dan Analisis
regresi linier berganda
DAU dan PAD berpengaruh positif terhadap belanja
langsung secara bersama-
PAD Variabel
Dependen : Belanja
Langsung sama, dan secara parsial
Dana Aloksi Umum berpengaruh positif terhadap
Belanja Langsung dan Pendapatan Asli Daerah
tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Belanja
langsung
3 Lestari 2010
Variabel Indipenden :
PAD, DAU, dan DBH
Variabel Dependen :
Belanja Langsung
Analisis regresi linier
berganda PAD, DAU, dan DBH
berpengaruh positif terhadap belanja langsung secara
bersama-sama, dan secara parsial hanya Dana Alokasi
Umum yang berpengaruh terhadap Belanja Langsung,
sedangkan Pendapatan Asli Daerah dan Dana Bagi Hasil
masing-masing tidak berpengaruh
signifikan positif terhadap Belanja
Langsung 4
Indraningrum 2011
Variabel Indipenden :
PAD dan DAU
Variabel Dependen :
Belanja Langsung
Analisis Regresi
Linier Berganda
Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana Alokasi
Umum DAU mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap Belanja Langsung. Hal tersebut
berarti Pemerintah Daerah dapat memprediksi anggaran
Belanja
Langsung didasarkan pada Pendapatan
Asli Daerah PAD dan Dana Alokasi Umum DAU
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sistensi atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan
tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. Jadi kerangka konseptual berguna dalam menjelaskan tentang alasan atau argumentasi
yang menjadi dasar perumusan variabel penelitian dan merupakan tempat peneliti
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel atau pun masalah yang ada dalam peneliti.
Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu PAD, DAU, DAK, dan DBH serta satu variabel dependen yaitu belanja langsung. PAD X1,
DAU X2, DAK X3, dan DBH X4 merupakan sumber dana yang mencirikan otonomi daerah yang sesungguhnya yang dialokasikan sebagian untuk belanja
langsung Y.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Erlina 2007:41, menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam hubungan preposisi yang dapat
diuji secara empiris. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1: PAD berpengaruh secara parsial terhadap belanja langsung. H2: DAU berpengaruh secara parsial terhadap belanja langsung.
PAD �
1
DAK �
3
DAU �
2
DBH �
4
Belanja Langsung
Y
H3: DAK berpengaruh secara parsial terhadap belanja langsung. H4: DBH berpengaruh secara parsial terhadap belanja langsung
H5: PAD, DAU, DAK, dan DBH berpengaruh secara simultan terhadap belanja langsung.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian asosiatif kausal, “Desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar
variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lain” Umar, 2003:30. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus dan dana bagi hasil terhadap belanja langsung Kabupaten dan
Kota di Provinsi Sumatera Utara.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Sumatera Utara dengan mengumpulkan dokumentasi melalui media perantara berupa buku yang diperoleh dari Badan
Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian dimulai dari bulan
Oktober 2014. 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang
diperlukan peneliti untuk mengukur. Dilihat dari sudut pandang hubungannya variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan
variabel dependen. 1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen Sugiyono, 2006:3.
Dalam penelitian ini variabel independen terdiri dari PAD disimbolkan dengan “X1”, DAU disimbolkan dengan “X2”, DAK disimbolkan dengan “X3” dan
DBH disimbolkan dengan “X4”. a. Pendapatan Asli Daerah PAD
Pendapatan yang diperoleh daerah untuk mengumpulkan dana guna keperluan daerah yang bersangkutan dalam membiayai kegiatannya.
Nilai PAD dalam penelitian ini berasal dari nilai PAD Pemerintah KabupatenKota Provinsi Sumatera Utara per tahunnya dengan melihat
Laporan Realisasi APBD dari tahun 2010-2013 b. Dana Alokasi Umum DAU
Transfer dana dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang dimaksudkan untuk menutup kesenjangan nilai. Nilai DAU dalam
penelitian ini berasal dari nilai DAU Pemerintah KabupatenKota Provinsi Sumatera Utara per tahunnya dengan melihat Laporan Realisasi
APBD dari tahun 2010-2013 c. Dana Alokasi Khusus DAK
Dana yang disediakan kepada daerah untuk memenuhi kebutuhan khusus. Nilai DAK dalam penelitian ini berasal dari nilai DAK
Pemerintah KabupatenKota Provinsi Sumatera Utara per tahunnya dengan melihat Laporan Realisasi APBD dari tahun 2010-2013
d. Dana Bagi Hasil DBH Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Nilai DBH dalam penelitian ini
berasal dari nilai DBH Pemerintah KabupatenKota Provinsi Sumatera Utara per tahunnya dengan melihat Laporan Realisasi APBD dari tahun
2010-2013 2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas Sugiyono, 2006:3. Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Belanja Langsung disimbolkan dengan “Y”.
Pengukuran seluruh variabel baik variabel independen maupun variabel dependen menggunakan skala rasio dan definisinya dirangkumkan melalui tabel
berikut :
Tabel 3.3 Definisi Operasional
Jenis Variabel Variabel
Definisi Operasional Independen
Pendapatan Asli Daerah X1
Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan semua penerimaan daerah
yang berasal dari sumber ekonomi daerah
Independen Dana Alokasi
Umum X2 Dana Alokasi Umum DAU
merupakan dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan dengan
tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai
kebutuhan pembelanjaannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Independen Dana Alokasi
Khusus X3 Dana Alokasi Khusus DAK
merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urutan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
Independen Dana Bagi Hasil
X4 Dana Bagi Hasil DBH merupakan
dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah
berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi
Dependen Belanja Langsung
Y Belanja Langsung merupakan belanja
yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program
dan kegiatan. Belanja langsung meliputi: belanja pegawai, belanja
barang dan jasa, dan belanja modal.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian